Oleh :
Kelompok III (S1 VI-A)
Anggota :
Ade Magdalena (1301001)
Ardani (13010)
Della Aprila (1301018)
Dwi Kartika Sari (131025)
Eka Saputri (1301029)
Elsa Miaqsa (1301030)
M. Ridho Abru Jiwantoro (1301046)
Dosen :
Septi Muharni, M.Farm,Apt
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya atas rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis berupa
makalah yang berjudul Metode Pengambilan Sampel.
Sumber dari makalah ini diambil dari buku-buku yang berhubungan
dengan Metode Penelitian dan lainnya yang ditambah dengan informasi yang
didapat dari pencarian
satu
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi...................................................................................................3
2.2 Epidemiologi..........................................................................................3
2.3 Etiologi...................................................................................................4
2.4 Klasifikasi .............................................................................................6
2.5 Patofisiologi...........................................................................................7
2.6 Manisfestasi Klinis................................................................................8
2.7 Faktor Resiko.........................................................................................9
2.8 Diagnostik..............................................................................................11
2.9 Pentalaksanaan.......................................................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................27
3.2 Saran .....................................................................................................27
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Salah satu langkah dalam penelitian ilmiah adalah menentukan populasi
dan sampel. Kesalahan dalam menentukan sampel dapat berakibat fatal, karena
sampel menjadi tidak representative, dan hasil penelitian tidak dapat mencermikan
keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, memilih teknik penentuan sampel
yang
tepat
menjadi sangat
penting
untuk mendapatkan
sampel
yang
TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
POPULASI
Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi
tidak perlu mengambil satu botol darah, karena baik setetes maupun satu
botol hasilnya akan sama saja.
b) Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya
memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu di tetapkan
batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian di
bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan
manusia menghadapi populasi yang heterogen.
2.2
SAMPEL
hasil
sangat besar ,tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta
murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang
diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang
diperlukan, lebih lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh
karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
c. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada
penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia
terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian
sampel,dalam hal ini, lebih cepat.
d. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena
dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua
darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga
tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu
penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
e. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat
dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan,
pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu
ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam
melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap
sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah
kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang
telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan
kata lain penelitian
completely heterogeneous
Presisi yang dikehendaki dari penelitian
Rencana analisis
Tenaga, biaya dan waktu
Besar populasi
10
sifat-sifat
mengklasifikasikannya,
yang
membentuk
sehingga
dasar
mengurangi
unit-unit
yang
keanekaragamannya.
11
12
b) Sampling kuota
Teknik quota sampling adalah teknik pengambilan sample dengan cara
menentapkan jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam
pengambilan sample dri populasi (khususnya yang tidak terhingga atau tidak
jelas), kemudian dengan patokan jumlah tersebut peneliti mengambil sample
secara sembarang asal memenuhi persyaratan sabagai sample dari populasi
tersebut. Sampling quota adalah teknik untuk menentukan sample dari populasi
yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Sebagai contoh akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II
dan penelitian dilakukan secara kelompok. Setelah sample ditentukan umpamanya
100 orang, dan jumlah anggota peneliti 5 orang, maka setiap anggota peneliti
dapat memilih sample secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan
(golongan II) sebanyak 20 orang. Pada kuota sampling banyaknya sampleyang
ditetapkan itu hanya sekedar perkiraan aka relative memadai untuk mendapatkan
data yang diperlukan yang diperkirakan dapat mencerminkan populasinya, tidak
bisa diperhitungkan secara tegas proporsinya dari populasi, karena jumlah anggota
populasi tidak diketahui secara pasti tadi. Quota sampling pasti, karenanya,
nonrandom sampling.
13
c) Sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sample berdsarkan
kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sample, bila dipandang ornag tersebut cocok sebagai sumber
data.
d) Purposive sampling
Purposive smapling adalah teknik penentuan sample untuk tujuan tertentu
saja. Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sample
yang dipilih adalah orang yang ahli dalam kepegawaian saja.
e) Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan smaple yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian smaple ini disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sample. Begitu seterusnya sehingga jumlah sample semakin banyak.
Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama makin besar.
Dalam analisis kekeliruan ketika melakukan generalisasi dari sample ke
populasi itu disebut kekeliruan baku atau galat baku (standard error). Dasar
teoritis yang dipergunakan untuk memperkirakan kekeliruan baku itu ialah teori
probabilitas. Sampel-sample tunduk pada hokum probabilitas (Sumardi Surya
Brata, 1998:84).
Keuntungannya ialah hanya digunakan dalam situasi-situasi tertentu.
Kelemahannya ialah keterwakilan dari karakteristik langka dapat tidak terlihat
disample yang sudah diplih. Disetiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdpat
beberapa teknik yang lebih spesifik lagi. Pada sample acak (random sampling)
dikenal dengan istilah simple random sampling, stratified random sampling,
cluster sampling, systematic sampling, dan area sampling. Pada nonprobability
sampling dikenal beberapa teknik, antara lain adalah convience sampling,
purposive sampling, quota sampling, snowball sampling.
2.3
14
mendapat
sample
yang
representatif
(mewakili),
yang
dapat
Probability Sampling
Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai
kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau
penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas
pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias.
Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini
merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.
Keuntungan pengambilan sample dengan probability sampling adalah sebagai
berikut:
- Derajat kepercayaan terhadap sample dapat ditentukan.
- Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sample, dapat diperkirakan.
- Besar sample yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
a) Penyimpangan (Error)
Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sample diperoleh nilainilai statistik. Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya.
Perbedaan inilah yang disebut sebagai Penyimpangan (Sampling Error)
Sedangkan pada non probability sampel, penyimpangan nilai sample terhadap
populasinya tidak mungkin diukur. Pengukuran penyimpangan ini merupakan
salah satu bentuk pengujian statistik. Penyimpangan yang terjadi pada
perancangan kwisioner, kesalahan petugas pengumpul data dan pengola data
disebut Non Sampling Error.
b) Cara Pengambilan Sample
15
K=
Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil
sebagai sample (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan :
Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Keuntungan : - Perencanan dan penggunaanya mudah.
- Sample tersebar di daerah populasi.
16
Kerugian :
17
2.3.2
probability. Pemilihan sample tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya
merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan. Cara ini dipergunakan : Bila
biaya sangat sedikit, hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan yang
tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja. Cara-cara yang dikenal adalah
sebagai berikut :
1) Sample Dengan Maksud (Purposive Samping)
Pengambilan sample dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja
yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota
sample yang diambil.
2) Sample Tanpa Sengaja (Accidental Sampling)
18
Sample diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu.
Juga jumlah sample yang dikehenadaki tidak berdasarkan pertimbangan yang
dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan
yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.
3) Sample Berjatah (Quota Sampling).
Pengambilan sample hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya
disini besar dan kriteria sample telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sample
yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50
perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti
mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.
2.4
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21