Anda di halaman 1dari 2

Indonesiaku mandiri pangan?

Kata orang Indonesia negeri makmur..kata orang


suburkata orang (lagi) indoneisa surge duniatapi..

Indonesia

negeri

Entah sejak kapan Indonesia ketergantungan dengan Negara lain, entah sejak
kapan bangsa Indonesia membutuhkan produk produk dari Negara lain.padahal
jika dilihat Indonesia memiliki segala yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangganya. Namun kenapa Indonesia masih mau untuk mengimport,
memasukkan dan membeli produk yang jelas-jelas ada dan tumbuh di wilayah
Indonesia. Siapa yang salah? Atau siapa yang harus dipersalahkan? Tentu, tidak ada
yang salah dan tidak ada yang harus disalahkan. Dan apabila ada yang harus
disalahkan, maka tentu kesalahan terletak pada seluruh masyarakat Indonesia.
Entah sejak kapan hasil keanekaragaman hayati di Indonesia kalah dengan hasil
keanekaragaman Negara asing? Entah seja kapan jeruk khas Indonesia kalah
dengan jeruk asing?
Indonesia yang terbentang dengan sangat luas, yang didukung sumber air
yang melimpah, sifat tanah yang bagus dan cocok untuk ditanami berbagai macam
tanaman, serta diberi anugrah suhu dan keadaanyang dilewati katulistiwa yang
mengakibatkan banyaknya tanaman yang tumbuh subur di Indonesia. Tetapi,
dengan sangat mengecewakan, segala sumberdaya tersebut tidak dapat
termanfaatkan. Indoneisa masih ketergantungan dengan produk importnya, yang
dimana kualitas produk dalam negrinya tidak kalah bagusnya dengan produk hasil
importnya.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Mengapa Indonesia tidak percaya diri
dengan apa yang dia miliki? Hal tersebut tentu sangat mengecewakan. Dimana
seharusnya biaya akan pangan dan pemenuhan gizi dapat dengan mudah diakses
oleh seluruh masyarakat Indonesia. Namn dengan adanya produk import hal
tersebut tidak dapat terpenuhi. Para penghasil produk pangan tersebut seperti
petani tentu merasakan hal yang sangat menyeedihkan, produknya KALAH dengan
produk asing. Siapa yang salah? Petaninya kah? Alasannya sangat klise, produk
import jauh lebih murah dan lebih baik kualitasnya. Lalu siapa yang salah?
Sekali lagi mungkin tidak ada yang salah, namun kurang optimal dalam
pemanfaatannya. Di Indonesia ahli pangan tentu sudah sangat banyak. Para peneliti
yang berlomba lomba menemukan kualitas terbaik dari hasil keanekaragaman
hayati Indonesia masih terus mencoba. Berbagai hasil penelitian seperti beras
murah kualitas super di demonstrasikan kepada masyarakat agar menarik simpati
menarik minat masyarakat dalam negeri untuk melirik produk hasil penelitiannya.
Namun sekali lagi, masyarakat seperti tutu mata dan ketergantungan dengan
produk luar negeri. Sehingga hal ini mengakibatkan para ilmuan gizi dan pangan
menjadi melemah semangatnya. Jarang lagi terdengar ditemukannya hasil silangan
bahan pangan yang memiliki kualitas yang sangat baik. Terbenturnya inovasi

dengan ketergantungan Indonesia kepada produk Negara lain, yang mengakibatkan


manusia manusia yang dimiliki oleh Indonesia memilih untuk diam dan kurang
melakkan inovasi lagi dalam peningkatan kualitas pangan melalui penelitian yang
diharapkan dapat mengalahkan produk luar negeri.
Padahal apabila ditelaah dan diperhatikan, Indonesia semua hal yang
diimport tersebut. Indonesia memiliki beras yang bagus dibanding beras import,
Indonesia memiliki wortel dengan kandungan vitamin yang lebih bagus dengan
wortel import, dan Indonesia memiliki tanaman endemic yang dapat
menyembuhkan berbagai penyakit dibanding tanaman atau obat mport.
Indonesia akan menjadi mandiri bukanlah sebuah mimpi saja. Hal tersebut
dapat terealisasikan apabila peran masyarakat pemerintah dan peneliti sangat baik.
Hal ini dapat terjadi apabila peneliti pada zaman sekarang lebih menggencarkan
inovasi inovasi mereka dalam mengalahkan dan bersaing dengan produk luar
negeri.

Anda mungkin juga menyukai