3.
4.
Perkaratan besi.
PEMBAHASAN
Reaksi endoterm adalah reaksi yang membutuhkan kalor atau energi. Sedangkan reaksi eksoterm
adalah reaksi yang menghasilkan kalor atau energi.
1.
2.
Pembakaran gas elpiji akan menghasilkan panas di antaranya untuk memasak (eksoterm).
3.
4.
Perkaratan besi merupakan reaksi oksidasi yang melepas kalor (eksoterm).
Jadi, pasangan yang merupakan proses endoterm adalah pasangan nomor 1 dan 3 (B).
3.
4.
5.
PEMBAHASAN
Penjelasan tentang reaksi yang disajikan pada soal adalah sebagai berikut:
1.
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2. Reaksi ini adalah reaksi fotosintesis. Reaksi fotosintesis
membutuhkan energi matahari (endoterm).
2.
4Fe + 3O2 + xH2O 2Fe2O3.xH2O adalah reaksi perkaratan pada besi. Reaksi perkaratan
merupakan reaksi oksidasi yang melepas kalor (eksoterm).
3.
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O. Ini merupakan kebalikan reaksi fotosintesis atau reaksi
pembakaran karbohidrat. Semua reaksi pembakaran menghasilkan energi (eksoterm).
4.
H2O (l) H2O (g) adalah reaksi perubahan wujud dari air menjadi uap. Reaksi
penguapan membutuhkan energi, misal energi matahari (endoterm).
5.
C (s) + H2O (g) CO (g) + H2 (g) adalah reaksi yang digunakan dalam produksi 'gas air'
(water gas). Reaksi ini memerlukan kalor (endoterm)
Jadi, pasangan persamaan reaksi yang merupakan proses eksoterm adalah nomor 2 dan 3) (C).
H = kJ/mol
3.
4.
5.
H = +kJ/mol
H = kJ/mol
Pasangan persamaan reaksi yang merupakan Hfo, Hdo, dan Hco adalah .
A. 3, 4, dan 5
B. 2, 4, dan 5
C. 1, 3, dan 5
D. 1, 2, dan 4
E. 1, 2, dan 3
PEMBAHASAN
Kalor Pembentukan (Hfo), yaitu kalor yang diperlukan (endoterm) atau kalor yang
dibebaskan (eksoterm) pada pembentukan 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsurnya. Persamaan
reaksi yang merupakan Hfo adalah nomor 1 (pembentukan NO) dan nomor 5 (pembentukan
NaCl).
Kalor Penguraian (Hdo), yaitu kalor yang diperlukan atau kalor yang dibebaskan pada
penguraian 1 mol suatu senyawa menjadi unsur-unsurnya. Persamaan reaksi yang merupakan
Hdo adalah nomor 2 (penguraian NO2) dan nomor 3 (penguraian CO2).
Kalor Pembakaran (Hco), yaitu kalor yang dibebaskan (selalu eksoterm) pada
pembakaran 1 mol zat (unsur/senyawa) dengan oksigen. Persamaan reaksi yang merupakan
Hco adalah nomor 4 (pembakaran C2H5OH). Persamaan reaksi nomor 1 tidak bisa dikatakan
pembakaran N2 karena koefisien N2 tidak sama dengan 1.
Jadi, pasangan persamaan reaksi yang merupakan reaksi pembentukan, penguraian, dan
pembakaran sesuai dengan opsi yang ada adalah nomor 1, 2, dan 4 (D).
PEMBAHASAN
Penguapan adalah perubahan wujud air dari fase cair ke fase gas.
H2O (l) H2O (g)
PEMBAHASAN
Bila diperhatikan reaksi di atas:
Laju reaksi yang hanya dipengaruhi luas permukaan terdapat pada gambar nomor .
A. (1) terhadap (2)
B. (2) terhadap (3)
C. (2) terhadap (4)
D. (3) terhadap (5)
E. (4) terhadap (5)
PEMBAHASAN
Mari kit periksa setiap opsi jawaban.
10
20
30
80
200
320
PEMBAHASAN
Laju reaksi dalam satuan volume per waktu dirumuskan sebagai:
Untuk mengetahui laju rata-rata pembentukan gas hidrogen, kita tentukan laju reaksi dalam
selang waktu yang sama, misal dalam selang waktu 10 detik.
Laju reaksi dalam selang waktu 10 - 20 detik
= 120/10
= 12
Laju reaksi dalam selang waktu 20 - 30 detik
= 120/10
= 12
Jadi, laju pembentukan gas hidrogen rata-rata pada suhu tersebut adalah 12,0 mL/detik (E).
Suhu (C)
Waktu (detik)
1.
2.
27
27
0
10
0
14
3.
27
20
25
Jika reaksi dilakukan pada suhu 27 C maka besarnya laju reaksi pembentukan gas tersebut
selama 20 detik adalah .
A. 1,10 cm3/det
B. 1,25 cm3/det
C. 1,40 cm3/det
D. 1,80 cm3/det
E. 2,50 cm3/det
PEMBAHASAN
Laju reaksi pembentukan gas hidrogen selama 20 menit berarti laju reaksi dari detik ke-0 sampai
detik ke-20.
= 1,25
Jadi, besarnya laju reaksi pembentukan gas hidrogen selama 20 detik adalah 1,25 cm3/detik (B).
Konsentrasi Awal
[NO] (M)
[Br2] (M)
0,10
0,10
0,20
0,30
0,15
0,30
0,30
0,45
D. 3
E. 4
PEMBAHASAN
Untuk menentukan orde reaksi [NO], kita berpedoman pada konsentrasi [Br2] yang tetap, yaitu
nomor 2 dan 3. Kemudian kita bandingkan konsentrasi [NO] nomor 2 dan 3 terhadap laju
reaksinya.
2m = 4
m =2
Sedangkan orde reaksi [Br2] ditentukan dengan berpedoman pada konsentrasi [NO] yang tetap,
yaitu nomor 1 dan 2.
2n = 2
n=1
Orde reaksi total adalah jumlah orde reaksi [NO] dan orde reaksi [Br2].
m+n=2+1
=3
Jadi, orde reaksi totalnya adalah 3 (D).
[Q]
[T]
v (M/det)
1
2
3
0,1
0,2
0,1
0,1
0,1
0,2
1,25 102
5 102
101
Jika [Q] dan [T] masing-masing diubah menjadi 0,5 M maka harga laju reaksi (v) saat itu adalah
M/det.
A. 5,0
B. 7,5
C. 10,5
D. 12,5
E. 39,0
PEMBAHASAN
Kita tentukan dulu orde reaksi dari [Q] dan [T]. Orde reaksi [Q] dapat ditentukan saat [T] tetap,
yaitu nomor 1 dan 2.
2m = 4
m=2
Orde reaksi [T] dapat ditentukan saat [Q] tetap, yaitu nomor 1 dan 3.
2n = 8
n=3
Dengan demikian persamaan laju reaksinya adalah
v = k[Q]2[T]3
Dengan berpedoman pada tabel nomor 1, jika [Q] dan [T] masing-masing diubah menjadi 0,5 M
berarti masing-masing dijadikan 5 kali semula.
v' = k[5Q]2[5T]3
= 55 k[Q]2[T]3
= 3125 v
= 3125 1,25 102
= 39
Jadi, harga laju reaksi saat [Q] dan [T] masing-masing diubah menjadi 0,5 M
adalah 39,0 M/det (E). SOAL TENTANG PERGESERAN KESETIMBANGAN UN 2015
Pada reaksi kesetimbangan
4NH3(g) + 5O2(g) 4NO(g) + 6H2O
H = 940 kJ
Jika pada suhu tetap ditambahkan amoniak, arah kesetimbangan akan bergeser ke .
A. kanan karena nilai K semakin besar
B. kiri karena nilai K semakin kecil
C. kanan karena nilai K semakin kecil
D. kiri karena nilai K tetap
E. kanan karena nilai K tetap
PEMBAHASAN
Menambah amoniak (NH3) berarti menambah konsentrasi ruas kiri. Jika konsentrasi ruas kiri
diperbesar maka reaksi akan bergeser ke ruas kanan.
Ketika reaksi bergeser ke kanan, konsentrasi ruas kanan akan bertambah sedangkan konsentrasi
ruas kiri akan berkurang. Hal ini akan berpengaruh pada nilai konstanta kesetimbangan
konsentrasi K.
Karena nilai K sebanding dengan konsentrasi hasil reaksi (ruas kanan) maka ketika reaksi
bergeser ke kanan, nilai K akan semakin besar.
Jadi, jika konsentrasi amoniak ditambah maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kanan
karena nilai K semakin besar (A).
PEMBAHASAN
Jika tekanan sistem diperbesar maka reaksi akan bergeser ke ruas yang mempunyai jumlah
koefisien kecil. Sementara itu, jumlah koefisien setara dengan jumlah mol. Dengan demikian,
jumlah koefisien kecil berarti jumlah mol kecil.
Pada reaksi di atas, jumlah koefisien ruas kiri = 2 dan jumlah koefisien ruas kanan = 1 sehingga
jika tekanan diperbesar maka reaksi akan bergeser ke kanan karena jumlah koefisiennya kecil
atau jumlah molnya kecil.
Jadi, jika tekanan sistem diperbesar maka reaksi akan bergeser ke kanan karena jumlah molnya
lebih kecil (A).
PEMBAHASAN
Agar kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan SO3 (ke arah kanan):
Mula-mula
Reaksi
Kesetimbangan
[PCl5](M)
[PCl3](M)
[Cl2](M)
0,01
0,005
0,005
0,005
0,005
0,005
0,005
PEMBAHASAN
Konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc) merupakan perbandingan antara konsentrasi hasil
reaksi pangkat koefisien terhadap konsentrasi pereaksi pangkat koefisien.
Konsentrasi yang dimaksud rumus di atas adalah konsentrasi zat pada keadaan setimbang.
Diperoleh:
Jadi, harga konstanta kesetimbangan konsentrasi dari reaksi tersebut adalah opsi (C).
[PCl3] (M)
[Cl2] (M)
[PCl5] (M)
setimbang
Jika tekanan total pada reaksi tersebut adalah 7 atm, harga Kp dari reaksi tersebut adalah .
A. 1/9
B. 1/6
C. 1/3
D. 1
E. 3
PEMBAHASAN
Konstanta kesetimbangan parsial (Kp) adalah perbandingan antara tekanan parsial zat-zat hasil
reaksi pangkat koefisien terhadap tekanan parsial zat-zat pereaksi pangkat koefisien.
Nilai tekanan parsial masing-masing zat dapat diperoleh dari perbandingan konsentrasinya.
[PCl3] : [Cl2]: [PCl5] = 3 : 3 : 1
PPCl3 = 3/7 tekanan total
= 3/7 7 atm = 3 atm
PCl2 = 3/7 7 atm = 3 atm
PPCl5 = 1/7 7 atm = 1 atm
Dengan demikian, harga Kp reaksi tersebut adalah:
= 1/9
Jadi, harga konstanta kesetimbangan tekanan parsial dari reaksi tersebut adalah 1/9 (A).
A.
B.
C.
D.
E.
Fase Terdispersi
Medium Pendispersi
Jenis Koloid
cair
cair
padat
padat
gas
gas
cair
cair
gas
cair
sol
emulsi
aerosol
busa
emulsi
PEMBAHASAN
Untuk menjawab soal di atas, disarankan untuk memahami atau menghafal tabel
berikut ini. Pahami saja dulu, nanti menjelang ujian baru dihafal.
Fase
Medium
Jenis Koloid
Contoh
gas
gas
bukan koloid
gas
cair
busa
busa, buih
gas
padat
busa padat
batu apung
cair
gas
aerosol cair
awan, kabut
cair
cair
emulsi
susu, mentega
cair
padat
keju, mutiara
padat
gas
aerosol padat
padat
cair
sol
cat, kanji
padat
padat
sol padat
paduan logam
Jadi, pasangan data yang berhubungan dengan tepat adalah opsi (B).
4.
larutan FeCl3 diteteskan ke dalam air mendidih
5.
agar-agar dipeptisasi dalam air
Contoh pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah .
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 3 dan 4
D. 3 dan 5
E. 4 dan 5
PEMBAHASAN
Ada dua cara dalam pembuatan koloid, yaitu cara kondensasi dan cara dispersi.
Cara kondensasi adalah cara membuat koloid dari larutan sedangkan cara dispersi
adalah cara membuat koloid dari suspensi. Secara sederhana dapat digambarkan
sebagai berikut.
Berdasarkan gambaran di atas, kita dapat menjawab dengan cepat soal tersebut
hanya dengan menggunakan kata kunci 'larutan', yaitu nomor 3 dan 4.
Jadi, contoh pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah nomor 3 dan 4 (C).
adsorpsi
koagulasi
dialisis
efek Tyndall
elektroforesis
Penerapan Sehari-hari
cuci darah
menghilangkan bau badan
penyaringan asap pabrik
sorot lampu di malam hari
gelatin pada es krim
PEMBAHASAN
Sifat dan penerapan koloid sesuai dengan tabel di atas yang tepat adalah:
PEMBAHASAN
Penerapan sifat elektroforesis pada koloid di antaranya untuk:
identifikasi DNA,
mendeteksi kelainan genetik, dan
penyaringan debu pabrik (Cottrell).
Sedangkan penerapan sifat dialisis pada koloid adalah:
PEMBAHASAN
Penerapan sifat adsorpsi pada koloid di antaranya untuk:
A.
B.
C.
D.
E.
2,8 liter
5,6 liter
11,2 liter
12,0 liter
22,4 liter
PEMBAHASAN
Karena diketahui massa (NH4)2SO4, kita tentukan dulu nilai mol dari amonium sulfat tersebut.
mol (NH4)2SO4 = gr/Mr
= 33/132 mol
= 0,25 mol
Selanjutnya kita tentukan mol NH3 dengan memanfaatkan kesetaraan antara koefisien dan mol.
mol NH3 = 2/1 mol (NH4)2SO4
= 2 0,25 mol
= 0,5 mol
Reaksi berlangsung pada 0 C, 1 atm, berarti berlangsung pada keadaan STP (standard
temperature and pressure), volume yang digunakan adalah volume STP, yaitu 22,4 liter.
volume NH3 = mol volume STP
= 0,5 22,4 liter
= 11,2 liter
Jadi, volume gas amoniak yang dihasilkan adalah 11,2 liter (C).
PEMBAHASAN
Kita tentukan nilai mol dari logam aluminium.
mol Al = gr/Ar
= 5,4/27 mol
= 0,2 mol
Kemudian kita tentukan mol gas hidrogen berdasarkan koefisiennya.
mol H2 = 3/2 mol Al
= 3/2 0,2 mol
= 0,3 mol
Reaksi diukur pada keadaan standar, sehingga:
volume H2 = mol volume STP
= 0,3 22,4 liter
= 6,72 liter
Jadi, volume gas hidrogen yang dihasilkan pada reaksi tersebut adalah 6,72 liter (E).
PEMBAHASAN
Nilai mol dari logam krom adalah:
mol Cr = gr/Ar
= 10,4/52 mol
= 0,2 mol
Gas yang dihasilkan adalah gas hidrogen. Nilai mol gas tersebut adalah:
PEMBAHASAN
Ada dua massa yang diketahui, yaitu massa amonium klorida dan kalsium hidroksida. Berarti
ada yang tidak habis bereaksi. Kita tentukan dulu mol masing-masing sesuai dengan data yang
ada.
mol NH4Cl = gr/Mr
(Mr NH4Cl = 14+4+35,5 = 53,5)
= 10,7/53,5 mol
= 0,2 mol
mol Ca(OH)2 = gr/Mr
(Mr Ca(OH)2 = 40+(16+1)2 = 74)
= 14,8/74 mol
= 0,2 mol
Sekarang kita periksa, mana yang tepat bereaksi dan mana yang bersisa.
PEMBAHASAN
Data-data yang dapat diperoleh dari soal:
massa Na3PO4.xH2O = 38 gram
Mr Na3PO4.xH2O = 323 + 31 + 4x16 + (2+16)x
= 164 + 18x