Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No.

1 Juli 2014

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN


PERILAKU BIDAN DALAM PENERAPAN 58 LANGKAH APN
DI RSUD KOTA BEKASI TAHUN 2014

Hj. Handayani, S.SiT, M.Kes


Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKes Medika Cikarang

ABSTRAK
Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) melonjak drastis dari 228/100.000
kelahiran hidup tahun 2007 menjadi 359/100.000 kelahiran hidup. Asuhan
Persalinan Normal (APN) merupakan salah satu cara untuk mencegah AKI
dan AKB dimana fokus pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah
untuk mencegah perdarahan post partum, asfiksia bayi baru lahir atau
hipotermi, infeksi dan partus lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pengaruh Pengetahuan dan Pengalaman Kerja dengan Perilaku Bidan
dalam Penerapan 58 Langkah APN di RSUD Kota Bekasi Tahun 2014.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh Bidan yang ada di RSUD Kota Bekasi tahun 2014 yang berjumlah
50 orang. Sampel penelitian ini dilakukan menggunakan total sampling yaitu
sebanyak 50 bidan. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner sebagai alat ukur.
Rancangan analisa data adalah analisa univariat dan bivariat. Uji statistik
menggunakan uji korelasi regresi.
Dari hasil penelitian didapatkan ada pengaruh antara pengetahuan dengan
P Value 0,026 < 0,05 dan menunjukkan pengaruh yang kuat dengan nilai
r=0,504 dengan berpola positif, dan ada hubungan antara pengalaman dengan P
Value 0,003 < 0,05 dan menunjukkan pengaruh yang kuat dengan nilai r=0,564
dengan berpola positif dengan perilaku bidan dalam penerapan 58 langkah APN
di RSUD Kota Bekasi tahun 2014
Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh antara pengetahuan dan
pengalaman kerja dengan perilaku bidan dalam penerapan 58 langkah APN di
RSUD Kota Bekasi tahun 2014. Saran bagi tenaga kesehatan khususnya bidan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan skill
khususnya terkait penerapan APN sehingga mampu memberikan pertolongan
persalinan yang aman sesuai dengan standar prosedur APN.
Kata Kunci : Perilaku penerapan 58 langkah APN, Pengetahuan, Pengalaman
Kerja

Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014

(Badan PBB Program Pembangunan :


informasi dasar sasaran pembangunan
millennium).
Hasil peluncuran Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia ( SDKI) 2012
hasilnya sangat mencengangkan, Angka
Kematian Ibu (AKI) melonjak drastis dari
228/100.000 kelahiran hidup tahun 2007
menjadi 359/100.000 kelahiran hidup ,
sedang Angka Kematian Bayi (AKB)
hanya turun sedikit, dari 34/1000
kelahiran hidup (th 2007) menjadi 32
/1000 kelahiran hidup. (Survey Demografi
Kesehatan Indonesia, 2012).
Dalam literatur demografi, AKI
merupakan indikator yang menunjukkan
banyaknya kematian perempuan pada saat
hamil atau selama 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lama dan
tempat persalinan yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, dan
bukan karena sebab-sebab lain, per
100.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2011).
Sedangkan berdasarkan dari data
yang diambil pada provinsi provinsi
khususnya Jawa Barat, ditemukan Angka
Kematian Ibu tahun 2012 berada dikisaran
pada angka kurang lebih 93 per 100.000
kelahiran hidup, dan Angka Kematian
Bayi berada pada kisaran 40 dari 1.000
kelahiran hidup, data data tersebut
didapatkan dari data SDKI tahun 2012
yang ada di provinsi Jawa Barat tahun
2012. (Dinkes Provinsi, 2012).
Menurut data dari Dinas Kesehatan
Kota Bekasi pada tahun 2012, jumlah
Angka Kematian Ibu sebesar 20 orang,
antara lain yaitu disebabkan oleh
perdarahan sebanyak 3 orang, eklamsia
sebanyak 2 orang dan faktor lain sebanyak
15 orang.
Strategi Untuk Menurunkan AKI
antara lain mencegah atau memperkecil
kemungkinan
wanita untuk
hamil,
mencegah
atau
memperkecil
kemungkinan wanita hamil mengalami
komplikasi dalam kehamilan
maupun
persalinan, mencegah atau memperkecil
kematian
wanita
yang
mengalami

Pendahuluan
Sebagai tolok ukur keberhasilan
kesehatan ibu maka salah satu indikator
terpenting
untuk
menilai kualitas
pelayanan obstetri dan ginekologi di
suatu wilayah adalah dengan melihat
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di wilayah
tersebut. Saat ini AKI dan AKB di
Indonesia paling
tinggi
di
Asia
Tenggara. Apabila dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN dan negaranegara
maju, AKI di Indonesia adalah sekitar
3-6 kali AKI negara ASEAN dan lebih
dari 50 kali AKI negara maju. (Novita,
2008)
Berdasarkan
pengamatan World
Health Organization (WHO) Tahun 2007,
angka kematian ibu dalam masa
kehamilan, persalinan dan nifas adalah
sebesar 500.000 jiwa dan angka kematian
bayi sebesar 10.000.000 jiwa, pada Tahun
2009 jumlah kematian ibu sebanyak 2650
orang. Angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia masih sangat tinggi jika
dibandingkan Negara-negara Association
South East Asian (ASEAN), yang berarti
kemampuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan masih memerlukan perbaikan
yang bersifat menyeluruh dan lebih
bermutu (Saifuddin, 2008).
Untuk mencapai sasaran Millenium
Development Goals (MDGs) yaitu Angka
Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per
100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015,
perlu upaya percepatan yang lebih besar
dan kerja keras karena kondisi saat ini,
upaya pemerintah saat ini antara lain :
Pengentasan kemiskinan dan kelaparan
yang ekstrim, pemerataan pendidikan
dasar, mendukung adanya persamaan
gender dan pemberdayaan perempuan,
mengurangi tingkat kematian anak,
meningkatkan kesehatan ibu, perlawanan
terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit
lainnya,
menjamin
daya
dukung
lingkungan
hidup,
mengembangkan
kemitraan global untuk pembangunan.
2

Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014

komplikasi kehamilan maupun persalinan


(Novita, 2008)
Persalinan
dan
Pencegahan
Komplikasi (P4K) yang menitik beratkan
fokus pemantauan yang menjadi salah satu
upaya deteksi dini, menghindari resiko
kesehatan
pada
ibu
hamil
serta
menyediakan akses dan pelayanan
kegawatdaruratan kebidanan dan bayi baru
lahir di tingkat Puskesamas (PONED) dan
pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal komprehensif di Rumas Sakit
(PONEK). Dalam implementasinya, P4K
merupakan salah satu unsur dari Desa
Siaga. Sampai tahun 2011, tercatat 61.731
desa (80%) telah melaksanakan P4K.
(www.depkes.go.id)
Asuhan Persalinan Normal (APN)
merupakan
salah
satu
cara
untukmencegah AKI dan AKB dimana
fokus pelatihan Asuhan Persalinan
Normal (APN) adalah untuk mencegah
perdarahan post partum, asfiksia bayi
baru lahir/hipotermi, infeksi dan partus
lama
(Ashari, 2005). Untuk dapat
memaksimalkan pelaksanaan APN dalam
pertolongan persalinan, seharusnya bidan
sudah mengikuti pelatihan APN terlebih
dahulu sebelum terjun ke lapangan untuk
memberikan pelayanan.
APN mulai dipublikasikan pada
tahun 1998, tahun 2000 ditetapkan 60
langkah dalam pertolongan persalinan.
Tahun
2001
langkah APN
mulai
ditambah dengan tindakan resusitasi.
Dalam
APN edisi
2004 mulailah
pengadaan Inisiasi
Menyusui
Dini
(IMD), Pengambilan Keputusan Klinik
(PKK), pemberian tetes mata profilaksis,
pemberian vitamin K1dan imunisasi
HB0. Langkah APN pada tahun 2007
belum mengalami perubahan, akan tetapi
pada tahun 2008 terjadi perubahan
langkah APN dari 60 langkah menjadi
58 langkah (JNPKR, 2008).
Berdasarkan
hasil
penelitian
terdahulu di Kabupaten Banyumas tahun
2006 mengenai pengetahuan bidan
terhadap 58 langkah APN yang diambil
dari 37 responden yang dibagi berdasarkan

3 kategori yaitu kurang, sedang dan tinggi


dan hasilnya lebih besar pada kategori
pengetahuan sedang sebanyak 26 orang
(70,3%), pengetahuan tinggi sebanyak 7
orang (18,9) dan yang paling sedikit pada
kategori kurang sebanyak 4 orang (10,8
%).
Persalinan yang ditolong oleh
bidan
yang berkompeten
dapat
meningkatkan cakupan persalinan yang
normal yaitu 90%. Asuhan Persalinan
Normal merupakan salah satu cara
untuk menurunkan AKI dan AKB
dimana fokus pelatihan APN adalah
untuk mencegah perdarahan post partum,
asfiksia bayi baru lahir/hipotermi, infeksi
partus lama. Untuk memaksimalkan
penerapan APN
dalam
pertolongan
persalinan, seharusnya bidan sudah
mengikuti pelatihan (Ashari, 2005).
Berdasarkan studi pendahuluan yang
penulis lakukan sebelumnya, dari 15 orang
yang penulis wawancarai, lebih dari 60%
bidan mengatakan tidak selalu menerapkan
58 langkah APN dengan berbagai alasan,
antara
lain
sulit
menerapkannya,
berbenturan dengan standar prosedur nakes
yang lain, tenaga kesehatan yang kurang
sedang
pasien
banyak
sehingga
menyulitkan penerapan APN yang dirasa
bidan membutuhkan waktu lebih lama.
Dengan demikian perlu dilakukan
penelitian lanjutan untuk mengetahui
adakah pengaruh antara pengetahuan dan
pengalaman kerja dengan perilaku bidan
dalam penerapan 58 Langkah APN di
RSUD Kota Bekasi tahun 2014.
Metodologi Penelitian
Desain penelitian yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
analitikkuantitatif yaitu penelitian yang
mencoba menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kegiatan itu terjadi.
Kemudian melakukan analisis dinamika
kolerasi anatara fenomena atau antara
faktor resiko dengan faktor efek.
(Notoatmodjo, 2010)
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti
3

Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014

(Notoatmodjo, 2010). Populasi Penelitian


adalah seluruh Bidan yang ada di RSUD
Kota Bekasi periode April Mei tahun
2014 yang berjumlah 50 orang
Sampel adalah bagian dari populasi
yang dipilih dengan sampling tertentu
untuk bisa mewakili populasi (Nursalam
dan S. Pariani, 2001). Pada penelitian ini
adalah seluruh Bidan yang ada di RSUD
Kota Bekasi sebanyak 50 responden
dengan teknik pengambilan sampel dengan
total populasi dimana seluruh anggota
populasi dijadikan sampel.
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer melalui
penyebaran kuesioner/angket.
Pengambilan data dilakukan dengan
memberikan kuesioner pada responden dan
responden mengisi sendiri kuesioner.
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari
pernyataan yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data yang berkaitan
dengan variabel pengetahuan, pengalaman
kerja dan perilaku dalam penerapan APN.
Instrumen
penelitian
untuk
mengukur
variabel
pengetahuan,
pengalaman kerja dan perilaku dalam
penerapan APNmenggunakan kuesioner
dengan skala Likert. Pemberian bobot pada
nilai rata-rata dari beberapa data. Setiap
jawaban untuk variabel dihubungkan
dengan pernyataan, jika pernyataan positif
; selalu (4), sering (3), kadang-kadang (2),
tidak pernah (1). Dan jika pernyataan
negatif ; tidak pernah (4), kadang-kadang
(3), sering (2), selalu (1).
Analisa data yang digunakan adalah
analisa univariat dan bivariat. Analisa
univariat bertujuan untuk mengetahui
distribusi
frekuensi
masing-masing
variabel penelitian. Sedangkan analisa
bivariat dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa
besar
pengaruh
antara
pengetahuan dan pengalaman kerja dengan
perilaku bidan dalam penerapan 58
Langkah APN di RSUD Kota Bekasi
tahun 2014.
Data yang dikumpulkan tersebut
dianalisa dengan uji korelasi, dengan
derajat kepercayaan 95% ( = 0,05). Data

ditabulasi dan dianalisis menggunakan


teknik komputerisasi .
Guna mengetahui secara lebih tepat
besar / derajat pengaruh dua variable
digunakan koefisien korelasi Pearson
Product Moment, dimana koefisien
korelasi disimbolkan dengan huruf r. nilai
korelasi ( r ) berkisar 0 sampai 1 atau bila
dengan arah nilainya antara -1 sampai 1.
Hubungan dua variabel dapat
berpola positif maupun negatif. Hubungan
positif terjadi bila kenaikan variabel yang
lain. Menurut Colton, kekuatan hubungan
dua variabel secara kualitatif dapat dibagi
dalam 4 area yaitu: r = 0,00 0,25 tidak
ada hubungan / hubungan lemah, r = 0,26
0,50 hubungan sedang, r = 0,51 0,75
hubungan kuat, r = 0,76 1,00 hubungan
sangat kuat / sempurna.
Hasil Penelitian
Analisa Univariat
Tabel Univariat
Variabel
Ket
F
%
Perilaku APN Kurang
18
36
Baik
32
64
Total
50
100
Pengetahuan
Rendah
20
40
Tinggi
30
60
Total
50
100
Pengalaman
< 5 tahun 13
26
5
37
74
Tahun
Total
50
100
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan
bahwa dari 50 responden yang kurang
dalam penerapan APN sebanyak 18
responden (36%) dan sisanya yang
melakukan penerapan APN dengan baik
sebanyak
32
responden
(64%).
Berdasarkan pengalaman kerja yang
memiliki pengalaman kerja < 5 tahun
sebanyak 13 orang (26%) dan yang
memiliki pengalaman kerja 5 tahun
sebanyak
37
responden
(74%).
Berdasarkan pengetahuan, bidan yang
memiliki pengetahuan APN yang kurang
sebanyak 20 responden (40%) sisanya
mempunyai pengetahuan yang baik
4

Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014

tentang APN yaitu sebanyak 30 orang


(60%).

Berdasarkan penelitian sebelumnya,


hasil analisis data ditemukan bahwa dapat
dilihat dari bidan yang pernah mengikuti
pelatihan dengan dijumpai sebanyak 11
(57,9%). Hasil uji pearson chi-square
diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara Pelatihan APN dengan
Pengetahuan
Bidan
dengan
nilai
(p=0,781)(=0,05) sehingga Ho gagal di
tolak.
Menurut peneliti, pelatihan APN
mempengaruhi pengetahuan seseorang
karena dengan pernah bahkan sering
mengikuti pelatihan wawasan seseorang
akan semakin bertambah serta lebih update
dengan info-info kebidanan yang terbaru
khusunya pelatihan APN.
Jadi
dalam
penelitian
ini
menunjukan adanya kesesuaian antara
teori dengan apayang terjadi dilapangan
antarakeikutsertaan dalam pelatihan APN
dengan pengetahuan.
Pengalaman kerja
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukan nilai r = 0,564 dan nilai p =
0,003
untuk
variabel
pengalaman
kerja.sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh antara pengalaman kerja dengan
penerapan 58 langkah APN karena nilai p
< alpha ( = 0,05).
Bekerja menurut teori adalah
Pengalaman merupakan guru yang
terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan
bahwa pengalaman merupakan sumber
pengetahuan atau pengalaman itu suatu
cara
untuk memperoleh
kebenaran
pengetahuan (Notoadmodjo, 2003)
Lama Bekerja menurut teori adalah
Lama bekerja seseorang berkaitan erat
dengan pengalaman kerja yang merupakan
bekal yang sangat baik untuk memperbaiki
kinerja, dengan demikian semakin lama
seseorang melakukan suatu pekerjaan
maka semakin banyak pengalaman yang
dapat di jadikan pedoman untuk
memperbaiki kinerjanya. (Green dan
Krueter, 2008)
Berdasarkan masa kerja dari 65
responden di Sumba Barat Daya tahun
2010 yang diwawancarai diperoleh hasil

Analisis Bivariat
Variabel
p value
r
Pengetahuan
0.026
0.504
Pengalaman kerja 0.003
0.564
Pada Hasil Analisis korelasi di atas,
diperoleh nilai r = 0,504 dan nilai p =
0,026. Sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh antara pengetahuan dengan
penerapan 58 langkah APN. Dan diperoleh
nilai r = 0,564 dan nilai p = 0,003 untuk
variabel pengalaman kerja.sehingga dapat
disimpulkan
ada
pengaruh
antara
pengalaman kerja dengan penerapan 58
langkah APN karena nilai p < alpha ( =
0,05).
Pembahasan
Pengetahuan
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukan nilai r = 0,504 dan nilai p =
0,026. Sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh antara pengetahuan dengan
penerapan 58 langkah APN.
Berdasarkan
hasi
penelitian
terdahulu terhadap bidan di Sumba Barat
Daya
tahun
2010
berdasarkan
pengetahuan, responden yang memiliki
pengetahuan tinggi (46,6%) lebih besar
dibandingkan responden yang memiliki
pengetahuan
tinggi
(34,4%).
Dan
berdasarkan analisis statistic yang di
peroleh didaptkan nilai P Value = 0.026
yang menunjukkan ada hubungan antara
pengalaman bekerja dengan pengetahuan
atau HO ditolak.
Menurut
peneliti,
pengalaman
bekerja
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang dan pengalaman pribadi bisa
menambah pengetahuan seseorang dengan
cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh untuk mencari pemecahan
masalah guna menambah pengetahuan.
Jadi
dalam
penelitian
ini
menunjukan adanya kesesuaian antara
teori dengan apa yang terjadi dilapangan
antaralama bekerja dengan pengetahuan.

Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014

bahwa masa kerja responden paling


banyak adalah 6-10 tahun yaitu sebanyak
31 responden (46,2%), masa kerja
terendah 3 tahun dan masa kerja tertinggi
18 tahun sehingga rata-rata masa kerja 11
tahun. Dan berdasarkan hasil uji statistic
didaptkan P value = 0,002 (P< 0,05) yang
berarti ada hubungan dan HO ditolak.
Menurut peneliti, Lama Bekerja
mempengaruhi pengetahuan seseorang
karena semakin lama seseorang bekerja
maka semakin banyak pengalaman baru
yang ditemukan sehingga pengetahuan
seseorang akan bertambah.
Jadi
dalam
penelitian
ini
menunjukan adanya kesesuaian antara
teori dengan apa yang terjadi dilapangan
antaralama bekerja dengan pengetahuan

9.

10.

11.

12.

13.

Daftar Pustaka
1. Buku Acuan Asuhan Persalinan
Normal, 2008. Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik Kesehatan
Reproduksi, Jakarta : EGC
2. Depkes RI, 2002. Keputusan Mentri
Kesehatan RI Nomor
900/MENKES/SK/VII/2002 tentang
Registrasi dan Praktek Bidan
3. Budiarto, 2001. Biostatistika Untuk
Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat, EGC, Jakarta.
4. Dosen, akbid, 2011. Pengaruh
Pengetahuan dan Sikap Bidan
Terhadap Penerapan Asuhan
Persalinan Normal di Rumah
Bersalin Ngudi Saras Karanganyar.
Skripsi tidak diterbitkan
5. Estiwidani D. Widyasih dan Meilani,
2008. Konsep Kebidanan, Fitramaya,
Yogyakarta.
6. Hafizurrachman, H.M. 2009.
Manajemen pendidikan dan
kesehatan, sagung seto, Jakarta.
7. Notoatmodjo S, 2010. Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi,
Rineka Cipta, Jakarta.
8. Notoatmodjo S, 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo,S, 2010.Metodologi
Penelitian Kesehatan, Rineka
Cipta,Jakarta
Rafiah, 2007. Analisis Faktorfaktor yang Berhubungan dengan
Pelaksanaan Penerapan Standar
Asuhan Persalinan Normal (APN)
pada Bidan Puskesmas di
Kabupaten Banyumas. Tesis
MIKM Undip, Semarang.
Riwidikdo H, 2009. Statistik
Kesehatan, Mitra Cendekia,
Jogjakarta.
Sumarah dan Widyastuti, 2009.
Perawatan Ibu Bersalin, Fitramaya,
Yogyakarta.
Syarifudin, 2010. Panduan TA
Keperawatan dan Kebidanan
Dengan SPSS, Grafindo Litera
Media, yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai