PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Profesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah ada.
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir
dengan simbol-simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk
menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Model konseptual mengacu pada
ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan
disiplinyang spesifik ( Potter & Perry , 2005 ).
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal.
Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta
diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan
keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan
mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat
diperbaharui jika keadaan klien klien berubah.
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan
diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri
sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri,
lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk
perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya.
Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan
masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.
Model konseptual keperawatan jiwa sebagai usaha-usaha untuk menguraikan fenomena
mengenai keperawatan jiwa. Teori keperawatan jiwa digunakan sebagai dasar dalam menyusun
suatu model konsep dalam keperawatan dan model konsep keperawatan digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan.
Model konseptual keperawatan jiwa terdiri dari beberapa pendekatan salah satunya model
prilaku. Model prilaku sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanaya
interaksi antara stimulus dengan respons yang menyebabkan seseorang mempunyai pengalaman
baru.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa saja Model-Model Asuhan Keperawatan Gangguan Jiwa ?
2) Apa saja Status Mental Menurut PPDGJ Edisi 4?
1.3 Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui Model-Model Asuhan Keperawatan Gangguan Jiwa ?
2) Untuk mengetahui Apa saja Status Mental Menurut PPDGJ Edisi 4?
BABII
PEMBAHASAN
2. 1 Model-model Asuhan Keperawatan Jiwa
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adanya
ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (anxiety). Ansietas timbul dan
dialami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain
(interpersonal).
Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak
atau tidak diterima oleh orang sekitarnya. Sebagai contoh dalam kasus seorang anak yang
tidak dikehendaki (unwanted child), dimana seorang anak yang dilahirkan dari hasil
hubungan gelap, ibunya pernah berupaya untuk membunuhnya karena merasa malu dan
melanggar norma, lingkungannya tidak menerima dengan hangat karena dianggap anak
yang haram, teman-temannya mengejek, ayahnya tidak pernah memberikan kasih sayang,
maka ia akan tumbuh menjadi anak yang tidak diterima oleh orang lain.
Proses terapi menurut proses ini adalah build feeling security (berupaya
membangun rasa aman bagi klien), trusting relationship and interpersonal satisfaction
(menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan
orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Peran perawatat dalam terapi adalah share anxietas (berupaya melakukan sharing
mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat
berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and relationship (perawat
berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien).
Perawat memberikan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan
dengan orang lain, seperti saya senang berbicara dengan anda, saya siap membantu
anda, anda sangat menyenangkan bagi saya
2.1.3
penyimpangan prilaku apabila banyaknya faktor sosial dan faktor lingkungan yang akan
memicu munculnya stress pada seseorang (social and environmental factors create stress,
which cause anxiety and symptom). Akumulasi stressor yang ada pada lingkungan seperti
bising, macet, tuntutan persaingan pekerjaan, harga barang yang mahal, persaingan
kemewahan, iklim yang sangat panas atau dingin, ancaman penyakit, polusi, sampah akan
mencetuskan stress pada individu.
Stressor dari lingkungan diperparah oleh stressor dalam hubungan sosial seperti
atasan yang galak, istri yang cerewet, anak yang nakal, tetangga yang buruk, guru yang
mengancam, atau teman sebaya yang jahat akan memunculkan berbagai stressor dan
membangkitkan kecemasan.
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah
environment manipulation and social support (pentingnya modifikasi lingkungan dan
adanya dukungan sosial). Sebagai contoh di rumah harus bersih, teratur, harum, tidak
bising, ventilasi cukup, penataan alat dan perabotan yang teratur. Lingkungan kantor yang
asri, bersahabat, ada taman, tata lampu yang indah, hubungan kerja yang harmonis,
hubungan suami istri yang memuaskan.
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus
menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman
sejawat, atasan , keluarga, atau suami-istri. Sedangkan terapis berupaya menggali sistem
sosial klien seperti suasana di rumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat
kerja.
2.1.4
indivisu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki
kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam body
image nya.
Pertanyaan yang tidak bisa dijawab adalah siapakah saya ini sebenarnya? Apa
tujuan saya lahir ke dunia ini? Apa kelebihan dan kekurangan saya? Bagaimana
seharusnya saya bersikap agar orang lain menyukai saya? Apa pegangan jalan hidup
saya? Norma mana yang saya anut? seringkali individu merasa asing dan bingung
dengan dirinya sendiri, sehingga pencarian makna kehidupannya (eksistensinya) menjadi
kabur.
Prinsip
dalam
proses
terapinya
adalah
mengupayakan
individu
agar
berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang
dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan ( experince in relationship),
memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self assesment), bergaul dengan
kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima jati
dirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang prilakunya dari orang lain
(encouraged to accept self and control behavior).
Prinsip keperawatannya adalah klien dianjurkan untuk berperan serta dalam
memperoleh pengalaman berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feedback
5
dari orang lain, misalnya melalui terapi aktifitas kelompok. Terapis berupaya untuk
memperluas kesadaran diri klien melalui feedback, kritik, saran atau reward and
punishment.
2.1.5
respon maladaptif saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti sering sakit maag,
migrain, batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti mudah
cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya
memiliki masalah seperti susah bergaul, menarik diri, tidak disukai, bermusuhan, tidak
mampu mendapat pekerjaan. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab
gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmampuan dalam beradaptasi
pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
Stressor pada saat ini misalnya berupa PHK atau ujian yang dianggap penting sekali.
Ketidakmampuan beradaptasi dan menerima apapun hasilnya setelah berupaya maksimal,
menyebabkan individu menjadi stress.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon coping adaptif, individu
diupayakan mengenal terlebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya,
kekuatan mana yang dapat dipakai alternatif pemecahan masalahnya.
Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang
hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang adaptif.
2.1.6
kompleks, meliputi aspek fisik, genetik, lingkungan, dan faktor sosial. Fokus
penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi somatik,
farmakologik, dan teknik interpersonal. Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan
tim medis dalam melakukan prosedur diagnostik dalam terapi jangka panjang.
Terapis berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi,
menetukan diagnosa, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan (therapy,
repport effects, diagnose, therapeutic approach).
Tabel Model Model Asuhan Keperawatan Jiwa
Model
Sikap Menyimpang
Proses Terapeutik
6
Psychoanalitycal
Yang Tampak
Ego tidak mampu
(Freud, Erickson)
mengontrol ansietas,
analisa mimpi
mengungkapka
transferen untuk
n semua pikiran
memperbaiki
traumatik masa lalu
Terapis
1. Klien :
dan mimpi
2. Terapist :
menginterpreta
sikan pikiran
dan mimpi
pasien
1. Pasien :
Interpersonal
Bangun perasaan
(Sullivan, Peplau)
dialami secara
interpersonal,
dalam menjalin
ketakutan utama
hubungan dan
adalah ketakutan
kebanggan
akan ditolak
interpersonal
Social (Caplan,
Manipulasi
Szasz)
lingkungan
lingkungan dan
menyampaikan
menyebabkan stress,
suport sosial
masalah
menceritakan
kecemasannya
2. Terapis :
bersikap empati
dan menjalin
hubungan
1. Pasien :
yang menyebabkan
menggunakan
sumber yang
ada di
masyarakat
2. Terapis :
menggali
sistem sosial
klien
1. Klien :
Existensial (Ellis,
Individu gagal
Pengalaman dalam
Rogers)
menemukan dan
menjalin hubungan
berperan serta
menerima diri
yang dilakukan
dalam
sendiri
dalam kelompok,
pengalaman
dukungan untuk
yang berarti
menerima diri
untuk
mempelajari
prilaku
diri
2. Terapis :
memperluas
kesadaran diri
Supportive Therapy
Faktor
Menguatkan respon
koping adaptif
respon maladaptif
klien
1. Klien : terlibat
dalam
identifikasi
saat ini
coping
2. Terapis :
hubungan yang
hangat dan
empatik
1. Klien :
Medical (Meyer,
Kombinasi dari
Pemeriksaan
Kraeplin)
psikologis, genetik,
diagnostik, terapi
menjalani
lingkungan, dan
somatik,
prosedur
sosial
farmakologik, dan
diagnostik dan
teknik interpersonal
terapi jangka
panjang
2. Terapis : terapi,
melaporkan
efek,
mendiagnosa
penyakit,
kunjungan
terapeutik
10
DAFTAR PUSTAKA
11