Perioperatif
dan Tranfusi Cairan
Eka
Nurindah
H1AP11039
Evaluasi volume
intravaskular
a. Pemeriksaan Fisik
Evaluasi volume
intravaskular
b. Evaluasi laboratorium
Tanda-tanda dehidrasi meliputi
Hematokrit meningkat
Asidosis metabolik yang progresif
Berat jenis urin lebih besar dari 1.010
Natrium urin kurang dari 10 mEq / L
Osmolalitas urin lebih besar dari 450 mOsm /
kg
Hipernatremia
Rasio BUN -kreatinin lebih besar dari 10:1.
Evaluasi volume
intravaskular
c. Pengukuran hemodinamik
Pembacaan tekanan vena central harus
ditafsirkan dalam pandangan pengaturan
klinis
Nilai-nilai rendah (< 5 mm Hg) mungkin
normal kecuali yang terkait dengan tandatanda lain dari hipovolemia
Tekanan vena central lebih besar dari 12
mm Hg dianggap tinggi dan menyiratkan
hypervolemia
Preoperatif
Pasien normohidrasi
Pengganti puasa : 2 ml/kgBB/jam puasa
(bedakan dengan kebutuhan cairan per hari (3035ml/kg/hari))
Cairan yang digunakan : kristaloid
Pemberian dibagi dalam 3 jam selama anestesi :
50 % dalam 1 jam pertama
25 % dalam 1 jam kedua
25 % dalam 1 jam ketiga
Pembedahan besar
Menghitung Jumlah
Perdarahan
Jika perdarahan
10% EBV : berikan kristaloid substitusi dengan
perbandingan 1 : 2-4ml cairan
10% kedua : berikan koloid 1 : 1 ml cairan
> 20 % EBV: berikan darah 1 : 1 ml darah
Contoh :
Pria BB 50 kg
EBV 50 X 70 ml = 3500 ml
Maka, jika perdarahan 800 ml digantikan
dengan:
10% pertama (350 ml) kristaloid 7001400 ml
Cairan Intravena
Cairan Kristaloid
Cairan Intravena
Cairan Koloid
Sifat osmotik + berat molekul tinggi
mempertahankan cairan di dalam
intravaskular
Waktu paruh antara 3 dan 6 jam.
Cairan Koloid
Indikasi yang berlaku umum untuk koloid :
Pasien dengan defisit cairan intravaskular yang
parah, misalnya, syok hemoragik
Hipoalbuminemia atau kondisi berat yang
berhubungan dengan besar kerugian protein
seperti luka bakar. Pada pasien luka bakar koloid
juga harus dipertimbangkan jika cedera
melibatkan lebih dari 30 % dari luas permukaan
tubuh atau jika lebih dari 3-4 L kristaloid telah
diberikan 18-24 jam postinjury
Indikasi Tranfusi
1. Tranfusi Sel Darah Merah
2. Tranfusi Trombosit
3. Tranfusi Plasma Beku Segar (Fresh
Frozen Plasma)
4. Transfusi Kriopresipitat
Transfusi trombosit
Mengatasi perdarahan
trombositopenia (<50.000/uL)
bila terdapat perdarahan mikrovaskular difus
batasnya menjadi <100.000/uL
Profilaksis
trombosit <50.000/uL pada pasien yang akan
menjalani operasi, prosedur invasif lainnya
atau sesudah transfusi massif
Tranfusi Kriopresipitat
Profilaksis pada pasien dengan defisiensi
fibrinogen yang akan menjalani prosedur
invasif dan terapi pada pasien yang
mengalami perdarahan
Pasien dengan hemofilia A dan penyakit
von Willebrand yang mengalami
perdarahan atau yang tidak responsif
terhadap pemberian desmopresin asetat
atau akan menjalani operasi
Daftar Pustaka
Sherwood, lauralee.2011. Fisiologi manusia dari sel ke
system. Jakarta:EGC
Suntoro, A, Terapi Cairan Perioperatif , dalam Muhiman,
M. dkk.,Anestesiologi, CV. Infomedika, Jakarta
Latief, Said A, dkk. 2001. Anestesiologi Ed. 2.Jakarta:
FKUI
Morgan, G. Edward Jr,. Maged, S. Mikhail, and
Murray,Michael J,. 2006. Clinical Anesthesiology, Fourth
Edition. United States of America: Appleton & Lange.
Collins, VI.1996.Fluids and Electrolytes in Physicologic
and Pharmachologic Bases of Anesthesia. Williams &
Wilkins, USA, p : 165-187.