Anda di halaman 1dari 28

Terapi Cairan Selama

Perioperatif
dan Tranfusi Cairan

Eka
Nurindah
H1AP11039

Proporsi Cairan Tubuh


Persentase dari total cairan tubuh
bervariasi sesuai dengan individu
dan tergantung beberapa hal antara
lain :
a. Umur
b. Kondisi lemak tubuh
c. Sex

Proporsi Cairan Tubuh


Presentase cairan berdasarkan umur:
1. Bayi (baru lahir) 75 %
2. Dewasa :
a.Pria (20-40 tahun) 60 %
b.Wanita (20-40 tahun) 50 %
3. Usia Lanjut 45-50 %

Proporsi Cairan Tubuh


Pada orang dewasa
40 % BB cairan intraseluler/ICF,
20 % BB ekstraseluler
15 % cairan interstitial,
5 % cairan intavaskuler
1-2 % transeluler.

Evaluasi volume
intravaskular
a. Pemeriksaan Fisik

Evaluasi volume
intravaskular
b. Evaluasi laboratorium
Tanda-tanda dehidrasi meliputi
Hematokrit meningkat
Asidosis metabolik yang progresif
Berat jenis urin lebih besar dari 1.010
Natrium urin kurang dari 10 mEq / L
Osmolalitas urin lebih besar dari 450 mOsm /
kg
Hipernatremia
Rasio BUN -kreatinin lebih besar dari 10:1.

Evaluasi volume
intravaskular

c. Pengukuran hemodinamik
Pembacaan tekanan vena central harus
ditafsirkan dalam pandangan pengaturan
klinis
Nilai-nilai rendah (< 5 mm Hg) mungkin
normal kecuali yang terkait dengan tandatanda lain dari hipovolemia
Tekanan vena central lebih besar dari 12
mm Hg dianggap tinggi dan menyiratkan
hypervolemia

Terapi Cairan Perioperatif

Preoperatif
Pasien normohidrasi
Pengganti puasa : 2 ml/kgBB/jam puasa
(bedakan dengan kebutuhan cairan per hari (3035ml/kg/hari))
Cairan yang digunakan : kristaloid
Pemberian dibagi dalam 3 jam selama anestesi :
50 % dalam 1 jam pertama
25 % dalam 1 jam kedua
25 % dalam 1 jam ketiga

Terapi Cairan Perioperatif


Durante Operatif
Stress operasi:
operasi ringan : 4 ml/kgBB/jam
operasi sedang : 6 ml/kgBB/jam
operasi berat : 8 ml/kgBB/jam

Jenis pembedahan (menurut MK Sykes)


a.Pembedahan kecil / ringan

Pembedahan rutin kurang dari 30 menit.


Pemberian anestesi dapat dengan masker.

Jenis pembedahan (MK Sykes)


Pembedahan sedang

Pembedahan rutin pada pasien yang sehat.


Pemberian anestesi dengan pipa endotracheal.
Lama operasi kurang dari 3 jam.
Jumlah perdarahan kurang dari 10% EBV

Pembedahan besar

Pembedahan yang lebih dari 3 jam.


Perdarahan lebih dari 10% EBV
Pembedahan di daerah saraf pusat, laparatomi,
paru dan kardiovaskuler

Menghitung Jumlah Perdarahan


Hitung EBV
Wanita dewasa = BB x 65 ml/kgBB
Laki-laki dewasa = BB x 70 ml/kgBB
Anak = BB x 80 ml/kgBB
Pengukuran perdarahan didapat dari:
Tabung suction
Visual memperkirakan darah pada spons
bedah(kassa) 10 mL darah dan bantalan
laparotomi ("lap / bicas) 100-150 ml

Menghitung Jumlah
Perdarahan
Jika perdarahan
10% EBV : berikan kristaloid substitusi dengan
perbandingan 1 : 2-4ml cairan
10% kedua : berikan koloid 1 : 1 ml cairan
> 20 % EBV: berikan darah 1 : 1 ml darah

Contoh :
Pria BB 50 kg
EBV 50 X 70 ml = 3500 ml
Maka, jika perdarahan 800 ml digantikan
dengan:
10% pertama (350 ml) kristaloid 7001400 ml

10% kedua (350 ml) koloid 350 ml


100 ml darah 100 ml

Terapi Cairan Perioperatif


Pasca operasi
Terapi cairan pasca bedah ditujukan untuk :
a.Memenuhi kebutuhan air, elektrolit, nutrisi
b.Mengganti kehilangan cairan pada masa
paska bedah (cairan lambung, febris)
c.Melanjutkan penggantian defisit pre
operatif dan durante operatif
d.Koreksi gangguan keseimbangan karena
terapi cairan

Cairan Intravena
Cairan Kristaloid

Sebagai cairan resusitasi awal


perdarahan, syok septik, luka bakar,
cedera kepala mempertahankan tekanan
perfusi serebral.
Waktu paruh 20-30 menit
Jika 3-4 L kristaloid telah diberikan, respon
hemodinamik tidak memadai, koloid dapat
ditambahkan.

Cairan Intravena
Cairan Koloid
Sifat osmotik + berat molekul tinggi
mempertahankan cairan di dalam
intravaskular
Waktu paruh antara 3 dan 6 jam.

Cairan Koloid
Indikasi yang berlaku umum untuk koloid :
Pasien dengan defisit cairan intravaskular yang
parah, misalnya, syok hemoragik
Hipoalbuminemia atau kondisi berat yang
berhubungan dengan besar kerugian protein
seperti luka bakar. Pada pasien luka bakar koloid
juga harus dipertimbangkan jika cedera
melibatkan lebih dari 30 % dari luas permukaan
tubuh atau jika lebih dari 3-4 L kristaloid telah
diberikan 18-24 jam postinjury

Indikasi Tranfusi
1. Tranfusi Sel Darah Merah
2. Tranfusi Trombosit
3. Tranfusi Plasma Beku Segar (Fresh
Frozen Plasma)
4. Transfusi Kriopresipitat

Tranfusi Sel Darah Merah


Hampir selalu diindikasikan pada
kadar Hemoglobin (Hb) <7 g/dl,
terutama pada anemia akut
Transfusi dapat ditunda jika pasien
asimptomatik

Tranfusi Sel Darah Merah


Kadar Hb bukan satu-satunya
faktor penentu untuk transfusi
sel darah merah
kondisi pasien
tanda dan gejala hipoksia
kehilangan darah
risiko anemia karena penyakit yang
diderita oleh pasien

Tranfusi Sel Darah Merah


Neonatus
dengan gejala hipoksia Hb = 11 g/dL
tidak ada gejala Hb = 7 g/dL
terdapat penyakit jantung atau paru
Hb =13 g/dL

Tranfusi Sel Darah Merah


Hindari transfusi darah simpan >10
hari karena tingginya potensi efek
samping akibat penyimpanan
Darah yang disimpan >7 hari
memiliki kadar kalium yang tinggi,
pH rendah, debris sel tinggi, usia
eritrosit pendek dan kadar 2,3diphosphoglycerate rendah

Transfusi trombosit
Mengatasi perdarahan
trombositopenia (<50.000/uL)
bila terdapat perdarahan mikrovaskular difus
batasnya menjadi <100.000/uL

Profilaksis
trombosit <50.000/uL pada pasien yang akan
menjalani operasi, prosedur invasif lainnya
atau sesudah transfusi massif

Pasien dengan kelainan fungsi trombosit


yang mengalami perdarahan

Transfusi Plasma Beku Segar


(Fresh Frozen Plasma)
Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B)
dan faktor inhibitor koagulasi baik yang
didapat atau bawaan bila tidak tersedia
konsentrat faktor spesifik atau kombinasi.
Neutralisasi hemostasis setelah terapi
warfarin bila terdapat perdarahan yang
mengancam nyawa.

Transfusi Plasma Beku Segar


(Fresh Frozen Plasma)
Adanya perdarahan dengan
parameter koagulasi yang abnormal
setelah transfusi masif atau operasi
pintasan jantung atau pada pasien
dengan penyakit hati.

Tranfusi Kriopresipitat
Profilaksis pada pasien dengan defisiensi
fibrinogen yang akan menjalani prosedur
invasif dan terapi pada pasien yang
mengalami perdarahan
Pasien dengan hemofilia A dan penyakit
von Willebrand yang mengalami
perdarahan atau yang tidak responsif
terhadap pemberian desmopresin asetat
atau akan menjalani operasi

Daftar Pustaka
Sherwood, lauralee.2011. Fisiologi manusia dari sel ke
system. Jakarta:EGC
Suntoro, A, Terapi Cairan Perioperatif , dalam Muhiman,
M. dkk.,Anestesiologi, CV. Infomedika, Jakarta
Latief, Said A, dkk. 2001. Anestesiologi Ed. 2.Jakarta:
FKUI
Morgan, G. Edward Jr,. Maged, S. Mikhail, and
Murray,Michael J,. 2006. Clinical Anesthesiology, Fourth
Edition. United States of America: Appleton & Lange.
Collins, VI.1996.Fluids and Electrolytes in Physicologic
and Pharmachologic Bases of Anesthesia. Williams &
Wilkins, USA, p : 165-187.

Anda mungkin juga menyukai