Anda di halaman 1dari 34

Bab I

Pendahuluan
1

Latar Belakang
Kanker leher rahim merupakan penyakit yang menimbulkan kematian terutama di negara

berkembang. Human Papilloma Virus (HPV) adalah infeksi yang disebabkan karena
keganasan yang terjadi pada leher rahim yang ditularkan melalui hubungan seksual. 1 Infeksi
HPV sering terjadi pada usia muda, sekitar 25-30% nya terjadi pada usia kurang dari 25
tahun dan 75% terinfeksi pada wanita yang pernah berhubungan seksual.
Berdasarkan International Agencies for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, kanker
leher rahim menempati urutan keempat dengan incidence rate 16 per 100.000 perempuan,
dengan kasus baru sejumlah 528.000 pada tahun 2012, dengan jumlah kematian 7,5% per
tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.2
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan
jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Kanker payudara merupakan
salah satu penyebab utama kematian yang diakibatkan oleh kanker pada perempuan di
seluruh dunia.3
Bedasarkan Globocan International Agencies for Research on Cancer(IARC) tahun 2012,
kanker payudara menempati urutan pertama yaitu dengan incidence rate 44 per 100.000
perempuan, kasus baru yang ditemukan pada tahun 2012 sebesar 1,67 juta dengan jumlah
kematian 14,8% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.2
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi kanker di
Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330 orang. 4 Kanker tertinggi di
Indonesia pada perempuan adalah kanker leher rahim dan kanker payudara. Berdasarkan data
dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010 diketahui bahwa kanker leher rahim
menempati urutan kedua pada pasien rawat inap (11,78%) dan pasien rawat jalan (17%).
Sementara itu, kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap (16,85%) dan
pasien rawat jalan (21,69%).5 Oleh karena itu, Indonesia mengembangkan upaya
pengendalian kanker leher rahim dan payudara melalui deteksi dini sejak tahun 2010. Deteksi
dini kanker leher rahim menggunakan metode Single Visit Approach yaitu dengan Inspeksi
Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA positif.

Menurut penelitian yang di lakukan oleh Mardiana, Djaswadi dan Heru


pada tahun 2012 di dapatkan cakupan skrining dengan metode IVA di Indonesia sebesar
1,57%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Samadi dan Heru pada tahun 2010
didapatkan cakupan program skrining pemeriksaan pap smear di Indonesia sebesar 5 %
sehingga hal tersebut dapat menyebabkan masih tingginya angka kanker serviks di Indonesia.
Didapatkan data keterlambatan penegakkan diagnosis dini pada kanker serviks di Rumah
Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Indonesia tahun 2009 sebanyak 66,4%.
Pemerintah melakukan upaya deteksi dini/skrining dengan metode IVA untuk kanker
leher rahim dan metode CBE untuk kanker payudara. Metode IVA lebih sesuai dengan
kondisi Indonesia yang memiliki keterbatasan ekonomi dan keterbatasan sarana serta
prasarana kesehatan. Oleh karena itu, pengkajian penggunaan metode IVA sebagai cara
skrining kanker leher rahim di daerah yang memiliki sumber daya terbatas ini dilakukan
sebagai salah satu masukan dalam pembuatan kebijakan kesehatan nasional di Indonesia.1
Di Kabupaten Karawang, kasus kanker leher rahim yang ditemukan pada tahun 2011
sebanyak 0,3% dari seluruh wanita usia subur dan kasus kanker payudara sebanyak 0,6% dari
seluruh wanita usia subur. Menurut Departemen Kesehatan RI 2007, deteksi dini kanker leher
rahim difokuskan pada wanita yang berisiko tinggi dan berusia 30-50 tahun. 1Program
penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara di Kabupaten Karawang yang telah
berlangsung dari tahun 2007, berdasarkan data yang diperoleh dari periode Januari hingga
Desember 2014 baru mampu menapiskan sebesar 20,6% dan dengan target sebesar 85%.6
Untuk wilayah kerja Puskesmas Cikampek sendiri, dari data Dinas Kesehatan Karawang
2015 didapatkan jumlah perempuan berusia diantara 30 hingga 50 sebanyak 15.091 orang
dengan target penapisan sebanyak 12.827 untuk periode 5 tahun. Angka penapisan
diharapkan mencapai target 85% secara keseluruhan pada tahun terakhir program IVA
berjalan pada Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang. Oleh
karena belum diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan program pencegahan kanker
leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Cikampek, Kabupaten Karawang pada
periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015, maka perlu adanya evaluasi program
untuk menilai tingkat keberhasilan program pencegahan kanker leher rahim dan kanker
payudara khususnya di Puskesmas Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang.
2

Rumusan Masalah

Masih tingginya angka kesakitan dan kematian kanker leher rahim di dunia, yaitu
incidence rate 16 per 100.000 perempuan, kasus baru yang ditemukan sebesar
528.000 pada tahun 2012 dengan jumlah kematian dan 7,5 % per tahun dari
seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia dan merupakan penyebab
1

kematian keempat pada perempuan menurut IARC tahun 2012.


Masih tingginya angka kesakitan dan kematian kanker payudara di dunia, yaitu
incidence rate 44 per 100.000 perempuan dengan kasus baru yang ditemukan
sebesar 1,67 juta pada tahun 2012 dengan jumlah kematian 14,8 % per tahun
dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia dan menempati urutan

pertama penyebab kematian pada perempuan menurut IARC tahun 2012.


Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007
diketahui bahwa kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat
inap (11,78%) dan pasien rawat jalan (17,00%). Sementara itu, kanker payudara
menempati urutan pertama pasien rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan

(21,69%).
Masih tingginya jumlah kasus kanker leher rahim dan kanker payudara di
Kabupaten Karawang, yaitu sebanyak 0,3% dan 0,6% dari seluruh wanita usia

subur pada tahun 2011.


Masih rendahnya cakupan skrining dengan metode IVA di Indonesia sebesar

1,57% pada tahun 2012.


Masih rendahnya cakupan program skrining pemeriksaan pap smear di Indonesia

sebesar 5% pada tahun 2010.


Masih tingginya presentase keterlambatan penegakkan diagnosis dini kanker

serviks di Indonesia sebesar 66,4% pada tahun 2009.


Tujuan
1 Tujuan Umum
Mengetahui dan mencari masalah, penyebab masalah dan penyelesaian masalah
dalam pelaksanaan program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara di
Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang

periode Januari 2015 sampai dengan

Desember 2015 dengan metode pendekatan sistem.


1.3.2

Tujuan Khusus

1.3.2.1. Diketahuinya cakupan penyuluhan kelompok perempuan

berusia 30-50

tahun di Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode


Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.
2

Diketahuinya cakupan penapisan kanker leher rahim pada perempuan


berusia 30-50 tahun di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang periode
Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.
Diketahuinya cakupan perempuan dengan hasil positif dari tes inspeksi

visual dengan asam asetat (IVA) pada penapisan kanker leher rahim di
Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan
Desember 2015.
Diketahuinya cakupan penapisan kanker payudara pada perempuan berusia

30-50 tahun di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang periode Januari 2015


4

sampai dengan Desember 2015.


Manfaat Evaluasi Program
1 Bagi Evaluator
1 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
2 Melatih serta mempersiapkan diri untuk mengevaluasi program, khususnya
Program Kesehatan dengan pendekatan sistem bermula dari masukan, proses,
3

keluaran, dampak dan lingkungan.


Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.


Bagi Universitas
1 Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau
tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan,
2

penelitian dan pengabdian bagi masyarakat.


Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan.

Bagi Puskesmas yang di Evaluasi


Dengan adanya masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan beberapa saran-saran
maka diharapkan dapat menjadi umpan balik positif bagi Puskesmas Kecamatan
Cikampek, dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pencegahan
kanker leher rahim dan kanker payudara sehingga puskesmas dapat mengetahui
besarnya permasalahan khususnya mengenai kanker payudara dan kanker leher

rahim di wilayah kerja puskesmas serta faktor risiko yang ditemukan sehingga
dapat dilakukan tindakan pencegahan yang tepat.
4

Bagi Masyarakat
Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh kanker leher
rahim dan kanker payudara dengan cara deteksi dini dan perlakuan yang tepat
bagi masyarakat yang membutuhkan sebagai upaya menghentikan penyakit pada
tahap awal.

Sasaran

Semua perempuan berusia 30-50 tahun yang ada di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang
periode Januari sampai dengan Desember 2015

Bab II
Materi Dan Metode
1

Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan dan
laporan tahunan Puskesmas mengenai program pencegahan kanker leher rahim dan

kanker payudara di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang periode Januari sampai

dengan Desember 2015, yang berisi kegiatan:


1 Penyuluhan kelompok
2 Penapisan kanker leher rahim
3 Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher rahim
4 Penapisan kanker payudara
Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara mengetahui cakupan program pencegahan kanker leher
rahim dan kanker payudara di Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang periode Januari
sampai dengan Desember 2015 yang kemudian dibandingkan dengan tolok ukur yang
ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan
interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan
masalah yang ada dari pelaksanaan program pencegahan kanker leher rahim dan kanker
payudara di Puskesmas Loji dan kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan
masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

Bab III
Kerangka Teoritis
1

Bagan Pendekatan Sistem

Bagan 1. Pendekatan Sistem


Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling
dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan
organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
1

Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari unsur
berikut yang merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi programpencegahan
kanker leher rahim dan kanker payudara, yaitu:

Tenaga (man)
Dana (money)
Sarana (material)
Metode (methods)

Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan,terdiri dari

unsur berikut yang merupakan

variabel

dalam

melaksanakan evaluasi programpencegahan kanker leher rahim dan kanker


payudara, yaitu:

Perencanaan (planning)
Organisasi (organization)
Pelaksanaan (actuating)
Pengawasan (controlling)

Keluaran (output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.

Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

6
2

Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan
balik, dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam
program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara.

Bab IV
Penyajian Data
4.1. Sumber Data
Wawancara dengan petugas program UPTD Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang dan
petugas Dinas Kesehatan bagian P2PL (PTM).

4.2. Data Umum


4.2.1. Geografis
1

Lokasi Puskesmas
Puskesmas Loji terletak di bagian selatan Kabupaten Karawang, Kecamatan

Tegalwaru, yaitu jalan raya Pangkalan Loji Kp. Munjul Rt 01 Rw 02 Desa Cintalaksana.
Jumlah RT sebanyak 109 dan RW sebanyak 40. Luas wilayah kerja 85,33 km 2 dengan batas
sebagai berikut.
a
b
c
d

Sebelah utara : Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang


Sebelah selatan: Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor
Sebelah Barat : Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang
Sebelah Timur : Kecamatan Sukasari Kabupaten Purwakarta

Wilayah kerja Puskesmas Loji mencakup 9 desa yaitu:


1
2
3
4
5
6
7
8
9
2

Demografis
1

Desa Kutamaneuh
Desa Kutalanggeng
Desa Cintalanggeng
Desa Cintawargi
Desa Cintalaksana
Desa Mekarbuana
Desa Wargasetra
Desa Cigunungsari
Desa Cipurwasari

Data Demografis (lampiran I)


1

Jumlah penduduk secara keseluruhan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji


Kecamatan Tegalwaru tahun 2015 , Kabupaten Karawang adalah sebesar 34,152 jiwa

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki 17,346 jiwa dan jumlah
perempuan 16,806 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak yaitu Desa Wargasetra dengan
jumlah 5,550 jiwa.

Jumlah desa yang termasuk di wilayah kerja Puskesmas Loji adalah sebanyak 9 desa
dengan jumlah rumah 9,597 buah.

Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Tegalwaru adalah petani sejumlah 6,938


penduduk,diikuti oleh pedagang sejumlah 2,387 penduduk, pegawai swasta sejumlah
1,334 penduduk, PNS sejumlah 614 penduduk dan pengrajin sejumlah 185 penduduk.

Fasilitas Kesehatan

Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Loji
Kabupaten Karawang antara lain :

Puskesmas

buah

Puskesmas pembantu

buah

Praktek dr perorangan

orang

Praktek Bidan

14

orang

Apotik

buah

Posyandu

37

buah

Posbindu

buah

Data Khusus
1

Masukan
a

Tenaga(Man)
Petugas Kesehatan Lingkungan (Sanitarian): 1 orang sebagai koordinator program
dan pelaksana program.

b Dana(Money)
Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari :

APBD

: tersedia

APBN (BOK)

: tersedia

A Sarana
Medis
:
i Tes IVA
Meja peralatan (trolley)
Wadah peralatan dengan tutup
Meja pemeriksaan
Lampu sorot sumber cahaya
Senter (bila listrik mati)
Baterai kering untuk senter
Bivalved spekulum

Kain perlak untuk meja ginekologi

: 1 buah
: 2 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 2 buah/bulan
:25 (12 buah ukuran
kecil, 8 buah sedang,dan
5 buah besar)
: 10 buah

ii

iii

iv

Kain penutup perut pasien


Kursi pemeriksa
Gallipots antikarat
Kapas lidi kassa
Sarung tangan disposable
Spatula kayu
Asam asetat 3-5%
Masker
Atlas IVA

: 1 buah
: 1 buah
: 24 buah
: Jumlah cukup
: Jumlah cukup
: Jumlah cukup
: Jumlah cukup
: Jumlah cukup
: 1 buah

Krioterapi
Unit Krioterapi
Krioterapi tip
Karet penahan untuk krio unit
Tabung CO2
Kereta dorong untuk tabung CO2
Tang/ spanner
Mur/ baut Washers krio machine
Pengatur waktu/Timer

: 1 buah
: 2 buah
: 1 per unit
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: Ada
: 1 buah

Pencegahan Infeksi
Ember plastik dekontaminasi
Larutan klorin 0,5%
Sabun bubuk
Sikat gigi (untuk cuci alat)
Sarung tangan rumah tangga
Tempat sampah plastik
Kantung plastik

: 3 buah
: Jumlah cukup
: Jumlah cukup
: 1 buah
: 2 pasang
: Ada
: Jumlah cukup

Antibiotik untuk IMS

: Jumlah cukup

Non-Medis :

Tinta stempel
: 1 buah
Spanduk
: Ada
Poster
: Ada
Catatan Medik Pemeriksaan Panggul/ IVA dan Payudara : Ada
Stempel untuk persetujuan ibu di kartu status ibu
: Ada
Buku acuan Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara :

Ada
B Metode

Konseling
Pemahaman yang jelas tentang kanker leher rahim dan kanker payudara
merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan program pencegahan
kanker leher rahim dan payudara. Oleh karena itu, konseling/ anamnesis/
penyuluhan/ edukasi dilakukan perorangan sebelum, semasa dan sesudah
menjalani pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat terhadap
a

setiap perempuan yang menjalani tes IVA ini.


Sebelum tindakan IVA
Sebelum menjalani tes IVA, pasien diberikan wawancara, edukasi
dan konseling perorangan.Pada anamnesis perorangan dicari faktor
risiko baik kanker leher rahim atau payudara. Dilakukan sesuai
dengan lembar Catatan Medik Pemeriksaan Panggul/ IVA dan
Payudara yang tercantum dalam lembar dan status pemeriksaan

b
c

seperti:
Menstruasi <12 tahun
Usia pertama berhubungan seksual <17 tahun
Sering keputihan
Merokok
Terpapar asap rokok >1 jam sehari
Kurang konsumsi buah dan sayur
Sering konsumsi makanan berlemak dan berpengawet
Kurang aktifitas fisik (30 menit/hari)
Pernah pap smear
Riwayat keluarga kanker dan jenis kanker
KB hormonal (pil >5 tahun atau suntik >5 tahun)
Riwayat tumor jinak payudara
Riwayat operasi kandungan
Menopause >50 tahun
Kehamilan pertama >35 tahun
Pernah atau tidak menyusui
Pernah atau tidak melahirkan
Semasa tindakan IVA
Setelah tindakan IVA
Jika hasil tes IVA negative, beritahu ibu untuk datang
menjalani tes kembali 5 tahun kemudian dan ingatkan ibu
tentang faktor-faktor resiko.

Jika hasil tes IVA positif, jelaskan artinya dan pentingnya


pengobatan dan tindak lanjut dan didiskusikan langkahlangkah selanjutnya yang dianjurkan.
Jika telah siap menjalani krioterapi, beritahukan tindakan yang
akan dilakukan lebih baik pada hari yang sama atau hari lain
bila pasien inginkan.
Jika tidak perlu merujuk, isi kertas kerja dan jadwal pertamuan
yang perlu.
Pada semua kasus, khususnya jika pengobatan diberikan
segera, konseling harus selengkap mungkin untuk memastikan
agar ibu dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang
2

didapatkan (informed consent).


Penyuluhan kelompok
Pada sesi penyuluhan kelompok yang diadakan pada kelompok
masyarakat dibahas beberapa topik dengan tujuan memberikan informasi
tentang kanker leher rahim dan kanker payudara. Pada saat penyuluhan
dalam kelompok selama 10 hingga 15 menit, topik-topik berikut harus
dibahas:
Menghilangkan kesalahpahaman konsep dan rumor tentang IVA
dan krioterapi
Sifat dari kanker leher rahim atau payudara sebagai sebuah
penyakit
Faktor- faktor risiko terkena penyakit tersebut
Pentingnya penapisan dan pengobatan dini
Konsekuensi bila tidak menjalani penapisan
Mengkaji pilihan pengobatan bila hasil test IVA abnormal
Peran pasangan pria dalam penapisan dan keputusan menjalani
pengobatan
Pentingnya pendekatan kunjungan tunggal sehingga ibu siap
menjalani krioterapi pada hari yang sama jika mereka mendapat
hasil IVA abnormal

Arti test IVA positif atau negatif


Pentingnya membersihkan daerah genital/kemaluan sebelum
menjalani test IVA
3

Penapisan kanker leher rahim


Upaya penapisan merupakan upaya pemeriksaan atau tes sederhana dan
mudah dilaksanakan pada populasi masyarakat yang sehat yang bertujuan
untuk mengetahui masyarakat yang sakit atau berisiko terkena penyakit
di antara masyarakat yang sehat.Dalam hal ini dilakukan Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat (IVA) untuk pemeriksaan lesi prakanker leher rahim.
Tindakan sesuai prosedur tepat dan etis.
Tes IVA dilakukan dengan prosedur pasien berada dalam posisi litotomi,
kemudian dengan penerangan yang cukup, dilakukan inspeksi genitalis
eksternal dan lihat apakah terjadi discharge pada mulut uretra.Setiap
abnormalitas yang ditemukan, bila ada dicatat. Katakan pada pasien
spekulum akan dimasukkan dan mungkin ibu akan merasakan beberapa
tekanan. Dengan hati-hati masukan spekulum sepenuhnya atau sampai
terasa ada tahanan lalu secara perlahan buka bilah untuk melihat
serviks.Atur spekulum sehingga seluruh leher rahim dapat terlihat.
Serviks diamati apakah ada infeksi (cervicitis) seperti discharge/ cairan
keputihan (mucopus), ektropion (ectropion), kista Nabothian, nanah dan
lesi strawberry (infeksi Trichomonas). Kapas lidi yang bersih
digunakan untuk membersihkan cairan yang keluar, darah atau mukosa
serviks dan dilakukan indentifikasi ostium servikalis dan SSK serta
daerah di sekitarnya. Kapas lidi dibasahi dengan larutan asam asetat dan
dioleskan pada serviks dan didiamkan selama kurang lebih 1 menit agar
diserap dan memunculkan reaksi.Periksa SSK dengan teliti dan apakah
serviks mudah berdarah dan dicari apakah ada bercak putih yang tebal
atau epitel aceto-white yang menandakan IVA positif. Leher rahim yang
normal akan tetap bewarna merah muda sementara hasil positif bila
ditemukan area, plak atau ulkus yang bewarna putih. Bila pemeriksaan
visual pada serviks telah selesai, gunakan kapas lidi yang baru untuk

menghilangkan sisa asam asetat dari serviks dan vagina.Spekulum


4

dilepaskan secara perlahan.


Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher
rahim
Hasil daripada pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
dibahagikan mengikut kategori klasifikasi IVA seperti tabel dibawah:

Tabel 3. Klasifikasi IVA mengikut kriteria klinis


Klasifikasi IVA
Tes Negatif

Kriteria Klinis
Halus, berwarna merah muda, seragam, tidak berfitur, ektropion,

Tes Positif

cervicitis, ovula Nabothian dan lesi acetowhite tidak singnifikant


Bercak putih (acetowhite epithelium sangat jelas terlihat) dengan
batas yang tegas dan meninggi, tidak mengkilap yang terhubung

Dicurigari

atau meluas dari SSK (squamocolumnar junction)


Pertumbuhan massa seperti kembang kol yang mudah berdarah

kanker

atau luka bernanah/ ulcer


5

Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim


dengan IVA positif
Perempuan yang mendapat hasil tes IVA positif termasuk perempuan
dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu boleh mendapatkan
pengobatan krioterapi. Lesi yang dapat dilakukan krioterapi di
Puskesmas dan unit pelayanannya dan Rumah Sakit yang mempunyai
pelayanan ginekologi.
Lesi aceto-white yang menutupi serviks kurang dari 75% (jika lebih
dari 75% serviks tertutup harus dilakukan oleh ahli ginekologi)
Tidak lebih dari 2mm dari diameter prob krioterapi
Lesi tidak meluas sampai dinding vagina atau kanal serviks diluar
jangkauan krioprob
Tidak dicurigai kanker
Prosedur krioterapi yang tidak dapat dilakukan oleh tenaga dokter
umum/ bidan di Puskesmas yaitu:
Lesi aceto white yang menutupi serviks lebih dari 75% permukaan
leher rahim

Lesi acetowhite meluas sampai ke dinding vagina atau lebih dari 2


mm di luar kriotip
Pasien menginginkan pengobatan lain selain dari krioterapi atau
meminta tes diagnosa lebih lanjut
Dicurigai kanker
Pada pemeriksaan bimanual, dicurigai adanya massa ovarium
(ovarium mass) atau fibroid
Proses pembekuan leher rahim baik menggunakan CO 2 terkompresi
atau NO2 sebagai pendingin (pendinginan terus-menerus selama
tiga menit untuk membekukan, diikuti pencairan selama lima menit
kemudian tiga menit pembekuan kembali). Tindakan sesuai
prosedur legeartis.
6

Pelayanan Rujukan pada penapisan kanker leher rahim


Bidan dan dokter umum harus merujuk pasien yang mengalami kondisikondisi di bawah ini ke tingkat fasilitas perawatan yang lebih tinggi:
Lesi aceto-white lebih dari 75% permukaan serviks
Lesi aceto-white meluas sampai dinding vagina atau melebihi 2 mm
dari tepi luar prob krioterapi.
Pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim juga dilakukan
sesuai temuan IVA seperti tabel dibawah:

Tabel 4. Pelayanan rujukan penapisan kanker leher rahim sesuai dengan temuan IVA
Temuan IVA
Tindakan Rujukan
Bila ibu dicurigari menderita kanker Segera rujuk ke RS Kab/ Kota atau Propinsi yang
leher rahim

dapat memberikan pengobatan kanker yang

memadai.
Ibu dengan hasil tes positif yang Rujuk untuk penilaian dan pengobatan di fasilitias
lesinya menutupi rahim lebih dari terdekat yang menawarkan LEEP atau cone
75%, meluas ke dinding vagina atau biopsy. Jika tidak mungkin atau dianggap tidak
lebih luas 2 mm dari probe krioterapi. akan pergi ke fasilitas lain, beritahu tentang
kemungkinan besar ersintensi lesi dalam waktu 12
bulan dan tentang perlunya pengobatan ulang.
Ibu dengan hasil tes positif yang Beritahu mengenai kelebihan dan kekurangan
memenuhi kriteria untuk mendapat semua metode pengobatan. Rujuk ke RS Kab/

pengobatan segera tetapi meminta Kota atau Propinsi terdekat yang menawarkan
diobati dengan tindakan lain, bukan pengobatan sesuai keinginan pasien.
dengan kriterapi
Ibu dengan hasil tes positif yang Rujuk ke fasilitas tersier (RS Propinsi/ Pusat)
meminta tes lebih lanjut (diagnose yang

menawarkan

klinik

ginekologi

(bila

tambahan), yang tidak tersedia di diindikasi).


Puskesmas.
Ibu dengan hasil tes positif yang Beritahu
menolak menjalani pengobatan

tentang

kemungkinan

pertumbuhan

penyakit dan prognosisnya. Anjurkan untuk


datang kembali setelah setahun untuk menjalani
tes IVA kembali untuk menilai status lesinya.

Penapisan kanker payudara


Terdiri dari skrining kanker payudara (Clinical Breast Examination) dan
edukasi masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).
Pemeriksaan sesuai prosedur yang tepat. Penapisan pada kanker payudara
yang dilakukan oleh petugas kesehatan dapat dilakukan dengan pelbagai
cara, antara lain adalah Cinical Breast Examination (CBE). Pada
perempuan berumur 20-40 tahun, CBE dianjurkan untuk dilakukan tiga
tahun sekali. Untuk perempuan yang mendapatkan kelainan pada saat
SADARI dianjurkan untuk melaksanakan CBE sehingga dapat lebih
dipastikan apakah ada kemungkinan keganasan. Pada perempuan berusia

di atas 40 tahun, dilakukan CBE setiap tahun.


Pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara
Rujukan dilakukan pada setiap kasus berat yang menunjukkan tanda
bahaya yang tidak dapat diatasi serta pada kasus yang dicurigai
keganasan.

Proses
A Perencanaan
Ada perencanaan tertulis mengenai:
1

Penyuluhan Kelompok
Dilakukan berkelompok satu kali setiap bulan di setiap desa oleh bidanbidan desa.

Penapisan kanker leher rahim


Dilakukan pada hari Senin sampai Sabtu oleh bidan di gedung KIA
Puskesmas atau di tempat lain secara berkelompok oleh bidan desa serta

satu bulan diadakan satu kali di setiap desa.


Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher
rahim
Dilakukan pada hari Senin sampai Sabtu oleh bidan di gedung KIA
Puskesmas atau di tempat lain secara berkelompok oleh bidan desa serta

satu bulan diadakan satu kali di setiap desa.


Penapisan kanker payudara
Dilakukan pada hari Senin sampai Sabtu oleh bidan di gedung KIA
Puskesmas atau tempat lain secara berkelompok oleh bidan desa serta

satu bulan diadakan satu kali di setiap desa.


Pencatatan dan pelaporan
Setiap akhir bulan oleh bidan di Puskesmas, berupa kegiatan pencatatan
hasil kegiatan program pencegahan kanker rahim dan payudara di
Puskesmas setempat dan dilaporkan setiap bulan.

B Pengorganisasian
Struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur dalam
melaksanakan tugasnya

Struktur Organisasi

Kepala UPTD Puskesmas


dr. H. Deddy Ferry Rachmat, MKM
Ka Subang TU
Tuti Susilowati, SE.

Koordinator (IVA)
Ratna Syariah. R, Am. Keb.
Koordinator Pelayanan
Bidan Puskesmas dan Bidan
Desa

Bagan 2. Struktur Organisasi Program Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
UPTD Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang
C Pelaksanaan
1 Konseling
Dilakukan kepada semua pasien hanya pada hari Senin sampai Sabtu oleh
bidan di Puskesmas dan konseling dilakukan kepada sasaran perorangan
sebelum, semasa dan sesudah pemeriksaan IVA dilakukan.Sosalisasi
kepada pasien yang menjadi sasaran di Balai Pengobatan Umum belum
2

dilaksanakan.
Penyuluhan kelompok
Dilakukan berkelompok satu bulan di adakan satu kali di setiap desa oleh

bidan desa dan di lakukan pelaporan dan pencatatan kegiatan.


Penapisan kanker leher rahim
Dilakukan pada hari Senin sampai Sabtu di Puskesmas oleh bidan di
Puskesmas. Dan pelaksanaan penapisan kanker leher rahim di tempat lain

secara berkelompok oleh bidan desa satu bulan satu kali di setiap desa.
Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher
rahim
Dilakukan pada hari Senin sampai Sabtu di Puskesmas oleh bidan di
Puskesmas. Dan membuat data tertulis mengenai penapisan dengan hasil

IVA positif pada penapisan kanker leher rahim di tempat lain secara
5

berkelompok oleh bidan desa satu bulan satu kali di setiap desa.
Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
Dilakukan pada hari Senin sampai Sabtu oleh dokter dan bidan terlatih di
Puskesmas. Dan membuat data tertulis mengenai penanganan dengan
krioterapi di tempat lain secara berkelompok satu bulan satu kali di setiap

desa.
Penapisan Rujukan pada Penapisan kanker leher rahim
Dilakukan pada hari Senin sampai Sabtu di Puskesmas oleh dokter

maupun bidan di Puskesmas.


Penapisan kanker payudara
Dilakukan pada hari Senin sampai Sabtu di Puskesmas oleh bidan. Dan
membuat data bertulis mengenai pelaksanaan penapisan kanker payudara
di tempat lain secara berkelompok oleh bidan desa satu bulan satu kali di

setiap desa
Pelayanan rujukan
Dilakukan pada hari Senin sampai Sabtu oleh dokter maupun bidan di

Puskesmas.
Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan pada setiap akhir bulan oleh bidan di Puskesmas.

D Pengawasan
Pencatatan dan pelaporan bulanan oleh bidan.
Rapat bulanan yang dipimpin oleh kepala Puskesmas Loji, Kabupaten
Karawang.
3

Keluaran
1 Cakupan Penyuluhan Kelompok
Tidak terdapat data tertulis mengenai pelaksanaan penyuluhan kelompok.
2

Cakupan Penapisan Kanker Leher Rahim


Perkiraan target sasaran
Data Dinas Kesehatan Karawang tahun 2015, jumlah sasaran penapisan
Puskesmas Loji (wanita usia subur 30-50 tahun: 5770 orang perempuan).
Target penapisan

= 85% x 5770
= 4905 WUS 30-50 tahun

Target yang akan ditapis tiap tahun

=4905
5

= 981 orang perempuan

Penapisan Kanker Leher Rahim dan Payudara


Tabel 5. Jumlah Penapisan Kanker Leher Rahim Puskesmas Loji periode Januari 2015
sampai dengan Desember 2015

Inspeksi

Visual

dengan

Bulan

Asam Asetat

IVA (+)

Januari 2015

Februari 2015

Maret 2015

April 2015

Mei 2015

Juni 2015

23

Juli 2015

Agustus 2015

September 2015

Oktober 2015

November 2015

Desember 2015

Total

37

Cakupan Penapisan Kanker Leher Rahim :

Jumlah Pencapaian Penapisan Kanker Leher Rahim

x 100 %

Jumlah perempuan usia 30-50 tahun


37

X 100% = 3,77%

981
Cakupan IVA + : 0
Tabel 6. Jumlah Penapisan Kanker Payudara Puskesmas Loji
periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015

Bulan

Clinical Breast Examination

Benjolan (+)

Januari 2015

Februari 2015

Maret 2015

April 2015

Mei 2015

Juni 2015

23

Juli 2015

Agustus 2015

September 2015

Oktober 2015

November 2015

Desember 2015

Total

37

Cakupan Penapisan Kanker Payudara :

Jumlah Pencapaian Penapisan Kanker Leher Rahim

x 100 %

Jumlah perempuan usia 30-50 tahun


37

X 100% = 3,77%

981
4

Lingkungan
1

Fisik
a

Lokasi Puskesmas
Lokasi puskemas mudah dijangkau oleh masyarakat di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang.


b Transportasi
Tersedia sarana transportasi umum yang relatif murah seperti ojek dan
mobil angkutan umum.
Jalur jalan raya yang rata dan tidak sukar dilalui oleh prasarana

c
2

trasportasi darat.
Di Puskesmas terdapat 3 ambulans yang siap pakai.
Fasilitas kesehatan
Fasilitas yang kurang memadai

Non Fisik
- Sosial Ekonomi : Mayoritas bekerja sebagai petani sebesar 69,3%
- Dukungan suami : Mayoritas istri akan meminta persetujuan suami
- Budaya : Mayoritas masyarakat masih merasa Tabu
- Agama :Mayoritas beragama Islam.

Umpan Balik
A. Pencatatan dan pelaporan yang lengkap dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan akan dapat digunakan

Ada

sebagai masukan
B. Rapat kerja yang membahas laporan kegiatan setiap
bulannya untuk mengevaluasi program yang telah
dijalankan
6

Dampak
A. Langsung

Ada

1.Menurunkan jumlah kesakitan


2.Menurunkan jumlah kematian
A Tidak Langsung

Belum dapat dinilai


Belum dapat dinilai

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Belum dapat dinilai

Bab V
Pembahasan
1
No.

Masalah Menurut Variabel Keluaran


Variabel

Tolok Ukur

Pencapaian

Masalah

1
2
3
4

Persentase

penyuluhan

kelompok

dan perorangan

100%

Persentase penapisan kanker leher


rahim
Cakupan penemuan IVA positif
Persentase

penapisan

100%

100%
100%

Tidak

ada (+)100 %

data

(+)96,23 %

3,77 %
0%

(+)100 %
(+)96,23 %

3,77 %

kanker

payudara

5.2 Masalah Menurut Variabel Proses


Tabel 8. Tabel Masalah Menurut Variabel Proses
1.

Penyuluhan

Dilakukan satu kali pada satu Di lakukan oleh bidan

kelompok

bulan di setiap desa.

Puskesmas

(+)

tetapi

belum rutin di lakukan


setiap bulannya oleh
bidan desa. Dan tidak
terdapat data tertulis
mengenai pelaksanaan
2.

Penapisan

penyuluhan kelompok.
Dilakukan Senin - Sabtu oleh Dilakukan oleh bidan

kanker

bidan di Puskesmas atau tempat di Puskesmas dari hari

leher rahim

lain secara berkelompok oleh senin-sabtu.


bidan desa dengan diadakan satu Pelaksanaan penapisan

(+)

bulan satu kali di setiap desa.

kanker

leher

rahim

secara berkelompok di
desa
3

secara

Penapisan

rutin di lakukan.
Dilakukan penapisan dengan hasil Sudah
dilakukan

dengan

IVA positif pada penapisan kanker penapisan

hasil

IVA leher Rahim satu bulan diadakan hasil

positif pada satu

belum

kali

disetiap

desa

dengan

IVA

atau namun

positif

belum

rutin

penapisan

ditempat lain secara berkelompok 1x/bulan/desa

kanker

oleh bidan

leher rahim
Penapisan

Dilakukan satu kali dalam satu Dilakukan hari Senin -

kanker

bulan di setiap desa atau di tempat Sabtu oleh bidan di

payudara

lain secara berkelompok oleh Puskesmas


bidan.

belum

(+)

(+)

tetapi

secara

rutin

satu kali setiap desa.


5.3 Masalah Menurut Variabel Lingkungan
Tabel 9. Tabel Masalah Menurut Variabel Lingkungan
No.
1.

Variabel
Sosial budaya

Tolok Ukur
Pencapaian
Tidak
menjadi Masih menjadi faktor
faktor penghambat

Dukungan suami

Tidak

penghambat karena masih

ada budaya malu dan tabu.


menjadi Mayoritas
istri
akan

faktor penghambat

Masalah
(+)

meminta
suami

persetujuan
untuk

setiap

tindakan
5.4 Masalah Menurut Variabel Lingkungan
Tabel 9. Tabel Masalah Menurut Variabel Lingkungan

(+)

No.
1.

Variabel
Fasilitas Kesehatan

Tolak Ukur
Memadai

Pencapaian
Tidak memadai karena
belum tersedianya
Krioterapi

2.

Dukungan suami

Tidak menjadi faktor

Masih menjadi faktor

penghambat

penghambat karena
mayoritas perempuan
meminta persetujuan suami
untuk setiap tindakan

Sosial budaya

3.

Tidak menjadi faktor

Masih menjadi faktor

penghambat

penghambat karena masih


ada budaya malu dan tabu.

Bab VI
Perumusan Masalah
1

Masalah Menurut Keluaran (masalah sebenarnya):


A Penyuluhan kelompok tidak ada data tertulis (0%) dari target sebesar 100%.
B Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang (3,77%) dari target sebesar
100%.
C Cakupan penapisan IVA positif sebesar 0% dari target sebesar 5%.
D Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang (3,77%) dari target sebesar
100%.

Masalah lain (penyebab):


1 Masukan tenaga bidan yang terlatih masih kurang.
2 Solialisasi pada sasaran yang datang ke Balai Pengobatan Umum belum
3

dilakukan.
Tidak terdapat data tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan penyuluhan

kelompok.
Masih kurangnya jangkauan pemeriksaan IVA yang seharusnya satu kali dalam

sebulan untuk tiap desa, namun pelaksanaannya belum rutin dilaksanakan.


Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi kanker leher

rahim dan kanker payudara.


Mayoritas istri akan meminta persetujuan suami untuk setiap tindakan.

Bab VII
Prioritas Masalah
Masalah Menurut Keluaran:
A
B
C
D

Penyuluhan kelompok tidak ada (0%) dari target sebesar 100%.


Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang (3,77%) dari target sebesar 100%.
Cakupan penapisan IVA positif sebesar 0% dari target sebesar 5%.
Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang (3,77%) dari target sebesar 100%.

Prioritas Masalah:
No

Parameter

Masalah
A

1
2

Besarnya masalah
Berat ringannya akibat yang

5
4

5
5

5
4

5
5

ditimbulkan
Keuntungan

5
5
23

4
5
23

3
4
20

4
5
23

4
5
Total

sosial

yang

diperoleh
Teknologi yang tersedia
Sumber daya yang tersedia
Keterangan derajat masalah:
5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
2 = Kurang penting
1 = Sangat kurang penting

Yang menjadi prioritas masalah adalah:


1

Cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara masih kurang (25,4%) dari

target 100%.
Penyuluhan kelompok tidak ada (0%) dari target sebesar 100%.

Bab VIII
Penyelesaian Masalah
Masalah:
1

Cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara masih kurang
(3,77%) dari target sebesar 100%
Penyebab:
Solialisasi pada sasaran yang datang ke Balai Pengobatan Umum belum
dilakukan.

Masih kurangnya jangkauan pemeriksaan IVA yang seharusnya sebulan sekali


untuk tiap desa belum rutin dilaksanakan.
Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi kanker leher
rahim dan kanker payudara.
Mayoritas istri akan meminta persetujuan suami untuk setiap tindakan.
Penyelesaian:
Melakukan sosialisasi tentang pemeriksaan IVA pada sasaran yang datang ke
Balai Pengobatan Umum khususnya bagi wanita yang berusia 30-50 tahun.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya deteksi kanker leher
rahim dan kanker payudara dengan cara memberikan penyuluhan berkelompok
yangdiberikan tidak hanya untuk kelompok wanita, namun juga dilakukan untuk
kelompok pria atau suami untuk meningkatkan tingkat pengetahuan akan
pentingnya pencegahan kanker leher rahim sehingga diharapkan adanya dukungan
dari pihak pria atau suami terhadap kegiatan pencegahan kanker leher rahim.
Penyuluhan sebaiknya diadakan dengan sistem terbuka melalui kerja sama dari
Puskesmas dengan pihak luar seperti media massa, pamong desa, tokoh agama,
sponsor bakti sosialyang dilakukan secara rutin.
Memberikan informasi mengenai pelayanan penapisan kanker leher rahim dan
kanker payudara yang dijalankan di Puskesmas dengan bantuan lintas sektor
seperti lansia dan lintas program POSYANDU dan kelas ibu hamil.
Diharapkan kepada para dokter, bidan puskesmas maupun bidan desa agar
berperan lebih aktif dalam melakukan kunjungan ke desa tiap bulan sekali untuk
memberikan pelayanan IVA.
Bidan-bidan desa harus melakukan pelaporan secara bertulis akan setiap kegiatan
di lapangan/ desa yang dilakukan dengan membuat daftar nama dan laporan
kegiatan yang dilakukan.
2

Penyuluhan kelompok tidak ada (0%) dari target sebesar 100%


Penyebab:
Kurangnya motivasi kader dan bidan-bidan desa dalam melakukan penyuluhan
sekali dalam sebulan untuk tiap-tiap desa.
Penyelesaian:
Agar dapat meningkatkan motivasi para kader dan bidan desa dapat diberikan
insentif atau penghargaan bagi yang melalukan penyuluhan kelompok secara
rutin.

Memberikan pelatihan penyuluhan kepada para kader maupun bidan desa agar
dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pemeriksaan IVA.
Melakukan penyuluhan kelompok bersamaan dengan penyuluhan program lain
yang dapat dilakukan pada saat POSYANDU dan kelas ibu hamil.

Bab IX
Penutup
1

Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara
yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di UPTD Puskesmas Loji, Kabupaten
Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015 didapatkan :

1
2

Tidak terdapat data pelaksanaan penyuluhan kelompok.


Cakupan penapisan kanker leher rahim sebesar 3,77%.

3
4

Cakupan penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif yaitu 0%.
Cakupan penapisan kanker payudara sebesar 3,77%.

Saran
Apabila saran ini dapat dijalankan dengan benar, maka diharapkan kedua masalah
ini tidak akan kembali muncul di UPTD Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang sebagai
pokok masalah, yaitu dengan :

Sosialisasi pada sasaran yang datang ke BPU


Diharapkan agar dokter melatih kembali para bidan untuk
melakukan tindakan IVA test sehingga tindakan IVA test

dapat dilaksanakan lebih banyak dan sering lagi.


Penambahan tenaga bidan untuk melakukan penyuluhan,
konseling,

serta

penapisan

kanker

leher

rahim

dan

payudara pada saat ada kegiatan baik di dalam maupun di


luar puskesmas. Tenaga bidan tambahan diperlukan agar
program

pencegahan

kanker

leher

rahim

dan

kanker

payudara berjalan lebih maksimal.


Melatih bidan desa dan kader untuk melakukan penyuluhan

kelompok di setiap desa.


Diharapkan agar bidan membuat data tertulis didalam
sebuah buku mengenai penyuluhan kelompok mengenai
desa

mana

dilakukan

penyuluhan,

waktu

pelaksanaan,

materi yang diberikan, hasil pelaksanaan sehingga kegiatan

penyuluhan dapat dinilai manfaatnya.


Mengadakan penyuluhan tidak hanya

untuk

kelompok

perempuan, namun juga dilakukan untuk kelompok pria


untuk meningkatkan tingkat pengetahuan tentang kanker
leher rahim dan payudara sehingga diharapkan tanpa
adanya larangan dan dukungan dari pihak pria terhadap

kegiatan pencegahan kanker leher rahim.


Penyuluhan dilakukan dengan rutin bekerja sama dengan
pihak-pihak

luar,

seperti

pamong

desa,

tokoh

agama,

organisasi sosial yang sering mengadakan acara bakti

sosial

dalam

rangka

mempopulerkan

kembali

Bilas

Vagina dan menyakinkan masyarakat akan keuntungannya

melakukan pembersihan vagina.


Pihak puskesmas juga membuat usulan kepada Suku Dinas
Kesehatan tentang penyediaan media-media promosi Bilas
Vagina seperti spanduk, poster, video dan pamflet di
wilayah Kecamatan Cikampek, sehingga diharapkan pada
tahun berikutnya dengan diadakan kegiatan rutin ini,
cakupan penapisan kanker leher rahim dan payudara dapat
meningkat dan dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat kanker payudara dan kanker leher rahim.

Daftar Pustaka

Ferlay J, Shin HR, Bray F, Forman D, Mathers C and Parkin DM. GLOBOCAN 2008 v2.0,
Cancer incidence and mortality worldwide: IARC CancerBase No 10. (Internet). Lyon,
France:

International

Agency

for

Research

on

Cancer:2010.

Diunduh

dari

http://globocan.iarc.fr on 1 April 2015.


World Health Organization. GLOBOCAN 2012: Estimated cancer incidence, mortality and
prevalence

worldwide

in

2012.

Diunduh

dari

http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx.3 April 2015.


World Health Organization. Comprehensive Cervical Cancer Control. A Guide to Essential

Practice. Geneva : WHO, 2009.


Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Kepmenkes RI
No. 798/Menkes/ SK/ VII/ 2010

Buku acuan pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara. Direktoral pengendalian

penyakit tidak menular . Departemen Kesehatan RI. 2007.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Skrining Kanker Leher Rahim Dengan Metode
Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat. Jakarta:Departemen Kesehatan Indonesia,2008.

Anda mungkin juga menyukai