Anda di halaman 1dari 10

MKB 5603

PEMODELAN & SIMULASI


ESSAY HUKUM DARCY & MATERIAL
BALANCE

Nama : Francisca Putri Bestari


NIM : 1401217
Dosen : Zulmi Ramadhana,
Tanggal Penyerahan : Rabu, 27 September 2017

S1 TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2017
Hukum Darcy

Hukum Darcy adalah hukum yang mengatur bagaimana cairan bergerak di


bawah permukaan. Hukum Darcy mendefinisikan kemampuan suatu fluida
mengalir melalui media berpori, contohnya batu. Hal ini bergantung pada
kenyataan bahwa jumlah aliran antara dua titik secara langsung berkaitan dengan
perbedaan tekanan antara titik-titik, jarak antara titik-titik, dan interkonektivitas
jalur aliran dalam batuan antara titik-titik. Pengukuran interkonektivitas disebut
permeabilitas.

Pada tahun 1856, Henry Darcy merumuskan hubungan yang sangat


mendasar untuk mendefinisikan aliran fluida yang melewati batuan berpori. Pada
hukum ini diasumsukan bahwa medium berpori telah tersaturasi dan fluida yang
digunakan adalah air dengan viskositas sebesar 1 cp. Hukum Darcy dapat
dirumuskan sebagai berikut:

k A dP
Q= .
dr

dimana,
Q = Laju Alir (bbl/day)
k = Permeabilitas (darcy)
A = Luas Area (acre)
= Viskositas (centipoises)
dP/dr = Gradien Tekanan (psi)

dengan,

2 khr
r (

r )
=2 rh
t

atau,

1 k
(r
r r r
=
t )
Jika kedua ruas pada persamaan di atas dibagi dengan luas penampang A
maka akan didapat persamaan:
k
q= P;

Q
q=
A
dimana q (m/s) dikenal sebagai kecepatan Darcy dan P adalah gradient
tekanan dalam satuan atm/cm. kecepatan Darcy q merupakan flux volume dan
bukanlah kecepatan fluida yang sebenarnya. Jika dihubungkan dengan kecepatan
sebenarnya yaitu kecepatan rata-rata fluida di dalam pori maka akan didapat
persamaan yang merupakan Hukum Dupuit-Forcheimer (Gueguen, 1994) yaitu:
q=v .
dimana v adalah kecepatan pori dan adalah porositas.
Satuan yang biasa dipakai untuk permeabilitas adalah darcy (D) atau
milydarcy (mD) dan dalam SI satuannya adalah m2, dimana 1 darcy sama dengan
10-12 m2.
1 Darcy = 0.986923 x 10-12 m2
Jika dilakukan kombinasi dari Hukum Darcy, Hukum Kekekalan Massa
dan Persamaan Keadaan untuk keadaan fluida tertentu, jumlah fasa dan sifat-sifat
fisiknya, maka akan didapat suatu persamaan yang dikenal sebagai:

1 k
(r
r r r )
= C
t

Sehingga dapat dianalisis pola aliran radial di dasar sumur minyak, dengan
anggapan sebagai berikut:
1. Pada reservoir yang mempunyai aliran radial, sifat fisik batuannya homogeny
dan mempunyai permeabilitas isotropic (harga permeabilitas ke segala arah
besarnya sama)
2. Aliran berasal dari seluruh ketebalan reservoirnya
3. Seluruh batuannya tersaturasi oleh fluida 1 fasa

Adapun jenis perambatan aliran di sumur dibagi menjadi 3 kondisi utama


yaitu:

1. Kondisi aliran transisi


2. Kondisi aliran semi steady state
3. Kondisi aliran steady state

Kondisi Aliran Transisi


Periode kondisi aliran transisi atau transient ini sangat pendek dan singkat.
Di dalam model aliran radial, respon tekanan penyebarannya tidak sampai hingga
batas reservoirnya, sehingga reservoirnya seakan-akan luas tanpa batas, sehingga
sering disebut dengan reservoir infinite acting.
Berdasarkan persamaan di atas dimana tekanan merupakan fungsi waktu
dan ruang:

1 k
r(
r r r )
= C
t

P = f (r,t)
dan
dp
=f (r , t)
dt

Kondisi Aliran Semi Steady State


Pada kondisi ini penyebaran tekanan telah mencapai batas reservoirnya.
Pada batas reservoirnya menurut Hukum Darcy,
Kondisi Aliran Steady State
Kondisi aliran steady state ini terjadi ibarat sistim kesetimbangan massa,
yaitu fluida yang terproduksi sejumlah q, akan terisi/tergantikan oleh adanya
water influx yang masuk dari batas reservoirnya sebesar q, sehingga pada batas
reservoirnya harga Pe akan selalu konstan.
Contoh yang paling nyata dari kondisi steady state ini adalah proses
injeksi air (waterflood) dari suatu lapangan minyak.
Material Balance

Untuk menggambarkan model paling mudah yang mungkin yang dapat


kita buat untuk menganalisi kelakuan reservoir, digunakan lah penurunan
persamaan yang disebut Material Balance. Material Balance dapat berguna bagi
reservoir engineer dalam menginterpretasi dan memprediksi kinerja dari reservoir.
Persamaan Material Balance pertama kali diperkenalkan oleh Schilthuis
pada tahun 1936. Prinsip dasar material balance adalah keseimbangan volume
(volume balance), dimana:

Volume awal fluida di reservoir = Volume fluida yang terproduksi + Volume


yang tersisa di reservoir

Ketika fluida (minyak, gas, air) diproduksi dari reservoir, maka tekanan
pada reservoir akan turun dan menyebabkan gangguan pada reservoir, sehingga
reservoir tidak berada dalam kondisi kesetimbangan. Gangguan-gangguan yang
bisa terjadi pada reservoir adalah:
1. Ketika tekanan reservoir turun maka gas cap mengembang dari gas-oil
contact (GOC) turun
2. Adanya rembesan air (water influx) dari aquifer sehingga water-oil contact
(WOC) naik. Otomatis volume pori pada reservoir akan mengecil
3. Jika tekanan turun dibawah tekanan bubble (Pb) maka solution gas akan
keluar dari fasa minyak
Beberapa alasan mengapa menggunakan metode material balance:
1. Menyediakan informasi yang cukup lengkap hingga ke karakteristik produksi
reservoir
2. Dapat melakukan history matching dan menentukan mekanisme pendorong
yang dominan
3. Menentukan nilai IOIP
Perhitungan menggunakan persamaan material balance tergantung pada
data PVT, data produksi dan data tekanan reservoir. Dengan demikian persamaan
material balance hanya dapat diterapkan pada reservoir yang sudah memiliki
sejarah produksi.
Material balance selanjutnya akan diturunkan sebagai kesetimbangan
volume. Perlu diingat bahwa kesetimbangan volume ditulis sebagai kondisi fluida
di reservoir atau sebagai underground withdrawl dan ekspansi fluida.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa setelah produksi maka


akan terjadi perubahan keadaan didalam reservoir. Dan pada gambar di atas
mengilustrasikan keadaan volume fluida pada kondisi P initial (gambar sebelah
kiri) dimana total volume fluida pada kondisi ini adalah sama dengan volume pori
reservoir (HCPV) dan gambar di sebelah kanan menggambarkan keadaan volume
fluida setelah terjadi penurunan tekanan P. Pada gambar di sebelah kanan
terlihat adanya perubahan volume, dimana:
Kondisi A: terjadi penambahan volume akibat ekspansi minyak dan dissolved
gas
Kondisi B : terjadi penambahan volume akibat ekspansi gas cap
Kondisi C: terjadi pengurangan volume akibat ekspansi connate water dan
pengurangan volume pori (PV, Pore Volume)

Withdrawl = Ekspansi minyak + Gas terlarut awal (B) (rb) + Ekspansi gas
cap (A) (rb) + Penurunan PV yang disebabkan oleh water
connate dan susunan butir yang kompak (C) (rb)
Dalam pengaplikasiannya, persamaan material balance dapat digunakan
untuk:

Menentukan volume hidrokarbon pada kondisi initial (G atau N)


Memprediksi tekanan reservoir
Menghitung water influx, We
Memprediksi kinerja reservoir di masa yang akan datang
Memprediksi jumlah hidrokarbon yang dapat diperoleh dengan dipengaruhi
mekanisme pendorong tertentu

Anda mungkin juga menyukai