Anda di halaman 1dari 18

Kata Pengantar

Marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat rahmat dan ridhonya lah makalah ini dapat
terselesaikan di waktu yang tepat. Tidak lupa juga penulis ucapkan
terimakasih kepada Ibu Dr. Eng. Vita Paramita ST selaku dosen matakuliah
Teknik Ramah Lingkungan yang telah sabar membimbing kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan di waktu yang tepat
Makalah ini penulis beri judul Analisis Limbah PT. Tjiwi Kimia Tbk.
Yang di buat untuk memenuhi tugas akademik dari mata kuliah Teknik
Ramah Lingkungan. Apabila didalam penulisan terdapat hal hal yang
tidak berkenan dan terdapat salah penulisan, penulis dengan senang hati
menerima saran dan kritik. Semoga tulisan ini dapat di manfaatkan
dengan sebaik- baiknya oleh pembaca.
Demikian yang dapat disampaikan, atas kesediaan dan waktunya
untuk membaca tulisan ini, penulis ucapkan terimakasih.

penulis

DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
..1
Daftar
Isi
.2
BAB I PENDAHULUAN
Latar
Belakang
3
Rumusan
Masalah
4
Tujuan
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil
Perusahaan
..5
2.2 Produk
Perusahaan
..6
2.3 Bahan Baku dan
Pembuatan
..6
2.3.1 Bahan Baku Industri
Kertas6
2.3.2 Proses Pembuatan Industri
Kertas7

2.4 Limbah yang di


hasilkan
..10
2.5 Proses Pengolahan
Limbah
10
2.6 Baku Mutu
Limbah
..12
BAB III Penutup
3.1
Kesimpulan
15
3.2
Saran
.15
Daftar
Pustaka
17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) didirikan di Indonesia pada tanggal 02
Oktober 1972 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1977. Kantor pusat
Tjiwi Kimia beralamat di Sinar Mas Land Menara 2, Lantai 7, Jalan M.H. Thamrin
nomor 51, Jakarta 10350 Indonesia dan pabriknya berlokasi di Jalan Raya Surabaya
Mojokerto, Sidoarjo, Jawa Timur Indonesia. Telp : (62-21) 2965-0800, 2965-0900
(Hunting), Fax : (62-21) 392-7685. Sejak awal produksinya, perusahaan mampu
menghasilkan produk kertas sebanyak 12.000 metrik ton per tahun. Kapasitas produksi
ini kemudian tumbuh pada tahun 2006, yaitu 1.200.000 metrik ton dengan adanya alat
konversi kapasitas yang memberikan tambahan sekitar 320.000 metrik ton per tahun.
Variasi produk perusahaan antara lain adalah kertas khusus, kertas karbon, alat tulis
kantor, buku latihan, bantalan, spiral, buku bersampul, buku gambar, tas belanja, alat
tulis fancy, amplop, file folder dan lain-lain. Perusahaan ini merupakan salah satu
perusahaan kertas yang mendukung dan mempromosikan penggunaan kertas daur ulang.
Kertas daur ulang ini digunakan perusahaan untuk membuat kertas halus dan berbagai
produk alat tulis.
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia didirikan oleh Mr Eka Tjipta Wijaya pada tahun 1972.
Awalnya, perusahaan hanya memproduksi soda kaustik. Kemudian pada tahun 1978
mesin kertas 1 dan 2 mulai beroperasi. Pabrik pengorversian dioperasikan 6 tahun
kemudian dengan adanya 2 mesin untuk mencetak buku latihan. Pada tahun 1986,
kapasitas produksi tahunan perusahaan meningkat tajam berkat adanya 7 mesin kertas
hingga mencapai 61,500 MT per tahun. Pada akhir tahun 80-an, PT Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia memperbesar fasilitas produksi mereka dengan Pabrik Cast Coating yang
kapasitasnya mencapai 6,000 MT per tahun. Kini, dengan 13 mesin kertas, PT Pabrik
Kertas Tjiwi Kimia telah memproduksi lebih dari 1.200.000 kertas MT per tahun untuk
didistribusikan ke seluruh dunia. Dalam rangka mendukung produk yang ramah
lingkungan, Tjiwi Kimia membangun pabrik penghilang tinta yang memiliki kapasitas
1.800 MT per tahun. Fasilitas ini dibangun untuk mengolah limbah kertas menjadi bubur
daur ulang yang kemudian diolah menjadi kertas daur ulang. Pada tahun 1989,

perusahaan juga mulai menjalankan teknologi maju untuk mengolah limbah dan air yang
mengintegrasikan proses fisik, kimia dan biologi
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang anda ketahui tentang PT. Tjiwi Kimia?
2. Produk apa saja yang dihasilkan PT. Tjiwi Kimia?
3. Apa yang anda ketahui tentang proses produksi di PT. Tjiwi Kimia?
4. Bagaimanakah pengolahan limbah dan baku mutu yang sesuai dengan limbah di PT.
Tjiwi Kimia?
1.5 Tujuan
1. Untuk mengetahui PT. Tjiwi Kimia.
2. Mengetahui produk yang dihasilkan PT. Tjiwi Kimia.
3. Untuk mengetahui proses produksi di PT. Tjiwi Kimia.
4. Untuk mengetahui pengolahan limbah dan baku mutu yang sesuai dengan limbah PT.
Tjiwi Kimia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5

2.1 Profil PT Tjiwi Kimia


PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (Tjiwi Kimia atau Perseroan) didirikan
pada tanggal 2 Oktober 1972 dengan nama PT. Tjiwi Kimia, berkedudukan di Desa
Kramat Tumenggung, Kecamatan Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur. Kemudian pada tahun
1974, nama Perseroan diubah menjadi PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia dan pada tahun
1996 menjadi PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Pada tahun 1990, saham Perseroan
mulai dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (keduanya sekarang bergabung
menjadi Bursa Efek Indonesia). Pada awal berdirinya, Perseroan hanya memproduksi
soda dan bahan kimia lainnya dan sejak tahun 1978, Perseroan mulai memproduksi kertas
dengan kapasitas 12.000 ton per tahun. Saat ini, total kapasitas produksi Perseroan adalah
kertas sebesar 1.134.000 ton per tahun, kertas kemasan sebesar 80.000 ton per tahun dan
stationery sebesar 320.000 ton per tahun.
VISI
-

Menjadi perusahaan produksi kertas berkualitas tinggi nomor satu di dunia dengan
standar internasional pada abad ke-21 yang berkomitmen tinggi untuk
memberikan yang terbaik bagi para pelanggan, pemegang saham, karyawan dan
masyarakat.

MISI
-

Meningkatkan pangsa pasar di seluruh dunia.


Menggunakan teknologi mutakhir dalam mengembangkan produk baru.
Meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan.

Mewujudkan komitmen usaha berkelanjutan di semua kegiatan

2.2 Produk Perusahaan


Kegiatan utama Perseroan adalah memproduksi berbagai jenis kertas tulis dan cetak,
baik coated maupun uncoated. Selain itu, Perseroan juga memproduksi beragam jenis hasilhasil produksi kertas (stationery) dan produk perlengkapan kantor seperti buku tulis, memo,
loose leaf, spiral, amplop, kertas komputer, kertas kado, shopping bag dan produk fancy yang
diminati pasar internasional. Sesuai dengan permintaan pasar, Perseroan memproduksi kertas
yang memiliki nilai tambah termasuk kertas tanpa karbon dan kertas cast coated dan board.

Gambar 1. Produk PT Tjiwi Kimia

2.3 Bahan Baku dan Proses Pembuatan


2.3.1 Bahan Baku Industri Kertas
Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa
komponen antara lain :
1. Selulosa
Adalah komponen yang paling dikehendaki dalam pembuatan kertas karena
bersifat panjang dan kuat. Menurut Stanley (2001) dalam kayu mengandung sekitar
50 % komponen selulosa.
2. Hemiselulosa
Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam
proses pulping.
3. Lignin
Lignin berfungsi merekatkan serat serat selulosa sehingga menjadi kaku.
Pada proses pulping secara kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan
komponen lignin tanpa mengurangi serat selulosa. Komponen lignin dalam kayu
adalah sekitar 30 %.
4. Bahan ekstraktif

Komponen ini meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain.
Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik
akut dalam limbah industri kertas.
2.3.2
Proses Pembuatan Industri Kertas
1. Woodyard
Dimana sebuah lapangan luas umumnya terbuka tempat menerima dan
menyimpan kayu gelondongan siap olah (log) untuk selanjutnya dilakukan proses
pengkulitan, pemotongan kecil-kecil dan penyaringan potongan kayu.
2. Barker
Proses pengulitan yang efektif sangat diperlukan untuk menjamin kualitas yang
baik agar dapat menghasilkan mutu pulp yang tinggi. Alat yang digunakan untuk
pengelupasan kulit kayu ini disebut Drum Barker yang mempunyai kapasitas 500
m3/jam. Selanjutunya kayu yang sudah dikupas kulitnya dikirim ke Chipper dan kulit
kayu dikirim ke Bark Crusher untuk dihaluskan untuk dijadikan bahan bakar di Power
Boiler.
3. Pembentukan Serpih Kayu (Chipping)
Kayu yang telah dikuliti akan dilewatkan dengan belt Conveyor ke unit
Chipper untuk dibentuk menjadi serpihan-serpihan yang berukuran seragam, yaitu
berkisar antara 2cm x 3cm x 0,2 cm. Bahan baku yang telah diserpih dan dan
memenuhi persyaratan, dilakukan pengayakan dan dikumpulkan di Chip Yard yang
dilengkapi Conveyor untuk pengiriman ke unit pemasakan (Digester)
4. Digester
Dari tempat penampungan, chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak
(digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed),
kemudian baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di masak dengan
cairan pemasak yang disebut dengan cooking liquor. Larutan dan proses masak ini
akan melembutkan dan akhirnya memisahkan serat kayu yang diinginkan dari
lignin yaitu unsur kayu semacam lem yang menahan serat kayu bersatu.

5. Screen

Diperlukan filter penyaring untuk memisahkan potongan kayu yang lebih besar
dari target ukuran diatas, dan menghilangkan debu mesin potong yang tidak perlu.
6. Chemical Recovery and Regeneration
Proses sampingan kimia anorganik yang diolah ulang dari proses memasak
sebelumnya, untuk memasak kembali. Bahan kimia buangan dari proses memasak
sebelumnya masih dapat diproses ulang, tidak dibuang begitu saja.
7. Blow Tank
Disini serat kayu sudah terpisah satu sama lain, secara resmi mereka sudah disebut
pulp atau bubur kertas.
8. Washing
Proses ini bertujuan untuk memisahkan lindi hitam dari pulp dengan
menyemprotkan air panas dari aliran yang berlawanan dengan aliran pulp.
Selanjutnya pulp yang telah terpisah dari lindi hitam disaring lagi untuk memisahkan
serat-serat kayu yang tidak terolah dengan baik sebagaimana telah diuraikan pada
proses pemasakan
9. Bleaching
Pada proses ini bertujuan untuk menghilangkan sisa lignin, warna, kotoran atau
bahan lain yang terdapat didalam pulp. Sistem yang digunakan adalah ECF
(Elemental Chorine Free) dimana tidak menggunakan Cl2 tetapi menggunakan ClO2
100%. Hasil dari proses pemutihan berupa bubur serat (pulp) yang sudah berwarna
sangat putih selanjutnya disimpan pada stock chest sebelum dikirim ke proses
pengeringan, sedangkan filtratnya dikirim ke Effluent Treatment Plant.
10. Pengeringan dan Pembentukan Lembaran Pulp
Proses yang berlangsung di pulp Machine unit ini merupakan tahap akhir
pembuatan pulp. Proses ini mengubah pulp menjadi lembaran-lembaran pulp dengan
ukuran yang diinginkan, yang sebelumnya mengalami beberapa perlakuan sebagai
berikut :
a. Pembersihan terakhir sebelum pengeringan
b. Pengeringan akan menghilangkan sisa air yang masih terdapat pada lembaranlembaran pulp dengan cara mengalirkan uap panas pada bagian atas dan bawah
lembaran di air bone type dryer, Dengan tingkat kekeringan 87-95 %.
c. Pemotongan pada lembaran pulp kering dan pengepakan lembaran pulp akhir yang
siap dikirim ke gudang penyimpanan produk akhir pulp.
9

Tahapan utama dan proses sederhana dalam pembuatan pulp dan kertas adalah sebagai
berikut :
1. Pembuatan pulp pada Pulper: Dalam tanki pencampur, pulp dicampur dengan air
menjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin
kertas. Bahan baku dimasukkan kedalam PULPER untuk defiberization dan
mempercepat beating serta fibrillation dikarenakan pemekaran serat.
2. Cleaner: Proses pemutihan untuk tipe pulp Kraft dilakukan dalam beberapa
menara dimana pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian bahan
kimia diambil kembali dan pulp dicuci.
3. Pemurnian: Pulp dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian bentuk disk.
Pada proses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya, sehingga
serat menjadilebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi
kualitas kertas yang dihasilkan.
4. Pembentukan: Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan
pewarnaan
untuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. Sizing dilakukan untuk
meningkatkan kehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan ditambahkan
pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan pembentukan
lembaran kertas yang dimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan pada
saringan berjalan.
5. Pengepresan: Lembaran kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres
lembaran diantara silinder pada calendar stack.
6. Pengeringan: Sebagian besar air yang terkandung didalam lembaran kertas
dikeringkan dengan melewatkan lembaran pada silinder yang berpemanas uap air.
7. Calender Stack: Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada
calendar Stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu
untuk mengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.
8. Pope Reel: Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu
pemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung
dalam gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi
lembaran, dirapikan kemudian dikemas.
2.4 Limbah yang dihasilkan
Kali Brantas dalam ancaman pencemaran industri kertas. Temuan ecoton dan
TELAPAK menunjukkan bahwa pencemaran esterogenik di Kali Brantas jauh diatas standar
bila dibandingkan dengan sungai-sungai di Negara lain. Senyawa Esterogenik ini
10

menimbulkan dampak ancaman kesehatan berupa gangguan kesehatan reproduksi, kanker


dan mutasi gen. Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) mendatangi
Kantor Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo untuk melaporkan dugaan pelanggaran
lingkungan yang dilakukan oleh PT. Tjiwi Kimia akibat pembuangan limbah yang melebihi
baku mutu air limbah. Berawal dari pengaduan masyarakat mulai Januari 2014 terkait
pencemaran dan kerusakan sungai, serta dari pemantauan sejak Oktober 2013 terhadap outlet
buangan PT Tjiwi Kimia Tbk.
Diduga limbah cair yang dikeluarkan PT Tjiwi Kimia kemungkinan besar sangat
berbahaya bagi kehidupan ekosistem air, limbah yang dikeluarkan seperti busa sabun dan
kadang mengeluarkan asap seperti air yang mendidih. Pembuangan limbah cair ke sungai
yang dilakukan oleh PT. Tjiwi Kimia dari hasil pengukuran Laboratorium Kualitas Air Perum
Jasa Tirta Lengkong menunjukkan adanya pelanggaran baku mutu seperti BOD 209 mg/L
(standarnya 150 mg/L) , COD 823 mg/L (standarnya 300 mg/L), TSS 883 mg/L (standarnya
200 mg/L). Ecoton menyatakan adanya kandungan ammonia (NH3) yang cukup tinggi pada
hilir outlet PT Tjiwi Kimia.
Limbah cair dapat berupa :
Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen.
Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin,
terpenting, zat

pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan

BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi.


Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas.
Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin.
Mikroba seperti golongan bakteri koliform.

2.5 Proses Pengolahan Limbah


Pengolahan limbah cair pada dasarnya dikelompokkan menjadi 3 tahap yaitu :
1. Pengolahan primer
Pengolahan primer bertujuan membuang bahan bahan padatan yang mengendap atau
mengapung. Pada dasarnya pengolahan primer terdiri dari tahap tahap untuk
memisahkan air dari limbah padatan dengan membiarkan padatan tersebut mengendap
atau memisahkan bagian bagian padatan yang mengapung. Pengolahan primer ini
dapat menghilangkan sebagian BOD dan padatan tersuspensi serta sebagian komponen
organik. Proses pengolahan primer limbah cair ini biasanya belum memadai dan masih
diperlukan proses pengolahan selanjutnya.
11

2.

Pengolahan sekunder

Pengolahan sekunder limbah cair merupakan proses dekomposisi bahan bahan padatan
secara biologis. Penerapan yang efektif akan dapat menghilangkan sebagian besar
padatan tersuspensi dan BOD. Ada 2 proses pada pengolahan sekunder yaitu :
a. Penyaring trikle
Penyaring trikle menggunakan lapisan batu dan kerikil dimana limbah cair
dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Dengan bantuan bakteri yang berkembang
pada batu dan kerikil akan mengkonsumsi sebagian besar bahan bahan organik.
b.

Lumpur aktif
Kecepatan aktivitas bakteri dapat ditingkatkan dengan cara memasukkan udara

dan lumpur yang mengandung bakteri ke dalam tangki sehingga lebih banyak
mengalami kontak dengan limbah cair yang telah diolah pada proses pengolahan
primer. Selama proses ini limbah organik dipecah menjadi senyawa senyawa yang
lebih sederhana oleh bakteri yang terdapat di dalam lumpur aktif.
3. Pengolahan tersier
Proses pengolahan primer dan sekunder limbah cair dapat menurunkan BOD air dan
meghilangkan bakteri yang berbahaya. Akan tetapi proses tersebut tidak dapat
menghilangkan komponen organik dan anorganik terlarut. Oleh karena itu perlu
dilengkapi dengan pengolahan tersier.
Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap netralisasi,
pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap pengembangan. Sebelum masuk ke
tempat pengendapan primer, air limbah masuk dalam tempat penampungan dan
netralisasi. Pada tahap ini digunakan saringan untuk menghilangkan benda benda besar
yang masuk ke air limbah.
Pengendapan primer biasanya bekerja atas dasar gaya berat. Oleh karenanya
memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Untuk meningkatkan proses pengendapan
dapat digunakan bahan flokulasi dan koagulasi di samping mengurangi bahan yang
membutuhkan oksigen. Pengolahan secara biologis dapat mengurangi kadar racun dan
meningkatkan kualitas air buangan (bau, warna, dan potensi yang mengganggu badan
air). Apabila terdapat lahan yang memadai dapat digunakan laguna fakultatif dan laguna
aerasi. Laguna aerasi akan mengurangi 80 % BOD dengan waktu tinggal 10 hari.
Apabila tidak terdapat lahan yang memadai maka proses lumpur aktif, parit oksidasi
dan trickling filter dapat digunakan dengan hasil kualitas yang sama tetapi membutuhkan
biaya operasional yang tinggi.
12

Tahap pengembangan dilakukan dengan kapasitas yang lebih besar, melalui


pengolahan fisik dan kimia untuk melindungi badan air penerima (Devi, 2004).
Sedangkan endapan (sludge) yang biasanya diperoleh dari proses filter press dari IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah), menurut Sunu (2001) dapat dikategorikan sebagai
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) atau tidak. Pembuangan lumpur organik,
termasuk pada industri pulp dan kertas, dapat dibedakan menjadi :
1. Metode pembakaran
Metode pembakaran ini merupakan salah satu cara untuk mencegah dampak
lingkungan yang lebih luas sebelum dilakukan pembuangan akhir. Beberapa metode
yang dapat dilakukan antara lain adalah metode incinerator basah yang mengoksidasi
lumpur organik pada suhu dan tekanan tinggi.
2. Metode fermentasi metan dan metode pembusukan
Metode fermentasi metan dilakukan menggunakan tangki fermentasi sehingga
dihasilkan gas metan, sedangkan metode pembusukan akan diperoleh hasil akhir
berupa kompos. Lumpur yang dihasilkan dari pengolahan buangan pada masa lalu
biasanya ditimbun. Akan tetapi sistem ini menimbulkan bau karena pembusukan dan
menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan. Sekarang lumpur dihilangkan
airnya dan dibakar atau digunakan sebagai bahan bakar (Rini, 2002)
2.6 Baku mutu limbah
Pembuangan limbah cair ke sungai yang dilakukan oleh PT. Tjiwi Kimia dari hasil
pengukuran Laboratorium Kualitas Air Perum Jasa Tirta Lengkong menunjukkan adanya
pelanggaran baku mutu seperti BOD 209 mg/L (standarnya 150 mg/L) , COD 823 mg/L
(standarnya 300 mg/L), TSS 883 mg/L (standarnya 200 mg/L). Ecoton menyatakan adanya
kandungan ammonia (NH3) yang cukup tinggi pada hilir outlet PT Tjiwi Kimia.
Pencemaran lingkungan di sepanjang sungai brantas yang dilakukan oleh PT. Tjiwi
Kimia memiliki dampak negatif. Dampak negatif dari limbah yang dihasilkan merisaukan
masyarakat sekitar. Namun PT Tjiwi Kimia berusaha bertanggung jawab atas dampak negatif
yang ditimbulkan dari limbah yang mencemari sungai Brantas, dengan cara perusahaan
secara aktif memberi kontribusi terhadap perkembangan sumber daya alam dan kesejahteraan
masyarakat. Beberapa kegiatan CSR yang dilakukan Tjiwi Kimia di antaranya menjalankan
program konservasi untuk melindungi keanekaragaman hayati dan lingkungan, meningkatkan
penggunaan bahan bersertifikat pengelolaan hutan lestari, membangun sebuah pabrik khusus
penghilangan tinta, mengadopsi berbagai praktik terbaik dalam operasi pabrik untuk terus
13

mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mendedikasikan perbaikan perusahaan terus-menerus.
Berkaitan dengan program kesejahteraan masyarakat berkelanjutan dan meningkatkan standar
hidup mereka, Tjiwi Kimia menggelar serangkaian program strategis. Antara lain membantu
menyediakan kebutuhan dasar bagi masyarakat yang tinggal disekitar daerah operasi pabrik.
Program yang telah dijalankan antara lain clarifier primer, pengolahan biologis, clarifier
sekunder, pengolahan air limbah, hingga tempat pembakaran sampah.
Program yang dilakukan perusahaan mengenai CSR sangat beragam dari CSR
Kewajiban terhadap karyawan diantaranya koperasi karyawan yang mengelola rumah sakit
Citra Medika, apotek, minimarket dan usaha penyewaan mobil. Kewajiban terhadap
Masyarakat dan Lingkungan Hidup diantaranya Di

bidang sosial, perseroan aktif

menggalakkan kampanye antinarkoba dan HIV/AIDS, kampanye keluarga berencana, donor


darah rutin, bakti sosial operasi katarak dan bibir sumbing, serta bantuan uang untuk petugas
keamanan sekitar pabrik. Untuk bidang pendidikan kegiatannya antara lain pemberian
beasiswa kuliah di Akademi Teknologi Pulp dan Kertas (ATPK) di Bandung, pendirian rumah
pintar, bantuan buku ke sekolah. Program bina lingkungan misalnya bantuan prasarana dan
sarana umum, kampanye zero emission, dan bedah rumah keluarga miskin bekerja sama
dengan Yayasan Tzu Chi. PT. Tjiwi Kimia bekerja sama dengan mitranya mengolah kembali
barang barang bekas berbahan dasar kawat menjadi barang komoditi yang memiliki nilai
ekonomis lebih tinggi. Sementara itu, dalam layanannya kepada karyawan, Tjiwi Kimia
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
PT. Tjiwi kimia sangat menarik untuk dikaji karena dari pecemaran lingkungan yang
dilakukan ia mendapatkan sejumlah penghargaan. Atas program CSR yang dijalankannya, PT
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk kembali meraih penghargaan Indonesia Green Awards (IGA)
untuk kategori Pelestari Sumber Daya Air, Pelopor Pengolahan Sampah, dan Pelopor
Pencegahan Polusi pada acara IGA yang digelar The La Tofi School of CSR di Jakarta. Tjiwi
Kimia mendapatkan penghargaan untuk kategori Pelopor Pengolahan Sampah melalui
program pemanfaatan kawat dan drum bekas yang diolah dan menghasilkan sebuah produk
baru. PT. Tjiwi Kimia bekerja sama dengan mitranya mengolah kembali barang barang bekas
berbahan dasar kawat menjadi barang komoditi yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi.
Sementara itu, dalam layanannya kepada karyawan, Tjiwi Kimia menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Kasus pecemaran lingkungan yang
dilakukan oleh PT. Tjiwi Kimia, kami kaji menggunakan pendekatan eksternalitas.
Eksternalitas negatif yang ditimbulkan oleh PT. Tjiwi Kimia adalah pencemaran lingkungan
di sungai Brantas berupa limbah cair yang mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi
14

masyarakat sekitar. Padahal masyarakat menggunakan air tersebut untuk keperluan sehari
hari seperti, minum , masak, mandi, mencuci dan digunakan sebagai tambak ikan bagi
masyarakat sekitaran sungai.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
15

Dari kasus pencemaran lingkungan di sepanjang sungai brantas yang dilakukan oleh
PT. Tjiwi Kimia yang memberi dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya
dapat disimpulkan bahwa setiap badan usaha yang melakukan proses produksi dengan
memanfaatkan sumber daya alam harusnya mampu mematuhi peraturan yang ada dan juga
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan yang ada disekitar mereka. Perusahaan maupun
perorangan harus siap dengan tanggung jawab mereka untuk tetap menjaga kelestarian
lingkungan bukan hanya sekedar mengeksploitasi sumber daya yang dimiliki alam saja.
Dalam hal ini PT. Tjiwi Kimia mampu membuktikan kepada kita bahwa mereka mampu
mempertanggung jawabkan dampak dari eksternalitas negatif yang mereka sebabkan dengan
membuang limbah cair dengan kadar bahan kimia yang melewati standar dengan
menggunakan dan meningkatkan CSR (Corporate Social Responsibility). Melalui
peningkatan CSR ini PT. Tjiwi Kimia mampu memberikan perbaikan atas eksternalitas
negatif yang telah ditimbulkan dan dengan secara aktif dan berkala dalam melakukan CSR ini
PT. Tjiwi Kimia mampu mengubah eksternalitas negatif yang mereka ciptakan menjadi
eksternalitas positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Melalui beragam program
dan kegiatan perbaikan dan perkembangan SDA serta kesejahteraan masyarakat yang
dilakukan oleh PT. Tjiwi Kimia Tbk mereka akhirnya mampu kembali meraih penghargaan
Indonesia Green Awards (IGA) untuk kategori Pelestari Sumber Daya Air, Pelopor
Pengolahan Sampah, dan Pelopor Pencegahan Polusi pada acara IGA yang digelar The La
Tofi School of CSR di Jakarta sebagai salah satu penghargaan kepada PT. Tjiwi Kimia yang
sudah mampu mempertanggung jawabkan dan memperbaiki eksternalitas negatif yang
mereka lakukan.
3.2 Saran
PT. Tjiwi kimia seharusnya mematuhi peraturan yang telah ditetapkan mengenai batas
maksimum pembuangan limbah cair dengan kandungan bahan kimia yang telah ditetapkan
oleh pemerintah setempat. Hal ini dilakukan untuk menghindari munculnya eksternalitas
negatif dikarenakan senyawa kimia yang terkandung dalam limbah cair yang dibuang oleh
PT. Tjiwi kimia tersebut mencemari lingkungan sekitar dan merugikan masyarakat setempat.
Hal seperti ini juga seharusnya menjadi pembelajaran bagi perusahaan lainnya yang memakai
sumber daya alam dalam melakukan proses produksinya. Karena mereka juga harus selalu
menjaga kelestarian alam itu sendiri dan tidak hanya mengeksploitasi sumber daya yang
dimiliki alam tersebut.

16

DAFTAR PUSTAKA

17

Dewi, isna. 2015. PT TJIWI KIMIA Tbk. http://tjiwikimia.blogspot.co.id/.


Febrianfa. 2015. Tahapan Proses Pembuatan Kertas. http://docslide.net/documents/tahapanproses-pembuatan-kertas.html.
Rani. 2013. Industri Kertas. http://ranniarif.blogspot.co.id/2013/05/industri-kertas.html.
Widhy, chan. 2013.Tugas Pemikiran Ekonomi dan Bisnis Eksternalitas Negatif Membawa
Penghargaan. https://www.academia.edu/8489244/contoh_kasus_Eksternalitas.

18

Anda mungkin juga menyukai