Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan pengumpulan data
penelitian yang berjudul Hubungan tingkat keteraturan ANC ibu hamil dengan
kelancaran proses persalinan di BPS Susilowati Desa Sidobandung tahun 2011
sebanyak 30 responden. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk diagram dan
tabel serta keterangan singkat. Penyajian data tersebut meliputi gambaran lokasi
penelitian, data umum dan data khusus.

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1

Gambaran lokasi penelitian


Penelitian dilaksanakan di BPS Susilowati Desa Sidobandung Kecamatan

Balen Kabupaten Bojonegoro.


Fasilitas BPS meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ruang Periksa
Ruang Konseling
Ruang Persalinan
Ruang Nifas
Ruang Tunggu
Ruang Kamar Mandi Pasien

: 1 ruang
: 1 ruang
: 1 ruang
: 1 ruang
: 1 ruang
: 1 ruang

33

34

Cakupan Pelayanan meliputi :


1.
2.
3.
4.
5.

Pemeriksaan Kehamilan
Pertolongan Persalinan
Perawatan Nifas
Imunisasi
Pelayanan KB (pil, suntik, implant, IUD)

4.1.2

Data Umum

1. Karakteristik umur responden

Sumber : Data primer kuesioner penelitian tahun 2011

Gambar 4.1

Distribusi umur responden


Sidobandung tahun 2011

di

BPS

Susilowati

Desa

Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden


terdapat sebagian berumur 28-38 tahun sebanyak 15 responden (50%).

35

2.

Karakteri
stik pendidikan responden

Sumber : Data primer kuesioner penelitian tahun 2011

Gambar 4.2 Distribusi pendidikan responden di BPS Susilowati Desa


Sidobandung tahun 2011
Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa dari 30 responden
kurang dari sebagian berpendidikan SD sebanyak 12 responden (40%).

3.

Karakte
ristik penghasilan responden

36

Sumber : Data primer kuesioner penelitian tahun 2011

Gambar 4.3 Distribusi penghasilan responden di BPS Susilowati Desa


Sidobandung tahun 2011
Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa dari 30 responden
kurang dari sebagian berpenghasilan rendah sebanyak 12 responden (40%).

37

4.

Karakteris
tik pekerjaan responden

Sumber : Data primer kuesioner penelitian tahun 2011

Gambar 4.4 Distribusi pekerjaan responden di BPS Susilowati Desa


Sidobandung tahun 2011
Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui bahwa dari 30 responden
kurang dari sebagian dengan pekerjaan tani sebanyak 14 responden (46,7%).
4.1.3

Data Khusus

1. Tingkat keteraturan ANC ibu hamil


Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan tingkat keteraturan ANC ibu
hamil di BPS Susilowati Desa Sidobandung tahun 2011
No.
Tingkat keteraturan ANC
1. Baik
2. Tidak baik
Jumlah

Frekuensi
13
17
30

Sumber : Data primer kuesioner penelitian tahun 2011

Prosentase (%)
43,3%
56,7%
100%

38

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden lebih


dari sebagian dengan tingkat keteraturan ANC tidak baik yaitu 17 responden
(56,7%).

39

2. Kelancaran proses persalinan


Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan kelancaran proses persalinan pada
ibu bersalin di BPS Susilowati Desa Sidobandung tahun 2011
No.
1.
2.

Kelancaran proses
persalinan
Lancar
Tidak lancar
Jumlah

Frekuensi

Prosentase (%)

22
8
30

73,3%
26,7%
100%

Sumber : Data primer kuesioner penelitian tahun 2011

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 30 responden sebagian


besar dengan proses persalinan lancar yaitu 22 responden (73,3%).
3. Hubungan tingkat keteraturan ANC ibu hamil dengan kelancaran proses
persalinan
Tabel 4.3 Tabulasi silang antara hubungan tingkat keteraturan ANC ibu hamil
dengan kelancaran proses persalinan di BPS Susilowati Desa
Sidobandung tahun 2011
No.
1.
2.

Tingkat keteraturan
ANC
Baik
Tidak baik
Jumlah

Kelancaran proses persalinan


Lancar
Tidak lancar
f
%
f
%
12
40
1
3,3
10
33,3
7
23,3

f
13
17

22

30

73,3

26,7

Total
%
43,
3
56,
7
100

Sumber : Data primer kuesioner penelitian tahun 2011

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 30 responden terdapat


kurang dari sebagian responden dengan tingkat keteraturan ANC baik dan
proses persalinannya lancar sebanyak 12 responden (40%), sedangkan
responden yang tingkat keteraturan ANC tidak baik dan proses persalinannya
tidak lancar sebanyak 7 responden (23,3%).

40

Tabel 4.4 Uji Koefisien Kontingensi


Symmetric Measures
Value
Nominal by Nominal

Contingency Coefficient

N of Valid Cases

Approx. Sig.

.351

.040

30

Kemudian dibuktikan dengan hasil uji statistik koefisien kontingensi


dengan program SPSS 16.0 diperoleh hasil uji korelasi antara tingkat
keteraturan ANC ibu hamil dengan kelancaran proses persalinan dengan nilai
signifikan P (0,040) < (0,05) maka H1 diterima, yang berarti ada hubungan
antara tingkat keteraturan ANC ibu hamil dengan kelancaran proses
persalinan. Dan diperoleh nilai r sebesar 0,351 yang berarti keeratan hubungan
antar variabelnya rendah.

4.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini akan disajikan data penelitian mengenai hubungan
tingkat keteraturan ANC ibu hamil dengan kelancaran proses persalinan di BPS
Susilowati Desa Sidobandung tahun 2011. Data tersebut akan diuraikan sebagai
berikut :
1. Tingkat keteraturan ANC ibu hamil
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden lebih
dari sebagian dengan tingkat keteraturan ANC tidak baik yaitu 17 responden
(56,7%).
Pelayanan antenatal merupakan asuhan yang ditujukan kepada ibu hamil,
yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan asuhan, tetapi juga

41

pengawasan dan penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga
mendapatkan ibu dan anak yang sehat (Mufdlilah, 2009 : 23). WHO (World
Health Organization) menganjurkan batasan minimal kunjungan pemeriksaan
kehamilan adalah sebanyak 4 kali selama masa kehamilan, yakni : minimal 1
kali pada Triwulan I, minimal 1 kali pada Triwulan II dan minimal 2 kali pada
Triwulan III (Saifuddin AB, 2006 : 90).
Berdasarkan hasil penelitian di BPS Susilowati Desa Sidobandung tahun
2011 yang menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil, memiliki tingkat
pendidikan dasar (SD). Ibu hamil dengan pendidikan dasar akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru diperkenalkan
sehingga tidak mengenal dampak atau bahaya yang mungkin dapat terjadi bila
tidak melakukan kunjungan antenatal care. Hal ini sesuai dengan teori
Nursalam & Pariani (2001 : 133) yang menyatakan bahwa makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang
kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai
yang baru diperkenalkan.
Sedangkan jika dilihat dari pekerjaan responden yang sebagian besar ibu
hamil bekerja tani menjadikan ibu tidak memiliki waktu yang lebih untuk
melakukan kunjungan antenatal care. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo
Soekidjo (2003 : 7) yang menyatakan bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang
dikeluarkan untuk mencari nafkah atau pencaharian masyarakat yang sibuk
dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih

42

sedikit untuk memperoleh informasi. Ibu yang bekerja mencari nafkah akan
kekurangan waktu dan kurang perhatian terhadap pemeriksaan kehamilan.
Kemudian berdasarkan penghasilan responden menunjukkan bahwa
banyak ibu hamil yang mempunyai penghasilan rendah. Dengan penghasilan
yang rendah ibu cenderung akan memenuhi kebutuhan dasar saja dan
melakukan penundaan dalam melakukan kunjungan antenatal care. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada umumnya seseorang yang
berpendapatan tinggi dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) seharihari seperti sandang, pangan dan papan sehingga tercapai keluarga yang
sejahtera. Sebaliknya suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok karena kurangnya pendapatan disebut
kemiskinan. Kemiskinan, salah satu determinan sosial merupakan akar dari
ketidakmampuan dalam pengadaan pangan, pemukiman kumuh dan
tidak

sehat

serta

ketidakmampuan

mengakses

fasilitas

kesehatan.

(http://www.setneg.go.id).
2. Kelancaran proses persalinan
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 30 responden sebagian
besar dengan proses persalinan lancar yaitu 22 responden (73,3%).
Menurut Saifudin Abdul Bari (2002 : 183), proses persalinan dikatakan
normal bila pada primigravida kala I 13 jam atau tidak melewati garis
waspada pada partograf dan kala II 2 jam sedangkan pada multigravida kala
I 7 jam atau tidak melewati garis waspada pada partograf dan kala II 1
jam. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalinan antara
lain power His (kontraksi otot rahim), kontraksi otot dinding perut dan

43

kekuatan mengejan), pasanger (Janin dan plasenta) dan passage (Jalan lahir
lunak dan jalan lahir tulang) (Manuaba, 1998 : 160).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses persalinan pada responden
sebagian besar lancar. Hal ini dikarenakan ibu saat bersalin dalam kondisi
yang baik. Keadaan ini dikarenakan selama hamil ibu melaksanakan
kunjungan kehamilan secara teratur sehingga dalam kunjungan tersebut ibu
banyak memperoleh informasi tentang kehamilannya. Dengan pengetahuan
tersebut ibu dapat menjaga kesehatan diri dan janinnya sehingga dalam
menghadapi proses persalinan dapat berlangsung dengan lancar.
3. Hubungan tingkat keteraturan ANC ibu hamil dengan kelancaran proses
persalinan
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 30 responden terdapat
kurang dari sebagian responden dengan tingkat keteraturan ANC baik dan
proses persalinannya lancar sebanyak 12 responden (40%), sedangkan
responden yang tingkat keteraturan ANC tidak baik dan proses persalinannya
tidak lancar sebanyak 7 responden (23,3%) .
Kemudian dibuktikan dengan hasil uji statistik koefisien kontingensi
dengan program SPSS 16.0 diperoleh hasil uji korelasi antara tingkat
keteraturan ANC ibu hamil dengan kelancaran proses persalinan dengan nilai
signifikan P (0,040) < (0,05) maka H1 diterima, yang berarti ada hubungan
antara tingkat keteraturan ANC ibu hamil dengan kelancaran proses
persalinan. Dan diperoleh nilai r sebesar 0,351 yang berarti keeratan hubungan
antar variabelnya rendah.

44

Manfaat pemeriksaan pertama pada kehamilan adalah menegakkan


hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat
mengancam jiwa dan agar ibu bisa memperoleh nasehat-nasehat tentang
kesehatan (Mufdlilah, 2009 : 23-25). Persalinan adalah proses alami yang
akan

berlangsung

dengan

sendirinya.

Dengan

senam

hamil,

akan

meningkatkan kemampuan mengkoordinasikan kekuatan kontraksi otot rahim


sehingga tercapai hasil optimal menuju jalan lahir dan juga dapat
memperlancar proses persalinan (Manuaba, 1998 : 17). Menurut Saifudin
Abdul Bari (2002 : 183), proses persalinan dikatakan normal bila pada
primigravida kala I 13 jam atau tidak melewati garis waspada pada partograf
dan kala II 2 jam sedangkan pada multigravida kala I 7 jam atau tidak
melewati garis waspada pada partograf dan kala II 1 jam.
Pemeriksaan kehamilan sangatlah penting karena dalam kunjungan ANC
tersebut ibu memperoleh banyak nasehat-nasehat tentang kesehatan. Selain itu
selama masa kehamilan ibu yang rutin melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilannya apabila terjadi komplikasi pada kehamilannya dapat segera
terdeteksi sehingga dapat dilakukan perawatan. Dengan semakin baik ibu
dalam melaksanakan kunjungan pemeriksaan kehamilan maka proses
persalinan yang dihadapinya nanti dapat berlangsung dengan lancar.

45

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran penelitian Hubungan
tingkat keteraturan ANC ibu hamil dengan kelancaran proses persalinan di BPS
Susilowati Desa Sidobandung tahun 2011.

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan
penelitian yaitu :
1. Kurang dari sebagian responden di BPS Susilowati Desa Sidobandung tahun
2011 dengan tingkat keteraturan ANC baik.
2. Sebagian besar responden di BPS Susilowati Desa Sidobandung tahun 2011
dengan proses persalinan lancar.
3. Ada hubungan antara tingkat keteraturan ANC ibu hamil dengan kelancaran
proses persalinan di BPS Susilowati Desa Sidobandung tahun 2011. Dan
diperoleh nilai r sebesar 0,351 yang berarti keeratan hubungan antar
variabelnya rendah.

5.2 Saran
5.2.1

Bagi peneliti
Untuk mengembangkan penelitian yang akan datang sebaiknya peneliti

menggunakan responden yang lebih banyak guna mengetahui hasil yang lebih
maksimal dan representatif.
5.2.2

Bagi responden
43

46

Bagi ibu hamil diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang cara


senam hamil yang benar dan dapat membantu kelancaran proses persalinan
dengan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan secara teratur dan rutin.
5.2.3

Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan (BPS)


Bagi institusi kesehatan khususnya tenaga bidan diharapkan lebih aktif

dalam berkomunikasi dengan ibu hamil lewat penyuluhan sehingga ibu hamil
akan menjadi lebih mengerti tentang pentingnya kunjungan pemeriksaan
kehamilan guna membantu kelancaran proses persalinan.

Anda mungkin juga menyukai