Anda di halaman 1dari 56

60

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian


Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban setiap Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam mengelola keuangan daerah. Acuan
dan pedoman dalam pembuatan Laporan Keuangan Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Malinau adalah Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
1. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Malinau
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau terbentuk berdasarkan
Surat Keputusan Bupati Malinau Nomor 121 Tahun 2001, dan Peraturan
Bupati Malinau Nomor 20 Tahun 2008 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Malinau.
Kabupaten Malinau merupakan salah satu daerah hasil pemekaran
wilayah kabupaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999
Kabupaten Malinau merupakan salah satu Kabupaten strategis di bagian
utara Provinsi Kalimantan Timur. Ibukota Kabupaten Malinau berada di
Malinau. Wilayah Kabupaten Malinau berada di daerah tropis dengan posisi
geografis 1213641055 LU dan 11435221165055 BT. Kondisi
Kabupaten Malinau didominasi oleh wilayah daratan, yang luasnya
60

61

mencapai sekitar 42.620 Km2. Secara administratif Kabupaten Malinau


memiliki wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara

: Berbatasan dengan Kabupaten Nunukan

Sebelah Selatan

: Berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat dan


Kutai Kartanegara

Sebelah Timur

: Berbatasan dengan Kabupaten Bulungan, Kutai


Timur dan Berau

Sebelah Barat

: Berbatasan dengan Malaysia Timur (Serawak)

Keadaan Topografi Kabupaten Malinau bervariasi berdasarkan bentuk


relief, kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Selanjutnya
juga dapat dibedakan atas kawasan perbukitan sedang bagian tengah, dan
daratan bergelombang landai di bagian timur. Perbukitan terjadi disebelah
utarabagian barat merupakan jalan pegunungan dengan ketinggian 15003000 meter diatas permukaan air laut. Keadaan perbukitan lereng ini dengan
sudut lereng lebih dari 30 % untuk daerah yang merupakan perbukitan,
kemiringan sangat terjal diatas 15 %. Dengan demikian kemiringan rata-rata
berkisar antara 0-50 %.

2. Visi dan Misi


Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang
diinginkan, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau sebagai organisasi
yang berada dalam jajaran Pemerintah Kabupaten Malinau perlu terus
menerus mengembangkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan dalam
rangka menangkap peluang dan menghindari ancaman dengan membuat
terobosan-terobosan baru.

62

Perubahan tersebut disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten


dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kinerja yang berorientasi
pada pencapaian hasil atau manfaat.
Sehubungan dengan itu Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau
mempunyai Visi sebagai cara pandang jauh ke depan tentang kemana Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau akan diarahkan dan apa yang akan
dicapai agar eksis, antisipatif, dan inovatif. Serta menggariskan Misi yang
harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Malinau.
Visi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau yaitu : Terwujudnya
Infrastruktur Wilayah Perkotaan dan Pedesaan yang efektif, efisien dan
merata. Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau yaitu :
a. Menyelenggarakan Pembangunan Jaringan Jalan dan Jembatan antar
kecamatan dan desa
b. Menyelenggarakan prasarana dan sarana dasar permukiman perkotaan
dan pedesaan
c. Menyelenggarakan pengembangan sistem drainase pengairan, sistem
sanitasi dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
d. Menunjang kelancaran distribusi dan mobilisasi (orang, barang dan jasa)
yang disinergikan dengan moda angkutan lainnya
e. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru dalam upaya pemerataan
pembangunan

63

f. Menciptakan iklim yang sehat dan kondusif bagi dunia usaha dan
masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan sarana dan
prasarana daerah
g. Membuka isolasi daerah pedalaman dan perbatasan.

64

3. Struktur Organisasi
Berikut ini Struktur Organisasi pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Malinau :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum


Sumber: Data Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau Tahun 2012

65

4. Uraian Tugas dan Jabatan


Berdasarkan Peraturan Bupati Malinau Nomor 20 Tahun 2008, tugas
pokok

dari

Dinas

Pekerjaan

Umum

Kabupaten

Malinau

adalah

melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Pekerjaan Umum,


Perumahan dan Penataan Ruang Berdasarkan Asas Otonomi dan Tugas
Pembantuan.
Untuk melaksanakan Tugas Pokok tersebut Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Malinau mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis Bidang Pengairan, Bina Marga dan Cipta
Karya
b. Penyusunan perencanaan Bidang Pengairan, Bina Marga dan Cipta Karya
c. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum Bidang
Pengairan, Bina Marga dan Cipta Karya
d. Pembinaan, koordinasi, pengendalian, dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan
Bidang Pengairan, Bina Marga dan Cipta Karya
e. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Pekerjaan Umum
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan masyarakat, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau
ditunjang dengan rincian organisasi sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum
2. Sekretaris
a. Sub bagian Penyusunan Program
b. Sub bagian Umum dan Kepegawaian

66

c. Sub bagian Keuangan


3. Kepala Bidang Pengairan
a. Seksi Pembangunan
b. Seksi Operasional dan Pemeliharaan
c. Seksi Bina Manfaat
4. Kepala Bidang Bina Marga
a. Seksi Perencanaan Teknis
b. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan
c. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan dan Alat Berat
5. Kepala Bidang Cipta Karya
a. Seksi Tata Ruang
b. Seksi Bangunan
c. Seksi Perumahan dan Penyehatan Lingkungan

5. Sumber Daya Manusia Aparatur


Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau per 31 Desember 2011
memiliki sumber daya manusia aparatur, sebanyak 92 (Sembilan puluh dua)
orang yang terdiri dari 17 (tujuh belas) orang pejabat struktural dan 53 (lima
puluh tiga) orang non struktural, 1 (satu) orang pegawai tidak tetap dan 21
(dua puluh satu) orang staf honor proyek.
Berikut ini, ikhtisar Jabatan dan Rincian Tugas masing-masing Posisi
Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil (PNS) Eselon II dan Eselon III dan
Kelompok Jabatan Fungsional/Tenaga Ahli pada Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Malinau.

67

1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau


Ikhtisar Jabatan :
a. Membantu Bupati di bidang tugasnya
b. Memimpin, merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan,
membina, mengendalikan, dan mengawasi semua kegiatan Dinas
Pekerjaan Umum
c. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas berada dan bertanggung
jawab kepada Bupati
Rincian Tugas :
a. Mengkoordinasikan

dan

mendistribusikan

tugas-tugas

kepada

Sekretaris dan para Kepala Bidang sesuai dengan tugas-tugasnya


masing-masing
b. Merumuskan rencana dan program kerja tahunan Dinas Pekerjaan
Umum
c. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan dan pelayanan di Bidang
Pekerjaan Umum
d. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan rencana dan program kerja
tahunan Dinas Pekerjaan Umum
e. Melaksanakan

bimbingan,

pengawasan

dan

pengendalian

pelaksanaan kebijakan dan pelayanan di bidang Pekerjaan Umum


f. Melaksanakan bimbingan, pengawasan dan pengendalian teknis di
bidang Pekerjaan Umum
g. Memberikan bimbingan dan pelayanan administrasi kepada semua
satuan organisasi di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum

68

h. Membina pemangkuan jabatan fungsional peraturan perundangundangan yang berlaku


i. Mengusulkan calon-calon pejabat untuk menduduki jabatan di
lingkungan Dinas Pekerjaan Umum
j. Menyampaikan informasi, saran dan pertimbangan dan laporan
pelaksanaan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum kepada Bupati
Kabupaten Malinau
k. Membina dan memberikan petunjuk kepada bawahan dalam rangka
kelancaran

pelaksanaan

tugas,

peningkatan

disiplin

serta

produktivitas kerja staf


l. Membina atau menciptakan suasana kondusif di lingkungan kerja
Dinas Pekerjaan Umum
m. Menilai pelaksanaan tugas, mengisi dan menandatangani Daftar
Penilaian Pekerjaan (DP3) bawahan sesuai peraturan yang berlaku
n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati Kabupaten
Malinau
o. Mengikuti rapat-rapat Dinas yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Malinau.
2. Sekretaris
Ikhtisar Jabatan :
a. Memberikan pelayanan teknis administrasi dalam rangka pelaksanaan
tugas pokok, menyelenggarakan urusan surat-menyurat dan kearsipan,
menyelenggarakan

administrasi

kepegawaian,

keuangan,

perlengkapan dinas, melaksanakan penyusunan rencana program dan

69

pelaporan, mengolah data laporan kegiatan dinas dan evaluasi


penyelenggaraan inventarisasi
b. Dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas
Rincian Tugas :
a. Membantu pimpinan dalam tugas kedinasan
b. Mengkoordinasikan dan mendistribusikan tugas-tugas kepada para
subbagian sesuai tugasnya masing-masing guna tercapainya sasaran
yang telah ditentukan secara berhasil guna dan berdaya guna
c. Menghimpun untuk mengkoordinasikan program yang disusun oleh
seksi-seksi sebagai bahan perencanaan pengembangan
d. Menyusun rencana dan program kerja tahunan bagian secretariat
e. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan rencana dan program kerja
tahunan bagian secretariat
f. Membantu penyusunan rencana dan program kerja tahunan Dinas
Pekerjaan Umum
g. Mengadakan analisa, menyusun dan membuat tata statistik serta
laporan pelaksanaan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum
h. Menyusun Data Kepegawaian, rencana kebutuhan dan pembagian
tugas pegawai serta administrasi di lingkungan Dinas Pekerjaan
Umum
i. Membuat usulan kegiatan pendidikan dan pelatihan pegawai
j. Membantu menyusun anggaran rutin dan Pekerjaan Umum

70

k. Melaksanakan urusan tata persuratan kearsipan, dan tata naskah


surat-surat dinas perlengkapan rumah tangga di lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum
l. Menyampaikan

informasi,

pertimbangan,

saran

dan

laporan

pelaksanaan kegiatan Sekretariat kepada Kepala Dinas Pekerjaan


Umum
m. Memonitor kegiatan pelaksanaan tugas bawahan
n. Mengambil langkah-langkah dan memberikan saran terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan tugas bawahan
o. Membina dan memberikan petunjuk kepada bawahan dalam rangka
pelaksanaan tugas, peningkatan disiplin serta produktivitas staf
p. Membina/menciptakan suasana kondusif dilingkungan kerja Dinas
Pekerjaan Umum
q. Menilai pelaksanaan tugas, mengisi dan menandatangani daftar
penilaian pekerjaan DP-3 bawahan langsung sesuai dengan peraturan
yang berlaku
r. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Pekerjaan Umum
s. Mengkoordinasikan hal-hal yang dianggap perlu kepada instansi
terkait yang ada hubungannya dengan bidang tugas maupun pimpinan
t. Mengikuti rapat-rapat dinas dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum
u. Mengikuti apel pagi pada setiap hari kerja dan kegiatan kantor
lainnya

71

v. Mengikuti apel gabungan yang diselenggarakan oleh pemerintah


Kabupaten Malinau
w. Menandatangani daftar hadir
3. Kepala Bidang Pengairan
Ikhtisar Jabatan :
a. Penyusunan perencanaan teknis, program, pembinaan dan bimbingan
teknis di bidang pengairan
b. Pengawasan, pengendalian pelaksanaan, pembangunan, rehabilitasi,
peningkatan, dan pengembangan, operasi serta pemeliharaan dan
pengamanan pengairan
c. Pengelolaan perijinan, pengamanan pemanfaatan air permukaan dan
atau sumber air serta rekomendasi perijinan penambangan bahan
galian golongan C pada alur sungai
d. Penanggulangan bencana banjir dan bencana alam lainnya serta usahausaha pengandalian erosi di bidang teknik sipil
e. Pengumpulan dan pengelolaan serta pelaporan di bidang pengairan
Rincian tugas :
a. Membantu pimpinan dalam melaksanakan tugas kedinasan
b. Mengkoordinasikan dan mendistribusikan tugas kepada kepala seksi
dinas pengairan
c. Melaksanakan penyusunan program kerja tahunan Dinas Pekerjaan
Umum

72

d. Menyiapkan

bahan

rencana

dan

program

kerja

rutin

dan

pembangunan yang diajukan dalam Rencana Kerja dan Anggaran


(RKA)
e. Melaksanakan pengawasan, pengendalian pelaksanaan pembangunan
rehabilitasi,

peningkatan

dan

pengembangan,

operasi

serta

pemeliharaan dan pengawasan pengairan


f. Melaksanakan pengelolaan perijinan, pengamanan pemanfaatan air
permukaan dan atau sumber air serta rekomendasi perijinan
penambangan bahan galian golongan C pada alur sungai
g. Melaksanakan penanggulangan bencana banjir dan bencana alam
h. Melaksanakan pengendalian erosi
i. Menyampaikan

informasi,

pertimbangan,

saran

dan

laporan

pelaksanaan kegiatan sub dinas pengairan kepada Kepala Dinas


Pekerjaan Umum
j. Membina dan memberikan petunjuk kepada bawahan dalam rangka
pelaksanaan tugas, peningkatan disiplin serta produktivitas kerja staf
k. Membina/menciptakan suasana kondusif di lingkungan kerja Dinas
Pekerjaan Umum
l. Menilai pelaksanaan tugas, mengisi dan menandatangani Daftar
Penilaian Pekerjaan (DP-3) bawahan langsung sesuai dengan
peraturan yang berlaku
m. Mengkoordinasikan hal-hal yang dianggap perlu kepada instansi
terkait yang ada hubungannya dengan bidang tugas maupun pimpinan

73

n. Mengambil langkah-langkah dan memberikan saran terhadap hal-hal


yang berkaitan dengan bidang tugas
o. Menyiapkan laporan secara periodik kepada pimpinan berkaitan
dengan bidang tugas yang menjadi tanggung jawabnya
p. Mengikuti rapat dinas pembinaan staf
q. Mengikuti apel pagi setiap hari kerja dan kegiatan kantor lainnya
r. Mengikuti apel gabungan yang diselenggarakan oleh pimpinan
Kabupaten Malinau
s. Menandatangani daftar hadir.
4. Kepala Bidang Bina Marga
Ikhtisar Jabatan :
a. Menyusun rencana teknis, program pembinaan dan bimbingan teknis
di bidang Bina Marga
b. Pengawasan, pengendalian dan pelaksanaan pekerjaan Bina Marga
c. Perijinan, pengawasan dan pemanfaatan jalan beserta utilitasnya
d. Penanggulangan jalan dan jembatan akibat bencana alam
e. Pengumpulan data dan pelaporan Bina Marga
Rincian Tugas :
a. Membantu pimpinan dalam tugas kedinasan
b. Mengkoordinasikan dan mendistribusikan tugas-tugas kepada para
Kepala Seksi sesuai dengan tugasnya masing-masing guna tercapainya
sasaran yang telah ditentukan secara berhasil guna dan berdaya guna

74

c. Menghimpun dan mengkoordinasikan semua rencana dan program


kegiatan yang disusun oleh seksi-seksi sebagai bahan perencanaan
pengembangan tugas selanjutnya
d. Menghimpun dan mempelajari peraturan-peraturan yang berkaitan
dengan bidang tugasnya
e. Menyusun rencana dan program kerja tahunan Bidang Bina Marga
f. Melaksanakan rencana dan pengawasan dan pemanfaatan jalan beserta
utilitasnya
g. Mengadakan penanggulangan jalan dan jembatan akibat bencana alam
h. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pelaksanaan pekerjaan
Bina Marga
i. Melaksanakan pengumpulan data dan pelaporan bina marga
j. Membina dan memberikan petunjuk kepada bawahan dalam rangka
pelaksanaan tugas, peningkatan disiplin serta produktifitas kerja staf
k. Memonitor kegiatan pelaksanaan tugas bawahan
l. Membina menciptakan suasana kondusif di lingkungan kerja Bina
Marga
m. Menilai pelaksanaan tugas, mengisi dan menandatangani Daftar
Penilaian Pekerjaan (DP-3) bawahan langsung sesuai dengan
peraturan yang berlaku
n. Mengkoordinasikan hal-hal yang dianggap perlu kepada instansi
terkait yang ada hubungannya dengan bidang Bina Marga maupun
pimpinan

75

o. Menyiapkan laporan secara periodik kepada pimpinan berkaitan


dengan bidang tugas yang menjadi tanggung jawabnya
p. Mengambil langkah-langkah dan memberikan saran terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan bidang tugas
q. Mengikuti rapat dinas pembinaan staf
r. Mengikuti apel pagi setiap hari kerja dan kegiatan kantor lainnya
s. Mengikuti apel gabungan yang diselenggarakan oleh pemerintah
Kabupaten Malinau
t. Menandatangani daftar hadir.
5. Kepala Bidang Cipta Karya
Ikhtisar Jabatan :
a. Penyusunan, penetapan rencana penataan ruang dan rencana teknis
Cipta Karya
b. Pengelolaan gedung-gedung pemerintah dan rumah dinas
c. Perijinan bangunan dan pengendalian pembangunan bidang Cipta
Karya
d. Pengumpulan data dan pelaporan bidang Cipta Karya
Rincian Tugas :
a. Membantu pimpinan dalam tugas kedinasan
b. Mengkoordinasikan dan mendistribusikan tugas-tugas kepada para
kepala seksi sesuai dengan tugasnya masing-masing guna tercapainya
sasaran yang telah ditentukan secara berhasil guna dan berdaya guna

76

c. Menghimpun dan mengkoordinasikan semua rencana dan program


kegiatan yang disusun oleh seksi-seksi sebagai bahan perencanaan
pengembangan tugas selanjutnya
d. Menghimpun dan mempelajari peraturan-peraturan yang berkaitan
dengan bidang tugasnya
e. Menyusun rencana dan program kerja tahunan Bidang Cipta Karya
f. Melaksanakan rencana dan pengawasan dan pemanfaatan jalan beserta
utilitasnya
g. Mengadakan penanggulangan jalan dan jembatan akibat bencana alam
h. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pelaksanaan pekerjaan
Cipta Karya
i. Melaksanakan pengumpulan data dan pelaporan Cipta Karya
j. Membina dan memberikan petunjuk kepada bawahan dalam rangka
pelaksanaan tugas, peningkatan disiplin serta produktifitas kerja staf
k. Memonitor kegiatan pelaksanaan tugas bawahan
l. Membina menciptakan suasana kondusif di lingkungan kerja Cipta
Karya
m. Menilai pelaksanaan tugas, mengisi dan menandatangani Daftar
Penilaian Pekerjaan (DP-3) bawahan langsung sesuai dengan
peraturan yang berlaku
n. Mengkoordinasikan hal-hal yang dianggap perlu kepada instansi
terkait yang ada hubungannya dengan bidang Cipta Karya maupun
pimpinan

77

o. Menyiapkan laporan secara periodik kepada pimpinan berkaitan


dengan bidang tugas yang menjadi tanggung jawabnya
p. Mengambil langkah-langkah dan memberikan saran terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan bidang tugas
q. Mengikuti rapat dinas pembinaan staf
r. Mengikuti apel pagi setiap hari kerja dan kegiatan kantor lainnya
s. Mengikuti apel gabungan yang diselenggarakan oleh pemerintah
Kabupaten Malinau
t. Menandatangani daftar hadir.

78

B. Data Analisis
Analisis Laporan Arus Kas merupakan pembahasan yang sangat penting
dalam bidang manajemen keuangan. Menganalisis Laporan Arus Kas berarti
kita menilai kinerja instansi yang bersangkutan. Analisis ini sangat berguna
tidak hanya bagi internal instansi tersebut, tapi juga stakeholder lainnya.

1. Pencatatan Akuntansi Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten


Malinau
Di dalam melakukan analisa dan evaluasi penulis membandingkan
teori yang telah dipaparkan dengan pelaksanaan di dalam instansi yang
bersangkutan.

Gambar 4.2 Proses Pencatatan Akuntasi SKPD

79

a. Analisis Transaksi
Berikut data yang akan dianalisa adalah:
1. Pendapatan.
SKPD

Dinas

Pekerjaan

Umum

Kabupaten

Malinau

tidak

menganggarkan & merealisasi Pendapatan selama Tahun Anggaran


2013 atau nihil.
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran pada satu periode Anggaran.
Pengeluaran Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau dibagi
dalam beberapa kelompok, antara lain :
a. Belanja Operasi
Realisasi Belanja Operas Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Malinau

Tahun

Anggaran

2013

adalah

sebesar

Rp. 47.909.367.297,00 atau sebesar 86,68 persen dari jumlah


yang dianggarkan dalam APBD sebesar Rp. 55.273.609.033,- hal
ini berarrti realisasi belanja Operasi Dinas Pekerjaan Umuk
Kabupaten Malinau Tahun Anggaran 2013 lebih tinggi 14,32
persen dari Tahun Anggaran 2012, dengan rincian sebagai
berikut:
1. Realisasi Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2013 adalah
sebesar Rp. 8.849.246.147,- atau 85,81 persen dari jumlah
yang dianggarkan dalam APBD sebesar Rp. 10.312.441.632,-

80

2. Belanja

Barang/Jasa

Tahun

Anggaran

2013

Sebesar

Rp. 39.060.121.150,- atau 86,88 persen dari jumlah yang


dianggarkan dalam APBD sebesar Rp. 44.961.167.401,b. Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar
Rp. 671.727.618.547,- atau 74,07 persen dari jumlah yang
dianggarkan dalam APBD sebesar Rp. 906.876.607.
c. Asset
Asset yang dimaksud di sini adalah asset tetap. Asset tetap yang
dimiliki Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau sampai
dengan

Tahun

Anggaran

2013

adalah

sebesar

Rp. 3.183.911.623.074,30
d. Surplus/Defisit Anggaran
Berdasarkan data data di atas dan dengan melakukan
perbandingan antara total realisasi Pendapatan dan total realisasi
Belanja selama Tahun Anggaran 2013 terjadi defisit anggaran
sebesar Rp714.846.049.114,60

81

b. Jurnal
Berdasarkan bukti - bukti transaksi yang diserahkan oleh bendahara,
PPK - SKPD akan melakukan penjurnalan. Jurnal - jurnal yang telah
dibuat antara lain:
1. Jurnal Umum Penyesuaian
Pada tanggal 31 Desember 2013, Bendahara mencatat ada
persediaan alat tulis kantor Rp. 2.455.000,-

Gambar 4.3 Jurnal Penyesuaian.


2. Jurnal Umum Koreksi
Pada tanggal 31 Desember 2013 terjadi koreksi terhadapat beberapa
transaksi keuangan di antaranya:

Tabel 4.1 Jurnal Umum Koreksi


Tanah Kantor
Rp
Tanah Sarana Stadion
Rp
Olahraga
Pendingin Ruangan
Rp

44.860.000,00
923.882.000,00
9.900.000,00

Komputer/PC

Rp

53.894.800,00

Printer

Rp

5.940.000,00

Meja Kerja

Rp

6.000.000,00

Kursi Kerja

Rp

5.235.000,00

Diinvestasi Dalam Aset Tetap

Rp

9.208.000,00

Gedung Kantor

Rp

2.891.762.750,00

82

Kontruksi Dalam Pengerjaan


Gedung dan Bangunan

Rp 115.273.856.831,00

Gedung Kantor

Rp

97.104.777.930,00

Jalan

Rp

18.169.078.901,00

Gedung Rumah Jabatan

Rp

1.327.824.000,00

Gedung Sarana Olah Raga

Rp

2.935.621.350,00

Gedung Sarana Pendidikan

Rp

935.410.000,00

Gedung Sarana Pemerintahan

Rp

16.945.866.700,00

Gedung Sarana Keagamaan


Sarana Obyek
Kebudayaan/Pariwisata

Rp

809.510.000,00

Rp

1.695.629.500,00

Jalan

Rp

1.364.967.000,00

Diinvestasi Dalam Aset Tetap

Rp

1.364.967.000,00

Gedung Sarana Pemerintahan

Rp

1.932.983.300,00

Jaringan Drainase Perkotaan

Rp

78.868.000,00

Gedung Kantor

Rp

662.941.000,00

Gedung Sarana Keagamaan

Rp

24.000.000,00

Konstruksi Dalam Pengerjaan


Gedung dan Bangunan

Rp

519.599.000,00

Gedung Sarana Pemerintahan

Rp

3.678.876.323,00

Diinvestasi Dalam Aset Tetap

Rp

3.333.191.723,00

Konstruksi Dalam Pengerjaan


Gedung dan Bangunan

Rp

3.333.191.723,00

Diinvestasi Dalam Aset Tetap

Rp

12.400.667.300,00

Gedung Sarana Pemerintahan

Rp

12.400.667.300,00

Gedung Sarana Pemerintahan

Rp

139.000.000,00

Konstruksi Dalam Pengerjaan


Jalan, Jaringan, dan Instalasi

Rp

232.375.000,00

Jalan

Rp

371.375.000,00

Gedung Sarana Pemerintahan

Rp

450.583.750,00

Konstruksi Dalam Pengerjaan


Gedung dan Bangunan

Rp

50.273.500,00

Gedung Kantor

Rp

2.805.981.000,00

Jalan

Rp 121.155.790.635,00

83

Gedung Kantor

Rp

435.873.000,00

Gedung Kantor

Rp

22.867.167.213,00

Jalan

Rp

357.899.765.277,00

Gedung Kantor

Rp

222.248.000,00

c. Pelaksanaan Belanja Untuk Penggunaan Uang Persediaan


(UP), Ganti Uang Persediaan (GU), dan Tambahan Uang
Persediaan (TU)

Dalam rangka percepatan pencairan dana dan mendukung


operasional kerja yang mendesak Dinas Pekerjaan Umum
mengambil langkah langkah strategis dengan berpatokan pada
Surat

Edaran

Kementrian

Keuangan

Republik

Indonesia

Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor: SE-1/PB/2013 dan


Peraturan Mentri Keuangan nomor: 171/PMK.05/2007 tentang
Sistem

Akuntansi

dan

Pelaporan

Keuangan

Pemerintah,

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Mentri Keuangan


Nomor 233/PMK.05/2007, sehingga pencarian dana sapat
dilaksanakan dengan tetap memperhatikan prinsip prinsip
pengelolaan keungan negara.
Langkah - langkah teknis prosedur pelaksanaan belanja untuk
penggunaan Uang Persediaan (UP), Ganti Uang Persediaan (GU),
dan Tambahan Uang Persediaan (TU).
1. Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan
permohonan dana

(PPTK)

mengajukan

dengan mengisi Nota Pencairan Dana

84

(NPD)

untuk melaksanakan kegiatan

tertentu

kepada

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.


2. Berdasarkan Nota Pencairan Dana tersebut, Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
persetujuan

kepada

Bendahara

memberikan memo

Pengeluaran/Bendahara

Pengeluaran Pembantu untuk mengeluarkan sejumlah dana


yang

dimaksud.

Pengeluaran

Bendahara

Pembantu

Pengeluaran/Bendahara

mengeluarkan

dana

sejumlah

persetujuan yang diberikan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa


Pengguna Anggaran kepada PPTK

Gambar 4.4. Nota Pencairan Dana (NPD)

85

3. Dalam proses pelaksanaan kegiatan, PPTK wajib mengarsip


dokumen-dokumen yang terkait dengan pengeluaran belanja
untuk kegiatan tersebut. Selanjutnya PPTK memberikan
dokumen-dokumen

pelaksanaan

belanja

sebagai

dasar

Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu


dalam melakukan pertanggungjawaban belanja.

Gambar 4.5 Buku Kas Umum

Gambar 4.6 Buku Pembantu Kas Tunai

86

Gambar 4.7 Buku Pembantu Simpanan/Bank

Gambar 4.7 Buku Pembantu Panjar

Gambar 4.8 Buku Pembantu Pajak

87

Gambar 4.9 Buku Rincian Objek Belanja

4. Pembukuan oleh bendahara pengeluran


Pembukuan

Belanja

oleh

bendahara

pengeluaran

menggunakan:
a. Buku Kas Umum (BKU)
b. Buku Pembantu BKU sesuai dengan kebutuhan seperti:
1. Buku Pembantu Kas Tunai;
8. Buku Pembantu Simpanan/Bank;
9. Buku Pembantu Panjar;
10.

Buku Pembantu Pajak;

11.

Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

Dalam pelaksanaannya, tidak semua dokumen pembukuan


digunakan secara bersamaan untuk membukukan satu
transaksi

keuangan

yang

dilakukan

oleh

bendahara

88

pengeluaran. Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai


dasar dalam melakukan pembukuan adalah:
1. SP2D UP/GU/TU/LS
2. Bukti transaksi yang sah dan lengkap
3. Dokumen-dokumen pendukung lainnya sebagaimana yang
diatur dalam peraturan yang berlaku
5. Pembukuan Penerimaan SP2D UP/GU/TU

Pembukuan penerimaan SP2D UP/GU/TU merupakan proses


pencatatan transaksi penerimaan SP2D UP/GU ke dalam BKU
dan Buku pembantu yang terkait. Proses pembukuan
dilakukan ketika bendahara pengeluaran menerima SP2D
UP/GU/TU dari BUD/Kuasa BUD. Pencatatan dilakukan
sebesar jumlah yang tercantum di SP2D sebagai "penerimaan
SP2D" di :

a. BKU pada kolom penerimaan.


b. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom penerimaan.

Bendahara pengeluaran dapat mencairkan UP/GU/TU yang


terdapat di bank ke kas tunai. Pencatatan dilakukan sebesar
jumlah yang dicairkan sebagai "pergeseran uang" di:

a. BKU pada kolom pengeluaran


b. Buku Pembantu simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
c. BKU pada kolom penerimaan

89

d. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom penerimaan

Tabel 4.1 Flowchart Penatausahaan Penerimaan SP2D


UP/GU/TU
Uraian

1.

Bendahara Pengeluaran

Bendahara

pengeluaran

menerima SP2D UP/GU/TU


2.

Bendahara

pengeluaran

kemudian melakukan proses


Pengisian BKU pada kolom
penerimaan
3.

Kemudian

Bendahara

pengeluaran

melakukan

proses
Pembantu

pengisian

Buku

Simpanan/Bank

pada kolom penerimaan


4.

Hasil akhir proses ini adalah


BKU dan Buku Pembantu
Simpanan/Bank yang sudah
terupdate

90

Pembukuan Pergeseran Dana dari Rekening Bank Bendahara


Pengeluaran Ke Kas Tunai Bendahara Pengeluaran
Uraian

Bendahara Pengeluaran

1. Bendahara

pengeluaran

menyiapkan bukti pergeseran


dana
2. Berdasarkan

bukti

bendahara

tersebut,

pengeluaran

mencatat di BKU pada kolom


pengeluaran
3. Bendahara

pengeluaran

mencatat di BKU pada kolom


penerimaan.

Jumlah

yang

dicatat sama dengan jumlah


yang

dicatat

pada

kolom

pengeluaran
4. Kemudian

Bendahara

pengeluaran mencatat di Buku


Pembantu

Simpanan/Bank

pada kolom pengeluaran


5. Selanjutnya

Bendahara

pengeluaran mencatat di buku


pembantu

kas

tunai

pada

kolom penerimaan
6. Hasil dari proses ini adalah
BKU dan Buku Pembantu
BKU yang ter update

60

Pembukuan Pelimpahan Dana UP/GU ke Bendahara Pengeluaran Pembantu


Uraian

Bendahara Pengeluaran

1. Bendahara pengeluaran melakukan transfer


dana

ke

rekening

bank

bendahara

transer,

bendahara

pengeluaran pembantu
2. Berdasarkan

bukti

pengeluaran mencatat di BKU pada kolom


pengeluaran
3. Bendahara pengeluaran mencatat di Buku
Pembantu

Simpanan/Bank

pada

kolom

pengeluaran
4. Bendahara pengeluaran pembantu mencatat
penerimaan di BKU
5. Bendahara pengeluaran pembantu mencatat
penerimaan di Buku Pembantu Simpanan/
Bank
6. Hasil dari proses ini adalah BKU pembantu
dan Buku Pembantu BKU yang terupdate

60

Bendahara Pengeluaran Pembantu

60

Dalam proses belanja menggunakan uang persediaan, terdapat


kemungkinan 2 (dua) cara bagi bendahara pengeluaran dalam
melakukan pembayaran. Pertama, bendahara pengeluaran melakukan
pembayaran tanpa melalui panjar. Kedua, bendahara pengeluaran
melakukan pembayaran melalui panjar terlebih dahulu kepada
PPTK.

6.

Pembukuan pembayaran belanja tanpa melalui uang panjar

Proses

pembukuan

dimulai

ketika

Bendahara

pengeluaran

membayarkan sejumlah uang atas belanja yang telah dilakukan.


Pembayaran dapat saja menggunakan uang yang ada di kas tunai
maupun uang yang ada di rekening bank bendahara pengeluaran.
Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK,
bendahara melakukan pembayaran. Atas pembayaran tersebut,
bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar nilai belanja
bruto sebagai "belanja" di:

a. BKU pada kolom pengeluaran.


b. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran.
c. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU, TU.

60

61

Pembukuan Belanja UP/GU/TU Rekening Bank Bendahara


Pengeluaran
Uraian
Bendahara Pengeluaran
1. Bendahara

pengeluaran

menyiapkan bukti belanja dan


bukti pembayaran yang terkait
2. Bendahara

pengeluaran

kemudian melakukan proses


Pengisian BKU pada kolom
pengeluaran
3. Bendahara

pengeluaran

melakukan proses pengisian


Buku

Pembantu

Simpanan/Bank pada kolom


pengeluaran
4. Kemudian

Bendahara

pengeluaran melakukan proses


pengisian

buku

pembantu

rincian obyek belanja.


5. Hasil akhir dari proses ini
adalah

BKU

dan

Buku

Pembantu BKU yang sudah ter


update

62

Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening bank,


bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar nilai belanja
bruto sebagai "belanja" di:

a. BKU pada kolom pengeluaran.


b. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran.
c. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU, TU.

Apabila bendahara pengeluaran melakukan pungutan pajak atas


transaksi belanja di atas, bendahara pengeluaran melakukan
pembukuan

sebesar

jumlah

pajak

yang

dipotong

sebagai

"pemotongan PPh/PPN" di:

a. BKU pada kolom penerimaan.


b. Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan.

Ketika bendahara pengeluaran penyetoran atas pungutan pajak,


bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak
yang disetorkan sebagai "setoran PPh/PPN" di:

a. BKU pada kolom pengeluaran.


b. Buku Pembantu Pajak pada kolom pengeluaran.

63

Pembukuan Belanja UP/GU/TU Kas Tunai Bendahara


Pengeluaran
Uraian

Bendahara Pengeluaran

1. Bendahara

pengeluaran

menyiapkan bukti belanja dan


bukti pembayaran yang terkait

2. Bendahara
kemudian

pengeluaran
melakukan

proses

Pengisian BKU pada kolom


pengeluaran

3. Bendahara
melakukan

pengeluaran
proses

pengisian

Buku Pembantu Kas Tunai pada


kolom pengeluaran

4. Kemudian

Bendahara

pengeluaran melakukan proses


pengisian

buku

pembantu

rincian obyek belanja.

5. Hasil akhir dari proses ini


adalah

BKU

dan

Buku

Pembantu BKU yang sudah ter


update

7.

Pembukuan belanja melalui uang panjar


Pembukuan

atas uang panjar merupakan proses pencatatan

pemberian uang panjar ke PPTK termasuk didalamnya pencatatan

64

atas pertanggungjawaban yang diberikan oleh PPTK untuk uang


panjar yang diterimanya.
Proses

pembukuan

memberikan

dimulai

ketika

Bendahara

Pengeluaran

uang panjar kepada PPTK untuk melaksanakan

kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan Nota


Pencairan Dana (NPD), memo persetujuan PA/KPA, serta bukti
pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah, Bendahara Pengeluaran
mencatat pemberian uang panjar sebesar uang yang diberikan di:
a. BKU pada kolom pengeluaran
b. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran
c. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
Apabila pemberian panjar dilakukan dengan transfer dari rekening
bank, Bendahara Pengeluaran mencatat pemberian uang panjar
sebesar uang yang diberikan di :
a. BKU pada kolom pengeluaran
b. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
c. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban uang
panjar adalah sebagai berikut:
a. Bendahara

Pengeluaran

menerima

bukti

belanja/bukti

pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah dari PPTK sebagai


bentuk

pertanggungjawaban

uang

panjar.

Setelah

65

pertanggungjawaban tersebut diterima, Bendahara Pengeluaran


mencatat pengembalian panjar di:
a. BKU pada kolom penerimaan
b. Buku pembantu panjar pada kolom penerimaan
c. Jumlah yang dicatat sebesar jumlah uang panjar yang pernah
diberikan.
b. Bendahara Pengeluaran kemudian mencatat belanja yang
sebenarnya

terjadi

berdasarkan

pertanggungjawaban

yang

diberikan PPTK. Belanja tersebut dicatat di:


a. BKU pada kolom pengeluaran
b. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja
c. Apabila uang panjar yang diberikan lebih besar daripada belanja
yang dilakukan, PPTK mengembalikan kelebihan tersebut. Atas
pengembalian itu Bendahara Pengeluaran mencatat di:

Buku

Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu Bank/Simpanan pada


kolom penerimaan sebesar jumlah yang dikembalikan
d. Apabila uang panjar yang diberikan lebih kecil daripada belanja
yang

dilakukan,

Bendahara

Pengeluaran

membayar

kekurangannya kepada PPTK. Atas pembayaran itu Bendahara


Pengeluaran mencatat di Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku
Pembantu Bank/Simpanan pada kolom pengeluaran sebesar
jumlah yang dibayarkan.

66

Pembukuan Pemberian Uang Panjar


Uraian
Bendahara Pengeluaran
1. Bendahara

pengeluaran

menyiapkan NPD, memo


persetujuan,

bukti

pembayaran/bukti

lainnya

yang sah
2. Bendahara

pengeluaran

kemudian

melakukan

proses Pengisian BKU pada


kolom pengeluaran
3. Jika uang panjar diberikan
melalui kas tunai, maka
bendahara

pengeluaran

melakukan

proses

pengisian Buku Pembantu


Kas

Tunai

Kolom

Pengeluaran
4. Jika uang panjar diberikan
melalui

rekening

bank,

maka

bendahara

pengeluaran

melakukan

proses

pengisian

Buku

Pembantu Simpanan/Bank
Kolom Pengeluaran
5. Kemudian
pengeluaran
proses
pembantu

bendahara
melakukan

pengisian

buku

panjar

pada

kolom pengeluaran
6. Hasil akhir dari proses ini
adalah BKU dan Buku
Pembantu BKU yang sudah
ter update

67

Pembukuan Pertanggungjawaban Uang Panjar


Uraian
1. Bendahara
pengeluaran
menerima bukti belanja/bukti
pengeluaran uang lainnya dari
PPTK dan sejumlah uang yang
berasal dari sisa uang panjar
2. Bendahara

pengeluaran

kemudian melakukan proses


Pengisian BKU pada kolom
penerimaan.

Jumlah

yang

dicatat sebesar jumlah uang


panjar yang pernah diberikan
3. Kemudian

bendahara

pengeluaran melakukan proses


pengisian

Buku

Pembantu

panjar pada kolom penerimaan


sebesar

uang

panjar

yang

pernah diberikan
4. Bendahara

pengeluaran

kemudian mencatat belanja di


BKU

pada

pengeluaran.

kolom

Jumlah

dicatat

yang
sebesar

pertanggungjawaban

yang

diberikan PPTK

5. Bendahara

Pengeluaran

mencatat belanja pada buku


pembantu rincian obyek.
6. Proses

selanjutnya

adalah

pencatatan aktual belanja yang


dilakukan.

Apakah

Uang

Panjar kurang dari jumlah


belanja atau lebih dari jumlah
belanja

Bendahara Pengeluaran

68

Pembukuan Pertanggungjawaban Uang Panjar

Bendahara Pengeluaran

Uraian
7. Jika uang panjar lebih besar dari
pada belanja, maka PPTK wajib
mengembalikan sisa uang panjar
tersebut. Bendahara pengeluaran
mencatat

pengembalian

uang

panjar dalam buku pembantu kas


tunai

atau

buku

simpanan/bank

pembantu

pada

kolom

penerimaan. Sejumlah sisa uang


panjar.
8. Jika uang panjar kurang dari nilai
belanja, bendahara pengeluaran
melakukan

pembayaran

atas

kekurangan tersebut. Bendahara


pengeluaran

mencatat

pembayaran tersebut pada buku


pembantu kas tunai atau buku
pembantu simpanan/bank pada
kolom

pengeluaran.

Sejumlah

kekurangan uang panjar.

9. Hasil akhir dari proses ini adalah


BKU bendahara pengeluaran
dan Buku Pembantu BKU
Bendahara

Pengeluaran

yang

sudah update

8. Pembukuan Belanja Melalui Langsung (LS)


a. Pembukuan SP2D LS untuk pengadaan Barang dan Jasa
Pembukuan atas proses belanja LS untuk pengadaan barang dan
jasa dimulai ketika bendahara pengeluaran menerima SP2D LS

69

barang dan Jasa dari BUD atau Kuasa BUD melalui Pengguna
Anggaran. Pembukuan dilakukan sebesar jumlah belanja bruto
(sebelum dikurangi potongan) sebagai "belanja pengadaan barang
dan jasa" di:
1. BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran pada tanggal
yang sama
2. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja yang terkait pada
kolom belanja LS.
Terhadap potongan pajak terkait belanja pengadaan barang dan
jasa, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sejumlah
pajak yang dipotong sebagai "pemotongan PPh/PPN" di:
1. BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada
tanggal yang sama.
2. Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan dan kolom
pengeluaran pada tanggal yang sama.
b. Pembukuan

SP2D

LS

untuk

pembayaran

Gaji

dan

TunjanganPembukuan atas SP2D LS untuk pembayaran Gaji dan


Tunjangan dimulai ketika bendahara pengeluaran menerima
SP2D LS Gaji dari BUD atau Kuasa BUD melalui Pengguna
Anggaran. Pembukuan dilakukan sebesar jumlah belanja bruto
(sebelum dikurangi potongan) sebagai "belanja gaji dan
tunjangan" di:
1. BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran

70

2. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja pada kolom belanja


LS, untuk setiap kode rekening belanja gaji dan tunjangan
yang terdapat di SP2D.
Penatausahaan Belanja SP2D LS Barang dan Jasa
Bendahara Pengeluaran

Uraian

1. Bendahara

pengeluaran

menerima SP2D LS barang


dan Jasa untuk belanja yang
dilakukan
2. Bendahara

pengeluaran

kemudian melakukan proses


Pengisian BKU pada kolom
penerimaan
3. Bendahara

pengeluaran

kemudian melakukan proses


Pengisian BKU pada kolom
pengeluaran.

Tanggal

dan

jumlah

dicatat

sama

yang

dengan tanggal dan jumlah


yang

dicatat

di

kolom

penerimaan
4. Bendahara

pengeluaran

melakukan proses Pengisian


buku pembantu rincian obyek
belanja.
5. Hasil akhir dari proses ini

adalah

BKU

dan

Buku

Pembantu BKU yang sudah ter


update

71

Penatausahaan Belanja SP2D LS Gaji


Uraian
Bendahar Pengeluaran
1. Bendahara pengeluaran
menerima SP2D LS
Gaji untuk belanja yang
dilakukan
2. Bendahara pengeluaran
kemudian melakukan
proses Pengisian BKU
pada kolom penerimaan

3. Bendahara pengeluaran
kemudian melakukan
proses Pengisian BKU
pada
kolom
pengeluaran. Tanggal
dan jumlah yang dicatat
sama dengan tanggal
dan jumlah yang dicatat
di kolom penerimaan
4. Bendahara pengeluaran
melakukan
proses
pengisian
buku
pembantu
rincian
obyek belanja.

5. Hasil akhir dari proses


ini adalah BKU dan
Buku Pembantu BKU
yang sudah ter update

68

d. Laporan Arus Kas


Laporan keuangan yang dibuat oleh SKPD yang terdiri atas
LRA, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan
Keuangan, disusun berdasarkan struktur anggaran APBD sesuai
Permendagri No. 13 Tahun 2006. Sehingga, terdapat perbedaan
struktur akun pendapatan dan belanja bila dibandingkan dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No. 24 Tahun 2005).
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Malinau Aset
Lancar

PP No. 24 Tahun 2005


Tentang SAP Aset
Lancar

A. Belanja Operasi

A. Belanja Operasi

Belanja Pegawai
Belanja Barang

Belanja Pegawai
Belanja Barang

B. Belanja Modal

B. Belanja Modal

Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan
Mesin
Belanja Bangunan dan
Gedung
Belanja Jalan, Irigasi,
dan Jaringan

Belanja Tanah
Belanja Peralantan dan
Mesin
Belanja Gedung dan
Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi, dan
Jaringan

Gambar 4.5. Konversi Laporan Realisasi Anggaran Dinas Pekerjaan


Umum Kabupaten Malinau
Belanja yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat dan
melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat, dalam bagan di atas,
harus dilakukan konversi, yaitu:
a. Dari komponen belanja operasi, yaitu belanja pegawai dan belanja
barang tidak mengalami perubahan sehingga ada kesamaan akun

68

69

belanja operasi pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau


dan PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP,
b. Dari komponen belanja modal, yaitu akun belanja bangunan dan
gedung tidak dikenal dalam struktur format SAP sehingga perlu
di konversi ke dalam PP No. 24 Tahun 2005 Tentang SAP.
Dalam konversi agar sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005 tentang
SAP, pelaporan realisasi belanja dalam LRA tidak berdasarkan
program dan kegiatan, sebagaimana klasifikasi anggaran belanja
langsung dalam APBD, tetapi untuk tujuan Penjabaran Laporan
Realisasi APBD, belanja harus dilaporkan bersama program dan
kegiatan.
Dengan demikian, perlu dibuat dua versi pelaporan LRA, yaitu
berdasarkan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau kemudian
konversinya yang berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005 sebagaimana
telah dijelaskan di atas.
Dalam melakukan konversi Neraca, Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Malinau telah meneliti terlebih dahulu pada klasifikasi
akun mana yang telah terjadi perbedaan antara Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Malinau dengan PP No. 24 Tahun 2005, sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan konversi. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar di bawah ini yang merupakan hasil
konversi.

70

Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten
Malinau

PP No. 24 Tahun
2005 Tentang SAP
Belanja

Aset Lancar
Kas Di Bendahara
Penerimaan
Kas Di Bendahara
Pengeluaran
Kas Di Badan
Layanan Umum
Daerah
Deposito Bank BRI
Cab. Malinau
Deposito Bank BNI
Cab. Malinau
Kas Lainnya
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Transfer
Bagian Lancar
Tuntutan Ganti Rugi
Bagian Lancar
Tangihan Penjualan
Angsuran
Piutang Lainnya
Persediaan
Biaya Dibayar Di
Muka

Aset Lancar
Kas Di Bendahara
Penerimaan
Kas Di Bendahara
Pengeluaran
Kas Di Badan
Layanan Umum
Daerah
Investasi Jangka
Pendek

Kas Lainnya
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Transfer
Bagian Lancar
Tuntutan Ganti
Rugi
Bagian Lancar
Tangihan
Penjualan
Angsuran
Piutang Lainnya
Persediaan
Biaya Dibayar Di
Muka

Gambar 4.6. Proses Konversi Neraca


Dari bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Malinau, terdapat Perbedaan pada kelompok Aset
Lancar yakni pada akun Deposito Bank BRI Cab. Malinau dan akun
Deposito Bank BNI Cab. Malinau sehingga perlu melakuna konversi ke
dalam PP No. 24 Tahun 2005 Tentang SAP Belanja.

71

Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten
Malinau
ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Jaringan dan
Instalasi
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam
Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan

PP No. 24 Tahun 2005


Tentang SAP Aset Tetap

ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Jaringan dan Instalasi
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan

Gambar 4.7. Hasil Konversi Neraca Kelompok Aset Tetap


Dari bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Malinau, tidak terdapat Perbedaan pada kelompok
Aset Lancar.
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Malinau Aset
Lainnya
Aset Lainnya
Tagihan Piutang
Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan
Ganti Kerugian
Daerah
Ternak Bergulir
Aset Tidak Berwujud
Kas Yang Dibatasi
Penggunaannya
Aset Lain - lain

PP No. 24 Tahun 2005


Tentang SAP Aset
Lainnya
Aset Lainnya
Tagihan Piutang Penjualan
Angsuran
Tuntutan Perbendaharaan
Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak
Ketiga
Aset Tidak Berwujud
Kas Yang Dibatasi
Penggunaannya
Aset Lain - lain

Gambar. 4. 8. Koversi Neraca pada kelompok aset lainnya


Perbedaan pada kelompok Aset Lainnya terlihat bahwa dalam format
PP No. 24 Tahun 2005 dibedakan antara Tuntutan Perbendaharaan

72

dan Tuntutan Ganti Rugi, sedangkan di Dinas Pekerjaan Umum


Kabupaten Malinau hanya ada Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah dengan tidak memisahkan ke dalam dua kelompok seperti
pada PP No. 24 Tahun 2005. Oleh karena itu, dalam konversi, sesuai
dengan kejadian transaksinya, perlu dibedakan ke dalam dua
kelompok seperti dalam PP No. 24 Tahun 2005.
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Malinau
Kewajiban
Kewajiban Jangka
Pendek
Utang Perhitungan
Fihak Ketiga (PFK)
Utang Jangka Pendek
Lainnya

PP No. 24 Tahun 2005


Tentang SAP Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Perhitungan Fihak
Ketiga (PFK)
Utang Jangka Pendek
Lainnya

Gambar 4.9. Konversi Neraca pada kelompok kewajiban.


Dari bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Malinau, tidak terdapat Perbedaan pada kelompok
Kewajiban.
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Malinau
Kewajiban Lainnya

PP No. 24 Tahun 2005


Tentang SAP Kewajiban
Lainnya

Kewajiban Jangka Panjang


Lainnya
Utang Jangka Panjang
Lainnya

Kewajiban Jangka Pendek


Utang Jangka Panjang
Lainnya

Gambar 4.10. Konversi Neraca pada kelompok kewajiban Jaka


Panjang lainnya.

73

Dari bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk Dinas Pekerjaan


Umum Kabupaten Malinau, tidak terdapat Perbedaan pada kelompok
Kewajiban.
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Malinau
Ekuitas Dana
Ekuitas Dana

PP No. 24 Tahun
2005 Tentang SAP
Ekuitas Dana
Ekuitas Dana

Sisa Lebih Pembayaran


Anggaran (SILPA)
Cadangan Untuk
Piutang
Cadangan Untuk
Persediaan
Dana Yang Harus
Disediakan Untuk
Pembayaran Utang
Jangka Pendek
Pendapatan Yang
Ditangguhkan
Cadangan Biaya
Dibayar Dimuka
Ekuitas Dana
Investasi
Diinvestasikan Dalam
Investasi Jangka
Panjang
Diinvestasikan Dalam
Ases Tetap
Diinvestasikan Dalam
Ase Lainnya (Tidak
Termasuk Dana
Cadangan)
Dana Yang Harus
Disediakan Untuk
Pembayaran Utang
Jangka Pendek

Sisa Lebih
Pembayaran
Anggaran (SILPA)
Cadangan Piutang
Cadangan
Persediaan
Dana Yang Harus
Disediakan Untuk
Pembayaran Utang
Jangka Pendek
Pendapatan Yang
Ditangguhkan
Cadangan Biaya
Dibayar Dimuka
Ekuitas Dana
Investasi
Diinvestasikan
Dalam Investasi
Jangka Panjang
Diinvestasikan
Dalam Ases Tetap
Diinvestasikan
Dalam Ase Lainnya
(Tidak Termasuk
Dana Cadangan)
Dana Yang Harus
Disediakan Untuk
Pembayaran Utang
Jangka Pendek

Gambar 4.11. Konversi Ekuitas Dana


Perbedaan di dalam Ekuitas Dana ada pada kelompok cadangan
untuk piutang dan cadangan untuk persediaan berdasarkan akun pada

74

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau, sedangkan berdasarkan


format PP No. 24 Tahun 2005 kelompok yang sama adalah cadangan
piutang dan cadangan persediaan. Bila diperhatikan lebih saksama ke
dalam susunan Kode Rekening Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Malinau, yang dimaksud dengan cadangan termasuk di dalamnya
adalah cadangan piutang dan cadangan persediaan, sehingga
sebenarnya tidak ada perbedaan substansi di antara keduanya.

DINAS PEKERJAAN UMUM


KABUPATEN MALINAU
Laporan Arus Kas
1
2

Arus Kas dari


Aktivitas Operasi

PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2005
Tentang Laporan Arus Kas
Arus Kas dari Aktivitas
Operasi

Arus Masuk Kas


Pendapatan Pajak
Daerah
Pendapatan Retribusi
Daerah
Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain PAD yang
sah

Arus Masuk Kas

Dana Bagi Hasil Pajak


Dana Bagi Hasil
Sumber Daya Alam

Dana Bagi Hasil Pajak


Dana Bagi Hasil Sumber
Daya Alam

Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum

10

Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus

11

Dana Otonomi Khusus

Dana Otonomi Khusus

12

Dana Penyesuaian
Pendapatan Bagi Hasil
Pajak
Pendapatan Bagi Hasil
Lainnya

Dana Penyesuaian
Pendapatan Bagi Hasil
Pajak
Pendapatan Bagi Hasil
Lainnya

Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana
Darurat
Tagihan Ganti
Tuntutan Ganti
Kerugian Daerah
Jumlah Arus Masuk
Kas (3 s/d 17)

Pendapatan Hibah

3
4

6
7
8

13
14
15
16
17
18

Pendapatan Pajak Daerah


Pendapatan Retribusi
Daerah
Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah

Pendapatan Dana Darurat

Tuntutan Ganti Rugi


Jumlah Arus Masuk Kas
(3 s/d 17)

75

19

Arus Keluar Kas

Arus Keluar Kas

20

Belanja Pegawai

Belanja Pegawai

21

Belanja Barang

Belanja Barang

22

Bunga

Bunga

23

Subsidi

Subsidi

24

Hibah

Hibah

25

Bantuan Sosial

Bantuan Sosial

26

Belanja Tak Terduga


Deposito Bank BRI
Cab. Malinau
Deposito Bank BNI
Cab. Malinau
Bagi Hasil Pendapatan
Lainnya
Jumlah Arus Keluar
Kas (20 s/d 29)
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Operasi (18
- 30)
Arus Kas dari
Aktivitas Investasi
Aset Nonkeuangan

Belanja Tak Terduga

Arus Masuk Kas


Pendapatan Penjualan
atas Tanah
Pendapatan Penjualan
atasPeralatan dan
Mesin
Pendapatan Penjualan
atas Gedung dan
Bangunan
Pendapatan Penjualan
atas Jalan, Irigasi dan
Jaringan
Pendapatan dari
Penjualan Aset Tetap
Pendapatan dari
Penjualan Aset
Lainnya
Jumlah Arus Masuk
Kas (34 s/d 39)

Arus Masuk Kas


Pendapatan Penjualan atas
Tanah

41

Arus Keluar Kas

Arus Keluar Kas

42

Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan
Mesin
Belanja Bangunan dan
Gedung
Belanja Jalan, Irigasi
dan Jaringan
Belanja Aset Tetap
Lainnya
Cadangan Untuk
Persediaan

Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan
Mesin
Belanja Gedung dan
Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan
Jaringan
Belanja Aset Tetap
Lainnya

27
28
29
30
31

32
33
34
35

36

37
38
39
40

43
44
45
46
47

Investasi Jangka Pendek


Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan
Lainnya
Jumlah Arus Keluar Kas
(20 s/d 29)
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Operasi (18 30)
Arus Kas dari Aktivitas
Investasi Aset
Nonkeuangan

Pendapatan Penjualan
atasPeralatan dan Mesin
Pendapatan Penjualan atas
Gedung dan Bangunan
Pendapatan Penjualan atas
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Pendapatan dari Penjualan
Aset Tetap
Pendapatan dari Penjualan
Aset Lainnya
Jumlah Arus Masuk Kas
(34 s/d 39)

Cadangan Persediaan

76

48

49

50
51
52
53

54

55

56

57
58
59
60

61

62

63
64
65
66

67

68
69

Jumlah Arus Keluar


Kas (42 s/d 47)
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Investasi
Aset Nonkeuangan
(40 - 48)
Arus Kas dari
Aktivitas Pembiayaan

Jumlah Arus Keluar Kas


(42 s/d 47)

Arus Masuk Kas


Pencairan Dana
Cadangan
Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Pinjaman Dalam
Negeri - Pemerintah
Pusat
Pinjaman Dalam
Negeri - Pemerintah
Daerah Lainnya
Pinjaman Dalam
Negeri - Lembaga
Keuangan Bank
Pinjaman Dalam
Negeri - Lembaga
Keuangan Bukan Bank
Pinjaman Dalam
Negeri - Obligasi
Pinjaman Dalam
Negeri - Lainnya
Penerimaan Kembali
Pinjaman kepada
Perusahaan Negara
Penerimaan Kembali
Pinjaman kepada
Perusahaan Daerah
Penerimaan Kembali
Pinjaman kepada
Pemerintah Daerah
Lainnya
Jumlah Arus Masuk
Kas (52 s/d 62)

Arus Masuk Kas

Arus Keluar Kas


Cadangan Untuk
Piutang
Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam
Negeri - Pemerintah
Pusat
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam
Negeri - Pemerintah
Daerah Lainnya

Arus Keluar Kas

Pembayaran Pokok

Pembayaran Pokok

Arus Kas Bersih dari


Aktivitas Investasi Aset
Nonkeuangan (40 -48)
Arus Kas dari Aktivitas
Pembiayaan

Pencairan Dana Cadangan


Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Pusat
Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Daerah
Lainnya
Pinjaman Dalam Negeri Lembaga Keuangan Bank
Pinjaman Dalam Negeri Lembaga Keuangan
Bukan Bank
Pinjaman Dalam Negeri Obligasi
Pinjaman Dalam Negeri Lainnya
Penerimaan Kembali
Pinjaman kepada
Perusahaan Negara
Penerimaan Kembali
Pinjaman kepada
Perusahaan Daerah
Penerimaan Kembali
Pinjaman kepada
Pemerintah Daerah
Lainnya
Jumlah Arus Masuk Kas
(52 s/d 62)

Cadangan Piutang
Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Pusat
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Daerah
Lainnya

77

70

71

72

73

74

75
76
77

78
79
80
81
82
83
84

85

86
87
88
89

Pinjaman Dalam
Negeri - Lembaga
Keuangan Bank
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam
Negeri - Lembaga
Keuangan Bukan Bank
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam
Negeri - Obligasi
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam
Negeri - Lainnya
Pemberian Pinjaman
kepada Perusahaan
Negara
Pemberian Pinjaman
kepada Perusahaan
Daerah
Pemberian Pinjaman
kepada Pemerintah
Daerah Lainnya
Jumlah Arus Keluar
Kas (65 s/d 75)
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Pembiayaan
(64 - 76)
Arus Kas dari
Aktivitas
Nonanggaran

Pinjaman Dalam Negeri Lembaga Keuangan Bank

Arus Masuk Kas


Penerimaan
Perhitungan Fihak
Ketiga (PFK)
Jumlah Arus Masuk
Kas (80 s/d 80)

Arus Masuk Kas

Arus Keluar Kas


Pengeluaran
PerhitunganFihak
Ketiga (PFK)
Jumlah Arus Keluar
Kas (83 s/d 83)
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas
Nonanggaran (81 84)
Kenaikan/Penurunan
Kas (31 + 49 + 77 +
85)
Saldo Awal Kas di
BUD
Saldo Akhir Kas di
BUD (86 + 87)
Saldo Akhir Kas di
Bendahara
Pengeluaran

Arus Keluar Kas


Pengeluaran
PerhitunganFihak Ketiga
(PFK)
Jumlah Arus Keluar Kas
(83 s/d 83)

Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam Negeri Lembaga Keuangan
Bukan Bank
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam Negeri Obligasi
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam Negeri Lainnya
Pemberian Pinjaman
kepada Perusahaan Negara
Pemberian Pinjaman
kepada Perusahaan Daerah
Pemberian Pinjaman
kepada Pemerintah Daerah
Lainnya
Jumlah Arus Keluar Kas
(65 s/d 75)
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Pembiayaan
(64 - 76)
Arus Kas dari Aktivitas
Nonanggaran

Penerimaan Perhitungan
Fihak Ketiga (PFK)
Jumlah Arus Masuk Kas
(80 s/d 80)

Arus Kas Bersih dari


Aktivitas Nonanggaran
(81 - 84)
Kenaikan/Penurunan
Kas (31 + 49 + 77 + 85)
Saldo Awal Kas di BUD
Saldo Akhir Kas di BUD
(86 + 87)
Saldo Akhir Kas di
Bendahara Pengeluaran

78

90
91

Saldo Akhir Kas di


Bendahara
Penerimaan
Saldo Akhir Kas (88
+ 89 + 90)

Saldo Akhir Kas di


Bendahara Penerimaan
Saldo Akhir Kas (88 + 89
+ 90)

Gambar 4.12. Perbandingan antara Laporan Arus Kas Dinas


Pekerjaan Umum dan Laporan Arus Kas menurut
Peraturan

Pemerintah

Republik

Indonesia

Nomor.24 Tahun 2005


Dari hasil pengamatan dan penelitian dengan cara membedahkan
Laporan Arus Kas Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 terdapat tiga
perbedaan akun pada kelompok neraca Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Malinau dengan merujuk pada Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005, diantaranya adalah:
a.

Perbedaan pada kelompok Aset Lancar yakni pada akun


Deposito Bank BRI Cab. Malinau dan akun Deposito Bank BNI Cab.
Malinau sehingga perlu melakuna konversi ke dalam PP No. 24 Tahun
2005 Tentang SAP Belanja.

b.

Perbedaan pada kelompok Aset Lainnya terlihat bahwa dalam


format PP No. 24 Tahun 2005 dibedakan antara Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi, sedangkan di Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau hanya ada Tagihan
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah dengan tidak memisahkan ke
dalam dua kelompok seperti pada PP No. 24 Tahun 2005. Oleh
karena itu, dalam konversi, sesuai dengan kejadian transaksinya,

79

perlu dibedakan ke dalam dua kelompok seperti dalam PP No.


24 Tahun 2005.
c.

Perbedaan di dalam Ekuitas Dana ada pada kelompok cadangan


untuk piutang dan cadangan untuk persediaan berdasarkan akun
pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau, sedangkan
berdasarkan format PP No. 24 Tahun 2005 kelompok yang sama
adalah cadangan piutang dan cadangan persediaan. Bila
diperhatikan lebih saksama ke dalam susunan Kode Rekening
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau, yang dimaksud
dengan cadangan termasuk di dalamnya adalah cadangan
piutang dan cadangan persediaan, sehingga sebenarnya tidak ada
perbedaan substansi di antara keduanya.

C. Hasil Analisa Penelitian Laporan Arus Kas


Berdasarakan data analisa dari hasil pengamatan terhadap pencatatan
Laporan Arus Kas Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau, secara
substansi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau telah menerapkan
pencatatan Laporan Arus Kas berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai