PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit campak merupakan penyebab kematian pada anak-anak di seluruh dunia
yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta orang
yang menderita campak. Di Indonesia diperkirakan lebih dari 30.000 anak meninggal setiap
tahun karena komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit campak. (1)
Program pencegahan dan pemberantasan campak di Indonesia pada saat ini berada
pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan KLB (Kejadian Luar Biasa). Hasil
pemeriksaan sampel darah dan urin penderita campak pada saat KLB menunjukkan IgM
positif sekitar 70-100 persen. Insiden rate semua kelompok umur dari laporan rutin
Puskesmas dan Rumah Sakit selama tahun 1992-1998 cenderung menurun, terutama terjadi
penurunan yang tajam pada semua kelompok umur. Tahun 1997-1999 kejadian campak dari
hasil penyelidikan KLB cenderung meningkat, kemungkinan hal ini terjadi berkaitan dengan
dampak krisis pangan dan gizi, namum masih perlu dikaji secara mendalam dan
komprehensive. (4)
Campak sangat menular, sekitar 90% kontak terhadap orang yang rentan akan
terserang penyakit. Campak jarang subklinis. Sebelum penggunaan vaksin campak, puncak
insiden pada umur 5-10 tahun, kebanyakan orang dewasa lemah imun.Saat ini di Amerika
Serikat, campak terjadi paling sering pada anak umur sekolah yang belum di imunisasi serta
pada remaja dan orang dewasa muda yang telah di imunisasi . (2)
Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga
stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Nama lain penyakit
ini adalah campak, measles, atau rubeola. Penularan terjadi secara droplet dan kontak
langsung dengan pasien. Virus morbili terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama
stadium kataral sampai 24 jam setelah timbul bercak di kulit. Biasanya seseorang akan
mendapat kekebalan seumur hidup bila telah sekali terinfeksi oleh campak. (2) (3)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Campak yang disebut juga dengan, morbili, measles atau rubeola merupakan
suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh paramixovirus.
Penyakit ini ditularkan melalui percikan liur (droplet) yang terhirup, ditandai oleh tiga
stadium, kataral, erupsi serta konvalesensi.(2) (5)
2.2 Epidemiologi
Berdasarkan hasil penyelidikan lapangan KLB campak yang dilakukan Subdit
Surveilans dan Daerah pada tahun 1998-1999, kasus-kasus campak terjadi karena
anak belum mendapat imunisasi cukup tinggi, mencapai sekitar 40100 persen dan
mayoritas adalah balita (>70 persen).(4)
2.3 Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh golongan paramyxovirus, yaitu virus RNA dari
famili Paramixofiridae, genus Morbillivirus. Hanya satu tipe antigen yang diketahui.
Selama masa prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus
ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat tetap aktif selama
sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar (4) (6)
2.4 Patofisiologi
Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan
berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan
kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama.
Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua
setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan
merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat
udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan
penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C :
coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala
panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi
(pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler
3
warna kemerahan.Virus dapat berbiak juga pada susunan saraf pusat dan
menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan
hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah
menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya
terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit.(7)
2.5 Manifestasi Klinik
Panas meningkat dan mencapai puncak pada hari 4-5 ketika ruam timbul
Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik
dengan cepat ketika panas turun.
Cough merupakan akibat kerdangan epitel saluran napas, mencapai puncak pada
saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.
Muncul kopliks spot sekitar 2 hari sebelum ruam muncul (hari 3-4) dan cepat
menghilang setalah beberapa jam atau beberapa hari. Kopliks spot adalah
sekumpulan noktah putih pada epitel bukal yang merah, yang merupakan tanda
klinis yang pathogonomik untuk morbili.
Ruam makulopapuler semula berwarna kemerhan. Ruam ini muncul pertama pada
daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga dan menyebar kea rah perifer
sampai kaki. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dad
menjadi confluent. Ruam ini membedakan dengan rubella yang ruamnya discrate
dan tidak mengalami desquamasi. Telapak tangan dan kaki tidak mengalami
desquamasi. (7)
Stadium ini berlangsung selama 2-4 sumber lain menyebutkan 4-5 hari
disertai gambaran klinis seperti demam, malaise, batuk, fotopobia,
konjungtivitis, dan coryza. Menjelang akhir dari stadium kataral dan 24 jam
sebelum timbul enantem, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu
sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokasinya di mukosa bukal
yang berhadapan dengan molar bawah. Gambaran darah tepi leukopeni dan
limfositosis. (4)(7)(8)
2. Stadium erupsi
Ditandai dengan timbulnya eritema berbentuk makula-papula disertai
menaiknya suhu badan, Coryza dan batuk bertambah. Ruam ini muncul
pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga kemudian
menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas
dada pada sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam menyebar
ke seluruh punggung, abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ruam umumnya
saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Bertahan
selama 5-6 hari. Suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan sering
mencapai 40-40,5 C.Ruam mencapai anggota bawah pada hari ke 3, dan
menghilang sesuai urutan terjadinya. (4)(7)(8)
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna lebih tua atau
hiperpigmentasi (gejala patognomonik) yang lama kelamaan akan hilang
sendiri. Selain itu ditemukan pula kelainan kulit bersisik. Hiperpigmentasi ini
merupakan gejala patognomonik untuk morbilli. Pada penyakit-penyakit lain
dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi.
Suhu menurun sampai normal kecuali bila ada komplikasi (4)(7)(8)
2.7 Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak IgG dapat
dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah onset. IgG masih dapat
ditemukan sampai beberapa tahun kemudian.
4.
Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang diberi
heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam setelah
timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam
dalam suhu kama (8)
2.8 Diagnosis
Diagnosis morbili biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejal klinis. Pemeiksaan
laboratorium jarang dilakukan. Mekanisme diagnose morbili dapat dilakukan melalui
anamnesa, pemeriksaan fisik, serta dapat dibantu dengan pemeriksaan penunjang seperi
dipaparkan pada table berikut :
Anamnesis
Demam tinggi terus- menerus 38.5oC atau lebih disertai batuk, pilek,
nyeri menelan, mata merah, dan silau kena cahaya, seringk kali diikuti
diare. Pada hari ke 4-5 demam timbul ruam kulit didahului oleh suhu
yang meningkat lebih tinggi dari semula. Saat ruam timbul, batuk
dandiare tambah parah sehingga anak mengalami sesak atau dehidrasi. (7)
Pemeriksaan
fisisk
Selain
itu
ditemukan
pula
kelainan
kulit
bersisik.
1.
penunjag
2.
3.
Penyebab
Virus
rubella
Musim
Bayi,
dewasa
muda
Transmisi
Droplet
pernapasan
Inkubasi
14-21
Prodormal
Malaise, demam
tidak tinggi,
pembesaran
kelenjar leher,
belakang telinga,
dan oksipital; 0-4
hari
enamtema
Berbagai makula
eritematus
pada
palatum molle
Roseola
(exanthema
subitum)
HHV 6
dan 7
Bayi (6
bulan-2
tahun)
Tidak
diketahui;
saliva atau
karier tanpa
gejala
5-15 (?)
Rewel, demam
tinggi, 3-4 hari,
pembesaran
kelenjar servikal
dan oksipital
Berbagai makula
eritematus pada
palatum molle
Fifth
disease
(erythema
infectiosum
Parvoviru
s B19
Prepubertal
Droplet
pernapasan;
transfuse
darah;plase
5-15
Nyeri kepala,
malaise, mialgia,
sering demam
Tidak ada
nta
Chickenpox
(varicella)
Virus
varicellazoster
1-14 tahun
Droplet
pernapasan
12-21
Demam
Enterovirus
es
Coxsackie
virus,
ECHOvir
us,
dan
lain-lain
Bayi,
young
children
Fekal-oral
4-6
Bervariasi; rewel,
demam,
nyeri
tenggorok, mialgia,
nyeri kepala
Mononucle
osis
Virus
EpsteinBarr
Anak-anak,
remaja
Kontak
dekat;
saliva,
transfusi
darah
28-49
Demam, adenopati,
edema palpebra,
nyeri tenggorok,
hepatosplenomegali
, malaise,
limfositosis
Mukosa
lidah
Makulopapular
atau
morbiliformis pada tubuh dan
ekstremitas, mungkin konfluen;
sering
dipicu
pemberian
ampisilin atau alopurinol; ruam
pada 15-50% berbetuk druginduced; berlangsung 2-7 hari
Bervariasi
Ya
Sumber:
Lembo RM. Fever and rash. Dalam: Kliegman RM, Greenbaum LA, Lye PS, editor. Practical strategies in pediatric diagnosis and therapy.
Edisi kedua. Elsevier Saunders. Philadelphia, 2004; 997-1015
mulut,
2.10 Penatalaksanaan
Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari :
Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran
dan adanya komplikasi
Suplemen nutrisi
Pemberian vitamin A
Indikasi rawat inap : hiperpireksia (suhu > 39,00 C), dehidrasi, kejang, asupan
oral sulit, atau adanya komplikasi. (6)(7)
Hindari penularan
Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan
dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi. (6)(7)
2.12Komplikasi
Pada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga keadaan
ini menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti: (4)
1.
Bronkopnemonia
Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak atau oleh pneumococcus,
streptococcus, staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian
bayi yang masih muda, anak dengan malnutrisi energi protein, penderita penyakit
menahun seperti tuberkulosis, leukemia dan lain-lain. (4)
2. Komplikasi neurologis
Kompilkasi neurologis pada morbili seperti hemiplegi, paraplegi, afasia, gangguan
mental, neuritis optica dan ensefalitis. (4)
11
3.
12
13
BAB III
RESPONSI KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
II.
SUBYEKTIF
III.
OBYEKTIF
IV.
ASSESMENT
V.
PLANING
14
FOLLOW UP PASIEN
Hari,
Subyektif
tanggal
Jumat/
Pasien mendapat
16
Objektif
Assessment
dan planning
Sabtu-
sumer-sumer.
Pasien masih sumer-
Minggu/
sumer
17-18
November
2012
Senin/19
spesialis anak
namun demam tambah
Selasa/ 20
tinggi
(Demam hari ke-5)
KU: lemah
A : hipertermi
November
P:
2012
Demam tinggi.
T: 38,10C
(-)3x/ hari.
Muntah 1x
Batuk kering (+)
frekuensi jarang.
Lab :
GDA: 83 mg/dl
infuse D5 1/4NS
690cc/24 jam
inj. Norages 90 mg
prn
ceftriaxone 2 x 120
mg
Hb :12,1 g/dl
kejang (-)
Rabu/ 21
A : hipertermi
November
P:
2012
turun)
Diare cair + ampas,
T : 36,90C-380C
Turgor cukup
3x/ hari.
Lab :
690cc/24 jam
inj. Norages 90 mg
prn
ceftriaxone 2 x 200
Uriene lengkap
kejang (-)
Pilek (+)
Epitel banyak
infuse D5 1/4NS
mg
22
Demam (-)
November
2012
batuk kering
(+) jarang
BAB masih
lembek
Selama di
rumah anak
Jumat/
bai-baik saja.
(hari ke- 8 semenjak
KU : lemah, rewel
A : morbili
23
demam)
P:
T :37,20C
2012
HR :100 x / menit
pukul 14.00
Infuse D51/4NS
700cc/24 jam
Ruam- ruam di
RR: 40 x/ menit
seluruh tubuh.
a/i/c/d : -/-/-/-
Muncul
pertama kali di
200.000 IU 3x
daerah wajah.
punggung, extremitas
(hari 1,2,14)
Pareacetamol 70
mg/ x prn.
Vitamin
16
Sejak pagi
nampak lemah
dan malas
bermain
bersifat discrete)
Demam (-)
conjungtivitis (-)
batuk kering
(+)
BAB cair +
ampas, lender
(-) darah (-).
Kurang lebih
4x tiap kali
kentrut keluar
feses sedikit-
sedikit.
BAK lancar
Sabtu/
seperti biasa.
Demam (-)
Ku : cukup
A : morbili
24
Batuk (-)
P:
November
Ruam di daerah
T : 37,70C
HR : 130 x/ menit
2012
dahi mulai
menghilang
ruam di badan
mulai
berkurang.
Makan/minum :
berkurang
BAB / BAK
lancar seperti
biasa.
Infuse D51/4NS
RR : 40 x/menit
Ruam makulopapuler eritema region
fascialis berubah menjadi macula
hiperpigmentasi.
Ruam makulopapular eritema pada
region
thorax,
abdomen
dan
Minggu/
Demam (-)
Ku : cukup
25
Batuk (-)
November
Pilek (-)
diare 3x cair +
2012
ampas, lendir
(-), darah (-)
ruam mulai
berkurang
Makan/minum :
berkurang
Morbili
T : 37,50C
HR : 120 x/ menit
RR : 40 x/menit
region fascialis didapatkan macula
hiperpigmentasi.
Ruam makulopapular eritema pada
region
thorax,
abdomen
dan
BAK lancar
seperti biasa.
Senin/
Demam (-)
Akral hangat
Ku : cukup
26
Batuk (-)
November
Pilek (-)
diare 4x cair +
2012
ampas, lendir
(-), darah (-)
ruam berubah
di seluruh
badan, tang
dan kaki
T : 36,90C
HR : 138 x/ menit
RR : 38 x/menit
region fascialis, thorax, abdomen
dan punggung didapatkan macula
hiperpigmentasi.
Macula
menjadi
memudar
berubah warna
menjadi
Akral hangat
kecoklatan
makaan/minum
: berkurang
BAK lancar
seperti biasa.
Selasa/
Demam (-)
Ku : cukup
27
Batuk (-)
November
Pilek (-)
diare 1x cair +
2012
ampas, lendir
(-), darah (-)
masih terdapat
ruam
kecoklatan di
tubuh, tangan
dan kaki
makaan/minum
: berkurang
T : 36,90C
HR : 120 x/ menit
RR : 36 x/menit
region fascialis, thorax, abdomen
punggung dan extremitas didapatkan
macula hiperpigmentasi.
Pulmo : ves +/+, Rh -/-, Wz -/Cor S1S2 tunggal, murmur (-)
Abdomen : meteorismus (-)
Bising usus (+)
Akral hangat
BAK lancar
seperti biasa.
BAB IV
PEMBAHASAN
19
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Regina. 2008. Campak. FKMUI.
2. Faradilla, Nova . 2009. Campak (morbili) Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Diakses dari http://yayanakhyar.wordpress.com/2009/10/11/campak-morbili/ pada
tanggal 25 November 2012 pukul 14. 47.
3. Referat makalah kedokteran. 2010. Campak/ Morbili. Referensi kedokteran
blogspot. Diakses dari http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/morbilicampak.html tanggal 25 November 2012 pukul 14. 55
4. Syamsi,
Anwarusy.
2009.
Referat
morbili
(campak).
Diakses
http://anwarusy.wordpress.com/2009/06/16/referat-morbili-campak/
dari
tanggal 25
Riau.
Diakses
dari
http://yayanakhyar.wordpress.com/2009/11/17/morbili-measles-campak/
tanggal
2008.
CAMPAK
(Morbili,
Measles, Rubeola).
Diakses
dari
http://pediatricinfo.wordpress.com/2008/07/09/campak-morbili-measles-rubeola/
pada tanggal 25 November 2012 pukul 15.55
21