Nama peserta
Nama wahana
: RS Marinir Cilandak
Topik
: An K, Pr, 8 bln
No RM
Tanggal presentasi :
: 343454
Objektif presentasi
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Deskripsi : Pasien datang dengan keluhan utama kejang sejak 20 menit SMRS. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan suhu : 38,2
Riset
Kasus
Audit
Diskusi
Email Pos
Cara membahas
Presentasi & diskusi
Data utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis/ Gambaran klinis
Pasien datang dengan keluhan utama kejang sejak 20 menit SMRS, belum berhenti
saat di IGD. Kejang terjadi kelojotan pada seluruh tubuh, tidak kaku. Setelah kejang
pasien muntah, namun masih memberikan respon saat diajak bicara, tidak tidur.
Kurang lebih 1 jam sebelumnya pasien juga kejang, kejang berlangsung sekitar 5
menit, sebelum kejang pasien demam tinggi mendadak. Terdapat keluhan batuk pilek
sejak 1 hari SMRS, pasien belum berobat untuk batuk pileknya. Tidak ada BAB cair,
tidak ada cairan yang keluar dari telinga. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
1
Subjektif
Keluhan Utama : kejang sejak 20 menit SMRS
Riwayat Penyakit :
2
Pasien datang dengan keluhan utama kejang sejak 20 menit SMRS, belum berhenti
saat di IGD. Kejang terjadi pada seluruh tubuh, tidak kaku. Setelah kejang pasien muntah.
Kurang lebih 1 jam sebelumnya pasien juga kejang, kejang berlangsung sekitar 5 menit,
sebelum kejang pasien demam tinggi. Tidak ada cairan yang keluar dari telinga. Tidak ada
riwayat trauma sebelumnya. Terdapat keluhan batuk pilek sejak 1 hari SMRS, pasien belum
berobat untuk batuk pileknya.
Pasien sudah 5x mengalami kejang sebelumnya, dan setiap kejang selalu diawali dengan
demam tinggi. Pasien sudah pernah dirawat 1x di RSMC karena kejang.
Riwayat asma, alergi, dan alergi obat pada pasien disangkal. Namun ibu pasien memiliki
riwayat kejang demam semasa kecil.
Riwayat kelahiran maupun tumbuh kembang pasien normal tanpa kelainan.
Objektif
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: compos mentis
Kesan sakit: Tampak sakit sedang,
N: 120x/menit, RR:24 x/menit, S: 38,8C.
St.generalis:
Kepala
: normocephali
Mata
THT
:T1-T1/Faring tenang
Cor
Pul
Abdomen: datar, supel, NTE (+), BU (+) normal, hepar & lien tidak teraba membesar,
timpani
Ekstremitas: akral hangat (+), oedem (-), CRT <2 detik
Status Neurologis : tidak terdapat deficit neurologis.
Pemeriksaan Penunjang:
Hb: 10,9 gr/dl, Ht: 34 %, Leukosit: 10 ribu/ul, Trombosit: 446 ribu/ul
GDS : 155 mg/dl
Assessment
3
2. Rencana terapi :
- Regimen pengobatan yang diberikan berupa pemasangan oksigen 2lpm, infus KaEN 1 B
sebanyak 8 tetes per menit, Stesolid 5 mgg suppositoria jika kejang, Diazepam 3 x 1,5 mg
pulv (p.o), dan Paracetamol syrup 3 x 3/4 Cth.
- Stop obat oral ataupun makanan atau minuman selama 4 jam.
- Evaluasi kejang selama perawatan, evaluasi tanda vital dan kesadaran
3. Rencana edukasi :
Penjelasan mengenai penyakit dan pengobatan yang diberikan, serta edukasi mengenai
tindakan preventif mencegah rekurensi penyakit kembali (pemberian obat penurun panas
apabila pasien panas untuk mencegah kejang, apabila pasien kejang tidak boleh minum
atau masuk makanan apapun, dan langsung dibawa ke RS).
4. Rencana konsultasi :
4
TINJAUAN PUSTAKA
didahului demam pikirkan kemungkinan yang lain seperti infeksi sistem saraf pusat, atau
epilepsi yang kebetulan terjadi bersama dengan demam.
Kejang pada anak bisa disebabkan oleh banyak hal dan tersering adalah kejang
demam. Akan tetapi beberapa hal bisa menyebabkan kejang seperti:
2. Kejang demam kompleks adalah kejang yang lama atau lebih dari 15 menit atau
kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara kejang anak tidak sadar, kejang lama
terjadi pada 8% kejang demam. Kejang juga bisa merupakan kejang fokal atau kejang
parsial satu sisi atau kejang umum yang didahului kejang parsial. Juga bisa
merupakan kejang berulang atau kejang 2 kali atau lebih dimana antara 2 kejang anak
sadar, kejang berulang terjadi pada 16% anak kejang demam.
Ibuprofen 5-10 mg/ kg/kali, 3-4 kali sehari. Meskipun jarang, asam asetilsalisilat dapat
menyebabkan sindrom Reye terutama pada anak kurang dari 18 bulan, sehingga penggunaan
asam asetilsalisilat tidak dianjurkan.
Antikonvulsan
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan
risiko berulangnya kejang pada 30%- 60% kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis
0.5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu > 38.5 0C.5 Fenobarbital, karbamazepin dan fenitoin pada
saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam.
Pemberian obat rumatan
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan ciri sebagai berikut
(salah satu):
1. Kejang lama > 15 menit
2. Adanya
kelainan
neurologisyangnyatasebelumatau
sesudah
kejang,
11
misalnya
Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan
risiko berulangnya kejang. Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya
dan penggunaan obat dapat menyebabkan efek samping, maka pengobatan rumat hanya
diberikan terhadap kasus selektif dan dalam jangka pendek . Pemakaian fenobarbital setiap
hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat
pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang berumur
kurang dari 2 tahun asam valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Dosis asam
valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2
dosis. Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara
bertahap selama 1-2 bulan
12