GLUKOMA FAKOMORFIK
Oleh:
NURHASANAH
Pembimbing :
Dr. MARJIS, Sp.M
KKS BAGIAN ILMU BEDAH RSUD. BANGKINANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan pengetahuan
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul Glukoma Fakomorfik
yang diajukan sebagai persyaratan untuk mengikuti KKS Ilmu Penyakit Mata. Shalawat
beriring salam kami hadiahkan kepada nabi besar Muhammmad SAW yang telah
menyelamatkan kita dari alam kejahilan menjadi alam yang terang benderang dengan ilmu
pengetahuan seperti saat ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada dokter pembimbing yaitu dr. Marjis Sp.M yang
telah bersedia membimbing kami, sehingga laporan kasus ini dapat selesai pada waktunya.
Mohon maaf jika dalam penulisan laporan kasus ini terdapat kesalahan, dan kami
mohon kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan laporan kasus ini. Atas perhatian dan
sarannya kami ucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Peningkatan tekanan intraokular dapat dicetuskan
lensa
intumesen.
Peningkatan
ketebalan
lensa
oleh
karena
progresivitas katarak, membuat lensa menjadi intumesen secara cepat, atau katarak
traumatika dapat berakibat pada hambatan dan sudut tertutup.
Pada mata dengan pembentukan katarak lebih lanjut, lensa menjadi bengkak
atau intumesen. Pengurangan progresif terjadi pada sudut iridokorneal. Pada mata
yang seperti itu, glaukoma dengan hambatan pupil dikarenakan oleh perubahan
pada ukuran dan posisi permukaan anterior lensa. Sudut tertutup merupakan akibat
dari mekanisme terhalangnya pupil, atau karena diafragma lensa-iris yang salah
penempatannya (luksasio).
Walaupun tidak ada statistik epidemiologi resmi mengenai glaukoma
fakomorfik, glaukoma sudut tertutup yang dikarenakan katarak hipermatur lebih
umum terjadi pada negara dengan tingkat prevalensi katarak yang lebih tinggi
namun metode pembedahannya belum cukup siap. Glaukoma dapat terjadi pada ras
apapun, jenis kelamin apapun, dan lebih sering ditemukan pada pasien usia lanjut
dengan katarak senilis, namun juga dapat terjadi pada pasien usia muda yang
menderita katarak traumatika atau katarak intumesen yang berkembang secara
cepat.
II.
Tujuan
Telaah ilmiah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
mengenai glaukoma fakomorfik.
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI
1.
Anatomi Lensa
Pada manusia, lensa mata bikonveks, tidak mengandung pembuluh
darah, tembus pandang, dengan diameter 9 mm, dan tebal sekitar 5 mm.
Lensa terdiri dari kapsul, epitel lensa, korteks dam nukleus. Ke depan,
lensa berhubungan dengan cairan bilik mata, ke belakang berhubungan
dengan badan kaca. Di belakang iris, lensa digantung pada prosesus siliaris
oleh zonula Zinii (ligamentum suspensorium lentis), yang melekat pada
ekuator lensa, serta menghubungkannya dengan korpus siliare. Zonula
Zinni berasal dari lamina basal epitel tidak berpigmen prosesus siliare.
Zonula Zini melekat pada bagian ekuator kapsul lensa, 1,5 mm pada
bagian anterior dan 1,25 pada bagian posterior.
Permukaan lensa pada bagian posterior lebih cembung daripada
permukaan anterior. Di sebelah anterior lensa terdapat humor akuous dan
di sebelah posteriornya terdapat korpus vitreus. Lensa diliputi oleh kapsula
lentis, yang bekerja sebagai membran semipermeabel, yang melalukan air
dan elektrolit untuk makanannya. Di bagian anterior terdapat epitel
subkapsuler sampai ekuator.
Page 4
Page 5
2.
Fungsi lensa
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina.
Supaya hal ini dapat dicapai, maka daya refraksinya harus diubah-ubah
sesuai dengan sinar yang datang sejajar atau divergen. Perubahan daya
refraksi lensa disebut akomodasi. Hal ini dapat dicapai dengan mengubah
kelengkungan lensa terutama kurvatura anterior.
Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot
siliaris relaksasi, menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter
anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil; dalam posisi ini,
daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya pararel akan
terfokus ke retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot
siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa
yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi
oleh daya biasnya. Kerjasama fisiologik antara korpus siliaris, zonula dan
lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai
akomodasi. Seiring dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa
perlahan-lahan akan berkurang.
Pada fetus, bentuk lensa hampir sferis dan lemah. Pada orang
dewasa lensanya lebih padat dan bagian posterior lebih konveks. Proses
sklerosis bagian sentral lensa, dimulai pada masa kanak-kanak dan terus
berlangsung secara perlahan-lahan sampai dewasa dan setelah ini proses
bertambah cepat dimana nukleus menjadi lebih besar dan korteks
bertambah tipis. Pada orang tua lensa menjadi lebih besar, lebih gepeng,
Page 6
3.
Page 7
Page 8
Page 9
6.
Sejumlah kecil
humor akuos keluar dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela
sklera (cairan uveoskleral).
Resistensi utama terhadap aliran keluar humor akuos dari kamera
anterior adalah lapisan endotel saluran Schlemm dan bagian-bagian jalinan
trabekular di dekatnyabukan dari sistem pengumpul vena.
Tetapi
Page 10
Page 11
BAB III
GLAUKOMA FAKOMORFIK
Definisi
Glaukoma fakomorfik, seperti yang digambarkan oleh terminologinya
(fako: lensa; morfik: bentuk) merupakan glaucoma yang berkembang sekunder
dikarenakan oleh perubahan bentuk lensa. Adanya peningkatan tekanan
intraokuler karena sumbatan aliran keluar humor aquos akibat oklusi trabekular
meshwork oleh iris perifer. Glaukoma sudut tertutup yang dapat terjadi secara
akut, subakut, ataupun kronik oleh karena katrak matur atau intumesen.
Angka Kejadian
Walaupun tidak ada statistik epidemiologi resmi mengenai glaukoma
fakomorfik, glaukoma sudut tertutup yang dikarenakan katarak hipermatur lebih
umum terjadi pada negara dengan tingkat prevalensi katarak yang lebih tinggi
namun metode pembedahannya belum cukup siap. Glaukoma dapat terjadi pada
ras apapun, jenis kelamin apapun, dan lebih sering ditemukan pada pasien usia
lanjut dengan katarak senilis, namun juga dapat terjadi pada pasien usia muda
yang menderita katarak traumatika atau katarak intumesen yang berkembang
secara cepat.
Page 12
Etiologi
1.
2.
3.
Glaukoma fakomorfik lebih umum terjadi pada mata hiperopik yang kecil
dengan lensa yang besar/cembung dan sudut bilik mata yang dangkal.
Serangan akut sudut tertutupnya dapat dicetuskan oleh dilatasi pupil pada
penerangan yang suram. Dilatasi menjadi midposisi merelaksasikan iris
perifer sehingga menjadi terdorong ke depan, berkontak dengan jaringan
trabekular, mengakibatkan terhalangnya pupil. Sudut tertutup juga dapat
difasilitasikan oleh penekanan yang berasal dari posterior lensa dan
pembengkakan lensa.
Kelemahan zonular yang merupakan akibat dari ekfoliasi, trauma atau
faktor usia juga berperan dalam menyebabkan glaucoma fakomorfik.
Klasifikasi
Berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokuli, glaukoma dapat
diklasifikasikan menjadi glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.
Glaukoma sudut terbuka merupakan gangguan aliran keluar aqueous
humor akibat kelainan sistem drainase sudut bilik mata depan. Sedangkan
glaukomasudut tertutup adalah gangguan akses aqueous humor ke sistem
drainase.
Glaukoma sudut terbuka terdiri dari kelainan pada membran pratrabekular
(seperti glaukoma neovaskular dan sindrom Irido Corneal Endothelial), kelainan
KKS Ilmu Mata RSUD BANGKINANG
Page 13
diskus
optikus.
Kelainan
kromosom
Page 14
1q-GLC1A
a.
Page 15
Manifestasi klinis
1. Pasien yang menderita glaukoma fakomorfik mengeluh nyeri yang akut,
pandangan kabur, melihat bayangan seperti pelangi (halo) disekitar
cahaya, mual, dan muntah.
2. Pasien secara umum mengalami penurunan visus sebelum episode akut
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Page 16
BAB IV
PENATALAKSANAAN
Page 17
dengan
iridotomi
laser
untuk
Page 18
Pembedahan
a. Iridotomi laser secara sementara menghentikan serangan akut hambatan
pupil, tapi pada sebagian besar pasien glaukoma fakomorfik, dibutuhkan
ekstraksi katarak. Iridotomi laser harus dilakukan ketika midriasis karena
pembedahan dapat mengeksaserbasi serangan. Metode ekstrakapsular
digunakan
dalam
ekstraksi
kataraknya.
Trabekulektomi
sering
Medikamentosa
Tujuan dari farmakoterapi bagi glaukoma fakomorfik adalah untuk
mengurangi morbiditas dan untuk mencegah komplikasi.
a. Carbonic anhydrase inhibitors (Acetazolamide, Dorzolamide)
Carbonic anhydrase merupakan enzim yang banyak ditemukan pada
jaringan tubuh, termasuk mata. Mengkatalisis reaksi reversibel sehingga
karbon dioksida menjadi terhidrasi dan asam karbonar menjadi
terdehidrasi. Dengan memperlambat pembentukan ion bikarbonat dengan
mengurangi secara berurutan transport sodium dan cairan, maka dapat
Page 19
Page 20
akut sudut tertutupnya dapat dicetuskan oleh dilatasi pupil pada penerangan yang
suram.
Penatalaksanaan glaukoma fakomorfik bertujuan untuk menurunkan
tekanan intraokuler secara cepat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada
saraf optik, kornea, dan untuk menjegah terbentuknya sinekia.
DAFTAR PUSTAKA
Page 21