Hasnindar Amran
Nurhikma
Muhajirah
Suci Hasriyanti
Agunawan
Reska Lolongan
BIOGAS
Bioproses _2A_D3 Teknik
BIOGAS
Biogasmerupakan
gas
yang
dihasilkan
olehaktivitas
anaerobikataufermentasidari bahan-bahanorganik.
bakteri
Kandungan utama dalam biogas adalah metana (CH 4) dan karbon dioksida
(CO2).
Sumber biogas yang utama : kotoran ternak (sapi, kuda, kerbau, babi) dan
juga sampah organik.
Sumber lain dapat berupa limbah industri dan limbah pertanian (eceng
gondok, jerami padi, serbuk kayu, jerami gandum dll).
Biogas yang terbentuk dapat dijadikan bahan bakar karena mengandung gas
metan (CH4) dalam persentase yang cukup tinggi.
Sebagai pembangkit tenaga listrik, energi yang dihasilkan oleh biogas setara
dengan 60 100 watt lampu selama 6 jam penerangan.
Komponen
Metana (CH4)
%
55-75
Karbon dioksida
(CO2)
25-45
1m3Biogas
dengan
Elpiji 0,46 kg
Nitrogen (N2)
0-0.3
Hidrogen (H2)
1-5
Hidrogen sulfida
(H2S)
0-3
0.1-
Aplikasi
1 m3biogas
setara
MANFAAT BIOGAS
Beberapa mengapa biogas dimanfaatkan sebagai energi alternatif dan
semakin mendapat perhatian yaitu :
diperbarui,
c)dapat diproduksi dalam skala kecil di tempat yang tidak terjangkau listrik
KEKURANGAN BIOGAS
a) Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas.
b) Belum terlalu dikenal masyarakat.
c) Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.
d) Karena tidak berbau, maka sulit dideteksi bila kebocoran
e) Mudah terbakar
1. Lingkungan abiotis
Bakteri yang dapat memproduksi gas metan tidak memerlukan oksigen dalam
pertumbuhannya (anaerobik). Oleh karena itu, biodigester harus tetap dijaga dalam keadaan
abiotis (tanpa kontak langsung dengan Oksigen (O2)).
2. Temperatur
Secara umum terdapat 3 rentang temperatur yang disenangi oleh bakteri, yaitu :
. Psikrofilik (suhu 0 25C), optimum pada suhu 20-25C
. Mesofilik (suhu 20 40C), optimum pada suhu 30-37C
. Termofilik (suhu 45 70C), optimum pada suhu 50-55C
Tapi temperatur yang optimal untuk bakteri dapat menghasilkan biogas adalah 35 C.
Rentang pH bagi bakteri pada umumnya adalah 6,4-7,2. Derajat keasaman harus selalu dijaga
dalam wilayah perkembangbiakan optimum bagi bakteri agar produksi biogas stabil.
Syarat ideal untuk proses digesti adalah C/N = 25 : 30. Nilai rasio C/N yang terlalu tinggi
menandakan konsumsi yang cepat oleh bakteri metanogenisis, hal itu dapat menurunkan
produksi biogas. Sedangkan rasio C/N yang terlalu rendah akan menyebabkan akumulasi
Bioproses
_2A_D3
Teknik
ammonia sehingga pH dapat terus naik pada keadaan basa hingga 8,5.
Kondisi
tersebut
dapat
Bahan
Kotoran bebek
Kotoran manusia
Kotoran ayam
Kotoran kambing
Kotoran babi
Kotoran domba
Kotoran kerbau/sapi
Air hyacinth
Kotoran gajah
Jerami (jagung)
Jerami (padi)
Jerami Gandum
Tahi gergaji
Rasio C/N
8
8
10
12
18
19
24
25
43
60
70
90
di atas 200
5.Aerasi
Aerasi atau kehadiran udara (oksigen) selama proses. Dalam hal pembuatan biogas maka
udara sama sekali tidak diperlukan dalam bejana pembuat. Keberadaan udara menyebabkan
gas CH4tidak akan terbentuk. Untuk itu maka bejana pembuat biogas harus dalam keadaan
tertutup rapat.
Bioproses _2A_D3 Teknik
ECENG GONDOK
Eceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tumbuhan yang hidup mengapung di
air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tumbuhan ini mempunyai kemanpuan
untuk menyerap nutrient terutama nitrogen, fosfat dan potasium juga logam-logam
berat seperti Cr, Pb, Hg, Cd, Cu, Fe, Mn, Zn dengan baik.
Eceng gondok memiliki kemampuan tumbuh yang sangat cepat, terutama pada
perairan yang mengandung banyak nutrient. Dalam waktu 7-10 hari eceng gondok
dapat berkembang biak menjadi dua kali lipat. Hal tersebut menyebabkan tanaman
eceng gondok berubah menjadi tanaman gulma perairan dan menimbulkan kerugian
antara lain mempercepat pendangkalan perairan, menurunkan produksi ikan,
mempersulit saluran irigasi, menghalangi lalulintas perahu, media penyebaran
penyakit, menyebabkan penguapan air sampai 3 sampai 7 kali lebih besar daripada
penguapan air di perairan terbuka dan sulit untuk di lakukan pengendalian.
Pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku biogas dikarenakan memiliki
kandungan 43% hemiselulosa dan selulosa sebesar 17%. Hemiselulosa akan
Skala Rumahan
Skala Praktikum/
Laboratorium
PEMURNIAN
Dengan zeolit alami yang diaktivasi dengan larutan KOH (secara kimia)
Dengan alat Biogas Purifier
Alat ini terbuat dari tabung dengan pilihan bahan PVC maupun logam stainless, berisi kantong
pellet penyerap (absorbers) CO2, H2S, amoniak dan H2O untuk memurnikan biogas menjadi
murni biometan (CH4). Prinsip kerja alat pemurnian biogas ini adalah peran pellet penyerap
(absorbers) yang terbuat dari campuran aneka mineral tambang yang teraktivasi dan
termodifikasi larutan kimia, antara lain dengan basa kuat NaOH.
Dengan kelat besi
Dengan NaOH
PENCAMPURAN BAHAN
Menyiapkan bahan organik (eceng gondok). Sebelumnya eceng gondok di cacah untuk
memperkecil ukurannya. Pada pembuatan biogas ini daun eceng gondok tidak diambil karena
mengandung zat lilin yang dapat mempengaruhi proses dalam digester.
Selanjutnya menyiapkan kotoran sapi yang sudah dicampur dengan air dengan perbandingan
1:1. Dilakukan penambahan kotoran sapi dimaksudkan sebagai sumber bakteri yang akan
berkembang dalam proses yang terjadi didalam digester.
Kemudian menambahkan bahan organik (eceng gondok) 1kg per 4 liter bahan untuk
mempercepat proses pembentukan gas.
Masukkan campuran tersebut dengan lubang digester atau lubang pemasukan (inlet).
Untuk pertama kali pengisian digester dan penampung biogas biasanya akan penuh dan
mengeras setelah 7 -14 hari.
Pengisian biogas selanjutnya dapat dilakukan tiap hari sebanyak 20 liter atau setara dengan 2
ember pada pagi atau sore hari.
Pengolahan biogas akan secara otomatis akan keluar setiap kali dilakukan pengisian bahan
gas.Sedangkan limbah asil sisa produksi biogas akan keluar dari digester melalui lubang
pengeluaran (outlet) dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair dan sisa pengeluaran
berupa lumpur dapat dijadikan sebagai pupuk organik dan tidak kalah dengan kotoran sapi
Bioproses _2A_D3 Teknik
yang baru dari kandang.
CATATAN
Untuk penggunaan biogas dalam kehidupan sehari- hari seperti memasak tidak perlu
dilakukan pemurnian.Lain halnya apabila digunakan sebagai pembangkit energi dan
pengganti bahan bakar mesin harus dilakukan pemurnian karena dapat merusak
mesin.
Untuk mengetahui biogas yang dihasilkan bagus atau tidak dapat dilakukan dengan
tes nyala api. Apabila warna nyala api biru maka gas yang dihasilkan bagus.