Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit campak merupakan penyebab kematian pada anak-anak di seluruh dunia
yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta orang
yang menderita campak. Di Indonesia diperkirakan lebih dari 30.000 anak meninggal setiap
tahun karena komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit campak. (1)
Program pencegahan dan pemberantasan campak di Indonesia pada saat ini berada
pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan KLB (Kejadian Luar Biasa). Hasil
pemeriksaan sampel darah dan urin penderita campak pada saat KLB menunjukkan IgM
positif sekitar 70-100 persen. Insiden rate semua kelompok umur dari laporan rutin
Puskesmas dan Rumah Sakit selama tahun 1992-1998 cenderung menurun, terutama terjadi
penurunan yang tajam pada semua kelompok umur. Tahun 1997-1999 kejadian campak dari
hasil penyelidikan KLB cenderung meningkat, kemungkinan hal ini terjadi berkaitan dengan
dampak krisis pangan dan gizi, namum masih perlu dikaji secara mendalam dan
komprehensive. (4)
Campak sangat menular, sekitar 90% kontak terhadap orang yang rentan akan
terserang penyakit. Campak jarang subklinis. Sebelum penggunaan vaksin campak, puncak
insiden pada umur 5-10 tahun, kebanyakan orang dewasa lemah imun.Saat ini di Amerika
Serikat, campak terjadi paling sering pada anak umur sekolah yang belum di imunisasi serta
pada remaja dan orang dewasa muda yang telah di imunisasi . (2)
Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga
stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Nama lain penyakit
ini adalah campak, measles, atau rubeola. Penularan terjadi secara droplet dan kontak
langsung dengan pasien. Virus morbili terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama
stadium kataral sampai 24 jam setelah timbul bercak di kulit. Biasanya seseorang akan
mendapat kekebalan seumur hidup bila telah sekali terinfeksi oleh campak. (2) (3)

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah case report ini adalah :
1

1. Apakah morbili itu ?


2. Bagaimana perjalanan klinis pasien morbili ?
3. Bagaimana cara mendiagnosa morbili ?
4. Apa saja diagnosis banding dari morbili ?
5. Bagaimana penatalaksaan morbili ?

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Campak yang disebut juga dengan, morbili, measles atau rubeola merupakan
suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh paramixovirus.
Penyakit ini ditularkan melalui percikan liur (droplet) yang terhirup, ditandai oleh tiga
stadium, kataral, erupsi serta konvalesensi.(2) (5)
2.2 Epidemiologi
Berdasarkan hasil penyelidikan lapangan KLB campak yang dilakukan Subdit
Surveilans dan Daerah pada tahun 1998-1999, kasus-kasus campak terjadi karena
anak belum mendapat imunisasi cukup tinggi, mencapai sekitar 40100 persen dan
mayoritas adalah balita (>70 persen).(4)
2.3 Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh golongan paramyxovirus, yaitu virus RNA dari
famili Paramixofiridae, genus Morbillivirus. Hanya satu tipe antigen yang diketahui.
Selama masa prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus
ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat tetap aktif selama
sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar (4) (6)
2.4 Patofisiologi
Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan
berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan
kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama.
Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua
setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan
merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat
udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan
penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C :
coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala
panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi
(pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler
3

warna kemerahan.Virus dapat berbiak juga pada susunan saraf pusat dan
menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan
hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah
menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya
terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit.(7)
2.5 Manifestasi Klinik

Panas meningkat dan mencapai puncak pada hari 4-5 ketika ruam timbul

Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik
dengan cepat ketika panas turun.

Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada konjunctiva disertai keradangan


dengan keluhan fotofobia.

Cough merupakan akibat kerdangan epitel saluran napas, mencapai puncak pada
saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.

Muncul kopliks spot sekitar 2 hari sebelum ruam muncul (hari 3-4) dan cepat
menghilang setalah beberapa jam atau beberapa hari. Kopliks spot adalah
sekumpulan noktah putih pada epitel bukal yang merah, yang merupakan tanda
klinis yang pathogonomik untuk morbili.

Ruam makulopapuler semula berwarna kemerhan. Ruam ini muncul pertama pada
daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga dan menyebar kea rah perifer
sampai kaki. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dad
menjadi confluent. Ruam ini membedakan dengan rubella yang ruamnya discrate
dan tidak mengalami desquamasi. Telapak tangan dan kaki tidak mengalami
desquamasi. (7)

2.6 Pemeriksaan Fisik


Masa inkubasi 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3
stadium, yaitu : (4)(7)(8)
1. Stadium kataral (prodormal).

Stadium ini berlangsung selama 2-4 sumber lain menyebutkan 4-5 hari
disertai gambaran klinis seperti demam, malaise, batuk, fotopobia,
konjungtivitis, dan coryza. Menjelang akhir dari stadium kataral dan 24 jam
sebelum timbul enantem, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu
sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokasinya di mukosa bukal
yang berhadapan dengan molar bawah. Gambaran darah tepi leukopeni dan
limfositosis. (4)(7)(8)
2. Stadium erupsi
Ditandai dengan timbulnya eritema berbentuk makula-papula disertai
menaiknya suhu badan, Coryza dan batuk bertambah. Ruam ini muncul
pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga kemudian
menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas
dada pada sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam menyebar
ke seluruh punggung, abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ruam umumnya
saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Bertahan
selama 5-6 hari. Suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan sering
mencapai 40-40,5 C.Ruam mencapai anggota bawah pada hari ke 3, dan
menghilang sesuai urutan terjadinya. (4)(7)(8)
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna lebih tua atau
hiperpigmentasi (gejala patognomonik) yang lama kelamaan akan hilang
sendiri. Selain itu ditemukan pula kelainan kulit bersisik. Hiperpigmentasi ini
merupakan gejala patognomonik untuk morbilli. Pada penyakit-penyakit lain
dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi.
Suhu menurun sampai normal kecuali bila ada komplikasi (4)(7)(8)
2.7 Pemeriksaan Penunjang
1.

Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal atau meningkat


apabila ada komplikasi infeksi bakteri.

2.

Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat untuk memastikan adanya


infeksi campak akut. Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi pada 2 hari
5

pertama munculnya rash, maka untuk mengambil darah pemeriksaan IgM


dilakukan pada hari ketiga untuk menghindari adanya false negative. Titer IgM
mulai sulit diukur pada 4 minggu setelah muncul rash.
3.

IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak IgG dapat
dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah onset. IgG masih dapat
ditemukan sampai beberapa tahun kemudian.

4.

Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang diberi
heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam setelah
timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam
dalam suhu kama (8)

2.8 Diagnosis
Diagnosis morbili biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejal klinis. Pemeiksaan
laboratorium jarang dilakukan. Mekanisme diagnose morbili dapat dilakukan melalui
anamnesa, pemeriksaan fisik, serta dapat dibantu dengan pemeriksaan penunjang seperi
dipaparkan pada table berikut :
Anamnesis

Demam tinggi terus- menerus 38.5oC atau lebih disertai batuk, pilek,
nyeri menelan, mata merah, dan silau kena cahaya, seringk kali diikuti
diare. Pada hari ke 4-5 demam timbul ruam kulit didahului oleh suhu
yang meningkat lebih tinggi dari semula. Saat ruam timbul, batuk
dandiare tambah parah sehingga anak mengalami sesak atau dehidrasi. (7)

Pemeriksaan
fisisk

Masa inkubasi 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang


dibagi dalam 3 stadium, yaitu : (4)(7)(8)
1. Stadium kataral (prodormal).
Stadium ini berlangsung selama 2-4 atau 4-5 hari disertai gambaran
klinis seperti demam, malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis, dan
coryza. Menjelang akhir dari stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul
enantem, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung
jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokasinya di mukosa bukal yang
6

berhadapan dengan molar bawah. Gambaran darah tepi leukopeni dan


limfositosis. (4)(7)(8)
2. Stadium erupsi
Ditandai dengan timbulnya eritema berbentuk makula-papula disertai
menaiknya suhu badan, Coryza dan batuk bertambah. Ruam ini muncul
pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga
kemudian menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas
dan bagian atas dada pada sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam
berikutnya ruam menyebar ke seluruh punggung, abdomen, seluruh
lengan, dan paha. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka
dan dada menjadi confluent. Bertahan selama 5-6 hari. Suhu naik
mendadak ketika ruam muncul dan sering mencapai 40-40,5 C.Ruam
mencapai anggota bawah pada hari ke 3, dan menghilang sesuai urutan
terjadinya. (4)(7)(8)
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna lebih tua atau
hiperpigmentasi (gejala patognomonik) yang lama kelamaan akan hilang
sendiri.

Selain

itu

ditemukan

pula

kelainan

kulit

bersisik.

Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbilli.


Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit
menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal
kecuali bila ada komplikasi (4)(7)(8)
Pemeriksaan

1.

penunjag

Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal atau


meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.

2.

Pemeriksaan antibodi IgM anti campak.

3.

Pemeriksaan untuk komplikasi :


a. Ensefalopati/ ensefalitis : pemeriksaan cairan serebrispinalis, kadar
elektrolit darah dan analiasa gas darah.
b. Enteritis : feses lengkap
c. Bronkopnemonia : dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisa
7

gas darah. (7)

2.9 Differensial Diagnosis


Diagnosis banding dan cara mebedakan morbili dengan infeksi virus yang
menimbulkan gejala demam dan ruam pada anak dapat dilihat pada table dibawah ini :
Penyakit
Rubella
(German
measles,
minor
measles)

Penyebab
Virus
rubella

Musim
Bayi,
dewasa
muda

Transmisi
Droplet
pernapasan

Inkubasi
14-21

Prodormal
Malaise, demam
tidak tinggi,
pembesaran
kelenjar leher,
belakang telinga,
dan oksipital; 0-4
hari

Gambaran dan struktur ruam


Diskrit, nonkonfluen, makula
dan papula berwarna merah
muda, dimulai dari wajah dan
menyebar ke bawah; 1-3 hari

enamtema
Berbagai makula
eritematus
pada
palatum molle

Roseola
(exanthema
subitum)

HHV 6
dan 7

Bayi (6
bulan-2
tahun)

Tidak
diketahui;
saliva atau
karier tanpa
gejala

5-15 (?)

Rewel, demam
tinggi, 3-4 hari,
pembesaran
kelenjar servikal
dan oksipital

Ruam timbul ketika suhu tubuh


menurun.
Makula diskrit pada tubuh dan
leher; ruam mendadak timbul
lalu menghilang; 0,5-2 hari;
beberapa pasien tanpa ruam

Berbagai makula
eritematus pada
palatum molle

Fifth
disease
(erythema
infectiosum

Parvoviru
s B19

Prepubertal

Droplet
pernapasan;
transfuse
darah;plase

5-15

Nyeri kepala,
malaise, mialgia,
sering demam

Eritema lokal pada pipi


(slapped cheek); eritema merah
muda pada tubuh dan
ekstremitas; mungkin gatal;

Tidak ada

nta

ruam mungkin tertunda masa


prodromal hingga 3-7 hari;
berlangsung 2-4 hari; dapat
berulang 2-3 minggu kemudian

Chickenpox
(varicella)

Virus
varicellazoster

1-14 tahun

Droplet
pernapasan

12-21

Demam

Enterovirus
es

Coxsackie
virus,
ECHOvir
us,
dan
lain-lain

Bayi,
young
children

Fekal-oral

4-6

Bervariasi; rewel,
demam,
nyeri
tenggorok, mialgia,
nyeri kepala

Mononucle
osis

Virus
EpsteinBarr

Anak-anak,
remaja

Kontak
dekat;
saliva,
transfusi
darah

28-49

Demam, adenopati,
edema palpebra,
nyeri tenggorok,
hepatosplenomegali
, malaise,
limfositosis

Papula pruritik, vesikel dengan


berbagai derajat; 2-4 tumbuh,
kemudian menjadi krusta;
tersebar pada tubuh dan
kemudian
wajah
dan
ekstremitas; 7-10 hari; terulang
beberapa tahun kemudian
mengikuti
distribusi
dermatomal (zoster, shingles)
Tangan-kaki-mulut: vesikel di
lokasi tersebut; Yang lain: tidak
spesifik,
biasanya
halus,
nonkonfluen, ruam makular
atau makulopapular, jarang
petekie, urtikaria, atau vesikel;
berlangsung 3-7 hari

Mukosa
lidah

Makulopapular
atau
morbiliformis pada tubuh dan
ekstremitas, mungkin konfluen;
sering
dipicu
pemberian
ampisilin atau alopurinol; ruam
pada 15-50% berbetuk druginduced; berlangsung 2-7 hari

Bervariasi

Ya

Sumber:
Lembo RM. Fever and rash. Dalam: Kliegman RM, Greenbaum LA, Lye PS, editor. Practical strategies in pediatric diagnosis and therapy.
Edisi kedua. Elsevier Saunders. Philadelphia, 2004; 997-1015

mulut,

2.10 Penatalaksanaan
Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari :

Pemberian cairan yang cukup

Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran
dan adanya komplikasi

Suplemen nutrisi

Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder

Anti konvulsi apabila terjadi kejang

Pemberian vitamin A

Indikasi rawat inap : hiperpireksia (suhu > 39,00 C), dehidrasi, kejang, asupan
oral sulit, atau adanya komplikasi. (6)(7)

Campak tanpa komplikasi :

Hindari penularan

Tirah baring di tempat tidur

Vitamin A 100.000 IU, apabila disetai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap


hari

Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan
dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi. (6)(7)

Campak dengan komplikasi :


Ensefalopati/ensefalitis
Antibiotika bila diperlukan, antivirus dan lainya sesuai dengan PDT ensefalitis
Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan PDT ensefalitis
Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan serta koreksi terhadap
gangguan elektrolit
Bronkopneumonia :
Antibiotika sesuai dengan pedoman terapi pneumonia
10

Oksigen nasal atau dengan masker


Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dn elektrolit
Enteritis : koreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi Pada kasus campak
dengan komplikasi bronkhopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau
terhadap adanya infeksi TB laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji
Tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan.
Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk. (6)(7)
2.11Pencegahan
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya
diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin
MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya
mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis
pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan
makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat. (6)

2.12Komplikasi
Pada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga keadaan
ini menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti: (4)
1.

Bronkopnemonia
Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak atau oleh pneumococcus,
streptococcus, staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian
bayi yang masih muda, anak dengan malnutrisi energi protein, penderita penyakit
menahun seperti tuberkulosis, leukemia dan lain-lain. (4)

2. Komplikasi neurologis
Kompilkasi neurologis pada morbili seperti hemiplegi, paraplegi, afasia, gangguan
mental, neuritis optica dan ensefalitis. (4)
11

3.

Encephalitis morbili akut


Encephalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka kematian rendah.
Angka kejadian ensefalitis setelah infeksi morbili ialah 1:1000 kasus, sedangkan
ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus morbili hidup adalah 1,16 tiap 1.000.000
dosis. (4)

4. SSPE (Subacute Scleroting panencephalitis)


SSPE yaitu suatu penyakit degenerasi susunan saraf pusat. Ditandai oleh gejala yang
terjadi secara tiba-tiba seperti kekacauan mental, disfungsi motorik, kejang, dan
koma. Perjalan klinis lambat, biasanya meninggal dalam 6 bulan sampai 3 tahun
setelah timbul gejala spontan. Meskipun demikian, remisi spontan masih dapat terjadi.
Biasanya terjadi pada anak yang menderita morbili sebelum usia 2 tahun.
Immunosuppresive measles encephalopathy
Didapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita defisiensi imunologik
karena keganasan atau karena pemakaian obat-obatan imunosupresi (4)
2.13 Prognosa
Bila keadaan umum penderita baik tanpa disetai dengan komplikasih, maka
prognosisnya baik, tapi prognose buruk pada keadaan umum buruk, anak yang sedang
menderita penyakit kronis atau bila ada komplikasi. Angka kematian telah menurun pada
tahun-tahun ini sampai tingkat rendah pada semua kelompok umur, terutama akren
akeadaan sosioekonomi membaik.(4)

12

13

BAB III
RESPONSI KASUS
I.

IDENTITAS PASIEN

II.

SUBYEKTIF

III.

OBYEKTIF

IV.

ASSESMENT

V.

PLANING

14

FOLLOW UP PASIEN
Hari,

Subyektif

tanggal
Jumat/

Pasien mendapat

16

imunisasi DPT combo

Objektif

Assessment
dan planning

November di posyandu. Lengan


2012

kiri bekas suntikan


mengalami bengkak
dan kemerahan serta
pasien menjadi rewel.
malam hari pasien

Sabtu-

sumer-sumer.
Pasien masih sumer-

Minggu/

sumer

17-18
November
2012
Senin/19

Pasien demam tinggi

November berobat ke dokter


2012

spesialis anak
namun demam tambah

Selasa/ 20

tinggi
(Demam hari ke-5)

KU: lemah

A : hipertermi

November

MRS pukul 06.35

Kesadaran: composs mentis

P:

2012

Demam tinggi.

T: 38,10C

Diare cair + ampas,

CRT < 3 detik

lendir (-) , darah

Pulmo : ves +/+, Rh -/-, wz -/-

(-)3x/ hari.

Cor : S1S2 Tunggal, murmur (-)

Muntah 1x
Batuk kering (+)
frekuensi jarang.

Lab :
GDA: 83 mg/dl

infuse D5 1/4NS
690cc/24 jam
inj. Norages 90 mg
prn
ceftriaxone 2 x 120
mg

Hb :12,1 g/dl

perut kembung (-)

Leu : 13.000 / cmm

kejang (-)

Diff. count : 2/-/7/41/45/5


PCV : 38 %
15

Rabu/ 21

(demam hari ke- 6)

Trombosit : 384.000/ cmm


KU : lemah

A : hipertermi

November

Demam tinggi (naik-

Kesadaran : compos mentis

P:

2012

turun)
Diare cair + ampas,

T : 36,90C-380C
Turgor cukup

lendir (-) , darah (-)

Mata cowong (-)

3x/ hari.

BAk lancar seeprti biasa.

Batuk kering (+)


frekuensi jarang.

Lab :

690cc/24 jam
inj. Norages 90 mg
prn
ceftriaxone 2 x 200

Uriene lengkap

Leukost 5-6 L/P

kejang (-)

Eritrosit 2-3 L/P

Pilek (+)

Epitel banyak

perut kembung (-)

infuse D5 1/4NS

mg

Mata merah (+)


Kamis

Makan/ minum +/+


Pulang paksa dari RS

22

Demam (-)

November

mata merah (-)

2012

batuk kering
(+) jarang

BAB masih
lembek

Selama di
rumah anak

Jumat/

bai-baik saja.
(hari ke- 8 semenjak

KU : lemah, rewel

A : morbili

23

demam)

Kesadran : compos mentis

P:

November Pasien kembali MRS

T :37,20C

2012

HR :100 x / menit

pukul 14.00

Infuse D51/4NS
700cc/24 jam

Ruam- ruam di

RR: 40 x/ menit

seluruh tubuh.

a/i/c/d : -/-/-/-

Muncul

Ruam makulopapular eritema region

pertama kali di

fascialis, thorax, abdomen,

200.000 IU 3x

daerah wajah.

punggung, extremitas

(hari 1,2,14)

Pareacetamol 70
mg/ x prn.

Vitamin

16

Sejak pagi

(region thorax, abdomen dan

nampak lemah

punggung bersifat konfluen, pada

dan malas

regio ekstremitas atas dan bawah

bermain

bersifat discrete)

Demam (-)

conjungtivitis (-)

batuk kering

koplik spot (-)

(+)

BAB cair +
ampas, lender
(-) darah (-).
Kurang lebih
4x tiap kali
kentrut keluar
feses sedikit-

pembesaran KGB leher (-)


dada : simetris, retraksi ICS (-)
pulmo : Ves +/+, Rh -/-, Wz -/cor : S1S2 tunggal, murmur (-)
abd : meteorismus (-)
Bising usus (+)
Akral hangat (+)
Kaku kuduk (-)

sedikit.

BAK lancar

Sabtu/

seperti biasa.
Demam (-)

Ku : cukup

A : morbili

24

Batuk (-)

Kesadaran : compos mentis

P:

November

Ruam di daerah

T : 37,70C

HR : 130 x/ menit

2012

dahi mulai
menghilang
ruam di badan
mulai
berkurang.
Makan/minum :
berkurang

BAB / BAK
lancar seperti
biasa.

Infuse D51/4NS

RR : 40 x/menit
Ruam makulopapuler eritema region
fascialis berubah menjadi macula
hiperpigmentasi.
Ruam makulopapular eritema pada
region

thorax,

abdomen

dan

punggung berubah mendi macula


eritema
Ruam makulopapular eritema region
extremitas masih tetap.
Pulmo : ves +/+, Rh -/-, Wz -/Cor S1S2 tunggal, murmur (-)
17

Abdomen : meteorismus (-)


Bising usus (+)
Akral hangat

Minggu/

Demam (-)

Ku : cukup

25

Batuk (-)

Kesadaran : compos mentis

November

Pilek (-)

diare 3x cair +

2012

ampas, lendir
(-), darah (-)

ruam mulai
berkurang

Makan/minum :
berkurang

Morbili

T : 37,50C
HR : 120 x/ menit
RR : 40 x/menit
region fascialis didapatkan macula
hiperpigmentasi.
Ruam makulopapular eritema pada
region

thorax,

abdomen

dan

punggung berubah mendi macula


hiperpigmentasi

BAK lancar

Ruam makulopapular eritema region

seperti biasa.

extremitas menjadi macula eritema.


Pulmo : ves +/+, Rh -/-, Wz -/Cor S1S2 tunggal, murmur (-)
Abdomen : meteorismus (-)
Bising usus (+)

Senin/

Demam (-)

Akral hangat
Ku : cukup

26

Batuk (-)

Kesadaran : compos mentis

November

Pilek (-)

diare 4x cair +

2012

ampas, lendir
(-), darah (-)

ruam berubah
di seluruh
badan, tang
dan kaki

T : 36,90C
HR : 138 x/ menit
RR : 38 x/menit
region fascialis, thorax, abdomen
dan punggung didapatkan macula
hiperpigmentasi.
Macula

eritema region extremitas

menjadi macula hiperpigmentasi.


Pulmo : ves +/+, Rh -/-, Wz -/18

menjadi

Cor S1S2 tunggal, murmur (-)

memudar

Abdomen : meteorismus (-)

berubah warna

Bising usus (+)

menjadi

Akral hangat

kecoklatan

makaan/minum
: berkurang

BAK lancar
seperti biasa.

Selasa/

Demam (-)

Ku : cukup

27

Batuk (-)

Kesadaran : compos mentis

November

Pilek (-)

diare 1x cair +

2012

ampas, lendir
(-), darah (-)

masih terdapat
ruam
kecoklatan di
tubuh, tangan
dan kaki

makaan/minum
: berkurang

T : 36,90C
HR : 120 x/ menit
RR : 36 x/menit
region fascialis, thorax, abdomen
punggung dan extremitas didapatkan
macula hiperpigmentasi.
Pulmo : ves +/+, Rh -/-, Wz -/Cor S1S2 tunggal, murmur (-)
Abdomen : meteorismus (-)
Bising usus (+)
Akral hangat

BAK lancar
seperti biasa.

BAB IV
PEMBAHASAN

19

20

DAFTAR PUSTAKA
1. Regina. 2008. Campak. FKMUI.
2. Faradilla, Nova . 2009. Campak (morbili) Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Diakses dari http://yayanakhyar.wordpress.com/2009/10/11/campak-morbili/ pada
tanggal 25 November 2012 pukul 14. 47.
3. Referat makalah kedokteran. 2010. Campak/ Morbili. Referensi kedokteran
blogspot. Diakses dari http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/morbilicampak.html tanggal 25 November 2012 pukul 14. 55
4. Syamsi,

Anwarusy.

2009.

Referat

morbili

(campak).

Diakses

http://anwarusy.wordpress.com/2009/06/16/referat-morbili-campak/

dari

tanggal 25

November 2012 pukul 15.33


5. Andriani, Julia. 2009. Morbili / Measles / Campak. Fakultas Kedokteran
Universitas

Riau.

Diakses

dari

http://yayanakhyar.wordpress.com/2009/11/17/morbili-measles-campak/

tanggal

25 November 2012 pukul 15.39.


6. Kumpulan referat.2009. campak. Diakses dari http://referatku.blogspot.com/200
9/05/campak.html pada tanggal 25 November 2012 pukul 15.55.
7. Darmowandowo, Widodo. Setiono Basuki, parwati. 2008. Pedoman Dan Diagnosa
Terapi SMF kesehatan anak. Surabaya : rumah Sakit Dokter Sutomo Surabaya.
8. Yuliana.

2008.

CAMPAK

(Morbili,

Measles, Rubeola).

Diakses

dari

http://pediatricinfo.wordpress.com/2008/07/09/campak-morbili-measles-rubeola/
pada tanggal 25 November 2012 pukul 15.55

21

Anda mungkin juga menyukai