Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Pelayanan Kesehatan Lansia


Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidpan manusia ( Budi Anna Keliat 1999 dalam Siti Maryam 2008).
Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2). (3). (4) UU No. 13 Tahun 1998
tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut aalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun.
Pelayanan kesehatan lansia adalah untuk meningkatkan kesehatan
lansia yang lebih baik dan untuk membantu memenuhi kebutuhan lansia
karena keterbatasannya dikarenakan proses penuaan. Keperawatan
kesehatan dasar adalah bantuan, bimbingan, penyuluhan srta pengawasan
yang diberikan oleh tenaga keperawatan ( perawat, petugas panti terlatih)
untuk memenuhi kebutuhn dasar lansia. Pada lansia secara individu terjadi
proses kemundurn fungsi tubuh baik secara biologis, psikologis, maupun
sosial sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah. Cakupan dari
asuhan keperawatan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar lansia
akibat proses penuaan . dan lingkup asuhan keperawatan pencegahan
ketidakmampuan sebagai proses akibat proses penuaan , perawatan untuk
pemenuhan kebutuhan lansia,pemulihan untuk mengatasi keterbatasan
lansia.Sifat asuhan keperawatan adalah independen (mandiri),
interdependen (kolaborasi), humanistik dan holistik.
Peran dan fungsi keperawatan adalah sebagai pemberi asuhan
keperawatan secara langsung sebagai pendidik lansia, keluarga dan
masyarakat. Perawat juga menjadi motivator dan inovator dalam
memberikan advokasi kepada klien serta konselor (Eliopoulous, 2005 dan
Lueckenote, 2000).

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Pelayanan Kesehatan dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Usia


Lanjut
Pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan lansia dilakukan melalui
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1. Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut
agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri,
keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan
penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal
yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia
lanjut yang antara lain adalah:
- Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini
penurunan kondisi kesehatannya, teratur dan berkesinambungan
memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau instansi pelayanan
-

kesehatan lainnya.
Mengenal kasus gangguan jiwa.
Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan

kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan bugar.


Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi

seimbang.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa.


Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan

kelompok sosial.
Teknik-teknik berkomunikasi.
Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok,

alkohol, kopi, kelelahan fisik dan mental.


Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar.

2. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan


terjadinya penyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh
proses ketuaan. Upaya preventif dapat berupa kegiatan:

Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk

menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut.


Penjaringan penyakit pada lansia, baik oleh petugas kesehatan di
puskesmas maupun petugas panti yang telah dilatih dalam

pemeliharaan kesehatan lansia.


Pemantauan kesehatan oleh dirinya sendiri dengan bantuan petugas

panti yang menggunakan buku catatan pribadi.


Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan

dengan kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya
kacamata, alat bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat

memberikan karya dan tetap merasa berguna.


Mengelola diet dan makanan lansia penghuni panti sesuai dengan

kondisi kesehatannya masing-masing.


Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya

kecelakaan pada usia lanjut.


Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa.


Mengembangkan kegemarannya agar dapat mengisi waktu dan

tetap produktif.
Melakukan orientasi realita, yaitu upaya pengenalan terhadap
lingkungan sekelilingnya agar lansia dapat lebih mampu
mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap waktu, tempat,
dan orang secara optimal.

3. Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat
berupa kegiatan:
- Pelayanan kesehatan dasar di panti oleh petugas kesehatan atau
petugas panti yang telah dilatih melalui bimbingan dan pengawasan
-

petugas kesehatan/puskesmas.
Pengobatan jalan di puskesmas.
Perawatan dietetic.
Perawatan kesehatan jiwa.
Perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Perawatan kesehatan mata.
Perawatan kesehatan melalui kegiatan di puskesmas.
Rujukan ke rumah sakit, dokter spesialis, atau ahli kesehatan yang
diperlukan.

4. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mempertahankan atau mengembalikan


fungsi organ yang telah menurun seoptimal mungkin.
- Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang
penggunaan berbagai alat bantu misalnya alat pendengaran dan
lain-lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa
-

berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.


Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat

mental penderita.
Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifitas di

dalam maupun diluar rumah.


Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
Perawatan fisioterapi.

10 kebutuhan lansia (10 needs of the elderly) menurut Darmojo (2001) adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Makanan cukup dan sehat (healthy).


Pakaian dan kelengkapannya (cloth and common accessories).
Perumahan/tempat tinggal/ tempat berteduh (home, place to stay).
Perawatan dan pengawasan kesehatan (health care and facilities).
Bantuan teknis praktis sehari-hari/ bantuan hukum (technical, judicial

assistance).
6. Transportasi umum (facilities for public transportations).
7. Kunjungan/ teman bicara/ informasi (visits, companies, informations).
8. Rekreasi dan hiburan sehat lainnya (recreational activities, picnic).
9. Rasa aman dan tentram (safety feeling).
10. Bantuan alat-alat panca indra (other assistance/aids).
4

3.2

Hal-hal yang Perlu diperhatikan Lansia


Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh lansia berkaitan
dengan perilaku yang baik (adaftif) dan tidak baik (maladaftif).
1. Perilaku yang kurang baik
Kurang berserah diri.
Pemarah, merasa tidak puas, murung, dan putus asa.
Sering menyendiri.
Kurang melakukan aktivitas fisik/ olahraga/ kurang bergerak.
Makan tidak teratur dan kurang minum.
Kebiasaan merokok dan meminum minuman keras.
Minum obat penenang dan penghilang rasa sakit tanpa aturan.
Melakukan kegiatan yang melebihi kemampuan.
Menganggap kehidupan seks tidak diperlukan lagi.
Tidak memeriksakan kesehatan secara teratur.
2. Perilaku yang baik
Mendekatkan diri pada Tuhan Yang maha Esa.
Mau menerima keadaan, sabar dan optimis serta meningkatkan rasa
percaya diri dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan

kemampuannya.
Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat.
Melakukan olahraga ringan setiap hari
Makan dengan porsi sedikit tapi sering, memilih makanan yang

sesuai serta banyak minum.


Berhenti merkok dan meminum minuman keras.
Meminum obat sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan.
Mengembangkan hobi sesuai kemampuan.
Tetap bergairah dan memelihara kehidupan seks.
Memeriksakan kesehatan secara teratur.

Manfaat perilaku yang baik

Lebih takwa dan tenang


Tetap ceria dan banyak mengisi waktu luang
Keberdayaannya tetap diakui oleh keluarga dan masyarakat
Terhindar dari kegemukan dan kekurusan serta penyakit berbahaya

sperti jantung, paru, diabetes, kanker dan lain-lain


Mencegah keracunan obat dan efek sampingnya

3.3

Mengurangi stres dan kecemasan


Hubungan harmonis tetap terpelihara
Gangguan kesehatan dapat diketahui sedini dan diatasi mungkin

Sifat Penyakit pada Lansia


1. Penyebab penyakit
Penyebab penyakit pada lansia pada umumnya berasal dari
dalam tubuh (endogen). Hal ini disebabkan karena pada lansia telah
terjadi penurunan fungsi dari berbagai organ-organ tubuh akibat
kerusakan sel-sel karena proses menua, sehingga produksi hormon,
enzim dan zat-zat yang diperlukan untuk kekebalan tubuh menjadi
berkurang. Dengan demikian, lansia akan lebih mudah terkena infeksi.
Sering pula, penyakit lebih dari satu jenis (multipatologi), dimana satu
sama lain dapat berdiri sendiri maupun saling berkaitan dan
memperberat.

2. Gejala penyakit sering tidak khas/ tidak jelas


Misalnya, penyakit infeksi paru (pneumonia) sering kali didapati
demam tinggi dan batuk darah, gejala terlihat ringan padahal penyakit
sebenarnya cukup serius, sehingga penderita menganggap penyakitnya
tidak berat dan tidak perlu berobat.
3. Memerlukan lebih banyak obat (polifarmasi)
Efek samping obat pada lansia biasanya terjadi karena diagnosis
yang tidak tepat, ketidakpatuhan meminum obat, serta penggunaan
obat yang berlebihan dan berulang-ulang dalam waktu yang lama.
4. Sering mengalami gangguan jiwa
Pada lansia yang telah lama menderita sakit sering mengalami
tekanan jiwa (depresi). Oleh karena itu, dalam pengobatannya tidak
hanya gangguan fisiknya saja yang diobati, tetapi juga gangguan
jiwanya yang justru sering tersembunyi gejalanya. Jika yang
mengobatinya tidak teliti akan mempersulit penyembuhan
penyakitnya.
3.4

Manajemen Stres
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi koping pada lansia

Berbagai orang memaknai pengalaman hidupnya secara unik.


Faktor waktu cukup berpengaruh, khususnya bila berbagai kejadian

menimpa dalam selang waktu yang singkat.


Bila suatu kejadian yang menimpa itu tidak diantipasi sebelumnya.
Pengalaman pahit yang dialami sehari-hari memerlukan koping
yang besar ketimbang koping untuk suatu tragedi.

2. sumber-sumber koping

Bagi dewasa adalah aset/harta milik lansia.


Dukungan sosial merupakan penangkal terhadap stres gaya koping.
Hal ini lebih dipengaruhi oleh segi usia/kematangan.
Gaya koping yang pasif, yaitu yang lebih berfokus pada emosi
dikatakan cukup efektif terhadap kejadian-kejadian yang tak
mungkin lagi diubah.

Gaya koping yang aktif, yaitu yang lebih berfokus pada masalah
dikatakan cukup efektif terhadap kejadian-kejadian yang masih

dapat diubah.
Menurut banyak kalangan bahwa segi keagamaan dan aktifitas

tertentu merupakan perilaku yang efektif.


Aktifitas yang bersifat menarik perhatian sangat membantu.

3. Strategi koping yang digunakan


Stereoptip lansia
Pension
Pengurangan pendapatan
Kemunduran kesehatan
Keterbatasan fungsional (aktivitas sehari-hari)
Kemunduran kognitif
Kematian anggota keluarga
Perpindahan hunian
Tantangan kejiwaan lainnya
Kembangkan keterampilan baru, gunakan waktu luang, berperan

aktif dalam kegiatan-kegiatan yang bermakna


Manfaatkan fasilitas discount yang tersedia
Gaya hidup sehat
Penyesuaian diri terhadap lingkungan dan jika perlu menggunakan

alat bantu
Memanfaatkan peluang pendidikan seperti grup diskusi,

perpustakaan, dan hal-hal lain yang kreatif


Boleh larut dalam kesedihan secukupnya, bila perlu memanfaatkan
konseling, bina perlu memanfaatkan konseling, bina keakraban

yang baru
Di negara maju, bagi para lansia tersedia berbagai pilihan hunian
Pertahankan selera humor, gunakan teknik penghilang stres, dan
berpartisipasi dalam aktivitas kelompok

3.5

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Dasar Lanjut Usia


Yang dimaksud asuhan keperawatan adalah bantuan bimbingan
penyuluhan, pengawasan atau perlindungan yang diberikan oleh seorang
perawat/bidan untuk memenuhi kebutuhan pasien atau kelompok. Pada
usia lanjut ditemukan berbagai masalah secara individu. Prinsip pemberian
asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan pasien atau kelompok.
8

Asuhan keperawatan dasar bagi kelompok usia lanjut ditujukan


kepada:
a. Kelompok usia lanjut aktif
Mereka yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari-hari dapat dilaksanakan
sendiri. Walaupun demikian perlu mendapat bimbingan dan pengawasan
untuk mencegah terjadinya faktor resiko tinggi agar tidak mempercepat
ktergantungan dengan lain. Adapun bimbingan dan pengawasan berupa
kebersihan perorangan, kebersihan lingkungan, makanan dan kesegaran
jasmanai.
b. Kelompok usia lanjut pasif
Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan banyak pertolongan
orang lain. Yang harus diperhatikan pada usia lanjut yang tinggal ditempat
adalah kebersihan perorangan, lingkungan, makanan, mencegah decubitas.

Anda mungkin juga menyukai