Anda di halaman 1dari 27

BAGIAN ILMU RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

REFERAT
oktober 2015

TETRALOGI FALLOT

DISUSUN OLEH :
MUH. ASRI WAHID (111 2015 0050)
PEMBIMBING :
DR. ANDARIAS TAMBOLANG, SP. RAD
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN
KLINIK
BAGIAN ILMU RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULSIM INDONESIA
2015

PENDAHULUAN
Penyakit jantung kongenital atau bawaan
merupakan penyakit yang terjadi pada kira-kira 10
dari 1000 anak yang lahir dan mungkin
disebabkan oleh interaksi antara predisposisi
genetik dan faktor lingkungan. Penyakit jantung
bawaan (PJB) dibagi menjadi dua yaitu sianotik
dan asianotik. PJB sianotik termasuk salah satunya
adalah Tetralogi Fallot.

ANATOMI JANTUNG

FISIOLOGI JANTUNG

DEFENISI
Tetralogi Fallot (TF) adalah kelainan jantung bawaan tipe
sianotik, didapatkan adanya empat kelainan anatomi sebagai
berikut :
Ventricle Septal Defect (VSD)

TETRALOGI
FALLOT

Stenosis Pulmonal
Aortic override
Hipertrofi Ventrikel Kanan

EPIDEMIOLOGI
ToF merupakan jenis penyakit jantung bawaan
tersering. Sekitar 3-5% bayi yang lahir dengan
penyakit jantung bawaan menderita jenis ToF.
Sekitar 25% pasien ToF yang tidak diterapi akan
meninggal dalam 1 tahun pertama kehidupan, 40%
meninggal sampai usia 4 tahun, 70% meninggal
sampai usia 10 tahun, dan 95% meninggal sampai
usia 40 tahun.

ETIOLOGI

FAKTOR
ENDOGEN

Berbagai jenis penyakit genetik (kelainan


kromosom)
Riwayat saudara menderita penyakit jantung
bawaan
Riwayat penyakit keluarga seperti DM,
Hipertensi, atau kelainan jantung

FAKTOR
EKSOGEN

Riwayat kehamilan ibu sering minum obatobatan tanpa resep dokter (Thalidomide,
Dextroamphetamine, Aminopterin), jamu,
minum alkohol
Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
Pajanan terhadap sinar X
Bayi dengan kehamilan ibunya diatas usia 40
tahun

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIS

Sianosis

Dispnea

Jari tangan dan


kaki tabuh
(clubbing fingers)

Anak lebih suka


dengan posisi
jongkok
(squatting)

Pertumbuhan
dan
perkembangan
melambat

TANDA KLINIS

Nadi normal

Sistolik thrill
teraba sepanjang
linea parasternalis
ke 3 dan 4 kiri

S1 keras

Bising sistolik
keras dan kasar

S2 tunggal, halus

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium darah dijumpai

peningkatan jumlah eritrosit dan hematokrit


Oksimetri dan analisis gas darah arteri, ini berguna
pada pasien dengan tingkat sianotik tidak jelas
Pemeriksaan EKG, biasanya didapatkan RAD, RVH
maupun RAH
Pemeriksaan foto rontgen thorax, dapat menemukan
gambaran boot shaped (couer-en-sabot) dan
penurunan vaskularisasi paru
Dapat juga dilakukan ekokardiografi dan angiografi.

TETRALOGY FALLOT

Foto thorax P A :
Corakan vascular
oligemia

TETRALOGY FALLOT

Foto thorax P A
Right Sided
Aortic
Foto thorax P A
Gambaran
jantung
berbentuk boot
shaped (coueren-sabot)

TETRALOGY FALLOT

Foto thorax P A :
RVH

NORMAL

Foto thorax lateral:


Retrosternal Clear
Space

TETRALOGY FALLOT

Foto thorax lateral:


Ventrikel kanan yang
membesar dengan
retrosternal clear space
yang mengecil

ALGORITMA DIAGNOSIS PJB SIANOTIK

TETRALOGY FALLOT

Gambaran Ekokardiografi:
VSD subaortik/subarterial
besar, kebanyakan pirau
kanan ke kiri
Over ridung aorta 50%
Stenosis infundibuler dan
valvuler
Hipertrofi ventrikel kanan

TETRALOGY FALLOT
Gambaran Angiografi:
Angiografi pada balita
dengan TF dan arkus aorta di
sebelah kanan. Gambar
tersebut menunjukkan
hypoplasia arteri pulmonal
dan cabang arteri pulmonal
memiliki karakteristik
gambaran seperti burung
camar (seagull appearance)

TETRALOGY FALLOT

Gambaran MRI:
Gambaran menunjukkan
defek septum ventrikel yang
besar dan hipertrofi ventrikel
kanan. Aorta desendens
terdapat di desebelah kanan,
yang merupakan gambaran
dari right sided aortic arch

KOMPLIKASI

TROMBOSIS
OTAK

ABSES OTAK

ENDOKARDITIS
BAKTERIAL

GAGAL
JANTUNG
KONGESTIF

STANDAR KOMPETENSI DOKTER


Tetralogi Fallot termasuk dalam kompetensi dokter
dengan tingkat kemampuan 2, dimana :
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan
pemeriksaan
fisik
dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh
dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk
pasien secepatnya ke spesialis yang relevan
dan mampu menindaklanjuti sesudahnya

PENANGANAN
Operasi merupakan satu-satunya terapi kelainan ini
Pemberian Prostaglandin E1 (0,05-0,20

g/kgBB/menit) apabila pasien dengan stenosis


pulmonal yang berat.
Rehidrasi untuk mencegah hemokonsentrasi atau
kemungkinan kejadian trombosis
Operasi yang dapat dilakukan adalah operasi paliatif
(Blalock-Taussig shunt) dan operasi korektif.

DAFTAR PUSTAKA
Hoffman J. Penyakit Jantung Kongenital. Buku Ajar Pediatri Rudolph, Vol.III, Edisi 20. Buku

Kedokteran EGC. Jakarta: 2007


Rusli HR, Darmadi. Diagnosis dan Tatalaksana Tetralogy of Fallot. (Diakses 16 Agustus
2015). Tersedia dari: www.medicinesia.com
Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Edisi 23, Jilid I. Buku Kedokteran
EGC. Jakarta: 2012
Djuanda. Penuntun Anatomi Kardiovaskuler. Penerbit FK UMI. Makassar: 2014
Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Buku Kedokteran EGC. Jakarta:
2012
Behrman, Kliegman, Arvin. Penyakit Jantung Kongenital Sianosis. Nelson Ilmu Kesehatan
Anak Vol. 2, 15th ed. Buku Kedokteran EGC.Jakarta: 2002. p.1601-7
Hassan R, Alatas H. Penyakit Jantung Bawaan. Buku Ilmu Kesehatan Anak, Vol II. Bagian
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2007
Stead LG, Kaufman M, dkk. First Aid for the Pediatric Clerkship, 2nd Edition. Mc Graw Hill.
2009. p.233-6
Driscoll DJ. Fundamentals of Pediatric Cardiology. Lippincott Williams and Wilkins. 2009.
p.102-5
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Standar Pelayanan Kesehatan Anak. Balai Penerbit
IDAI. Jakarta: 2005

TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR. WB

Anda mungkin juga menyukai