Anda di halaman 1dari 40

KELOMPOK 10

AGUS RIAUZI 1248201002


CITRA CAHYANA APRILA
1248201007
DESI WAHYU NINGSIH
1248201010
PRAGO KAIPUR 12482010

PENGERTIAN TERMODINAMIKA
Pengertian Menurut Bahasa
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani, yaitu
thermos yang berarti panas, dan dynamic yang
berarti perubahan.
Pengertian Secara Umum
Secara umum mempunyai pengertian kajian mengenai
kalor (panas) yang berpindah.

Usaha Luar
Usaha luar dilakukan oleh sistem, jika kalor
ditambahkan (dipanaskan) atau kalor dikurangi
(didinginkan) terhadap sistem. Jika kalor diterapkan
kepada gas yang menyebabkan perubahan volume
gas, usaha luar akan dilakukan oleh gas tersebut.
Usaha yang dilakukan oleh gas ketika volume
berubah dari volume awal V1 menjadi volume akhir V2
pada tekanan p konstan dinyatakan sebagai hasil kali
tekanan dengan perubahan volumenya.

Secara umum, usaha dapat dinyatakan


sebagai integral tekanan terhadap
perubahan volume yang ditulis sebagai

Energi Dalam (U)


Suatu gas yang berada dalam suhu
tertentu dikatakan memiliki energi dalam.
Energi dalam gas berkaitan dengan suhu
gas tersebut dan merupakan sifat
mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas
tidak melakukan atau menerima usaha,
gas tersebut dapat memiliki energi yang
tidak tampak tetapi terkandung dalam gas
tersebut yang hanya dapat ditinjau secara
mikroskopik.

Berdasarkan teori kinetik gas, gas


terdiri atas partikel-partikel yang berada
dalam keadaan gerak yang acak. Gerakan
partikel ini disebabkan energi kinetik ratarata dari seluruh partikel yang bergerak.
Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu
mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat
ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi
kinetik dan potensial yang terkandung dan
dimiliki oleh partikel-partikel di dalam gas
tersebut dalam skala mikroskopik. Dan,
energi dalam gas sebanding dengan suhu
mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan
suhu gas akan menyebabkan perubahan

Secara matematis, perubahan energi dalam


gas dinyatakan sebagai untuk gas monoatomik

untuk gas diatomik

Usaha (W)
Usaha alias kerja merupakan proses
perpindahan energi melalui cara-cara
mekanis.
Usaha dalam gerak translasi :
Usaha dalam gerak rotasi:
Usaha pada termodinamika :

Kalor (Q)
Kalor mengalir dari benda bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah, dan
akan berhenti hingga suhu kedua benda
sama. Kalor bukanlah suatu jenis energi,
melainkan energi yang berpindah. Jadi
dapat disimpulkan bahwa kalor adalah
energi yang berpindah akibat adanya
perbedaan suhu.

Proses-proses Termodinamika gas


Proses isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan
keadaan gas pada tekanan tetap. Persamaan
keadaan untuk proses isobarik adalah

V
C
T

atau

V2
V1

T2
T1

Ini
adalah
hukum
Gay
Lussac.
Sedangkan rumus usahanya adalah
W pV p (V2 V1 )

b. Proses isokhorik
Proses isokhorik adalah proses perubahan gas
pada volum tetap. Persamaan keadaan untuk
proses isokhorik adalah

pV
karena V tetap maka : C
T

p
C
T

atau

p2 p1

T2 T1

c. Proses isotermal
Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan,
proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung
dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam
dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang
diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem
(Q = W ).
Persamaan keadaan untuk proses isokhorik adalah

pV
C
T
pV C

karena T tetap maka :


atau

p2V2 p1V1

d. Proses adiabatik

Proses adiabatik adalah proses


perubahan keadaan sistem tanpa
adanya kalor yang masuk ke atau

0.
keluar dari
(gas),P1yaitu
Q
=
PV sistem
tetap
V1 P2V2
atau

TV

( 1)

tetap

T1V1

atau

( 1)

T2V2

( 1)

Dengan > 1, merupakan hasil perbandingan kapasitas


kalor gas padatekanan tetap CP dan kapasitas kalor
pada volume tetap CV. Yang disebut konstanta Laplace.

CP

CV
Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas) hanya
mengubah energi dalam, sebab sistem tidak
menerima ataupun melepas kalor. Besarnya usaha
yang dilakukan oleh sistem dapat ditentukan dengan
menerapkan rumus umum usaha, maka diperoleh
persamaan

1
W
( P1V1 P2V2 )
1

Proses termodinamika I secara singkat


Proses

Apa yang
konstan

Hukum I, U = Q W

Proses Isobarik P = konstan

Q = U + W = U + P V

Proses
Isotermis

T = konstan

T= 0 maka U = 0, sehingga Q
=W

Proses
Adiabatis

Q=0

U = W

Proses Isokorik V = konstan

V = 0 maka W = 0, sehingga Q =
U

Hukum ke nol termodinamika

Dalam keadaan adiabatik suatu gas ideal dalam


ruangan tertutup pemuaian sangat lambat,tidak ada
panas yang dimasukan maupun dilepaskan.dari
proses ini maka diperoleh :
dE=-pdv
Pada uraian hukum satu termodinamika :
dE = n Cv.dT
Maka: n Cv.dT= - pdv
Apabila mempergunakan hukum gas ideal untuk
mencari harga p sebagian fungsi t dan v
(pv = nRT) maka :

Hukum I Termodinamika
Jika kalor diberikan kepada sistem,
volume dan suhu sistem akan bertambah
(sistem akan terlihat mengembang dan
bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor
diambil dari sistem, volume dan suhu
sistem akan berkurang (sistem tampak
mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip
ini merupakan hukum alam yang penting
dan salah satu bentuk dari hukum
kekekalan energi.

Sistem yang mengalami perubahan


volume akan melakukan usaha dan sistem
yang mengalami perubahan suhu akan
mengalami perubahan energi dalam. Jadi,
kalor yang diberikan kepada sistem akan
menyebabkan sistem melakukan usaha dan
mengalami perubahan energi dalam. Prinsip
ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi
dalam termodinamika atau disebut hukum I
termodinamika.

Secara matematis, hukum I


termodinamika dituliskan sebagai

Secara sederhana, hukum I


termodinamika dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Jika suatu benda (misalnya krupuk)
dipanaskan (atau digoreng) yang
berarti diberi kalor Q, benda (krupuk)
akan mengembang atau bertambah
volumenya yang berarti melakukan
usaha W dan benda (krupuk) akan
bertambah panas yang berarti

Hukum II Termodinamika
Formulasi Kelvin-Planck
menyatakan bahwa tidak mungkin untuk
membuat sebuah mesin kalor yang
bekerja pada suatu siklus yang sematamata mengubah energi panas yang
diperoleh dari suatu sumber pada suhu
tertentu seluruhnya menjadi usaha
mekanik.

Hukum kedua termodinamika juga


menjelaskan bahwa kalor mengalir secara
spontan dari benda bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah dan tidak
pernah secara spontan mengalir ke arah
yang sebaliknya. Sesuai dengan
Formulasi Clausius yang menyatakan
bahwa Tidak mungkin untuk membuat
sebuah mesin kalor yang bekerja sematamata memindahkan energi panas dari
suatu benda dingin ke benda panas.

Hukum Termodinamika III


Interperestasi statistik dari entrophy adalah
suatu pengukuran yang menyimpan dari
suatu sitem. Jika suhu diturunkan lebih
lanjut segala sistem masuk kedalam status
orde besar. Vibrasi suatu kristal secara
graduil akan mati (berhenti) seraya atomatom berada pada temperatur absolut nol.
Demikian pula kemungkinan vibrasi suatu
zat padat akan berhenti.

Mesin Carnot
Mesin Carnot adalah mesin kalor
hipotesis yang beroperasi dalam siklus
yang disebut siklus Carnot. Sebuah siklus
termodinamika terjadi ketika suatu sistem
mengalami rangkaian keadaan yang
berbeda dan akhirnya kembali keadaan
semula. Dalam siklus ini, sistem dapat
melakukan
usaha
terhadap
lingkungannya, sehingga disebut mesin
kalor.

Perumusan Carnot menyatakan


bahwa sebuah mesin nyata (real) yang
beroperasi dalam suatu siklus pada
TC
TH
temperatur
dan
tidak mungkin
melebihi efisiensi mesin Carnot.

Kapasitas Kalor Gas


Kapasitas kalor (C) adalah jumlah kalor
yg diperlukan untuk menaikkan
temperatur dari suatu sampel bahan
sebesar 1K.

Persamaan Diferensial Tak Eksak


Jika suatu persamaan diferensial orde satu berbentuk
M (x,y) dx + N (x,y) dy = 0
Mempunyai sifat:
Maka PD tersebut disebut PD Tak-Eksak. Suatu PD tak eksak dapat diubah ke PD
eksak dengan mengalikan persamaan dengan suatu faktor yang tepat, yang
disebut faktor (integrating factor). Pada bagian sebelumnya kita telah mengenal
faktor integral:untuk menyelesaikan persamaan diferensil linier order satu dalam
bentuk
Faktor integralakan membawa persamaan differensial linier order satu
berbentukmenjadi PD eksak. Secara umumsuatu faktor integral adalah
faktordapat mengubah persamaan differensial tak eksak menjadi persamaan tidak
eksak

APLIKASI HUKUM PERTAMA PADA


REAKSI KIMIA (TERMOKIMIA)
Termokimia mempelajari efek panas yang terjadi baik dalam perubahan
secara kimia (reaksi kimia) maupun secera fisika (proses penguapan,
peleburan, dsb.). Efek panas dapat bersifat eksoterm, yaitu bila terjadi
pelepasan kalor, dan endoterm, yaituu bila proses disertai dengan
penyerapan kalor. Jum!ah kalor yang bersangkutan dalam suatu reaksi
bergantung pada jenis dan jumlah zat-zat yang breaksi, pada keadaan
fisik zat-zat pereaksi dan hasil reaksi, pada temperatur dan pada
tekanan (terutama pada reaksi gas). Oleh karena itu kalor reaksi dan
suatu reaksi hendaknya dinyatakan bersama-sama dengan persamaan
reaksinya, dimana kondisi-kondisi reaksi tertera dengan jelas.

1) Kalor reaksi pada Volume Tetap dan pada Tekanan Tetap


Dalam termokimia ada dua kondisi khusus yang penting, yaitu volume
tetap dan tekanan tetap, oleh karena pada kedua kondisi ini kalor
reaksi dapat dikaitkan dengan fungsi-fungsi termodinamika tertentu.

2) Penentuan Kalor Reaksi Secara Eksperimen (Kalorimetri)


Hanya reaksi-reaksi berkesudahan yang berlangsung dengan cepat
dapat ditentukan kalor reaksinya secara eksperimen, seperti reaksi
pembakaran, reaksi penetralan dan reaksi pelarutan. Penentuan ini
biasanya menyangkut pengukuran perubahan suhu dari larutan atau
dari air dalam kalorimeter.

3)Perhitungan Kalor Reaksi


Reaksi kimia kebanyakan dikerjakan pada tekanan
tetap, sehingga pada perhitungan ini hanya
diperhatikan entalpi reaksi, H.
4)Kebergantungan Entalpi Reaksi pada temperatur.
Pada umumnya entapi reaksi merupakan fungsi dari
temperatur dan tekanan. Karena pengaruh tekanan
cukup rumit, maka disini hanya akan diturunkan
pengaruh temperatur pada H.

PROSES REVERSIBEL DAN IRREVERSIBEL

Apakah yang menyebabkan suatu proses bersifat reversibel (dapat


kembali) atau irrreversibel (tidak dapat dilakukan sebaliknya/tidak
dapat kembali). Kita telah melihat bahwa konversi energi mekanik
menjadi panas karena gesekan adalah irreversibel. Proses sebaliknya,
yaitu mengubah panas menjadi energi mekanik tanpa efek lain
melanggar rumusan hukum kedua mesin panas.
Dengan cara yang sama, konduksi panas dari benda dingin ke benda
panas tanpa efek lain melanggar rumusan hukum kedua untuk
refrigerator.
Jenis irreversibel ketiga terjadi bila sebuah sistem melewati keadaan
tak seimbang, misalnya bila ada turbulensi dalam gas atau ledakan.

Setiap proses penambahan dan pembuangan kalor dari peemuaian


atau penekan gas, dianggap dilakukan dengan sebaliknya (reversibel).
Maksudnya setiap proses dilakukan dengan lambat sehingga proses
dapat dianggap sebagai serangkaian keadaan seimbang dan seluruh
proses bisa dilakukan sebaliknya tanpa penambahan besar kerja yang
dilakukan atau kalor dipertukarkan.
Dari pertimbangan-pertimbangan itu dan rumusan tentang hukum II
termodinamika, kita dapat mencantumkan beberapa syarat yang
diperlukan agar proses bersifat reversibel.
1. tida ada energi mekanik yang dapat hilang karena gesekan, gaya
viskositas, atau gaya disipatif lain yang menghasilkan kalor/panas.
2. Tidak ada konduksi panas karena beda temperatur tertentu.
3. Proses harus kuasi statik agar sistem selalu dalam keadaan
seimbang.

1.

Fungsi Entalpi dan Perubahan Entalpi

Kebanyakan reaksi-reaksi kimia dilakukan pada tekanan tetap yang sama


dengan tekanan atmosfir. Perubahan entalpi, H, hanya bergantung pada
keadaan awal dan keadaan akhir sistem. Pada reaksi-reaksi kimia, H
adalah kalor reaksi pada tekanan tetap.
2.

Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor suatu sistem didefinisikan sebagai jumlah kalor yang


diperlukan untuk menaikkan temperatur sistem sebanyak satu derajat.
Secara matematik diungkapkan,
q
Kapasitas kalor pada tekanan tetap adalah sama dengan penambahan
entalpi sistem perderajat kenaikan temperatur pada tekanan tetap. Baik
kapasitas kalor pada volume tetap maupun kapasitas kalor pada tekanan
tetap biasanya dinyatakan per mol zat.

FUNGSI ENTROPI DAN PERUBAHAN ENTROPI


Entropi adalah suatu fungsi keadaan yang secara matematis
didefinisikan sebagai,
dS = qrev / T

PERHITUNGAN PERUBAHAN ENTROPI


a. Pada proses fisis
1) Proses yang tidak disertai dengan pengubahan fasa.
2) Proses pengubahan fasa secara revorsibel
3) Proses pengubahan fasa secara tak-reversibel
b. Perubahan entropi pada reaksi kimia

PERUMUSAN HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA


Menurut hukum ini : Semua proses atau reaksi yang terjadi di alam
semesta, selalu disertai dengan peningkatan entropi.
S sistem ialah perubahan entropi sistem dan Slingkungan ialah
perubahan entropi lingkungan.
1. Perubahan Entropi Sebagai Persyaratan Kesetimbangan
Telah diuraikan bahwa setiap proses yang berlangsung secara spontan
dalam sistem tersekat selalu disertai dengan peningkatan entropi. Bila
entropi sistem mencapai harga yang maksimum, maka entropi tidak akan
dapat berubah lagi dan bila S = 0, keadaan ini akan tercapai apabila proses
berjalan reversibel atau apabila sistem mencapai kesetimbangan. Jadi bagi
setiap perubahan dalam sistem tersekat berlaku:
S 0
dengan tanda > untuk proses spontan dan tanda = untuk reversibel dan
sistem dalam kesetimbangan.

HUKUM KETIGA TERMODINAMIKA


1.

Entropi zat mumi pada titik not absolut


Persamaan Planck-Boltzmann
S = k lnW
Entropi dapat dihubungkan dengan kekacauan atau
ketidakteraturan sistem. Keadaan sistem yang kacau ialah keadaan
di mana partikel-partikel (molekul, atom atau ion)
tersusun secara tidak teratur. Makin kacau susunan keadaan sistem,
makin besar kebolehjadian keadaan sistem dan makin besar entropi.
Oleh karena itu zat padat kristal pada umumnya mempunyai entropi
yang relatif rendah dibandingkan dengan cairan atau gas. Gas
mempunyai entropi yang paling tinggi karena keadaan sistem paling
tidak teratur.
Makin kacau atau tidak teratur susunan molekul, makin tinggi harga
W dan entropi. Sebaliknya makin teratur susunan molekul sistem,

2. Perhitungan Entropi Mutlak


Entropi zat murni, pada temperatur T, dapat dihitung
dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan hukum
ketiga termodinamika dan data termokimia dan dengan
metoda mekanika statistik dari data spektroskopi. Di sini
hanya dibicarakan cara yang pertama.
3. Fungsi Energi Bebas Helmholtz
Penurunan energi bebas helmholtz, A, ialah kerja
maksimum yang dapat dihasilkan dan suatu proses yang
dikerjakan secara isoterm.
4. Fungsi Energi Bebas Gibbs
Kebanyakan proses biasanya dikerjakan pada temperatur
dan tekanan tetap.

Fugasitas
Fugasitasadalah besaran dari suatu tekananekuivalen yang
dinyatakan dalam dimensi tekanan sebagai pengganti tekanan p
menurut hukum gas ideal.Pada gas tidak ideal perhitungan
dipermudah dengan mengganti tekanan dari besaran
tersebut.Fugasitas di fasa uap dinyatakan dalam bentuk koefisien
fugasitas yang didefinisikan sebagai perbandingan antara fugasitas
di fasa uap dan tekanan parsial komponen.Sedangkan, fugasitas di
fasa cair umumnya dinyatakan dalam bentuk koefisien aktifitas
yangdidefinisikan sebagai perbandingan antara fugasitas di fasa
cair dan hasil kali antarafraksi mol komponen di fasa cair dan
fugasitas komponen pada keadaan standar dalam perhitunganperhitungan koefisien aktifitas adalah kondisi cairan murni.

Persamaan Van't Hoff


Persamaan diatas merupakan persamaan van't Hoff.
Persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
lnKmerupakan fungsi linear dari 1/Tjika dan hanya
jikaH0danS0bebas terhadapK. Penggambaran
persamaan diatas pada bidang kartesisus disebut
grafik van't Hoff. Nilai kemiringan dari grafik tersebut
adalahH0/R, sedangkan nilai intersep
merupakanS0/R.

Persamaan Clapeyron
Bila dua fasa dalam sistem satu
komponen berada dalam
kesetimbangan, kedua fasa tersebut
mempunyai energi Gibbs molar yang
sama. Pada sistem yang memiliki fasa
dan ,
G= G
Jika tekanan dan suhu diubah dengan
tetap menjaga kesetimbangan, maka
dG= dG

Thank
you.,.,.

Anda mungkin juga menyukai