BELLS PALSY
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. A
Umur
: 33 tahun
JenisKelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Makassar
Alamat
: Jl. Pampang
TanggalPemeriksaan
: 04 November 2015
OlehAsisten/dr. Bangsal
: dr. W
Bangsal/Kamar
Ibnu
Masuk RS Tgl
:-
:-
ANAMNESA
Keluhan
utama :
Mulut tertarik ke kiri
Anamnesa terpimpin:
- Informasi mengenai keluhan utama :
Mulut tertarik ke kiri dialami sejak 1minggu yang lalu. Awalnya
penderita merasa lidahnya menebal saat makan siang. Ketika
penderita bangun pagi keesokkan harinya, penderita merasa
mulutnya seperti tertarik ke kiri, lalu penderita bercermin dan
melihat mulutnya miring ke kiri. Bersamaan dengan itu, mata
kanan penderita tidak bisa menutup rapat sehingga terasa pedih
bila terkena air dan angin.
- Informasi riwayat penyakit terdahulu ( penyakit yang mungkin
mendasari keluhan umum dan penyakit-penyakit yang pernah
diderita ):
Riwayat penyakit yang sama sebelumnya tidak ada. Riwayat
hipertensi tidak ada, riwayat DM disangkal, riwayat penyakit
jantung disangkal.
Cont..
Anamnesa sistematis:
Nyeri kepala (-), Demam (-), Trauma (-), mual (-),
muntah (-), BAB: biasa, BAK: biasa.
Anamnesa tentang pekerjaan/keluarga/hobi, dan
sebagainya:
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan umum
Kesan
: Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Gizi
Nadi
Suhu
Pernapasan
Anemi
:-
Ikterus
:-
Sianosis
: Cukup
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
:-
Cont..
TORAKS
Paru-Paru
Inspeksi
napas,
hematom (-), jejas (-), jaringan sikatrik (-)
Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (-), vocal fremitus (ka=ki),
krepitasi (-)
Perkusi :
Sonor kiri kanan.
Batas paru hepar ICS VI dextra anterior
Batas kanan paru belakang vertebra thorakal X.
Batas kiri paru belakang vertebra thorakal XI.
Auskultasi:
Bunyi Pernapasan: Vesikuler
Bunyi Tambahan:
Rhonki (Rh): - / Wheezing (Wh): - / -
Cont..
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
:
:
:
:
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
dilakukan
dilakukan
dilakukan
dilakukan
ABDOMEN:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
Cont..
Pemeriksaan Psikiatris
Emosi dan effek : Baik
Proses berfikir: Baik
Kecerdasan
: Baik
Penyerapan
: Baik
Kemauan : Baik
Psikomotor
: Baik
Status neurologis
Status Neurologis:
GCS: E4 M5 V6
Kepala :
Posisi
: Di tengah
Penonjolan
:-
Bentuk/ukuran
: Normocephal
Auskultasi
:-
OD
Ketajaman penglihatan :
Lapangan penglihatan :
Funduskopi :
OS
N
N
Tidak dilakukan
N
N
Tidak dilakukan
Cont..
OD
OS
Exoftalmus
Ukuran/bentuk
Isokor/anisokor
Bulat, 2,5 mm
Isokor
Bulat, 2,5 mm
Isokor
Refleks akomodasi :
+
+
cont
N.V (Trigeminus):
Sensibilitas
N.VI
:+
N.V2
:+
N. V3
:+
Motorik
Inspeksi/palpasi(istirahat/menggigit)
m. orbikularis okuli
lagofthalmus
kanan
m.
sulcus
kanan dangkal
Cont..
N.VIII (Auskultasi):
Pendengaran
: Normal
Tes Rinne/weber
: Tidak dilakukan
Fungsi vestibularis
: Normal
N. IX/X (Glossopharingeus/vagus):
Posisi arkus pharinks (istirahat/AAH)
Reflex telan/muntah
: Di tengah
:+
: Normal
: Tidak dilakukan
Cont..
N. XI (Accecorius):
Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan : Normal
Angkat bahu
: Dapat dilakukan
N. XII (Hypoglosus):
Deviasi lidah
: Tidak ada
Fasciculasi
: Tidak Ada
Atrofi
: Tidak Ada
Tremor
: Tidak Ada
Ataxia
:-
Cont..
Leher:
Tanda-tanda perangsangan selaput otak :
Kaku kuduk
: -/-
Abdomen:
Refleks kulit dinding perut : +
Kolumna vertebralis :
Inspeksi
: Normal
Pergerakan
: Normal
Palpasi : Normal
Perkusi: Normal
Cont..
Ekstremitas:
Superior
Inferior
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Motorik:
Pergerakan
Kekuatan :
Tonus otot
Bentuk otot :
Refleks Fisiologik:
Biceps :
Triceps :
Klonus :
Lutut : N
Kaki : N
+
+
+ KPR:
+ APR:
+
+
Refleks Patologik :
Hoffman-Tromner :
: Oppenheim
Babinski
Sensibilitas:
*Ekstroseptif:
Nyeri :
*Proprioseptif:
Rasa sikap :
Rasa nyeri dalam :
Rasa diskriminasi:
Stereognosis:
*Fungsi kortikal :
Gangguan koordinasi :
Tes jari hidung
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
Gangguan keseimbangan :
Tes Romberg
: Tidak dilakukan
Tes Gait
: Tidak dilakukan
:Baik
Fungsi bahasa
:Baik
Visuospasial :Baik
Fungsi eksekutif :Baik
Fungsi psikomotorik (praksia):Baik
Kalkulasi :Baik
Gnosis :Baik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah : Tidak dilakukan
Urin : Tidak dilakukan
Liquor cerebrospinalis: Tidak dilakukan
RESUME
Seorang laki-laki 33 tahun masuk ke poliklinik neurologi RS Ibnu Sina pada tanggal 04
november 2015 dengan keluhan mulut tertarik ke kiri sejak 1 minggu yang lalu sebelum
masuk rumah sakit ketika bangun pagi. Pasien juga mengeluh mata kanan tidak bisa tertutup
rapat sehingga terasa perih. Tidak ada riwayat nyeri kepala, Demam, mual, muntah dan
trauma. Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, DM dan. Riwayat penyakit yang sama
sebelumnya tidak ada dan riwayat penyakit yang sama pada keluarga tidak ada. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis dan tekanan darah 120/80 mmHg.
Parese nervus VII dextra tipe perifer, lagopthalmus dextra. Motorik, sensorik dan otonom
dalam batas normal. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis Bells palsy dextra
dapat ditegakkan.
DIAGNOSA:
: Bells Palsy
Topis
: N. facialis
Etiologis
: Idiopatik
DIAGNOSA BANDING:
Parese fasialis unilateral akibat otitis media
TERAPI:
Neurobion 1x1
PROGNOSA:
qua ad vitam : Bonam
qua ad sanationem : Bonam
ANJURAN:
Istirahat
DISKUSI
Pasien dalam kasus ini laki-laki 33 tahun masuk poliklinik
neurologi RS. Ibnu Sina dengan keluhan mulut tertarik ke kiri
sejak 1minggu yang lalu. Ketika penderita bangun pagi
keesokkan harinya, penderita merasa mulutnya seperti tertarik ke
kiri, lalu penderita bercermin dan melihat mulutnya miring ke kiri.
Bersamaan dengan itu, mata kanan penderita tidak bisa menutup
rapat sehingga terasa pedih bila terkena air dan angin.Nyeri
kepala (-), demam (-), Trauma (-), mual (-), muntah (-), BAB:
biasa, BAK: biasa. Riwayat hipertensi (-), riwayat DM dan jantung
disangkal.
Dari informasi yang didapatkan pada anamnesis pasien ini
memiliki gejala-gejala bells palsy. Secara teori manifestasi klinis
Bells palsy bergantung pada letak lesinya. Bila lesi di foramen
stylomastoid, dapat terjadi gangguan komplit yang menyebabkan
paralisis semua otot ekspresi wajah. Saat menutup kelopak mata,
kedua mata melakukan rotasi ke atas (Bells phenomenon). Selain
itu, mata dapat terasa berair karena aliran air mata ke sakus
lakrimalis yang dibantu muskulus orbikularis okuli terganggu. 2,6
Cont..
Cont..
Cont..
kepustakaan