4. Fase Remodelling
Sebagian molekul kolagen terdegradasi oleh enzim kolagenase yang
didapatkan pada Fibroblas, Makrofag, dan Netrofil pada fase remodelling,
disamping itu juga terjadi kontraksi luka (wound contraction) yang merupakan
suatu proses kompleks dimana melibatkan berbagai jenis sel, matrik, dan Sitokin.
Pada periode ini, Fibroblas memiliki suatu gambaran fenotipe yang disebut
myofibroblas, yang mampu melakukan kontraksi, adanya fenomena ini
menunjukan adanya pemadatan dari jaringan ikat dan kontraksi dari luka. Proses
ini diduga dipicu oleh TGF β1 atau β2 dan PDFG (Rajan dan Murray, 2008).
Remodelling dari kolagen dipengaruhi oleh keseimbangan antara sintesis dan
katabolisme kolagen. Degradasi kolagen pada luka juga dipengaruhi oleh
beberapa enzim proteolitik yang disebut MMP yang dihasilkan oleh sel Makrofag,
epidermis, endothel dan Fibroblas. Keseimbangan antara MMP dan inhibitor dari
MMP akan menentukan perkembangan penyembuhan luka. Proses remodelling
memungkinan kekuatan jaringan baru yang terbentuk bisa mendekati aslinya,
pada 3 minggu pertama setelah cedera, kekuatan ini hanya berkisar 20% dari
semula, dalam proses remodelling akan terjadi penggantian serabut kolagen
dengan serabut yang lebih besar disertai oleh penguatan crosslinking dari masing
masing serabut yang membentuk jaringan yang lebih kuat. Kekuatan maksimal
yang bisa dicapai oleh jaringan parut baru hanyalah 70% dari kulit yang normal
(Epstein et. al, 1999).
Nanchi, Antonio. 2008 Ten Cate's Oral Histology: Development, Structure, and
Function. China: Elsevier Inc.
Rajan, V and Murray, RZ. The Duplicitous Nature of Inflammation in Wound
Repair. Wound Practice & Research: Journal of the Australian Wound
Management Association, Vol. 16, No. 3, Aug 2008: 122-129.