Anda di halaman 1dari 20

AGUS RIAUZI

1248201002

Infeksi yang disebabkan oleh jamur yang disebut


dengan mikosis.
Mikosis adalah infeksi jamur yang bisa mengenai
manusia dan juga hewan. Infeksi ini biasanya timbul
dari spora -spora jamur yang terhirup sehingga menjadi
infeksi jamur pada paru ataupun pada kulit.

Infeksi Jamur Sistemik


Infeksi Jamur Topikal (Dermatofit Dan
Mukokutan)

Amfoterisin B

Merupakan hasil fermentasi dari


Streptomyces nodosus
Menyerang sel yang sedang tumbuh dan sel
matang
Bersifat fungistatik atau fungisidal tergantung
dosis.
Efektif menghambat Histoplasma capsulatum,
Cryptococcus neoformans, Candida,
Blastomyces dermatiditis, Aspergillus.

Mekanism kerja : berikatan kuat dengan ergosterol


yang terdapat pada membran sel jamur, sehingga
menyebabkan kebocoran dari membran sel, dan
akhirnya lisis.
Farmakokinetik : sangat sedikit diserap melalui
saluran cerna diberikan secara IV, distribusi ke cairan
pleura, peritoneal, sinovial dan akuosa, CSS, cairan
amnion. Ekskresi melalui ginjal sangat lambat.

Indikasi : mikosis sistemik seperti


koksidioidomikosis, parakoksidiomikosis,
aspergilosis, kandidiosis, blastomikosis,
histoplasmosis.
Efek samping : demam dan menggigil, gangguan
ginjal, hipotensi, anemia, efek neurologik,
tromboflebitis.
Penderita yang diobati amfoterisin B harus dirawat di
rumah sakit, karena diperlukan pengamatan yang
ketat selama pemberian obat.

Sediaan : injeksi dalam vial yang mengandung 50 mg,


dilarutkan dalam 10 ml aquadest diencerkan dengan
dextrose 5 % = 0,1 mg/ml larutan.
Dosis : 0,3 0,5 mg / kg BB

Spektrum antijamur sempit


Efektif untuk kriptokokosis, kandidiosis,
kromomikosis, aspergilosis.
Mekanisme kerja : flusitosin masuk ke dalam sel
jamur dengan bantuan sitosin deaminase dan dalam
sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah
mengalami deaminasi menjadi 5-fluorourasil. Sintesis
protein sel jamur terganggu akibat penghambatan
langsung sintesis DNA oleh metabolit 5fu.

Farmakokinetik : diserap dengan cepat dan baik melalui


sal.cerna, distribusi ke seluruh tubuh, ekskresi oleh ginjal.
Indikasi : kromoblastomikosis, meningitis (kombinasi
dengan amfoterisin B)
Efek samping : toksisitas hematologik, gangguan hati,
gangguan sal.cerna
Sediaan : kapsul 250 dan 500 mg.
Dosis : 50 150 mg/kgBB sehari dibagi dalam 4 dosis,
lakukan penyesuaian dosis pada penderita insufisiensi
ginjal.

Efektif terhadap Candida, Coccodioides immitis,


Cryptococcus, H. capsulatum, Aspergillus.
Mekanisme kerja : berinteraksi dengan enzim P-450 untuk
menghambat demetilasi lanosterol menjadi ergosterol yang
penting untuk membran jamur.
Farmakokinetik : diserap baik melalui sal. Cerna, distribusi
urin, kel.lemak,air ludah, kulit, tendon, cairan sinovial.
Ekskresi melalui empedu, sebagian kecil ke urin.
Indikasi :histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jaringan
lemak, kriptokokosis, kandidosis.

Efek samping : gangguan sal cerna, efek endokrin


(ginekomastia, pe libido, impotensi, ketidakteraturan
menstruasi)
Kontra indikasi : tidak boleh diberikan bersamaan
dengan amfoterisin B

Mekanisme kerja : menghambat sintesis ergosterol


membran sel jamur.
Farmakokinetik : diberikan oral dan IV, absorpsi
baik, ekskresi melalui ginjal.
Efk samping : lebih kecil dibanding ketokonazol,
mual, muntah, kulit kemerahan, teratogenik.

Obat pilihan untuk blastomikosis


Efektif untuk aspergilosis, kandedimia,
koksidioidomikosis, kriptokokosis.
Mekanisme kerja sama dengan azol lain
Farmakokinetik : absorpsi baik melalui oral,
ekskresi melalui ginjal.
Efek samping : mual, muntah, kulit
kemerahan, hipokalemia, hipertensi, edema
dan sakit kepala.

Griseofulvin

Jamur yang menyebabkan infeksi jamur


superfisial disebut dermatofit.
Mekanisme kerja : obat ini masuk ke dalam
sel jamur, berinteraksi dengan mikrotubulus
dalam jamur dan merusak serat mitotik dan
menghambat mitosis
Farmakokinetik : absorpsi baik bila diberikan
bersama makanan berlemak tinggi,distribusi
baik ke jaringan yang terkena infeksi, inducer
P-450, ekskresi melalui ginjal.

Efek samping : efek samping berat jarang terjadi,


hepatotoksik, teratogenik.
Sediaan : tablet berisi mikrokristal 125 mg dan 500 mg,
suspensi 125 mg/ml.

Merupakan antibiotik polien.


Mekanisme kerja : berikatan dengan ergosterol pada
membran jamur, permeabilitas meningkat, sel jamur
mati.
Indikasi : kandidiasis kulit, selaput lendir, dan saluran
cerna.
Efek samping : jarang ditemukan, mual, muntah, diare
ringan

Mikonazol, klotrimazol, ekonazol aktif secara topikal


jarang digunakan parenteral.
Efek samping : iritasi, rasa terbakar.
Mekanisme kerja, spektrum, distribusi sama dengan
ketokonazol.
Sediaan : Mikonazol krim 2 %, gel 2 %, klotrimazol
krim 1 %.

Departemen farmakologi & terapetic.


Farmakologi & terapi. Edisi 5. fakultas
kedokteran universitas indonesia 2007
Iso farmakoterapi jilid 2

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai