Oleh :
Mia Nuratni Yanti Rachman
A44101051
ABSTRAK
MIA NURATNI YANTI RACHMAN. Tanggap Fungsional Parasitoid Telur
Trichogramma pretiosum Riley terhadap Telur Inang Corcyra cephalonica
Stainton pada Pertanaman Kedelai. Dibimbing oleh PUDJIANTO.
Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara tingkat parasitisasi
T. pretiosum pada kepadatan inang C. cephalonica berbeda dan mengetahui
pengaruh pemanfaatan parasitoid terhadap serangga lain pada pertanaman kedelai.
Penelitian dilaksanakan Desember 2004-Juli 2005 di Laboratorium
Bioekologi Parasitoid dan Predator serta kebun percobaan Cikabayan. Penelitian
menggunakan RAK dengan tiga ulangan. Data diolah menggunakan SAS,
dilanjutkan uji Duncan taraf 5%.
Lahan pertanaman kedelai yang luasnya 600 m dibagi tiga petak.
Tanaman kedelai 18 buah dipilih dengan jarak 1 m dari titik pelepasan. Pias
kepadatan telur berbeda (20, 40, 80, 160, 320, dan 640 butir) ditempelkan pada
permukaan bawah daun.
Pelepasan parasitoid dilaksanakan pukul 07:00 WIB.
Pelepasan
dilakukan saat tanaman berumur 3 MST. Jumlah pelepasan parasitoid sebanyak
lima kali dan jumlah total parasitoid sebanyak 6000 per pelepasan. Pias
dipaparkan selama 8 jam dan diambil pukul 15:00 WIB.
Pemasangan pias tetap dilakukan untuk melihat kemapanan T. pretiosum
dengan cara sama seperti pelepasan dan dilakukan sebanyak 4 kali. Pengambilan
contoh telur-telur serangga hama pada pertanaman dilakukan secara diagonal.
Tipe tanggap fungsional T. pretiosum pada pertanaman kedelai dapat
berubah karena kondisi lingkungan. Grafik hubungan kepadatan telur dengan
tingkat parasitisasi menunjukkan korelasi positif. Kemapanan parasitoid bertahan
2 minggu.
Parasitoid larva yang diidentifikasi ialah famili Ichneumonidae,
Braconidae, dan Elasmidae. Parasitoid telur yang keluar adalah T. pretiosum dan
Ooencyrtus sp. T. pretiosum berpengaruh terhadap serangga ordo Lepidoptera
yang berada di lahan.
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
Mia Nuratni Yanti Rachman
A44101051
Judul
Nama
NRP
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Tanggal lulus:............................................... ..
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 23 September 1982 sebagai anak
pertama dari empat bersaudara, anak dari pasangan H. Taufik Rachman dan
Hj.
Fatmah AF.
Pada tahun 1998, penulis melanjutkan sekolah menengah umum di SMUN
1 Bekasi dan menyelesaikan sekolah pada tahun 2001. Penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor, Fakulatas Pertanian, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan
(sekarang menjadi Departemen Proteksi Tanaman) pada tahun 2001 melalui Jalur
UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Penulis pernah menjadi asisten
praktikum virologi pada semester 2003/2004 dan asisten praktikum pengendalian
hayati dan pengelolaan habitat pada semester 2004/2005.
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Taala yang
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Tanggap Fungsional Parasitoid Telur Trichogramma
pretiosum Riley terhadap Telur Inang Corcyra cephalonica Stainton pada
Pertanaman Kedelai.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Pudjianto, MSi. sebagai pembimbing, yang senantiasa sabar dalam
membimbing dan mengarahkan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Widodo, MS., selaku penguji tamu yang telah memberikan saran dan
kritik dalam penyusunan laporan ini.
3. Keluarga (Mama, Papa, my sister Ika, my brothers Fadli dan Fauzi) di Bekasi
yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, nasehat dan doa.
4. Seluruh anggota ( mbak Nita (alm), mbak Ada, mbak Diana, mbak Atik, dan
lain- lain) Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator Departemen
Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian yang telah membantu dalam penelitian
dan penulisan skripsi ini.
5. Seluruh staf pengajar Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian yang
telah memberikan ilmu selama penulis kuliah.
6. My best friends Mumin, Okti, Rosita, Lia, Asti, dan Desmi yang telah
memberikan arti persahabatan yang sebenarnya.
7. Kakak kelas dan rekan-rekan HPT 38 dari Departemen Proteksi Tanaman.
8. Kristal crew yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
9. Semua pihak terkait yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih ada
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis
untuk perbaikan kegiatan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .........................................................................................
ii
PENDAHULUAN .........................................................................................
1
3
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
4
5
6
7
8
10
10
10
11
11
12
12
13
16
16
21
23
27
Kesimpulan........................................................................................
Saran ..................................................................................................
27
27
28
LAMPIRAN ..................................................................................................
32
14
15
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Teks
Lampiran
1. Hasil analisis data telur terparasit pada pelepasan parasitoid
saat tanaman berumur 3 MST ...................................................................... 36
2. Hasil analisis data telur terparasit pada pelepasan parasitoid
saat tanaman berumur 4 MST ...................................................................... 37
3. Hasil analisis data telur terparasit pada pelepasan parasitoid
saat tanaman berumur 5 MST ...................................................................... 38
4. Hasil analisis data telur terparasit pada pelepasan parasitoid
saat tanaman berumur 6 MST ...................................................................... 39
5. Hasil analisis data telur terparasit pada pelepasan parasitoid
saat tanaman berumur 7 MST ...................................................................... 40
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
Teks
Lampiran
1. Petak percobaan dengan 18 tanaman berjarak 1 m
dari titik pelepasan ..................................................................................... 33
2. Penempelan pias pada permukaan bawah daun ......................................... 33
3. Tabung reaksi berisi parasitoid dengan posisi tegak lurus
saat pelepasan parasitoid ............................................................................ 33
4. Kondisi lahan saat generatif akhir .............................................................. 34
5. Imago betina T. pretiosum ......................................................................... 34
6. Parasitoid larva C. chalcites famili Ichneumonidae .................................. 34
7. Parasitoid larva C. chalcites famili Braconidae ......................................... 35
8. Parasitoid telur Ooencyrtus sp. famili Encyrtidae ..................................... 35
9. Parasitoid larva C. chalcites famili Elasmidae spesies A .......................... 35
10. Parasitoid larva C. chalcites famili Elasmidae spesies B ............................ 35
PENDAHULUAN
Latar belakang
Trichogrammatidae merupakan famili yang terkenal sebagai agens
pengendali hayati berbagai serangga hama.
tingkat
parasitisasi
Trichogrammatoidea
bactrae
fumata
untuk
hama
Lepidoptera
memiliki
tingkat
parasitisasi
berkisar
dari
1,
hubungan
bersifat
konstan
contohnya Encarsia
citrina
(1996)
melaporkan
bahwa
pelepasan
Trichogramma
sp.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan
parasitisasi parasitoid telur T. pretiosum dengan kepadatan inang C. cephalonica
yang berbeda pada pertanaman kedelai. Untuk meningkatkan populasi parasitoid
di lapangan, maka dilakukan pelepasan T. pretiosum hasil pembiakkan massal di
laboratorium. Oleh karena itu, penelitian ini juga dimaksudkan untuk melihat
pengaruh pelepasan parasitoid telur T. pretiosum terhadap serangga lain di
pertanaman kedelai.
TINJAUAN PUSTAKA
(Doutt & Viggiani 1968; Grissell & Schauf 1990; Borror 1996).
Struktur
metasoma yang menempel pada mesosoma lebar dan fragma yang kedua
menonjol jauh ke dalamnya (Borror 1996). Antena pendek dengan tujuh atau
lebih ruas, menggada pada bagian pedicel, flagellum khas dengan satu atau dua
segmen.
(Doutt & Viggiani 1968; Borror 1996). Venasi sayap sigmoid, terdapat pola RS 1
pada sayap depan, dan dorsal lamina berasosiasi dengan genitalia jantan. Famili
Trichogrammatidae termasuk serangga yang sangat kecil dengan ukuran panjang
tubuh berkisar antara 0,2 - 1,5 mm (Pinto & Stouthamer 1994).
Trichogramma dan Trichogrammatoidea sangat sulit diklasifikasikan
karena perbedaan morfologi yang sangat kecil, memiliki sebaran yang luas dan
strain yang bervariasi (Kalshoven 1981).
sebagai berikut: seta fringe pada sayap lebih pendek, funikel dua ruas pada betina,
gada antena jantan tidak beruas, ada venasi RS 1 pada sayap depan, dan genitalia
jantan memiliki dorsal gonobase expansion.
Trichogrammatoidea adalah sebagai berikut: seta fringe pada sayap lebih panjang,
funikel dua ruas pada jantan dan betina, antena jantan terdiri dari tiga ruas, tidak
ada vein track RS1 pada sayap depan, dan genitalia jantan tanpa dorsal gonobase
expansion (Buchori et al. 1998).
Famili
Trichogrammatidae
mengalami
metamorfosis
sempurna
(holometabola). Fase larva terdiri dari tiga instar. Pupa berwarna kuning muda
yang kemudian akan berubah menjadi berwarna coklat kehitaman.
Lama
spesies yang bervariasi. Pinto & Stouthamer (1994) melaporkan bahwa dari 145
spesies Trichogramma yang diakui, 114 spesies telah dideskripsikan. Beberapa
spesies Trichogramma bahkan telah dibiakkan secara komersial, misalnya
T. pretiosum Riley, T. platneri Nagakarti, T. minutum Riley, Ttoidea armigera
Nagaraja, T. ostriniae Pan & Chen, dan T. brassicae Bezd. (Losey & Calvin 1995;
Vasquez et al. 1997)
cerealella
(Lepidoptera:
Gelechiidae),
Chilo
spp.
cephalonica
(Lepidoptera:
Pyralidae),
Antheraea
pernyi
spp.
(Lepidoptera:
Noctuidae),
Trichoplusia
ni
Sayap depan berukuran lebih besar dari sayap belakang. Antena imago parasitoid
jantan memiliki rambut-rambut yang agak panjang dan kasar, sedangkan antena
Nisbah kelamin
Hal tersebut
menyebabkan telur inang berubah warna menjadi hitam (Knutson 2002). Hari
keempat hingga ketujuh, telur inang akan menjadi hitam. Parasitoid berada pada
tahap pupa yang berlangsung selama 108 jam (Strand 1985). Hari kedelapan,
imago T. pretiosum akan keluar dari telur inang (Knutson 2002). Lama hidup
imago berkisar antara 7 - 14 hari.
Tanggap Fungsional
Tanggap fungsional mengga mbarkan hubungan antara jumlah inang yang
diparasit per parasitoid dan kepadatan inang (Wang & Ferro 1998). Tanggap
fungsional merupakan komponen yang sangat esensial dari dinamika interaksi
antara parasitoid dan inang serta sangat penting untuk determinasi stabilitas dari
sistem yang dikelola (Oaten & Murdoch 1975 dalam Wang & Ferro 1998).
Holling (1959 dalam Hassell 2000) menggolongkan tanggap fungsional
menjadi tiga tipe yaitu:
1. Tipe 1, hubungan bersifat konstan.
Serangga-serangga
Pada
Tipe ini
gudang. Serangga ini dapat menyerang berbagai macam komoditas antara lain
beras, tepung terigu, kopra, kacang-kacangan, kakao, bungkil dan lain- lain.
C. cephalonica memiliki metamorfosis yang lengkap (holometabola).
Serangga ini meletakkan telur pada komoditas yang diserangnya.
Telurnya
berbentuk oval, licin, dan berwarna putih (Kalshoven 1981). Telur menetas dalam
waktu 3 - 5 hari.
(Kalshoven 1981). Larva terdiri dari 8 instar. Saat akan menjadi pupa, larva naik
ke permukaan bahan makanan dan membuat kokon dengan menganyam benang
sutra di antara butiran bahan makanan (Widodo 1987). Pupa berwarna coklat dan
terbentuk dalam kokon berwarna putih yang kuat. Masa pupa berlangsung selama
12 hari. Imago berwarna abu-abu dengan panjang 7 - 12 mm. Ngengat bersifat
nokturnal.
Nisbah kelamin
(Kalshoven 1981).
Parasitisasi Trichogramma pada Serangga Lain
Pemanfaatan Trichogramma sebagai agens pengendalian hayati telah lama
dilakukan terutama dalam pelepasan secara inundasi (Orr et al. 2000). Li (1994)
melaporkan bahwa 32 juta ha lahan pertanian dan kehutanan menggunakan
Trichogramma sebagai agens pengendali hayati di dalamnya.
Pemanfaatan Trichogramma yang luas dan dalam jumlah yang besar
memiliki pengaruh potential terhadap serangga
non
sasaran
di
lahan
memasukkan pias dalam tabung reaksi dan mengambil pias yang telah berada
dalam tabung reaksi selama 24 jam. Lemari pendingin (freezer) sebagai tempat
mensterilkan telur C. cephalonica. Mikroskop untuk mengamati telur-telur yang
terparasit. Jarum digunakan untuk menusuk telur yang tidak terparasit. Lampu
duduk berfungsi sebagai penerangan saat pengamatan.
Metode
Pemeliharaan Serangga Inang C. cephalonica
Media campuran pakan ayam dan dedak disterilkan dengan oven untuk
mematikan organisme kontaminan yang terbawa dalam media. Media dengan
ketebalan 3 cm kemudian dimasukkan dalam kotak pemeliharaan larva
C. cephalonica. Telur atau larva C. cephalonica dimasukkan ke dalam kotak
pemeliharaan yang telah berisi media dengan kepadatan 2 - 3 telur atau ulat per
cm. Kotak pemeliharaan ditutup dan disimpan pada rak penyimpanan dengan
suhu kamar sampai imago C. cephalonica muncul.
Kemunculan imago
Telur-telur
C. cephalonica diambil setiap pagi hari. Telur-telur yang menempel pada kawat
kassa disikat dengan kuas dan ditampung sementara di atas kertas buram. Setelah
terkumpul, telur-telur tersebut dibersihkan dari sisa-sisa kotoran dan imago yang
mati dengan cara mengalirkan telur-telur tersebut pada selembar kertas buram dan
ditampung pada kertas buram lain. Hal tersebut dilakukan berulang kali hingga
kotoran dan sisa-sisa imago tidak ada lagi.
terparasit akan berubah warna menjadi hitam pada hari ke-3. Imago parasitoid
akan muncul 8 - 10 hari setelah telur C. cephalonica terparasit. Setiap hari, imago
parasitoid diberikan pakan madu pada sisi tabung reaksi dengan menggunakan
jarum (cukup dengan sedikit olesan saja).
pengolahan tanah, dengan dosis kapur dan pupuk kandang masing- masing sebesar
2.000 kg/ha dan 20.000 kg/ha.
Dua benih dimasukkan dalam satu lubang. Benih kedelai yang ditanam
adalah varietas Willis yang berasal dari Balitro. Kedelai ditanam dengan jarak
tanam 25 cm x 25 cm. Pemupukan pertama (urea, TSP, dan KCl) dilaksanakan
secara bersamaan di sekitar lubang benih, dengan dosis berturut-turut 83,33 kg/ha,
150 kg/ha, dan 150 kg/ha.
Pias-pias
dengan berbagai kepadatan telur yang berbeda (20, 40, 80, 160, 320, 640 butir)
ditempelkan pada permukaan bawah daun kedelai (Gambar lampiran 2). Setelah
penempelan pias, batang terdekat dengan pias diolesi dengan minyak gemuk.
disimpan di
laboratorium pada suhu ruang. Telur-telur yang terparasit dipelihara dan diamati
setiap hari sampai parasitoid muncul.
diidentifikasi.
Rancangan Percobaan
Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok
(RAK). Perlakuannya adalah kepadatan telur C. cephalonica yang berbeda (20,
40, 80, 160, 320, 640 butir) yang masing- masing terdiri dari tiga ulangan. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan program SAS dan selanjutnya dilakukan
uji Duncan pada taraf 5%. Analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat
hubungan antara jumlah telur terparasit dan kepadatan telur.
Perubahan
positif.
20
15
y = 0,1249x2 - 0,3345x + 0,276
R2 = 0,9753
10
5
0
20
40
80
160
320
640
kepadatan telur
20
15
y = -0,1162x2 + 0,9582x
R2 = 0,2414
10
5
0
20
40
80
160
320
640
kepadatan telur
20
15
y = 0,2858x - 0,2598
R2 = 0,3537
10
5
0
20
40
80
160
320
640
kepadatan telur
20
15
10
5
0
20
40
80
160
320
640
kepadatan telur
20
y = 1,1607x2 - 5,9125x + 6,8113
R2 = 0,7092
15
10
5
0
-5
20
40
80
160
320
640
kepadatan telur
adalah
parasitoid
polifag
yang
mampu
beralih
mangsa
(Tarumingkeng 1994).
Gambar 2 menunjukkan bahwa T. pretiosum memiliki tanggap fungsional
tipe 2. Tanggap fungsional tipe 2 memiliki handling time yaitu interval waktu
antara pencarian inang pertama dan keseluruhan pencarian inang-inang lainnya
(masa penanganan inang). Waktu yang tersedia untuk pencarian inang berkurang
karena handling time, akibatnya respon meningkat dan kemudian menurun
sejumlah inang yang diparasit (kisaran inang tertentu).
Parasitoid biasanya
bergerak secara bebas diantara patch dalam lingkungan patch, sehingga penting
mempertimbangkan waktu yang parasitoid habiskan dalam patch dengan
kepadatan inang yang berbeda.
Berdasarkan model perilaku, spesies parasitoid yang memperlihatkan
tanggap fungsional tipe 2 diperkirakan tidak mampu mengatur populasi hama
yang menjadi inangnya (Hassell 2000).
parasitisasinya akan tetap sama, yang berarti tidak ada perubahan tanggap
fungsional parasitoid terhadap kepadatan inang.
Gambar 3 menunjukkan tanggap fungsional yang mengarah hubungan
yang bersifat linear (tipe 1). Grafik mengalami peningkatan secara linear dengan
memarasit meningkat pada populasi inang yang lebih banyak, maka peluang
tingkat parasitisasi akan meningkat. Parasitoid yang memiliki tanggap fungsional
tipe 3 di alam menunjukkan bahwa parasitoid tersebut secara alami dapat
mengendalikan inangnya.
Tipe tanggap fungsional yang dapat berubah pada parasitoid telur
T. pretiosum menunjukkan bahwa pemanfaatan parasitoid tersebut akan
memerlukan bantuan manusia untuk mendukung keefektifannya.
Perencanaan
yang matang seperti waktu pelepasan, tipe tanaman, jenis hama dan lain- lain
diperlukan untuk mendukung keberhasilan pemanfaatan T. pretiosum.
Perubahan tipe tanggap fungsional dari tipe satu ke lainnya dapat
disebabkan oleh perubahan perilaku parasitoid dalam penerimaan inang pada suhu
yang berbeda, kemampuan reproduksi, dan lama hidup parasitoid betina.
Perbedaan tipe tanggap fungsional tiap pelepasan dapat terjadi karena kondisi
lapangan yang terus berubah (Wang & Ferro 1998).
Jumlah telur terparasit pada pelepasan ke-2, 3, 4, dan 5 tidak berbeda nyata
pada kepadatan telur inang yang berbeda (P2 = 0.42; Tabel lampiran 2),
(P3 = 0.11; Tabel lampiran 3), (P4 = 0.43 ; Tabel lampiran 4), (P5 = 0.21; Tabel
lampiran 5). Rata-rata pelepasan menunjukkan tingkat parasitisasi yang tertinggi
pada kepadatan telur 640 butir.
Tabel 1 Jumlah telur terparasit pada berbagai kepadatan telur perangkap oleh
T. pretiosum yang dilepaskan pada berbagai umur tanaman kedelai
Jumlah telur terparasit (butir)SDa
Kepadatan
telur
(butir)
3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
7 MST
20
0.000.00b 1.222.54a 0.000.00a 1.442.96a 1.003.00a
40
0.220.44b 0.000.00a 0.000.00a 1.675.00a 0.000.00a
80
0.330.71b 1.223.31a 1.783.56a 4.004.61a 1.785.33a
160
1.112.98ab 3.677.53a 0.000.00a 1.113.33a 3.336.78a
320
1.451.94ab 2.224.32a 0.782.33a 2.224.66a 0.110.33a
640
2.892.31a 0.891.54a 1.893.06a 5.789.39a 5.229.01a
a
Rataan pada lajur yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata (uji duncan, a=0,05)
Rendahnya tingkat parasitisasi pada tabel 1 dapat disebabkan oleh
berbagai faktor seperti faktor biologi, fisik lingkungan, dan kimia.
Berbagai
kebugaran, lama generasi, ukuran tubuh, dan lain- lain mempengaruhi aktifitas
parasitoid di lapangan.
kelembaban, suhu, warna dan bentuk tanaman dapat dijadikan sinyal oleh
parasitoid untuk menemukan habitat inangnya. Kalyebi et al. (2005) menyatakan
bahwa suhu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tanggap fungsional.
Wang and Ferro (1998) melaporkan bahwa tanggap fungsional T. ostriniae
dapat berubah dari tanggap fungsional tipe yang satu ke tipe lainnya tergantung
kondisi lingkungan. Perubahan ini mungkin berkaitan dengan perilaku pencarian
oleh parasitoid.
misalnya dalam penanganan dan laju pencarian inang. Peningkatan suhu sampai
pada suhu tertentu dapat menurunkan masa penanganan inang. Laju parasitisasi
akan meningkat dengan meningkatnya suhu sampai batas tertentu karena interval
waktu parasitisasi menjadi lebih pendek. Faktor kimia seperti senyawa kimia
yang dikeluarkan tanaman dapat menjadi tanda bagi parasitoid dalam menemukan
inangnya.
Arsitektur lahan (ukuran, bentuk, kepadatan) dan morfologi tanaman
(tulang daun, rambut, bentuk jaringan) juga mempengaruhi perilaku parasitoid
dalam pencarian inang dan keberhasilannya dalam parasitisasi (Bigler et al. 1997).
Keragaman fisik dari suatu habitat mempengaruhi tanggap fungsional parasitoid
terhadap kepadatan inang.
9 MST
10 MST
11 MST
20
0.000.00a
1.222.54a
0.000.00a
0.000.00a
40
0.110.33a
0.000.00a
0.000.00a
0.000.00a
80
0.000.00a
1.223.31a
0.000.00a
0.000.00a
160
0.672.00a
3.677.53a
0.000.00a
0.000.00a
320
0.000.00a
2.224.32a
0.000.00a
0.000.00a
640
2.677.26a
0.891.54a
0.000.00a
0.000.00a
a
Rataan selajur yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata (uji duncan, a=0,05)
Jumlah hama
10
Telur H.armigera
6
4
2
0
8 MST
9 MST
10 MST
11 MST
Umur tanaman
Kelompok telur
tersebut berjumlah 10 butir, namun hanya 2 butir telur yang terparasit. Sampling
ke-2 saat tanaman berumur 9 MST menemukan satu telur Helicoverpa armigera
terparasit, telur famili Geometridae terparasit, tiga larva L. indicata terparasit.
Pada sampling ke-3 saat tanaman berumur 10 MST telah terkoleksi satu telur
H.
armigera terparasit, dua larva L. indicata terparasit, dan tiga telur Riptortus
linearis (Hemiptera: Alydidae) terparasit. Pada sampling terakhir saat tanaman
berumur 11 MST hanya didapatkan dua telur R. linearis terparasit dan kutu daun
Aphid craccivora (Hemiptera: Aphididae) yang terparasit.
Pada masa vegetatif, hama-hama yang dominan ditemukan adalah
L. indicata, A. craccivora, kumbang daun Phaedonia inclusia (Coleoptera:
Chrysomelidae), belalang Valanga spp. (Orthoptera: Acrididae), wereng hijau
Empoasca sp.(Homoptera: Cicadellidae), thrips Frankliniella (Thysanoptera:
Terebrantia), dan tungau (Acarina: Tetranychidae). Kepik R. linearis dan Nezara
viridula (Hemiptera: Pentatomidae) merupakan hama-hama yang mendominasi
saat fase generatif.
Sampling dilakukan pada saat tanaman berada pada fase generatif,
sehingga hama-hama yang terkoleksi pun sebagian besar hama yang berada pada
fase tersebut. Namun pada fase tersebut terdapat hama yang dapat dijumpai pada
fase vegetatif seperti L. indicata.
sampling.
Telur-telur hama yang dapat dikoleksi yaitu: telur ordo Lepidoptera dari
famili Limacodidae, famili Geometridae dan famili Noctuidae (H. armigera), ordo
Hemiptera dari famili Alydidae (R. linearis) dan famili Pentatomidae
(N. viridula). Telur-telur ordo Lepidoptera yang dikoleksi dan terparasit sebagian
besar diparasit oleh parasitoid telur T. pretiosum. Sedangkan telur-telur ordo
Hemiptera terparasit, akan muncul parasitoid telur Ooencyrtus sp (Hymenoptera:
Encyrtidae).
25
20
Ichneumonidae
Braconidae
15
Elasmidae sp A
Elasmidae sp B
10
T. pretiosum
5
Ooencyrtus sp.
0
8 MST
9 MST
10 MST
11 MST
Umur tanaman
Parasitoid telur
T.
Kesimpulan
Tipe tanggap fungsional T. pretiosum dapat berubah dari tipe satu ke tipe
lainnya. Perubahan ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan pertanaman
kedelai yang berubah.
Saran
Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan pemasangan inang utama
T. pretiosum yaitu H. armigera pada habitat tanaman asli.
Survey me ngenai
DAFTAR PUSTAKA
Bernstein C. 2000. Host-parasitoid models: the story of a successful failure. Di
dalam: Hochberg ME, Ives AR, editor. Parasitoid Population Biology. New
Jersey: Princeton University Press. hlm 41-57.
Bigler F, Suverkropp BP, Cerutti F. 1997. Host searching by Trichogramma and
its implications for quality control and release techniques. Di dalam: Andow
DA, Ragsdale DW, Nyvall RF. editor. Ecological Interactions and
Biological Control. USA: Westview Press. hlm 240-251.
Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga.
Penerjemah: Partosoedjono S. Terjemahan dari: An Introduction To The
Study Of Insects. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Buchori D. 2003. Tanggap fungsional, fluktuasi asimetri, jumlah betina penemu
dan ketersediaan pakan: kajian ekologi reproduksi serta implikasinya bagi
keberhasilan pelepasan parasitoid telur Trichogramma pretiosum Riley
(Hymenoptera: Trichogrammatidae). Laporan penelitian Hibah Bersaing
Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2003/2004. Bogor: IPB.
Buchori D, Hidayat P, Kartosuwondo U, Harahap IS, Nurmansyah A. 1998.
Dinamika interaksi antara parasitoid Trichogramma (Hymenoptera:
Trichogrammatidae) dan inangnya: faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kualitas Trichogramma sebagai agens pengendalian hayati.
Laporan Kemajuan Hibah Bersaing Perguruan Tinggi VII/I Tahun
Anggaran 1998/1999. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Depdikbud.
Bogor: IPB.
Clausen CP. 1940. Entomophagous Insects. New York: McGraw Hill Book
Company.
Doutt RL, Viggiani G. 1968. The Classification of the Trichogrammatidae
(Hymenoptera: Chalcidoidea). Proceedings of the California. Academy of
Sciences ed ke-4 35(20): 477-586.
Greenberg SM, Nordlund DA, Wu Z. 1998. Influence of rearing host on adult size
and ovipositional behavior of mass produced female Trichogramma
minutum Riley and Trichogramma pretiosum Riley (Hymenoptera:
Trichogrammatidae). Biol Con 11: 43-48.
Grissell EE, Schauff ME. 1990. A Handbook of The Families of Nearctic
Chalcidoidea (Hymenoptera). The Entomological Society of Washington,
Washington DC.
Hassan SA. 1994. Strategies to select Trichogramma species for use in biological
control. Di dalam: Wajnberg E, Hassan SA, editor. Biological Control With
Egg Parasitoids. UK: CAB International. hlm 55-72.
Hassell, Michael P. 2000. The Spatial and Temporal Dynamics of Host-Parasitoid
Interactions. New York: Oxford University Press.
Howarth FG. 1991. Environmental impacts of classical biological control. Annu
Rev Entomol. 36: 485-509.
Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Penerjemah: PA van der
Laan. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie.
Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.
Kalyebi A, Overholt WA, Schulthess F, Mueke JM, Hassan SA, Sithanantham S.
2005. Functional response of six indigenous trichogrammatid egg
parasitoids (Hymenoptera: Trichogrammatidae) in Kenya: influence of
temperature and relative humidity. Biol Con 32: 164-171.
Knutson A. 2002. The Trichogramma Manual. The Texas Agricultural University
System.
(http://www.insects.tamu.edu/extension/bulletins/b-6071 html)
[31 Juli 2005]
Li YL. 1994. Worldwide use of Trichogramma for biological control on different
crops: a survey. Di dalam: Wajnberg E, Hassan SA, editor. Biological
Control With Egg Parasitoids. UK: CAB International. hlm 37-54.
Liau SS. 1991. The IPM experience in plantation crops. Di dalam: Integrated
Pest Management in The Asia Pasific Region. Proceeding of the Conference
on Integrated Pest Management in The Asia Pasific Region; Kualalumpur,
23-27 September 1991. Malaysia: CAB International. Asian Development
Bank.
Llewellyn R. 2002. Releases of Trichogramma pretiosum in soybeans.
(http://www.bioresources.com.au/pdf downloads/ trichs%20 in%20 soybean.
Pdf) [17 Juli 2005]
Losey JE, Calvin DD. 1995. Quality assesment of four commercially available
species of Trichogramma (Hymenoptera: Trichogrammatidae). J Econ.
Entomol 88(5): 1243-1251.
Matadha D, Hamilton GC, Lashomb JH, Zhang J. 2005. Ovipositional preferences
and functional response of parasitoids of euonymus scale, Unapis euonymi
(Comstock) and San Jose scale, Quadraspidiotus perniciosus (Comstock)
(Homoptera: Diaspididae). Biol Con 32: 337-347.
Monje JC, Zebitz CPW, Ohnesorge B. 1999. Host and host age preference of
Trichogramma galloi and T. pretiosum (Hymenoptera: Trichogrammatidae)
reared on different hosts. Ann of Entomol Soc Amer 92(1): 97-103.
Nordlund DA. 1994. Habitat location by Trichogramma. Di dalam: Wajnberg E,
Hassan SA, editor. Biological Control With Egg Parasitoids. UK: CAB
International. hlm 155-164.
Orr DB, Salazar CG, Landis DA. 2000. Trichogramma nontarget impacts: a
method for biological control risk assessment. Di dalam: Follet, Peter A. &
Duan JJ, editor. Nontarget Effects of Biological Control. hlm 111-124.
Pinto JD, Stouthamer R. 1994. Systematics of the Trichogrammatidae with
emphasis on Trichogramma. Di dalam: Wajnberg E, Hassan SA, editor.
Biological Control With Egg Parasitoids. UK: CAB International. hlm 1-36
Ramlan. 2001. Kajian pelepasan populasi parasitoid Trichogrammatidae untuk
pengendalian Helicoverpa armigera (Hubner) dan dampaknya terhadap
komunitas arthropoda pada pertanaman kedelai [tesis]. Bogor: Program
Pascasarjana. IPB.
Smith SM. 1996. Biological control with Trichogramma; advances, successes, and
potential of their use. Annu Rev Entomol 41: 375-406.
Strand MR. 1985. The physiological interactions of parasitoids with their hosts
and their influence on reproductive strategies. Di dalam: Waage J and
Greathead D, editor. Insect Parasitoid. 13 th Symposium of The Royal
Entomological Society of London. Department of Physics Lecture Theatre
Imperial College; London, 18-19 Sept 1985. London: Academic Press
London. hlm 97-136
Suh CPC, Orr DB, Duyn JWV, Borchert DM. 2000. Trichogramma exiguum
(Hymenoptera: Trichogrammatidae) releases in North Carolina cotton:
evaluation of Heliothine pest supression. Ann of Entomol Soc Amer
93(4): 1127-1136.
Tarumingkeng RC. 1994. Dinamika Populasi Kajian Ekologi Kuantitatif. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan dan Universitas Kristen Krida Wacana.
Usyati N. 2003. Hubungan antara ciri kebugaran Trichogrammatoidea armigera
Nagaraja (Hymenoptera: Trichogrammatidae) di laboratorium dan
keberhasilan parasitisasi di lapangan dengan teknik spot release [tesis].
Bogor: Program Pascasarjana. IPB.
Vasquez LA, Shelton AM, Hoffmann MP, Roush RT. 1997. Laboratory
evaluation of commercial Trichogrammatid products for potential use
against Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Plutellidae). Biol Con
9:
143-148.
LAMPIRAN
Gambar Lampiran 3 Posisi tabung berisi parasitoid tegak lurus saat pelepasan
parasitoid
Levels
Values
TLR
KEL
1 2 3
DF
Sum of
Squares
Mean
Square
F Value
Pr > F
Model
66.2222
9.4603
3.21
0.0075
Error
46
135.7778
2.9517
Corrected Total
PRST Mean
1.000000
53
202.00000000
R-Square
C.V.
Root MSE
0.327833
171.8049
1.718049
DF
Type I SS
Mean Square
F Value
TLR
0.0084
KEL
0.1083
52.44444444
10.48888889
3.55
13.77777778
6.88888889
2.33
Source
Pr > F
DF
Type III SS
Mean Square
F Value
TLR
0.0084
KEL
0.1083
52.44444444
10.48888889
3.55
13.77777778
6.88888889
2.33
Mean
TLR
A
A
A
2.8889
640
1.4444
320
1.1111
160
0.3333
80
0.2222
40
0.0000
20
B
B
B
B
B
B
B
B
B
Tabel lampiran 2
DF
Sum of
Squares
Mean
Square
F Value
Model
0.1191
175.9074074
25.1296296
1.76
46
657.5185185
14.2938808
Corrected Total 53
833.4259259
Error
R-Square
C.V.
Root MSE
0.211065
245.9749
3.780725
PRST Mean
1.537037
General Linear Models Procedure
Dependent Variable: PRST
Source
Pr > F
DF
Type I SS
Mean Square
F Value
TELUR
0.4252
KEL
0.0341
71.8703704
14.3740741
1.01
104.0370370
52.0185185
3.64
Source
Pr > F
DF
Type III SS
Mean Square
F Value
TELUR
0.4252
KEL
71.8703704
14.3740741
1.01
104.0370370
52.0185185
3.64
Mean
TELUR
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
3.667
160
2.222
320
1.222
80
1.222
20
0.889
640
0.000
40
Tabel lampiran 3
DF
Sum of
Squares
Mean
Square
F Value
Model
0.0473
66.31856713
9.47408102
2.25
Error
45
189.49275362
4.21095008
Corrected Total
52
255.81132075
R-Square
C.V.
Root MSE
0.259248
271.8979
2.052060
PRST Mean
0.754717
General Linear Models Procedure
Dependent Variable: PRST
Source
Pr > F
DF
Type I SS
Mean Square
F Value
TELUR
0.1147
KEL
0.0526
39.82520964
7.96504193
1.89
26.49335749
13.24667874
3.15
Source
Pr > F
DF
Type III SS
Mean Square
F Value
TELUR
0.0949
KEL
0.0526
42.38959932
8.47791986
2.01
26.49335749
13.24667874
3.15
Mean
TELUR
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
2.1250
640
1.7778
80
0.7778
320
0.0000
160
0.0000
20
0.0000
40
Tabel lampiran 4
DF
Sum of
Squares
Mean
Square
F Value
Model
0.5262
184.7407407
26.3915344
0.88
Error
46
1372.5185185
29.8373591
Corrected Total
53
1557.2592593
R-Square
C.V.
Root MSE
0.118632
202.0324
5.462358
PRST Mean
2.703704
General Linear Models Procedure
Dependent Variable: PRST
Source
Pr > F
DF
Type I SS
Mean Square
F Value
TELUR
0.4290
KEL
0.5540
149.0370370
29.8074074
1.00
35.7037037
17.8518519
0.60
Source
Pr > F
DF
Type III SS
Mean Square
F Value
TELUR
0.4290
KEL
0.5540
149.0370370
29.8074074
1.00
35.7037037
17.8518519
0.60
Mean
TELUR
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
5.778
640
4.000
80
2.222
320
1.667
40
1.444
20
1.111
160
Tabel lampiran 5
DF
Sum of
Squares
Mean
Square
F Value
Model
0.0722
354.2407407
50.6058201
2.02
Error
46
1150.2962963
25.0064412
Corrected Total
53
1504.5370370
PRST Mean
1.907407
R-Square
C.V.
Root MSE
0.235448
262.1697
5.000644
DF
Type I SS
Mean Square
F Value
TELUR
0.2109
KEL
0.0437
186.5370370
37.3074074
1.49
167.7037037
83.8518519
3.35
Source
Pr > F
DF
Type III SS
Mean Square
F Value
TELUR
0.2109
KEL
0.0437
186.5370370
37.3074074
1.49
167.7037037
83.8518519
3.35
Mean
TELUR
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
5.222
640
3.333
160
1.778
80
1.000
20
0.111
320
0.000
40