Anda di halaman 1dari 2

1.

Tekanan Normal
Kondisi normal pressure atau hidrostatic pressure terjadi ketika proses burial
akan terjadi proses kompaksi, semakin dalam porositas batuan akan menjadi
lebih kecil. Karena porositas batuan semakin kecil, maka untuk meimbanginya
terdapat fluida keluar dengan mudah, tidak ada yang menghalangi jalan
keluarnya fluida tersebut.
Tekanan Abnormal
Kondisi overpressure terjadi ketika terjadi kompaksi, fluida tidak dapat keluar
dari ruang pori sehingga terjadi undercompaction. Akibat adanya penambahan
tekanan dari proses burial dan fluida tidak dapat keluar maka tekanan akan
ditopang oleh butir dan fluida di dalam batuan, fluida akan menopang tekanan
lebih besar sehingga terjadi kondisi overpressure.
Dalam grafik, kondisi overpressure dapat terlihat jika gradien tekanan formasi
ada di sebelah kanan tekanan normal. Kondisi geologi yang mempengaruhi
terjadinya overpressure adalah ketika terjadi pengendapan sedimen yang sangat
cepat dan dalam jumlah banyak dalam waktu yang sangat lama sehingga
batuan mengalami kompaksi yang tidak normal (undercompaction). Umumnya
hal ini terjadi apabila batu serpih/lempung lebih dominan di banding batupasir,
karena permeabilitas betuserpih/ batulempung yang kecil sehingga fluida tidak
dapat mengalir keluar. Lingkungan pengendapan yang dapat mengakomodasi
kondisi overpressure adalah delta dan laut dalam.
Tekanan Sub-Normal
Sub normal/depleted merupakan kondisi tekanan formasi di bawah kondisi
tekanan hidrostatik. Biasanya kondisi ini terjadi akibat di dalam formasi tersebut
sudah diproduksi hidrokarbonnya sehingga kondisinya di bawah normal.
2. Proses Penyemenan
Persiapan dan pemompaan bubur semen tergantung pada kedalaman
lubang dan temperatur dasar lubang yang diperkirakan, additiv kimia
yang ditambahkan untuk mengontrol sifat-sifat semen yang akan dimiliki
setelah semen mengeras.
Bubur semen disiapkan dengan mencampurkan semen kering dengan
sebuah water jet. Hasil campuran diarahkan ke dalam sebuah tangki,
dimana akan diuji densitas dan viskositasnya.
Bubur semen kemudian dihisap oleh sebuah pompa tripleks yang kuat dan
dipompakan pada tekanan tinggi sehingga masuk ke dalam casing melalui
cementing head.
Cementing head menghubungkan top dari casing dengan unit pompa.
Pada alat ini terdapat dua katup penahan yang berfungsi menahan top
dan bottom wiper plugs. Alat ini juga dilengkapi dengan sebuah manifold
yang dapat dihubungkan dengan unit pompa semen atau sebuah pompa
rig.

Operasi penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom


wiper plugs dan mengarahkan bubur semen melewati top valve.
Kemudian bubur semen akan mendorong bottom plug masuk ke dalam
casing sampai plug mencapai dan duduk diatas float collar.
Pemompaan diteruskan hingga meruntuhkan diafragma sentral pada plug
yang akan memungkinkan semen agar dapat mengalir lewat dan
menempati sekeliling casing. Jika volume keseluruhan semen telah
tercampur, maka pemompaan dihentikan dan top wiper plug ditempatkan
pada cementing head.
Kemudian lumpur pemboran dipompakan melalui top valve, yang akan
mendorong top wiper plug turun ke dalam casing. Jika top plug telah
mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan bubur semen dibiarkan
agar mengeras.

3. Fungsi Casing
Mencegah gugurnya dinding sumur
Mencegah terkontaminasinya air tanah oleh lumpur pemboran
Menutup zona bertekanan abnormal dan zona loss
Membuat diameter sumur tetap
Mencegah hubungan langsung antar formasi
Tempat kedudukan BOP dan peralatan produksi

Anda mungkin juga menyukai