Anda di halaman 1dari 16

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Nn D

Usia

: 31 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

II.

Pekerjaan

: Pegawai Negeri

Status

: belum menikah

Agama

: Islam

Pendidikan

: S1

Alamat

: Jakarta Timur

RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan pada tanggal 06 April 2016 pukul 13.15 WIB di poliklinik
Psikiatri RS Persahabatan
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan karena mengeluh susah
tidur.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang pada tanggal 06 April 2016 pukul 13.15 WIB di poliklinik psikiatri
RSUP Persahabatan. Pasien datang sendirian dengan mengendarai angkutan
umum. Pasien datang karena pasien merasa susah untuk tidur.

Pasien saat ini mengeluh susah untuk tidur. Pasien mengaku sulit untuk memulai
tidur. Pasien rata-rata memulai tidur pukul 23.00 dan pasien masih dapat
dibangunkan ketika dia dibangunkan seseorang. Riwayat terbangun saat malam
disangkal oleh pasien. pasien dapat bangun pagi dan saat pasien bangun pasien
merasa tidak segar. Pasien memiliki riwayat gangguan tidur ini kurang lebih 11
tahun yang lalu saat pasien masih kuliah.
Pasien mengatakan sering merasa sedih dan terkadang sampai menangis tanpa
adanya pencetus yang menyebabkan pasien sedih. Pasien mengatakan pasien
sempat mengurung diri apabila pasien merasa sangat sedih. Pasien mengatakan
kesedihannya dapat berlangsung hingga lebih dari 2 minggu. Selain itu ketika
pasien merasa sedih pasien bisa membolos kerja karena pasien mengaku malas
untuk beraktivitas dan merasa tidak bersemangat untuk pergi ke kantor.
Selain merasa sedih, pasien juga pernah merasa bahagia berlebihan. Pasien
mengatakan ketika pasien merasa sangat senang, pasien tidak tidur sampai pagi
karena pasien merasa tidak butuh tidur dan bersemangat. Pasien mengatakan
ketika senang, pasien suka pergi berbelanja. Pasien banyak membeli barangbarang dengan kartu debit/kredit dan pasien suka tidak bisa menahan dirinya agar
tidak berbelanja berlebihan. pasien sadar ternyata pasien tidak membutuhkan
barang tersebut sehingga uang pasien di bank cepat habis.
Pasien mengaku jarak antara kesedihan dan rasa gembiranya kini menjadi lebih
sering, pasien mengatakan ketika pasien merasa sedih dan bahagia pasien tidak
tahu pencetusnya. Pasien sempat mengaku merasa sedih karena pasien belum
menikah dan keluarga sangat menuntut agar pasien segera menikah dan
berkeluarga. Pasien terdapat keinginan ingin menikah.
Pasien memiliki hobi travelling ke berbagai daerah. Pasien mengaku ketika
senang berlebihan pasien suka mengambil cuti pekerjaan untuk pergi travelling.
Dan pasien suka ketika ada libur panjang pasien selalu pergi untuk travelling.

Pasien mengaku pernah berobat ke psikiatri pada bulan februari. Saat itu pasien
sudah diberi obat untuk mengobati gangguan mood dan keluhan susah tidurnya.
Namun pasien tidak meminum obatnya sama sekali karena pasien melihat di
internet tentang obat yang dibeli pasien dan pasien takut dengan efek samping
yang ditimbulkan apabila pasien mengkonsumsi obat tersebut.
Pasien memiliki riwayat penyakit tonsilitis. Pasien mengaku rutin untuk berobat
penyakit tonsilitisnya dan rajin minum obat yang diberikan oleh dokter. Namun
pasien suka mengkonsumsi minuman dingin sehingga penyakit amandel pasien
suka kambuh.
Pasien merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara. tinggal sendirian di tempat kost di
daerah rawamangun. orang tua pasien tinggal di Medan sementara kakak-kakanya
tinggal di Sumatra Barat dan di Tangerang Selatan. Pasien suka menceritakan
tentang penyakitnya kepada kakak-kakaknya. pasien seorang pegawai negeri sipil
di Kemenkes. Pasien bekerja dari pukul 07.30 pagi hingga pukul 15.30 sore.
Tuntutan pekerjaan belebihan disangkal oleh pasien. pasien merasa nyaman di
lingkungan kerja pasien dan mampu bersosialisasi dengan kerabat kerja pasien.
Pasien belum menikah dan memiliki keinginan untuk menikah. Pasien masih bisa
bersosialisasi dengan baik dengan tetangga di sekitar rumah dan teman-temannya.
Hubungan pasien dengan keluarga baik. pasien sering menghubungi keluarga dan
saudaranya. Perekonomian pasien ditanggung oleh pasien sendiri menggunakan
uang penghasilan pekerjaanya .
Pasien tidak merasa melihat bayangan-bayangan aneh atau mendengar suara-suara
aneh. Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala, kejang, atau penyakit pada
otak. Pasien tidak mempunyai riwayat minum alkohol. Pasien menyangkal
mengkonsumsi NAPZA, atau merokok.
Pasien datang dengan penampilan yang sesuai usianya. Sejak awal sampai akhir
dilakukan tanya jawab, pasien dapat menjawab dengan cepat dan lancar setiap

pertanyaan yang diberikan. Pasien kooperatif, tidak ada gerak-gerik seperti orang
cemas, tidak ada gerak-gerik involunter selama wawancara.
Menurut ibunya pasien dilahirkan normal di bidan , tidak ada kelainan saat
kehamilan maupun proses persalinan. Tumbuh kembang pasien baik, pendidikan
pasien baik, pasien sekolah di TK, SD, SMP, SMA, dan S1 tanpa catatan buruk
dan tidak pernah tidak naik kelas. Pasien mengatakan mempunyai banyak teman
di sekolah namun saat ini pasien jarang berkomunikasi dengan teman-teman
sekolah dan kuliahnya. Pasien beragama islam dan rajin sholat 5 waktu dan
mengaji setiap hari.
Saat dilakukan uji daya ingat pendek pasien mampu menjawab dengan baik,
pasien masih ingat bahwa pasien datang dengan angkutan umum, uji daya ingat
jangka panjang pasien mampu mengingat jenjang pendidikan dan nama sekolah
pasien, hal ini menandakan daya ingat jangka panjang pasien baik. uji daya ingat
segera pasien diwajibkan mengulang lima nama kota yang disebutkan oleh dokter
seperti jakarta, cirebon, semarang, jogja dan surabaya dan pasien berhasil
mengulang kata-kata tersebut sekali.
Pasien memahami tempat, waktu, orang dan situasi saat diberikan pertanyaan
mengenai hal tersebut, pasien juga mengetahui bahwa pasien sedang
diwawancarai oleh dokter muda di poliklinik psikiatri RSUP Persahabatan di pagi
hari, hal ini menunjukkan tidak ada gangguan orientasi pada pasien baik orientasi
tempat, waktu, orang, maupun situasi.
Pasien dapat menjawab ketika diberi pertanyaan matematika sederhana yaitu 100
dikurangi 7 sebanyak 5 kali. Pasien menjawab dengan tepat yaitu 93 dan ketika
dilanjutkan dengan pertanyaan 93 dikurangi 7 pasien juga dapat menjawab dengan
tepat yaitu 86, dan seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi kognitif pasien
baik.

Pasien diberikan pertanyaan pengetahuan umum seperti siapa presiden kita


kemudian pasien menjawab Jokowi. Dan ketika ditanya siapa gubernur jakarta
sekarang pasien menjawab Ahok. Dan presiden yang tunanetra siapa pasien
menjawab GusDur, presiden perempuan Indonesia Pasien menjawab Ibu
Megawati. Pasien dapat menjawab dengan benar menandakan tingkat intelejensi
dan pengetahuan umum pasien baik.
Pasien diberi pertanyaan peribahasa seperti apa arti peribahasa tong kosong
nyaring bunyinya pasien menjawab dengan jawaban yang benar. Dan istilah
kiasan seperti arti dari panjang tangan dan tangan panjang dan pasien menjawab
dengan benar. Hal ini menunjukkan secara umum daya abstraksi pasien masih
baik.
Pasien diberikan suatu kasus sederhana mengenai apa yang akan pasien lakukan
ketika melihat ada anak kecil berdiri di sungai yang mengalir deras dan pasien
menjawab akan menghampiri anak tersebut dan membawanya ke tempat aman.
Hal ini menunjukkan bahwa daya nilai pasien baik.
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan seperti yang dijabarkan diatas
menunjukkan bahwa fungsi kognitif, orientasi, abstraksi dan daya nilai pasien
masih baik, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gangguan mental organik
atau tidak terdapat gangguan fungsi otak.
Tidak ada gangguan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari pasien mampu
melakukan pekerjaan sebagai pegawai negeri, namun apabila pasien merasa sedih.
Pasien tidak bersemangat dan dapat membolos untuk kerja. pasien juga mampu
bersosialisasi dengan tetangga sekitar lingkungan kostnya
Ketika ditanyakan mengenai 3 harapan pasien, pasien menjawab harapan yang
diinginkan adalah pasien ingin membahagiakan orang tua, ingin meneruskan
pendidikan, dan pasien ingin hidupnya bermanfaat bagi orang lain.

C. Riwayat Penyakit Sebelumnya


1) Riwayat gangguan psikiatri : tidak ada gangguan yang sama
sebelumnya
2) Riwayat gangguan medis : tidak ada
3) Riwayat penggunaan zat psikoaktif : tidak ada
4) Riwayat gangguan neurologi : pasien tidak ada riwayat cedera
pada kepala
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1) Riwayat pranatal : pasien lahir normal di bidan, langsung
menangis, tidak biru atau kuning,
2) Riwayat masa kanak-kanak awal : tumbuh kembang pasien
normal sesuai usianya, tidak terdapat masalah pada tumbuh
kembangnya, pasien diberi ASI selama lebih dari 7 bulan
3) Riwayat masa kanak-kanak pertengahan : pasien dapat
bersosialisasi dengan baik di sekolah dan mengikuti pelajaran
dengan baik.
4) Riwayat masa kanak-kanak akhir : pasien memiliki banyak
teman dan suka bersosialisasi. Nilai di sekolah bagus dan tidak
pernah tidak naik kelas
5) Riwayat pendidikan : pendidikan terakhir pasien adalah S1
Teknik. Pasien tidak pernah keluar dari sekolah atau tidak naik
kelas.
6) Riwayat pekerjaan : pasien seorang pegawai negeri di
Kemenkes, pasien bekerja dari jam 7.30 pagi sampai jam 15.30
sore. Pasien mengaku tidak ada tuntutan berlebih dari
pekerjaanya
7) Riwayat pernikahan : pasien belum menikah, dan pasien
memiliki keinginan untuk menikah.
8) Riwayat agama : islam, pasien rajin sholat 5 waktu
9) Riwayat aktivitas sosial ; pasien suka bersosialisasi dengan
tetangga, hubungan dengan tetangga sekitar baik
E. Riwayat keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan
pasien.
F. Situasi Sekarang
Saat ini pasien tinggal sendirian di rumah kost di daerah rawamangun
di daerah Jakarta Timur. pasien mampu menjalin hubungan yang baik
dengan saudara dan keluarga, keluarga pasien suportif terhadap
penyakit yang diderita pasien Pasien melakukan aktivitas di
Kemenkes. Perekonomian pasien ditanggung dari uang penghasilan
pasien.
G. Persepsi Pasien Tentang Dirinya Dan Kehidupannya
Pasien menyebutkan 3 keinginan pasien yang diinginkan yaitu pasien
ingin masuk membahagiakan orang tua, pasien ingin melanjutkan
sekolah, dan pasien ingin hidupnya bermanfaat bagi orang lain. .
III.

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan berusia 31 tahun, penampilan sesuai
dengan usianya, warna kulit sawo matang, berpakaian rapi,
bersih, sopan, serta tidak memakai aksesoris yang aneh.
a. Kesadaran umum : compos mentis
b. Kontak psikis : pasien mampu berkomunikasi dengan
baik.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pasien kooperatif, tenang, kontak mata baik, tidak ada gerakan
involunter, serta dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
3. Pembicaraan
Pasien dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh
dokter dan pasien dapat mengungkapkan isi hati pasien. isi
pembicaraan dapat dimengerti, bicara baik, spontan, artikulasi
dan volume jelas.

4. Sikap terhadap pemeriksa


Pasien kooperatif, namun ada beberapa hal yang ingin tidak
diketahui oleh orang lain.
B. Keadaan Afektif
1. Mood
: senang
2. Afek
: luas
3. Keserasian : mood dan afek serasi
4. Empati
: pemeriksa dapat meraba apa yang dirasakan oleh
pasien

C. Intelektualitas
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Pasien dapat menyelesaikan pendidikan hingga

S1

pengetahuan umum dan kecerdasan baik


2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi pasien baik. pasien dapat mengikuti proses
tanya jawab dari awal hingga selesai, pasien dapat menjawab
pertanyaan matematika seperti berapa 100-7, 93-7 dan
seterusnya serta dapat mengulang 5 nama kota yang
sebelumnya disebutkan oleh dokter
3. Orientasi
Orientasi waktu

baik,

mengetahui

waktu

saat

dilakukan tanya jawab yaitu pagi hari


Orientasi tempat
: baik, mengetahui tempat saat
dilakukan tanya jawab yaitu di Poliklinik Psikiatri RSUP

Persahabatan
Orientasi orang

berbicara dengan siapa yaitu dengan dokter muda


Orientasi situasi
: baik, pasien mengetahui sedang

: baik, dapat mengetahui sedang

melakukan konsultasi .
4. Daya ingat

Daya ingat jangka panjang : baik, pasien dapat mengingat

jenjang pendidikan terakhir


Daya ingat jangka pendek : baik, pasien mengingat pergi ke

RSUP Persahabatan menggunakan angkutan umum.


Daya ingat segera : baik, pasien dapat mengulang 5 nama
kota yang disebutkan oleh dokter

5. Pikiran abstrak
Baik, pasien mampu mengartikan peribahasa tong kosong
nyaring bunyinya dan istilah kiasan panjang tangan dan
tangan panjang.
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien mampu mengurus dirinya sendiri di kostnya
D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik : tidak ada
Halusinasi visual : tidak ada
Halusinasi olfaktori ; tidak ada
Halusinasi gustatori : tidak ada
Halusinasi taktil : tidak ada

2. Depersonalisasi dan derealisasi


Depersonalisasi ; tidak ada
Derealisasi : tidak ada

E. Proses pikir

1. Arus pikir
Produktivitas : baik, mampu menceritakan dirinya

dengan spontan
Kontinuitas : baik, pembicaraan sampai pada tujuan

2. Isi pikiran
Preokupasi : tidak ada
Gangguan pikiran : tidak ada

F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien tidak ada gangguan pengendalian impuls dan mampu
mengendalikan perasaanya.
G. Daya Nilai
Nilai sosial : hubungan pasien dengan tetangga sekitar kost

baik.
Uji daya nilai pasien baik saat ditanya apa yang dilakukan
ketika melihat anak di sungai yang deras dan pasien menjawab

akan menolong anak tersebut.


Realita : tidak ada gangguan dalam penilaian realita

H. Persepsi Pemeriksa Tentang Diri Dan Kehidupan Pasien


Pasien memiliki gangguan afektif bipolar. Pasien merasa ada masalah
terhadap dirinya dan memiliki keinginan untuk sembuh. Namun pasien
ragu-ragu untuk minum obatnya karena takut dengan efek samping
yang ditimbulkan oleh obat.
I. Tilikan
Tilikan 5 yaitu pasien menyadari sepenuhnya bahwa pasien sakit dan
faktor-faktor yang berhubungan. Namun tidak menerapkan dalam
perilaku praktisnya. .

10

J. Taraf Dapat Dipercaya


Pemeriksa mendapat kesan bahwa jawaban yang diberikan pasien
dapat dipercaya karena konsistensi jawaban pasien dari pertanyaan
pertanyaan yang diberikan dari awal proses tanya jawab hingga akhir
tanya jawab.
IV.

Pemeriksaan Fisik
a. Status generalis
Keadaan umum
Tanda vital
Sistem kardiovaskular
Sistem pulmonal
Sistem endokrin
Sistem gastrointestinal
Sistem urogenital
Gangguan khusus

: baik, compos mentis


: 110/80 mmHg, nadi 84x/menit
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: Tonsilitis .

b. Status neurologis
Saraf Kranial
Saraf Motorik
Sensibilitas
Susunan Saraf Vegetatif
Fungsi Luhur
Gangguan Khusus

: Kesan dalam batas normal


: Kesan dalam batas normal
: Kesan dalam batas normal
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


1. Pasien seorang perempuan berusia 31 tahun datang dengan keluhan
utama susah tidur
2. Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, daya ingat, fungsi
kognitif dan orientasi pada pasien ini baik
3. Mood pasien senang dan afek luas

11

4. Pasien

mengingat

riwayat

sekolah

pasien

dengan

pendidikan

SD,SMP,SMA, dan S1 sehingga menunjukkan bahwa ingatan jangka


panjang pasien baik.
5. Ketika diberi pertanyaan apabila pasien melihat nenek ingin
menyeberang jalan apa yang akan dilakukan dan pasien menjawab
pasien akan membantu nenek tersebut.
6. Pasien tidak pernah mengkonsumsi NAPZA, Merokok, maupun alcohol
7. Pasien memiliki gangguan mood berupa pasien suka merasa sedih tanpa
adanya sesuatu yang menyebabkan pasien sedih. Pasien terkadang suka
merasa gembira berlebihan tanpa ada penyebabnya.
8. Pasien sempat tidak bersemangat saat bekerja dan beraktivitas karena
rasa sedih pasien. apabila sangat sedih dan tidak bersemangat pasien
tidak masuk kerja atau kuliah.
9. Pasien berobat bulan Februari namun pasien tidak minum obatnya
karena takut dengan efek samping obat.
10. Pasien memiliki riwayat penyakit tonsilitis.
11. Pasien mempunyai gangguan tidur, dimana pasien sulit untuk memulai
tidur hingga tidak bisa tidur sama sekali, pasien mulai tidur pukul 23.00
dan saat bangun pagi hari pasien merasa tidak segar.
12. Tumbuh kembang pasien baik, pasien dapat bersosialisasi dengan baik
sehingga tidak terdapat gangguan kepribadian.
13. Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan
pasien. .
14. Pasien lahir normal di bidan. Masa kanak-kanak dan remaja memiliki
kemampuan bersosialisasi dengan baik.
15. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan hingga S1
16. Pasien belum menikah dan memiliki keinginan untuk menikah.
17. Pasien seorang pegawai negeri dari Kemenkes
18. Sumber perekonomian pasien berasal dari pasien
19. Pada pasien ini ditemukan gejala ringan, bersifat sementara, dapat
diatasi, dan tidak terdapat disabilitas.
VI, FORMULA DIAGNOSTIK
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat
kelainan pola perilaku dan psikologis secara klinis bermakna yang dapat

12

menyebabkan timbulnya distress dan disablilitas dalam fungsi sehari-hari maka


pasien dikatakan menderita gangguan jiwa
I.

Diagnosis Aksis 1
Pada pasien ini tidak terdapat kelainan pada otak atau penyakit
sistemik lain yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat
dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi baik

sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organic


Hasil anamnesis menyatakan bahwa tidak terdapat penggunaan
zat psikoaktif, rokok, dan alkohol. Maka pasien ini bukan
menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
atau alcohol

Pada pasien ini tidak terdapat gangguan dalam menilai realita


seperti waham dan halusinasi. Maka pasien ini tidak menderita

gangguan psikosis.
Pada pasien ini terdapat perubahan suasana perasaan (mood)
atau afek. Perubahan suasana ini mengarah pada depresi dan
kadang kearah elasi maka pasien menderita gangguan Afektif
(mood). Pasien terdapat beberapa episodik hipomania dan satu
episodik afektif lain seperti manik dan depresi pada masa lalu.
Maka dari itu pasien menderita Gangguan Afektif Bipolar,
Episode Kini Hipomanik.

II.

Diagnosis Aksis 2
Pasien tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak sampai
dewasa secara normal. Pasien mau berinteraksi dan bersosialisasi
dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya tidak
menderita gangguan kepribadian.

Pasien dapat menyelesaikan

pendidikan sampai tamat kuliah dan fungsi kognitif baik, sehingga


pasien tidak terdapat gangguan retardasi mental. Karena tidak
terdapat gangguan kepribadian dan tidak terdapat gangguan

13

retardasi mental, maka diagnosis pasien pada axis II adalah tidak


ada diagnosis.
III.

Diagnosis Aksis 3
Pada anamnesa didapatkan pasien memiliki penyakit tonsilitis,
pasien rutin berobat untuk penyakit tonsilitisnya. Maka diagnosis
pasien pada axis III adalah tonsilitis.

IV.

Diagnosis Aksis 4
Pasien mengatakan pasien masih bisa bersosialisasi dengan
keluarga dan lingkungan tetangga sekitar. Untuk masalah
perekonomian pasien menggunakan uang gaji pasien. pasien
belum menikah dan keluarga pasien menuntut agar pasien
segera menikah. Maka diagnosis pasien pada axis IV adalah

V.

masalah dengan keluarga (belum menikah).


Diagnosis Aksis 5
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien
dengan menggunakan Global Asessment of functioning (GAF).
Pada pasien ini terdapat beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi secara umum masih baik..
Maka pada axis V didapatkan GAF Scale 70-61.

VII.

VIII.

EVALUASI MULTIAXIAL
Aksis I
:Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Hipomanik
Aksis II
: Tidak Ada Diagnosis
Aksis III
: Tonsilitis
Aksis IV
: masalah dengan keluarga (belum menikah)
Aksis V
: GAF Scale 70-61
DAFTAR PROBLEM
o Organobiologik: tonsilitis
o Psikologis

: terdapat gangguan afektif bipolar episode kini

hipomanik.
o Sosioekonomi: tidak ada masalah sosioekonomi pada pasien ini.

14

IX.

PROGNOSIS
Prognosis Ke Arah Baik
o Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh
o Pasien mampu bersosialisasi dengan tetangga sekitar.
o Pasien suka menceritakan keluhannya kepada temantemannya dan keluarga.
o Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang

sama dengan pasien..


o Perekonomian pasien ditanggung oleh pasien
Prognosis Ke Arah Buruk
o Keluhan sudah 11 tahun
o Pasien Belum menikah dan terdapat tuntutan dari keluarga
agar segera menikah
o Pasien sempat tidak pernah mengkonsumsi obat ragu dan
takut dengan efek samping obat
Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan prognosis pasien
ini adalah :
Ad vitam
Ad functionam
Ad sanationam

X.

: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam

TERAPI
Psikofarmaka
Seroquel XR 1 x 300 mg
Depakote ER 1 x 500 mg
Psikoterapi
Edukasi mengenai penyakit dan kondisi pasien
Edukasi pentingnya mengkonsumsi obat dan kontrol secara teratur
Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa kepada Tuhan Yang
Maha Esa agar dirinya diberi ketenangan menghadapi masalah.

DAFTAR PUSTAKA

15

1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan Kedua. PT


Nuh Jaya. Jakarta; 2013
2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT
Nuh Jaya. Jakarta; 2007
3. Elvira, Sylvia D, dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FK UI. Jakarta;
2015

16

Anda mungkin juga menyukai