Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN SYIRKAH

Syirkah adalah transaksi atau akad antara dua


orang atau lebih, dimana mereka saling
bersepakat untuk melakukan kerja yang
bersifat finansial dan mendatangkan
keuntungan (profit).
Sedangkan syarat sah dan tidaknya akad
syirkah ditentukan oleh sesuatu yang
ditransaksikan, yaitu sesuatu yang bisa dan
boleh (halal) ditransaksikan.
Hukum syirkah sendiri adalah boleh/mubah.
Hal ini didasarkan pada diamnya Rasul saw
pada syirkah yang di lakukan oleh para
sahabat kala itu. Dalam hukum Islam, diamnya

Imam Ad-Daruquthni meriwayatkan dari


Abu Hurairah dari Nabi saw yang
bersabda:



Artinya :
Allah Taala berfirman: Aku adalah
ketiga dari dua orang yang bersekutu,
selagi salah seorang dari mereka berdua
tidak mengkhianati kawannya. Tapi kalau
dia berkhianat, aku keluar dari mereka.

Bentuk dan Macam-macam


syirkah
Terdapat dua bentuk syirkah, yaitu:
1.syirkah hak milik (syirkatul amlak)
yaitu syirkah terjadi karena adanya harta
pusaka, pemberian atau wasiat, dimana
terdapat lebih dari seorang ahli waris atau
penerima wasiat.
2. syirkah transaksi (syirkatul uqud).
syirkah uqud adalah syirkah yang terjadi
dengan
mengembangkan
hak
milik
seseorang.

Ada lima jenis syirkah dalam syirkatul uqud


yang bisa kita pilih untuk merealisasikan
rencana bisnis kita secara syariah, yaitu :
a. Syirkah Inam
Yaitu kerjasama bisnis yang dilakukan dua
orang atau lebih, dimana masing-masing
menyertakan harta (modal) dan sekaligus
juga menjadi pengelolanya (tenaga),
kemudian keuntungannya dibagi diantara
mereka berdasarkan kesepakatan. Jika
mengalami kerugian, maka kerugiannya
akan ditanggung bersama berdasarkan
proporsional modalnya.

b.

Syirkah Mudharabah
Secara muamalah, syirkah mudharabah
mengharuskan ada dua pihak, yaitu pihak
pemilik modal (rabbul maal) dan pihak
pengelola (mudhorib). Pihak pemodal
menyerahkan (mengamanahkan) modalnya
dengan akad suatu akad kepada seseorang
sebagai pengelola untuk dikelola dan
dikembangkan menjadi sebuah usaha yang
menghasilkan keuntungan (profit).

c.

Syirkah Wujuh
Adalah syirkah antara dua orang
dengan modal dari pihak lain diluar
kedua orang tersebut. Dimana dua
orang yang menerima modal itu
disebut sebagai pengelola dan yang
memberikan modal adalah pemodal.
Syirkah ini dapat terjadi karena
adanya kedudukan, profesionalisme,
atau kepercayaan dari pihak lain
untuk membeli secara kredit
kemudian menjualnya secara kontan.
Syirkah wujuh dibolehkan menurut
syara karena pada dasarnya
termasuk syirkah mudharabah atau
syirkah abdan yang juga
diperbolehkan.

d.

Syirkah Abdan
Syirkah abdan merupakan kerjasama
bisnis antara dua orang atau lebih yang
mengandalkan tenaga atau keahlian
orang-orang yang melakukan akad
syirkah. Misalnya syirkah antara insinyur
dan arsitek tanpa modal dana dalam
sebuah usaha konsultan bangunan,
semua akan berkerja sesuai keahlian
masing-masing dan hasilnya
(keuntungan) akan dibagi sesuai
kesepakatan.

e.

Syirkah Mufawadhah
Syirkah ini merupakan gabungan dari
berbagai jenis syirkah, baik Inan,
abdan, mudharabah, maupun wujuh.
Semua orang yang berkedudukan
sebagai pemodal juga berkewajiban
untuk mengelola modal secara
bersama-sama. Kemudian pemilik
modal juga melakukan akad syirkah
mudharabah dengan para pemodal
lainnya.

SYARAT SYIRKAH
1).Mengeluarkan

kata-kata
yang
menujukkan
izin
masing-masing
anggota serikat kepada pihak yang
akan mengendalikan harta itu.
2).
Anggota
serikat
itu
saling
mengpercayai, sebab masing-masing
mereka adalah wakil yang lainnya.
3).Mencampurkan harta sehingga tidak
dapat dibedakan hak masing-masing,
baik berupa mata uang maupun bentuk
yang lainnya

MUDARABAH
A.

PENGERTIAN

Mudharabah berasal dari kata dharb,artinya


memukul atau berjalan, pengertian memukul ini
lebih
tepatnya
adalah
proses
seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.
Secara teknis Al-Mudharabah adalah akad
kerjasama antara dua pihak dimana pihak
pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh
(100%) modal,sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak sedangkan apabila rugi ditanggung oleh
pemilik modal selama kerugian itu bukan
kelalaian si pengelola seandainya kerugian itu
disebabkan karena kecurangan atau kelalaian si
pengelola
harus
bertanggungjawab
atas
kerugian tersebut.

HADITS
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasanya
Sayidina Abbas jikalau memberikan dana ke
mitra usahanya secara mudharabah, ia
mensyaratkan agar dananya tidak dibawa
mengarungi lautan, menuruni lembah yang
berbahaya, atau membeli ternak yang
berparu-paru basah, jika menyalahi peraturan
maka yang bersangkutan bertanggungjawab
atas dana tersebut. Disampaikannya syaratsyarat tersebut ke Rasulullah saw. Dan diapun
memperkenalkannya (Hadist dikutip oleh
imam Alfasi dalam Majma Azzawaid 4/161 )

Jenis Al Mudharabah
1.

Al Mudharabah Al Muthlaqah
(Mudharabah bebas).
Pengertiannya adalah sistem mudharabah
dimana pemilik modal (investor/Shohib Al
Mal) menyerahkan modal kepada pengelola
tanpa pembatasan jenis usaha, tempat dan
waktu dan dengan siapa pengelola
bertransaksi. Jenis ini memberikan
kebebasan kepada Mudhorib (pengelola
modal) melakukan apa saja yang dipandang
dapat mewujudkan kemaslahatan.

2. Al Mudharabah Al Muqayyadah
(Mudharabah terbatas).

Pengertiannya adalah sistem Mudharabah


dimana pemilik dana memberikan batasan kepada

pengelola dana mengenai lokasi, cara, dan atau objek


investasi/sektor usaha. Contoh: tidak mencampurkan
dana pemilik dana dengan dana lainnya; tidak
menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan
cicilan, tanpa penjamin, atau mengharuskan pengelola
dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui
pihak ketiga .

Rukun Al Mudharabah
Al Mudharabah memiliki tiga
rukun:
1. Adanya dua atau lebih pelaku
yaitu investor (pemilik modal)
dan pengelola (mudharib)
2. Objek transaksi kerja sama yaitu
modal, usaha dan keuntungan.
3. Pelafalan perjanjian.

Manfaat Al-Mudharabah
yaitu dapat memberi manfaat dan keringanan kepada
manusia. Karena ada sebagian orang yang memiliki
harta, tetapi tidak mampu untuk membuatnya menjadi
produktif. Dan ada pula orang yang tidak memiliki harta
tetapi ia mempunyai kemampuan untuk memproduktifkan
nya. Dengan demikian, dapat tercipta kerjasama antara
modal dan kerja demi kemashlahatan dan kesejahteraan
umat manusia.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai