Disusun Oleh :
Lita Lufita, S.Ked
J510155072
J5101550
Pembimbing :
dr. Krisbiyanto, Sp.P
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Edema paru-paru merupakan penimbunan cairan serosa atau
serosanguinosa secara berlebihan di dalam ruang interstisial dan alveolus
paru-paru. Jika edema timbul akut dan luas, sering disusul kematian dalam
waktu singkat.1 Edema paru-paru mudah timbul jika terjadi peningkatan
tekanan hidrostatik dalam kapiler paru-paru, penurunan tekanan osmotik
koloid seperti pada nefritis, atau kerusakan dinding kapiler. Dinding
kapiler yang rusak dapat diakibatkan inhalasi gas-gas yang berbahaya,
peradangan seperti pada pneumonia, atau karena gangguan lokal proses
oksigenasi.1,2,3,4 Penyebab yang tersering dari edema paru-paru adalah
kegagalan ventrikel kiri akibat penyakit jantung arteriosklerotik atau
stenosis mitralis.3 Edema paru-paru yang disebabkan kelainan pada
jantung ini disebut juga edema paru kardiogenik, sedangkan edema paru
yang disebabkan selain kelainan jantung disebut edema paru non
kardiogenik.1
Menurut penelitian pada tahun 1994, secara keseluruhan terdapat
74,4 juta penderita edema paru di dunia. Di Inggris sekitr 2,1 juta
penderita edema paru yang perlu pengobatan dan pengawasan secara
komprehensif. Di Amerika Serikat diperkirakan 5,5 juta penduduk
menderita edema. Di Jerman 6 juta penduduk. Ini merupakan angka yang
cukup besar yang perlu mendapat perhatian dari perawat di dalam merawat
klien edema paru secara komprehensif bio psiko social dan spiritual. 5
Penyakit edem paru pertama kali di Indonesia ditemukan pada
tahun 1971. Sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah,
sehingga sampai tahun 1980 seluruh provinsi di Indonesia. Sejak pertama
kali ditemukan, jumlah kasus menunjukan kecenderungan meningkat baik
dalam jumlah maupun luas wilayah. Di Indonesia insiden tersebar terjadi
pada 1998 dengan incidence rate (IR)=35,19 per 100.000 penduduk dan
CFR=2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Edema paru akut adalah keadaan patologi dimana cairan
intravaskuler keluar ke ruang ekstravaskuler, jaringan interstisial dan
alveoli yang terjadi secara akut. Pada keadaan normal cairan intravaskuler
merembes ke jaringan interstisial melalui kapiler endotelium dalam jumlah
yang sedikit sekali, kemudian cairan ini akan mengalir ke pembuluh limfe
menuju ke vena pulmonalis untuk kembali ke dalam sirkulasi. Edema paru
akut dapat terjadi karena penyakit jantung maupun penyakit di luar jantung
(edema paru kardiogenik dan non kardiogenik). Hal ini dapat disebabkan
oleh tekanan intravaskular yang tinggi (edem paru kardiak) atau karena
peningkatan permeabilitas membran kapiler (edem paru non kardiogenik)
yang mengakibatkan terjadinya ekstravasasi cairan secara cepat sehingga
terjadi gangguan pertukaran udara di alveoli secara progresif dan
mengakibatkan hipoksia.5
Edema paru didefinisikan sebagai akumulasi cairan di interstisial
dan alveolus. Penyebab edem paru.5.6
Kardiogenik atau edem paru hidrostatik atau edem hemodinamik.
Kausa: infark miokars, hipertensi, penyakit jantung katup,
B. EPIDEMIOLOGI
Menurut penelitian pada tahun 1994, secara keseluruhan terdapat
74,4 juta penderita edema paru di dunia. Di Inggris sekitr 2,1 juta
penderita edema paru yang perlu pengobatan dan pengawasan secara
komprehensif. Di Amerika Serikat diperkirakan 5,5 juta penduduk
menderita edema. Di Jerman 6 juta penduduk. Ini merupakan angka yang
cukup besar yang perlu mendapat perhatian dari perawat di dalam merawat
klien edema paru secara komprehensif bio psiko social dan spiritual.5
tekanan
hidrostatik
dalam
kapiler
paru
yang
mekanisme
interdependensi
ventrikel
akan
semakin
Hiponatremia
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala paling umum dari pulmonary edema adalah sesak nafas. Ini
mungkin adalah penimbunan yang berangsur-angsur jika prosesnya
berkembang secara perlahan, atau ia dapat mempunyai penimbulan yang
tiba-tiba pada kasus dari pulmonary edem akut. Gejala-gejala umum lain
mungkin termasuk mudah lelah, lebih cepat mengembangkan sesak nafas
daripada normal dengan aktivitas yang biasa (dyspnea on exertion), nafas
yang cepat (takipnea), kepeningan atau kelemahan.7,9
Manifestasi klinis Edema Paru secara spesifik juga dibagi dalam 3
stadium. Meski secara klinik kenyataannya sukar di deteksi :
Stadium 1 :
Adanya distensi dan pembuluh darah kecil paru yang prominen
akan memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit meningkatkan
kapasitas difusi gas CO. Keluhan pada stadium ini mungkin hanya berupa
adanya sesak napas saat bekerja. Pemeriksaan fisik juga tak jelas
menemukan kelainan, kecuali mungkin adanya ronkhi pada saat inspirasi
karena terbukanya saluran napas yang tertutup pada saat inspirasi.
Stadium 2
Pada stadium ini terjadi edema paru intersisial. Batas pembuluh
darah paru menjadi kabur, demikian pula hilus juga menjadi kabur dan
septa interlobularis menebal (garis Kerley B). Adanya penumpukan cairan
di jaringan kendor inter-sisial, akan lebih memperkecil saluran napas kecil,
terutama di daerah basal oleh karena pengaruh gravitasi. Mungkin pula
terjadi refleks bronkhokonstriksi. Sering terdapat takhipnea. Meskipun hal
ini merupakan tanda gangguan fungsi ventrikel kiri, tetapi takhipnea juga
membantu memompa aliran limfe sehingga penumpukan cairan intersisial
diperlambat. Pada pemeriksaan spirometri hanya terdapat sedikit
perubahan saja.
Stadium 3
pada
kasus-kasus
ketika
paru
mengempis
terutama
pada
kaum
tua,
yang
mungkin
komplikasi-komplikasi
dari
pulmonary
edema
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Edema paru terjadi karena adanya cairan dari darah ke ruang
intertsisial paru yang selanjutnya ke alveoli paru, melebihi aliran
cairan kembali ke darah atau melalui saluran limfatik. Edema paru
dapat dibagi berdasarkan mekanisme terjadinya yaitu sebab
kardiogenik dan nonkardiogenik.
2. Pada dasarnya edema paru kardiogenik dan nonkardiogenik dapat
dibedakan secara klinis yaitu berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
3. Terapi kegagalan jantung kiri adalah pengobatan seumur hidup
dengan memperhatikan faktor dasar penyebab, tetapi keadaan gawat
darurat edema paru harus segera di tangani.
4. Prinsip penanganan edema paru nonkardiogenik / ARDS yaitu
mengatasi hipoksemia berat, mengobati penyakit dasar ARDS, dan
tindakan suportif untuk mencegah komplikasi.
5. Penatalaksanaan edema paru secara spesifik tergantung penyakit
yang mendasari, dengan sasaran output yaitu sirkulasi, pertukaran
gas, dan mekanikal paru.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wilson LM. Penyakit Kardiovaskuler dan Paru-Paru. Dalam: Price SA,
Wilson LM. Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit). Edisi
Bahasa Indonesia: Alih Bahasa: Anugerah P. Edisi IV. Buku I. EGC. Jakarta.
1995; 722-3.
2. Amin Z, Ranitya R. Penatalaksanaan Terkini ARDS. Update: Maret 2002.
Available
from:
URL:
http://www.interna.fk.ui.ac.id/artikel/darurat2002/dar2_01.html
3. Soewondo A, Amin Z. Edema Paru. Dalam: Soeparman, Sukaton U,
Waspadji S, et al, Ed. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta. 1998; 767-72.
4. Behrman RE, Vaughan VC. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Nelson WE, Ed.
Edisi ke-12. Bagian ke-2. EGC. Jakarta. 1993; 651-52.
5. Harun S dan Sally N. EdemParuAkut. 2009. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I, Simadibrata M, SetiatiS,editor. BukuAjarIlmuPenyakitDalam 5th ed.
Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. p. 1651-3.
6. Soemantri. 2011. Cardiogenic Pulmonary Edema. NaskahLengkap PKB
XXVI IlmuPenyakitDalam 2011. FKUNAIR-RSUD DR.Soetomo, p.113-9.
7. Lorraine et al. Acute Pulmonary Edema. N Engl J Med. 2005; 353:2788-96.
8. Behrman RE, Vaughan VC. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Nelson WE, Ed.
Edisi ke-12. Bagian ke-2. EGC. Jakarta. 1993; 651-52.
9.
11.
12. Umar, N. 2010. Sistem pernafasan dan suctioning jalan nafas. Diakses dari
http//repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1940/1/anastesiologinazaruddi
n.pdf.
13.
Press;2009.p.323-8.
14. Anonim. 2009. Diagnosis dan Pengelolaan Edema Paru Kardiogenik Akut.
http://www.dunia-kesehatan.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=60:diagnosis-dan-pengelolaanedema-paru-kardiogenik-akut-&catid=36:penyakit-paru-paru&Itemid=55.