Anda di halaman 1dari 7

KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Alahan Panjang)

Oleh
Kelompok B1
Fitri Jumar Wati
Yeyen Nia Siska
Yopi Zulfa
Zuchri

Keanekaragaman Hayati Di Alahan Panjang


Latar Belakang

Indonesia yang merupakan negara dengan tingkat


keanekaragaman hayati yang tinggi sangat berpotensi
sebagai
sumber
plasma
nutfah
sehingga
keanekaragamannya ini harus tetap dijaga dan dilestarikan.
Sumatera Barat merupakan salah satu daerah dengan
tingkat keanekaragaman yang cukup tinggi sehingga perlu
adanya dilakukan ekplorasi demi mendapatkan informasi
dari sumber plasma nutfah yang belum diketahui
sebelumnya.
Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk
mengetahui perbandingan keanekaragaman hayati yang
ditinjau dari segi tanaman budidaya, gulma, penyakit dan
serangga di suatu daerah di Alahan Panjang yang diamati
pada dua lokasi yang berbeda.

Data Kelompok A Dan B


Kelompok A
Jenis
Pengamatan

Jumlah Yang
Diamati

Tanaman
Budidaya

11

Gulma

26

Serangga

15

Penyakit

13
Kelompok B

Jenis
Pengamatan

Jumlah Yang
Diamati

Tanaman
Budidaya

13

Gulma

11

Serangga

12

Penyakit

17

Analisis D ata Kelom pok A


Pengamatan yang dilakukan oleh kelompok A
menunjukkan bahwa dari 11 jenis tanaman terdapat 26
jenis gulma, 15 jenis serangga dan 13 jenis penyakit.
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa jenis
gulma yang melebihi tanaman budidaya disebabkan
oleh pemeliharaan tanaman yang dilakukan petani
kurang baik.
Karena pemeliharaan tanaman yang kurang baik ini
menyebabkan terdapatnya populasi dari
serangga
pada lahan budidaya. Serangga yang ditemukan pada
lahan budidaya ada 15 jenis. Seperti kita ketahui
serangga merupakan salah satu vektor penyebab
penyakit tanaman. Penyakit yang dijumpai pada lahan
budidaya ini ada 13 penyakit.

Analisis D ata Kelom pok B


Pengamatan yang dilakukan oleh kelompok B dapat dilihat
dari 13 jenis tanaman yang dibudidayakan terdapat 11
jenis gulma, 12 jenis serangga dan 17 jenis penyakit.
Dari data yang dieroleh tersebut dapat disimpulkan bahwa
gulma yang jenisnya lebih sedikit dibanding jenis tanaman
budidaya disebabkan penggunaan herbisida yang
berlebihan sehingga menekan pertumbuhan gulma. Hal
ini berdampak pada perkembangan serangga yang tidak
terlalu banyak karena gulma sebagai inang tempatnya
hidup sudah berkurang akibat penggunaan herbisida.
Namun hal ini bertolak belakang dengan perkembangan
penyakit. Salah satu efek yang ditimbulkan karena
penggunaan herbisida adalah perkembangan penyakit
yang berlebihan, karena penyakit resisten dengan
herbisida yang digunakan secara berkelanjutan.

Perbandingan Analisis
Dari analisis yang telah dilakukan pada tiap-tiap lokasi
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeliharaan
yang dilakukan pada tanaman dapat mempengaruhi
keanekaragaman yang ada pada suatu lokasi.
Pemeliharaan yang kurang pada lokasi A berdampak
pada peningkatan keanekaragaman hayati dilokasi
tersebut, karena tidak adanya campur tangan manusia
dalam pengendalian hayati pada lokasi tersebut.
Sedangkan pada lokasi B tingkat keanekaragamannya
rendah
sebab
adanya
peran
manusia
dalam
pengendalian hayati yang terdapat pada lokasi tersebut
seperti penyemprotan menggunakan herbisida yang
mengakibatkan penurunan kuantitas gulma dan
serangga.

Thank You

Anda mungkin juga menyukai