Dasar Bioetika
Beneficence
Non-Maleficense
Autonomy
Justice
Keadilan (justice).
Pelanggaran Disiplin
Kedokteran
1. Melaksanakan praktik kedokteran dengan
tidak kompeten
2. Tugas dan tanggung jawab profesional
pada pasien tidak dilaksanakan dengan baik
3. Berperilaku tercela yang merusak
martabat dan kehormatan profesi
kedokteran Sesuai UU no 29 tahun 2004
Sanksi Disiplin
UU no 29 Tahun 2004 pasal 69 ayat (3):
1. Pemberian peringatan tertulis
2. Rekomendasi pencabutan STR atau SIP.
(rekomendasi pencabutan STR atau SIP sementara
selama-lamanya 1 tahun, atau rekomendasi
pencabutan STR atau SIP tetap atau selama-lamanya)
3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
institusi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi.
( dapat berupa: pendidikan formal, pelatihan dalam
pengetahuan dan atau ketrampilan, magang,
sekurang-kurangnya 3 bulan dan paling lama 1
tahun).
1.anamnesis
2.status internistik
3.status neurologik
4.status psikiatrik
5.pemeriksaan tambahan
6.diagnosis
IV. Kesimpulan
Pemeriksaan
Sistem Organ
Seluruhnya
Pemeriksaan
Kognitif
Pemeriksaan
Fungsi
Psikomotor
Pemeriksaan
Tambahan
Afektif
II.
Syarat Penentuan Penahanan
Sifat Penahanan
Penahanan bersifat Mutlak & objektif
artinya dapat dibaca di dalam undang-undang
tentang tindak pidana yang tersangkanya
dapat ditahan. Mutlak karena pasti, tidak
dapat diatur-atur oleh penegak hukum.
Dasar Hukum
Hal penting yang diatur dalam Pasal 21 ayat
(1)
KUHAP
adalah
unsur
perlunya
penahanan dilakukan atau disebut juga
syarat subjektif. Syarat subjektif diletakkan
pada keadaan yang menimbulkan adanya
kekhawatiran tersangka atau terdakwa
melarikan
diri,
merusak
atau
menghilangkan
barang
bukti
atau
mengulangi tindak pidana.
Surat Perintah
ditembuskan
kepada keluarga
Penyidik/Penuntut
umum Surat
Perintah
Tata cara
penahanan yang
dimaksud pada
Pasal 21 ayat (2)
dan ayat (3)
KUHAP
merupakan upaya
mencegah
terjadinya
penahanan yang
sewenangwenang.
Alasan Hukum
Harus Jelas
Aspek Medikolegal
PELAYANAN MEDIKO LEGAL
Adalah bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh tenaga medis dengan
menggunakan
ilmu
dan
tehnologi
kedokteran atas dasar kewenangan yang
dimiliki untuk kepentingan hukum dan
untuk
melaksanakan
oeraturan
yang
berlaku
Aspek Medikolegal
Memperhatikan
semakin
banyak
tersangka/terdakwa perkara pidana umum
maupun khusus) yang mengajukan ijin
berobat ke luar negari dengan berbagai
alasan dan ternyata ijin berobat ke luar
negari
banyak
disalahgunakan
atau
dimanfaatkan oleh tersangka/terdakwa untuk
menghindari proses penyidikan, penuntutan
atau eksekusi putusan Pengadilan Pasal 33
Undang-undang No.5 I Tahun 1991 tentang
Kejaksaan RI (Antisipasi)
Landasan Hukum
Pasal 33 Undang-Undang No 5
1.
2.
3.
4.
5.
Landasan Hukum
6. Kejaksaan yang menangani perkara tersangka/terdakwa yang
berobat ke luar negeri wajib memantau dan meminta
perkembangan hasil pengobatan tersangka/terdakwa dari rumah
sakit di luar negeri yang bersangkutan, sekurang kurangnya I
(satu ) bulan sekali, dan meminta penjelasan masih perlu atau
tidaknya tersangka/terdakwa dirawat di rumah sakit tersebut
Sistem Rujukan
Sistem rujukan adalah suatu sistem
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
yang melaksanakan pelimpahan wewenang
dan tanggungjawab atas kasus penyakit
atau
masalah
kesehatan
yang
diselenggarakan secara dari satu strata
sarana pelayanan kesehatan ke strata
sarana
pelayanan
kesehatan
lainnya,
maupun horizontal dalam arti antara strata
sarana pelayanan kesehatan yang sama
KESIMPULAN