Penentuan HPP Percetakan Sablon
Penentuan HPP Percetakan Sablon
PERCETAKAN SABLON
OTAKKANAN production di Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Disusun oleh:
ILHAM
NIM. C2C 606 064
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Penyusun
: Ilham
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
ii
Nama Penyusun
: Ilham
Judul Skripsi
Tim Penguji:
(.................................................)
(.................................................)
(.................................................)
iii
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Ilham, menyatakan bahwa skripsi
dengan
judul:
Penentuan
Harga
Pokok
Produksi
Percetakan
Sablon
iv
Ilham
)
NIM: C2C 606 064
ABSTRAK
ABSTRACT
Small and Medium Enterprises is an industry that departs from the family
or the home-based industry. Small and Medium Enterprises can be seen as a
safety valve in the process of economic recovery, it is based on the role of Small
and Medium Enterprises as the monetary crisis in 1998. Despite that Small and
Medium Enterprises are still faced with the problem of Small and Medium
Enterprises in the administrative process itself.
One issue that arises is the report on the costs that determine the cost of
production. According to one survey of Small and Medium Enterprises in
Yogyakarta, which is engaged in printing services printing "OTAKKANAN
production, Small and Medium Enterprises only records incoming and outgoing
expenses are simple (just a reminder) and does not consider the economic life of
the fixed assets owned businesses.
By set "OTAKKANAN production" as an object of study, this research
seeks to apply the appropriate calculation of Cost of Production accepted
accounting guide, the company and compare with calculations applied Cost of
Production "OTAKKANAN production" itself.
Keyword: Cost Accounting, Cost of Production
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Penentuan Harga Pokok Produksi Percetakan Sablon
OTAKKANAN production di Yogyakarta dengan baik.
Shalawat dan Salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad
SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang selalu berjuang
mengikuti risalahnya, dan semoga kita termasuk di antara mereka, ummat yang
selalu memperjuangkan Islam dan mampu meneladani Beliau.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang. Meskipun beberapa kesulitan telah dialami
penulis dalam menyusun skripsi ini, namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan
dan doa dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Abdul Kadir dan Ibu Habibah selaku orang tua yang berjuang
mendidik dengan sabar dan memberikan yang terbaik bagi hidup
penulis.
2.
Bapak Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, M.Si, Akt, Ph.D, selaku Dosen
Wali dan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro atas kesabaran yang telah diberikan dalam membimbing
dan memotivasi penulis.
3.
4.
viii
5.
6.
7.
bisa
memahami
penulis
serta
mengingatkan
penulis,
9.
ix
Ilham
)
NIM: C2C 606 064
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
ii
iii
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
ABSTRACT .......................................................................................................
vi
vii
viii
xi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................
11
15
17
19
22
27
27
31
31
31
31
xi
33
34
36
36
36
40
42
43
43
45
48
56
BAB V PENUTUP.........................................................................................
58
58
59
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Modal Awal Usaha Sablon ............................................................
41
46
47
48
53
54
55
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
penentuan harga pokok produksi (HPP) yang tepat. Penentuan HPP menjadi hal
yang sangat penting karena dapat menjadi hal yang menentukan pendapatan para
pelaku UKM karena berkaitan dengan laba yang akan diperoleh perusahaan.
Komponen pembentukan laba adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil
penjualan produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sedangkan biaya
adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi
atau menghasilkan suatu barang dan jasa. Biaya tersebut disebut sebagai biaya
harga pokok atau harga pokok produksi (Mulyadi, 1992).
Untuk menentukan besarnya biaya yang dikeluarkan harus tepat dan akurat
sehingga biaya-biaya yang ada atau dikeluarkan dalam proses produksi akan
menunjukkan harga pokok sesungguhnya. Penentuan harga pokok produksi
merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok
produksi adalah untuk menentukan harga jual produk serta penentuan harga pokok
persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam
neraca. Harga jual yang terlalu tinggi akan menjadikan produk kurang bersaing di
pasar, sementara harga jual yang terlalu rendah akan tidak memberikan
keuntungan bagi pengusaha.
Permasalahan mengenai HPP umumnya berakar dari kurang baiknya atau
bahkan tidak adanya proses (pencatatan) akuntansi yang baik yang dilakukan oleh
para pelaku UKM. Hal ini terjadi karena UKM tidak dibiasakan untuk melakukan
pencatatan dan penyusunan laporan keuangan sebagai gambaran kegiatan usaha
dan posisi perusahaan. Dengan demikian laporan keuangan nampaknya menjadi
salah satu komponen yang seharusnya dimiliki oleh UKM jika mereka ingin
adalah informasi mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik (Mulyadi, 2002). Ketiga jenis biaya tersebut harus ditentukan
secara cermat, baik dalam pencatatan maupun penggolongannya. Sehingga
informasi pokok produksi yang dihasilkan dapat diandalkan, baik untuk penentuan
harga jual produk maupun untuk perhitungan laba rugi periodik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan metode penentuan
harga pokok produksi yang digunakan oleh OTAKKANAN production sebagai
penentuan harga jual produknya. Asumsi awal yang ada adalah bahwa penggunaan
metode yang masih sangat sederhana yang digunakan oleh pemilik usaha belumlah
optimal, sehingga manakala hal tersebut terjadi, maka penelitian ini juga mencoba
memberikan satu langkah perhitungan HPP dengan berdasarkan pada data-data
yang ada dan membandingkannya dengan HPP yang digunakan oleh perusahaan
dalam menentukan harga jual produk.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang akan diangkat tersebut
maka dalam skripsi ini penulis mengambil judul: PENENTUAN HARGA
POKOK
PRODUKSI
PERCETAKAN
SABLON
OTAKKANAN
production di Yogyakarta.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Biaya
2.1.1. Pengertian Biaya
Pemahaman mengenai biaya penting sekali karena penerapan biaya yang
tepat dapat digunakan untuk membantu proses perencanaan, pengendalian, dan
pembuatan keputusan ekonomi. Terdapat berbagai macam pengertian atau definisi
biaya, yang masing masing berbeda. Karena itu, tidak jarang terjadi perbedaan
pengertian definisi dan menyadari sepenuhnya betapa penting arti biaya tersebut
dalam menjalankan tujuan sehari-hari. Ketidaktepatan atau kesalahtafsiran biaya,
bisa berakibat pembuatan keputusan yang kurang tepat. Para akuntan, ekonom dan
teknisi, dari masing-masing bagiannya memiliki dan menggunakan konsep yang
meskipun tidak bertentangan satu dengan yang lainnya namun tetap tampak adanya
perbedaan. Maka dari itu tidak mudah untuk mendefinisikan atau menjelaskan
istilah biaya tanpa menimbulkan kesangsian atau keragu-raguan akan akuntan yang
mencoba merumuskan konsep atau pengertian biaya yang lazim digunakan dalam
dunia akuntansi.
Adapun pengertian biaya ada beberapa pendapat yang mengemukakan:
Menurut Lesmono (1998: 1-2) biaya adalah harga pokok yang dimanfaatkan atau
dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. Contoh bila perusahaan mempunyai
sejumlah bahan yang dibeli dengan harga tertentu, kemudian sebagian dipakai
untuk membuat barang, maka nilai bahan yang dipakai disebut biaya bahan. Biaya
bahan tersebut sebagian diambilkan dari harga pokok bahan. Menurut Harnanto
(1992: 24) biaya (cost) adalah jumlah uang yang dinyatakan dari sumber-sumber
ekonomi yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan
tertentu. Menurut Supriyono (1987: 185) biaya didefinisikan sebagai pengorbanan
ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Dengan kata lain biaya
adalah harga perolehan barang atau jasa yang diperlukan oleh organisasi.
Besarnya biaya diukur dalam satuan moneter, di Indonesia adalah rupiah, yang
jumlahnya dipengaruhi oleh transaksi dalam rangka pemilihan barang dan jasa
tersebut. Menurut Mulyadi (2007: 24) definisi biaya dibagi atas dua yaitu biaya
dalam arti luas dan biaya dalam arti sempit. Dalam arti luas biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi
dan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit,
biaya diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya sebagai suatu
pengorbanan atas sumber-sumber ekonomi untuk mendapatkan sesuatu atau
mencapai tujuan tertentu yang bermanfaat pada saat ini atau pada masa yang akan
datang (pendapatan). Istilah biaya, kadang-kadang dianggarkan sinonim dengan (1)
harga pokok dan (2) beban dari sesuatu atau tujuan tertentu tersebut.
Sebagai harga pokok, biaya dapat diukur atau merupakan harga pertukaran
atas sumber ekonomis yang dikorbankan atau diserahkan untuk mendapatkan suatu
barang, jasa atau aktiva. Tetapi kadang-kadang juga diukur berdasar harga pasar
dan aktiva yang didapat. Sedangkan biaya sebagai beban adalah apabila
pengorbanan yang diperlukan itu terjadi dalam rangka merealisasikan pendapatan.
berbeda dihasilkan dari faktor biaya yang sama, maka akan timbul biaya
gabungan. Biaya gabungan terjadi sebelum titik pemisahan. Yang termasuk
joint cost tidak hanya biaya bahan, akan tetapi semua biaya yang terjadi
dalam proses produksi sampai produk dapat dipisahkan (Split-off point).
Common Cost
Common Cost berkaitan dengan pemakaian fasilitas secara bersama
oleh dua pemakai atau lebih. Yang termasuk dalam Common Cost adalah
biaya yang terjadi di Departemen Jasa yang kemudian dialokasikan ke
departemen produksi
kata lain, jika pemakai informasi akuntansi ingin mengetahui berapa besarnya
biaya untuk sesuatu (mengukur), maka sesuatu itu disebut sebagai obyek biaya.
Dalam pengertian demikian obyek biaya bisa berupa produk, jasa, bagian atau
departemen tertentu dalam suatu perusahaan, dan segala sesuatu yang membuat
kita ingin mengetahui seberapa banyak sumber-sumber ekonomi yang diperlukan
(mengukur) untuk mewujudkan atau merealisasikannya. Karena obyek biaya
terdapat pada setiap perusahaan atau organisasi, apapun jenis usaha dan
kegiatannya, maka akuntansi biaya sebagai suatu sistem informasi yang tidak
hanya dapat diaplikasikan tetapi lebih dari itu dan diperlukan oleh perusahaan yang
bergerak baik di bidang perdagangan maupun jasa.
Dalam akuntansi, proses penentuan harga pokok atau perhitungan biaya
untuk melaksanakan sesuatu kegiatan disebut costing. Proses itu sendiri harus
dilakukan secara sistematis yang meliputi tahap-tahap pengumpulan biaya,
penggolongan ke dalam berbagai kategori, misalnya biaya bahan, biaya tenaga
kerja, biaya overhead pabrik, dan kemudian pengalokasiannya kepada obyekobyek biaya. Dalam hal ini terdapat berbagai metode alternatif pengumpulan,
penggolongan dan alokasi biaya kepada obyek-obyek biaya. Namun demikian,
diantara ketiga tahap tersebut tahap penggolongan biaya perlu mendapatkan
perhatian khusus. Ini disebabkan oleh karena hakikat dan relevansi informasi
akuntansi, termasuk biaya, antara lain tercermin pada cara informasi tersebut
diklasifikasikan.
10
11
langsung departemen.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect cost).
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya
disebabkan oleh adanya sesuatu yang dibiayai. Dalam hubungannya
dengan produk, biaya tidak langsung, tidak mudah diidentifikasikan
dengan produk. Gaji mandor yang diawasi pembuatan produk, A, B, dan
C merupakan biaya yang tidak langsung bagi produk A, B, C karena gaji
mandor tersebut terjadi bukan karena perusahaan memproduksi satu
macam produk. Jika perusahaan memproduksi satu macam produk, maka
semua biaya merupakan biaya langsung dalam hubungannya dengan
produk. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sering
disebut dengan istilah biaya overhead pabrik (factory overhead costing).
2. Pengolongan biaya atas dasar fungsi pokok dalam perusahaan.
Pada perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena
itu di dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
a. Biaya Produksi
Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Biaya ini meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhaed pabrik. Biaya bahan
baku tersebut yang diolah dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja
langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan secara
12
pemasaran
merupakan
biaya-biaya
yang
terjadi
untuk
13
persatuan dipengaruhi
volume kegiatan.
14
oleh perubahan
15
mendefinisikan harga pokok sebagai berikut: Harga pokok dapat berarti sebagai
bagian dari harga perolehan suatu aktiva yang ditunda pembebanannya dimasa
yang akan datang.
Menurut Lesmono (1998: 1) harga pokok adalah nilai pengorbanan untuk
memperoleh barang dan jasa yang diukur dengan nilai mata uang. Besarnya biaya
diukur dengan berkurangnya atau timbulnya utang. Mulyadi dalam bukunya yang
berjudul Akuntansi Biaya (1991) mengungkapkan bahwa biaya produksi
membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung harga
pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih
dalam proses. Menurut Mulyadi (2007: 10) harga pokok produksi atau disebut
harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang
yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan.
Mulyadi lebih lanjut menjelaskan bahwa, biaya produksi merupakan
biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan pengolahan bahan baku
menjadi barang jadi. Sedangkan menurut Supriyono (1999: 144) biaya-biaya
dalam penentuan harga pokok produksi terdiri dari tiga unsur:
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya bahan yang dipakai untuk diolah dan akan
menjadi bahan produk jadi. Bahan dari suatu produk merupakan bagian
terbesar yang membentuk suatu produk jadi, sehingga dapat diklasifikasikan
secara langsung dalam harga pokok dari setiap macam barang tersebut.
16
17
memerlukan
informasi
biaya
produksi
yang
18
yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disajikan dalam
neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
19
20
21
22
masing-masing
kelompok
biaya
(Cost
Pool)
tersebut
23
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx +
xxx
Persediaan akhir
(xxx)
xxx
24
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya
overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya
pemasaran, biaya administrasi dan umum).
2. Metode Variabel costing
Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok
produksi yang hanya menghitung biaya produksi yang berperilaku variabel
ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Metode variabel
costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut:
Persediaan awal
xxx
xxx
xxx
xxx +
xxx
Persediaan akhir
(xxx)
xxx
25
overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum
tetap).
Metode full costing maupun variable costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi. Menurut (Subagyo, 2006) perbedaan
metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi
yang berperilaku tetap. Dalam full costing biaya overhead pabrik baik yang
berperilaku tetap maupun variabel dibebankan kepada produk atas dasar
biaya overhead pabrik sesungguhnya. Sedangkan dalam metode variabel
costing, biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk hanya biaya
yang berperilaku saja.
Menurut metode harga pokok penuh selisih antara tarif yang
ditentukan di muka dengan Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya dapat
diperlakukan sebagai penambah atau pengurang harga pokok produk yang
belum laku dijual (harga pokok persediaan).
Terdapat perbedaan dalam penyajian laporan rugi laba antara metode
harga pokok penuh dan metode harga pokok variabel, terutama dasar yang
digunakan dalam klasifikasi biaya.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Bahan Baku
a. Film sablon
Model gambar/desain/tulisan yang bakal kita tuangkan dalam objek
sablon. Film ini dibikin melalui desain komputer yang diprint pake tinta
laser. Desain sablon kebanyakan dibikin pake Corel ataupun Adobe.
b. Screen (Cetakan gambar/film)
Media yang dipake untuk mengantarkan tinta sablon ke objek sablon.
Bentuknya balok yang disusun persegi empat kemudian dipasang kain
khusus. Ukurannya bermacam-macam.
-
27
Harga= Rp 3.000
d. Frame
Untuk mengunci posisi screen agar tidak bergerak.
-
Harga= Rp 350.000
Harga= Rp 350.000
f. Bahan Kain
-
h. Pengencer m3
Gunanya buat mencampurkan tinta agar sesuai dengan tingkat kekentalan
dan warnanya.
-
Harga= Rp 6.000
28
i. Papan Triplek
Gunanya adalah untuk menempelkan objek sablon (kaos) sehingga bisa
pada posisi tetap saat dipakai untuk bekerja.
-
j. Meja afdruk
Fungsi utama sebagai alat untuk afdruk screen sablon yang akan kita pakai
untuk bekerja, fungsi lainnya adalah untuk melakukan cek film setelah kita
cetak dan melakukan perbaikan atas hasil cetak atau print film jika ada
masalah.
-
Harga= Rp 150.000
k. Obat afdruk
Sebuah bahan sablon yang gunanya untuk melapisi screen sablon agar
selanjutnya bisa dibuat untuk media transfer film sablon yang telah kita
siapkan.
-
Harga= Rp 45.000
l. Alat press
Untuk pematangan hasil sablon pada objek agar awet
-
Harga= Rp 2.500.000
m. Hair dryer
Untuk proses pengeringan warna 1 ke warna selanjutnya dalam proses
penyablonan.
-
Harga= Rp 180.000
29
n. Setrika
-
Harga= Rp 150.000
o. Plastik packaging
-
Harga= Rp 200
p. Jahit
Menggabungkan 2 sisi pola kain menjadi sebuah kaos.
-
Rubber
Super white
Flocking
Fosfor
Foaming
30
31
2. Data Sekunder
Data tambahan yang berisi informasi yang ada hubungannya dengan obyek
penelitian. Data sekunder itu biasanya telah tersusun dalam bentuk
dokumendokumen. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari
laporan keuangan atau catatan akuntansi perusahaan (OTAKKANAN
production). Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya bahan yang dipakai untuk diolah dan
akan menjadi bahan produk jadi. Bahan dari suatu produk merupakan
bagian terbesar yang membentuk suatu produk jadi, sehingga dapat
diklasifikasikan secara langsung dalam harga pokok dari setiap macam
barang tersebut.
b. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja merupakan balas jasa yang diberikan kepada
karyawan produksi baik yang secara langsung maupun yang tidak
langsung turut ikut mengerjakan produksi barang yang bersangkutan.
c. Biaya Overhead Pabrik
Merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung pada
suatu hasil produk. Biaya ini meliputi biaya-biaya selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja.
32
tidak
terstruktur
karena
mewawancarai
dalam
bentuk
komunikasi langsung antara peneliti dan responden tetang garis besar obyek
penelitian saja tidak secara lengkap menyeluruh (detail). Komunikasi yang
berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka,
sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang
melengkapi kata-kata verbal.
2. Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dengan melakukan pencatatan atau mencari
data-data mengenai hal-hal atau variabel seperti biaya produksi, hasil
produksi, dan data lainnya yang berkaitan dengan penelitian di dalam
perusahaan. Data-data tersebut bias berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 2002: 206). Data yang dihasilkan dari dokumenter adalah data
laporan keuangan yang berkaitan degan harga pokok produksi, biaya tetap,
seperti biaya listrik yang digunakan perusahaan OTAKKANAN production.
33
dengan
mempertimbangkan
dan
membandingkan
antara
xxx
xxx
xxx
xxx +
xxx
34
merekomendasikan
harga
pokok
produksi
pada
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
35