Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MINAT BELI KONSUMEN BELIA DI YOGYAKARTA


TERHADAP PRODUK EMINA

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta

Disusun Oleh:
Kanaya Rosalita Agung Putri
1800011090

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
AGUSTUS 2022
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT BELI KONSUMEN BELIA DI YOGYAKARTA
TERHADAP PRODUK EMINA

Diajukan Oleh:

KANAYA ROSALITA AGUNG PUTRI

NIM: 1800011090

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Dyah Fitriani, S.E., M.M Tanggal ...................................


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT BELI KONSUMEN BELIA DI YOGYAKARTA
TERHADAP PRODUK EMINA

Diajukan Oleh

KANAYA ROSALITA AGUNG PUTRI


NIM: 1800011090

Skripsi ini Dipertahankan dan Disahkan di Depan


Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Tanggal:

Yang terdiri dari

Ketua

Anggota Anggota

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ahmad Dahlan

---------------------------

NIP/NIY.
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya dengan judul
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI
KONSUMEN BELIA DI YOGYAKARTA TERHADAP PRODUK EMINA” ini
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu Perguruan Tinggi, dan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya melakukan ha;-hal tersebut diatas yakni
mengakui karya orang lain seolah-olah sebagai karya saya sendiri, maka dengan ini
saya menyatakan menarik skripsi saya, selanjutnya ijazah dan gelar yang telah saya
terima dari universitas saya nyatakan gugur.

Yogyakarta, .....................................

Yang menyatakan

Kanaya Rosalita Agung Putri

Saksi 1, Ketua Tim Penguji

...........................................

Saksi 2, Anggota Tim Penguji Saksi 3, Anggota Tim


Penguji
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN BELIA DI YOGYAKARTA

TERHADAP PRODUK EMINA”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Progam Studi

Manajemen Universitas Ahmad Dahlan.

Kelancaran dalan prosesn penulisan skripsi ini berkat bimbingan, arahan serta

petunjuk dan kerjasama dari berbagai pihak, baik dalam tahap persiapan, penyusunan

hingga terselesaikannya skripsi ini. Dalam kesempatan ini ingin menyampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya, terkhusus untuk orangtua

dan keluarga yang penulis cintai, yang senantiasa memberikan dukungan moril

maupun materil hingga terselesainya studi.

Ucapan terima kasih serta penghargaan setinggi-tinggiya penulis sampaikan

pula kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Muchlas Arkanuddin, M.T selaku Rektor Universitas Ahmad

Dahlan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk penulis

menimba ilmu di Universitas Ahmad Dahlan.


2. Ibu Dr. Dini Yuniarti, S.E., M.Si., CIQnR. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan selalu memberikan surat izin

dalam melakukan penelitian/kegiatan perkuliahan di Universitas

Ahmad Dahlan.

3. Ibu Tina Sulistiyani, S.E,. M.M selaku Wakil Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan.

4. Ibu Dyah Fitriani, S.E., M.M selaku Kaprodi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan dan selaku pembimbing bagi

penulis yang memberikan banyak nasihat dan membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan Program Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Ahmad Dahlan, yang telah memotivasi penulis, dari awal

sampai selesainya penulisan ini.

6. Kedua orang tua yang penulis sayangi dan hormati, Bapak Agung

Hariyanto dan Ibu Anjar Pratiwi yang telah memfasilitasi saya dalam

segi apapun, terima kasih doa dan dukungannya.

7. Kakak penulis Carrisa Sarita Agung Putri, S.Pd. dan adik penulis

Muhammad Eka Ramdhani, terima kasih doa dan dukungannya.

8. Mochammad Rizky Laksana, yang sejak SMA hingga

terselesaikannya skripsi penulis selalu mendampingi suka dan duka,

mendengarkan keluh kesah penulis, memberi semangat, masukan dan


ikut serta berjuang dengan penulis dalam hal apapun, terima kasih atas

segalanya. Semoga skrikpi Anda juga dapat diselesaikan dengan baik.

9. Annisa Inas Anindita, sahabat penulis yang selalu membantu suka dan

duka, mendengarkan keluh kesah penulis kapanpun, memberi penulis

semangat untuk menyelesaikan skripsi, walaupun sempat

meninggalkan saya merantau ke luar kota, terima kasih penulis

ucapkan.

10. Sahabat-sahabat penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

terima kasih atas dukungannya.

11. Teman–teman mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan Angkatan 2018.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sadar masih banyak kekurangan baik

dalam penulisan maupun sumber-sumber referensi. Penulis akui itulah kemampuan

maksimal yang dapat penulis berikan dalam penyusunan skripsi. Maka dari itu

penulis berharap dapat menerima kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini

dapat lebih baik dan dapat menjadi sumber ilmu yang bermanfaat bagi orang lain.

Wassalamualaikum. Wr. wb
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri kosmetik saat ini merupakan industri yang sangat tumbuh dan

berkembang pesat. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh jumlah penduduk

perempuan Indonesia yang mencapai 136,36 juta jiwa, hal tersebut dapat

menjadi potensi pasar yang tidak bisa diabaikan. Persaingan industri kosmetik

yang semakin ketat mengharuskan perusahaan untuk menciptakan inovasi

produk agar dapat bersaing. Pendorong pertumbuhan pasar industri kosmetik

salah satunya disebabkan karena adanya pergeseran tren kecantikan yang

memunculkan berbagai jenis kosmetik untuk konsumen.

Dalam persaingan industri kosmetik yang semakin ketat, tidak semua

perusahaan industri kosmetik menciptakan produk-produk yang aman untuk

remaja dan dengan harga yang terjangkau. Rata-rata produk yang diciptakan

ditujukan khusus untuk kalangan dewasa yang belum tentu aman untuk para

remaja dan mempunyai harga yang relatif tinggi, sehingga kurang cocok

untuk remaja. Berkaitan dengan hal tersebut, PT. Paragon Technology &

Innovation mencoba untuk menciptakan produk kosmetik yang dikhususkan

untuk para remaja yang ingin mencoba memakai kosmetik dan mempunyai

harga yang terjangkau dengan brand yang bernama Emina. Sebelumnya, PT.

Paragon Technology & Innovation sudah menciptakan brand kosmetik yang


bernama Wardah dan Make Over. Kedua brand tersebut dikhususkan untuk

kalangan dewasa dan mempunyai harga jual yang relatif tinggi. Maka dari itu

PT. Paragon Technology & Innovation menciptakan produk yang aman

digunakan untuk remaja dan mempunyai harga terjangkau dengan nama

Emina.

Selain dengan melihat faktor aman dan penawaran harga yang

terjangkau, ada faktor lain yang mempengaruhi minat beli remaja terhadap

produk Emina. Pemasaran digital dan duta merek dapat mempengaruhi faktor

lain dalam menentukan minat beli. Dengan pesatnya perkembangan teknologi

dan informasi, banyak perusahaan yang menggunakan internet dan teknologi

informasi untuk beriklan, atau yang disebut dengan digital marketing.

Tentunya peran digital marketing sendiri sangat berguna untuk memberikan

informasi kepada masyarakat mengenai produk yang ingin mereka gunakan

dan cara mendapatkan produk tersebut. Dalam hal ini, pelaku usaha dapat

menggunakan media sosial untuk melakukan digital marketing yang dianggap

tepat. Karena hampir semua orang memiliki dan menggunakan media sosial.

Salah satu perusahaan yang menggunakan pengembangan teknis dan

informasi adalah perusahaan kosmetik. Keuntungan pemasaran digital

perusahaan adalah meminimalkan waktu, tenaga, dan biaya dari promosi

hingga penjualan. Dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan,


banyak perusahaan mulai menggunakan jasa duta merek untuk

mempromosikan produk mereka.

Selain pemasaran digital, banyak perusahaan yang menggunakan

individu ataupun kelompok yang memiliki tingkat popularitas tinggi serta

memiliki daya tarik untuk mempengaruhi dan mengajak konsumen untuk

memakai produk yang dipasarkan. Istilah ini disebut sebagai duta merek.

Dengan menunjuk duta merek, perusahaan dapat mendapat keuntungan.

Contohnya menarik perhatian konsumen terhadap iklan serta menimbulkan

keinginan terhadap minat beli konsumen suatu produk. Penggunaan duta

merek juga berfungsi sebagai pemberi nilai positif terhadap suatu merek

sehingga minat beli konsumen semakin tinggi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan

penelitian yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN.”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang penelitian tersebut, dapat dikemukakan beberapa

pertanyaan penelitian, antara lain:

1. Apakah pemasaran digital berpengaruh terhadap minat beli?

2. Apakah harga berpengaruh terhadap minat beli?


3. Apakah duta merek berpengaruh terhadap minat beli?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mempersempit batasan masalah yang

menjadi bahan untuk penelitian. Adapun batasan masalah secara rinci adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian ini dibatasi pada penggunaan produk-produk Emina di

Yogyakarta

2. Responden yang akan dipilih yaitu remaja usia belia yang masih

bersekolah di SMP ataupun SMA di Yogyakarta yang pernah atau masih

menggunakan produk-produk Emina.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh pemasaran digital terhadap minat beli

2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap minat beli

3. Untuk mengetahui pengaruh duta merek terhadap minat beli


E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya

khususnya dengan topik yang sama.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat membantu pengembangan perusahaan mengenai

faktor yang dapat mendorong minat beli pada konsumen.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI

1. PENGERTIAN PEMASARAN DIGITAL

Pemasaran digital (digital marketing) adalah istilah umum untuk

pemasaran barang atau jasa yang ditargetkan, terukur, dan interaktif

dengan menggunakan teknologi digital (Wati, Martha, dan Indrawati,

2020:11). Pemasaran merupakan hal penting dalam sebuah usaha.

Pemasaran sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu offline dan online.

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi saat ini menuntut

pemasar untuk lebih inovatif dalam mengembangkan usahanya, tentunya

dalam memperluas pasar. Salah satu cara yang saat ini sedang menjadi

tren adalah penggunaan teknologi digital yang merupakan cara paling

efektif untuk memperluas pasar. Hal ini juga didukung oleh pendapat

Dede Deniawan (2016: 10) yang mengemukakan bahwa pemasaran online

merupakan suatu strategi pemasaran yang dikembangkan berdasarkan

kemajuan zaman dan kemajuan teknologi manusia yang dimanfaatkan

untuk memasarkan suatu produk atau jasa melalui jaringan internet.

Pemasaran digital juga menjadi salah satu metode iklan yang dilakukan
dengan memanfaatkan jaringan internet serta teknologi informasi.

Pemasaran digital juga suatu bentuk usaha dalam mempromosikan dan

memasarkan sebuah merek dengan media digital. Banyak pengusaha yang

menerapkan pemasaran digital sebagai strategi dalam memasarkan merek

mereka. Hal tersebut ialah dampak dari semakin meningkatnya jumlah

pengguna internet sehingga pemasar menjadikan sebagai lahan pemasaran

dengan prospek paling besar.

Banyak perusahaan yang mulai melakukan pemasaran digital

karena lebih murah daripada beriklan melalui media massa seperti TV,

radio atau media lainnya. Penerapan digital marketing perlu dipertahankan

dan dimutakhirkan secara terus menerus untuk menarik konsumen

membeli produknya. Dengan penerapan digital marketing, pemasar dapat

mengurangi tugas-tugas yang dapat menyita banyak waktu dan tenaga.

Dengan demikian, digital marketing memudahkan pemasar untuk

memasarkan produknya secara lebih menyeluruh dan luas. Pendapat lain

juga diungkapkan oleh Kleindl dan Burrow 2005 dalam (Saputro &

Sugiharto, 2018) pemasaran digital (digital marketing) adalah suatu proses

perencanaan dan pelaksanaan dari konsep, ide, harga, promosi dan juga

distribusi. Sederhananya, dapat dipahami sebagai pengembangan dan

pemeliharaan hubungan yang saling menguntungkan antara konsumen dan

produsen. Digital marketing sendiri sangat penting untuk sebuah bisnis


dan di era modern saat ini, dengan adanya digital marketing, pemasar

lebih mudah untuk menemukan konsumennya. Hal ini sesuai dengan

banyaknya pengguna internet khususnya media sosial, sehingga belanja

online dapat menjadi pilihan yang nyaman bagi konsumen saat berbelanja.

Selain menjual produk, kegiatan digital marketing juga dapat menciptakan

brand bagi produk yang akan dibawa ke pasar. Dimensi-dimensi dari

pemasaran adalah sebagai berikut :

a. Interactive yaitu merupakan hubungan dua arah antara pihak perusahaan

dengan konsumen yang dapat memberikan info dan dapat diterima dengan

baik dan jelas.

b. Incentive merupakan program-program yang menarik tentu menjadi

keunggulan dalam setiap promosi yang dilakukan. Program-program ini juga

diharapkan agar dapat memberikan nilai yang lebih kepada perusahaan.

c. Site design merupakan tampilan menarik dalam media digital marketing

yang dapat memberikan nilai positif bagi perusahaan.

d. Cost yang mana merupakan salah satu teknik promosi yang memliki tingkat

efisiensi yang tinggi sehingga dapat menekan biaya dan waktu transaksi.

2. DUTA MEREK (BRAND AMBASSADOR)

Duta merek (brand ambassador) adalah seseorang yang menyukai

suatu merek, dan ia bersedia untuk berbicara tentang merek itu, dan

bahkan mau menyebarkan informasi tentang brand tersebut (Doucett,


dikutip dalam Saputro 2018). Suatu perusahaan menunjuk individu atau

kelompok sebagai simbol atau identitas untuk mewakili suatu produk

tertentu guna menghadirkan citra terbaik dari merek produk tersebut

sehingga disebarluaskan oleh duta merek. Dengan menunjuk seorang duta

merek, perusahaan dapat menarik dan mengajak konsumen untuk membeli

dan menggunakan produk. Biasanya perusahaan menunjuk seseorang

dengan tingkat popularitas yang sangat tinggi untuk menciptakan daya

tarik konsumen sendiri.

Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Goutam dalam (Saputro dan

Sugiharto, 2018) yang mengemukakan bahwa, duta merek (brand

ambassador) adalah seseorang yang mewakili suatu brand. Menurutnya,

peran brand ambassador adalah untuk meningkatkan daya tarik dari

sebuah iklan. Penggunaan brand ambassador dilakukan oleh perusahaan

untuk mempengaruhi atau mengajak konsumen menggunakan produk,

penggunaan brand ambassador seringkali menggunakan tokoh-tokoh

terkenal. Penggunaan brand ambassador tidak hanya dapat membangun

kepercayaan terhadap suatu merek, tetapi juga dapat mendorong

konsumen untuk mengasosiasikan dirinya dengan brand ambassador dari

produk yang digunakannya. Dengan menunjuk brand ambassador, ia

bertujuan untuk menunjukkan identitas perusahaan dari segi penampilan,

sikap, nilai dan etika. Kunci seorang duta merek adalah kemampuan
menggunakan strategi promosi yang akan membangun pelanggan dan

memotivasi konsumen untuk membeli lebih banyak produk. Menurut Shaz

Smilansky dalam (Saputro dan Sugiharto, 2018), seorang duta merek

dikatakan berhasil dalam menjalankan fungsinya dapat diukur dengan 4

indikator, yaitu:

a. Daya Tarik

Popularitas yang terkait dengan selebritas itulah yang diwakili

oleh suatu produk. Mekanisme proses terkait visibility adalah ketika

seorang brand ambassador dianggap memiliki faktor visibility yang

tinggi, hal ini diharapkan dapat dilihat dari perhatian brand

ambassador dalam kegiatan pemasaran, sehingga brand yang

dipasarkan juga terlihat atau dikenali oleh konsumen. Selain itu,

visibilitas brand ambassador juga bisa ditentukan dari jumlah fans

yang dimiliki seorang selebriti.

b. Keahlian

Secara khusus, tingkat keahlian dan objektivitas sang bintang.

Keahlian meliputi pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang

dimiliki brand ambassador terkait dengan brand yang didukung.

Seorang brand ambassador yang dipandang ahli dalam suatu topik

tertentu lebih persuasif dalam mengubah pandangan konsumen


terhadap topik tersebut atau dalam bidang keahliannya. Sedangkan

objektivitas sendiri lebih mengacu pada kemampuan selebriti dalam

memberikan kepercayaan atau keyakinan konsumen terhadap suatu

produk.

c. Kepercayaan

Yaitu penerimaan pesan yang bergantung pada daya tarik

pengiklan. Pengiklan akan berhasil mengubah sikap dan perilaku

konsumen melalui mekanisme daya tarik dan kepercayaan, sehingga

konsumen merasa bahwa pengiklan memiliki apa yang mereka

inginkan dan bersedia mengikuti isi pesan.

d. Kekuatan

Secara spesifik, sejauh mana selebriti memiliki kekuatan dalam

membujuk konsumen agar mempertimbangkan produk yang

dipasarkan untuk dikonsumsi. Brand ambassador memiliki kekuatan

untuk mempengaruhi pikiran konsumen untuk memilih merek,

meningkatkan kesadaran merek dan loyalitas pelanggan, sehingga

merek yang dipasarkan memiliki citra yang baik di hati konsumen.

Menurut Lea Greenwood dalam (Septya, 2016) ada beberapa karakteristik

yang perlu diperhatikan dalam menentukan brand ambassador, diantaranya yaitu:


a. Transparansi, yaitu saat seorang selebriti mendukung suatu merek yang

terkait dengan profesi mereka.

b. Kesesuaian, yaitu konsep kunci pada brand ambassador yakni memastikan

adanya kecocokan antara merek dan selebriti.

c. Kredibilitas, yaitu tingkatan dimana konsumen melihat bahwa sumber

(ambassador) memiliki pengetahuan keahlian atau pengalaman yang relevan

dan sumber (ambassador) tersebut bisa dipercaya untuk memberikan

informasi yang objektif dan tidak biasa.

d. Daya tarik, yaitu tampilan non fisik yang menarik dan bisa menunjang suatu

produk maupun iklan.

e. Kekuatan atau Power, yaitu kharisma yang dipancarkan narasumber untuk

mempengaruhi konsumen sehingga konsumen terpengaruh untuk

membeli/menggunakan produk.

3. HARGA

Harga adalah jumlah uang yang ditagih untuk suatu produk atau

layanan, atau jumlah nilai yang ditukarkan pelanggan dengan manfaat

memiliki atau menggunakan produk atau layanan (Kotler dan Armstrong,

2018:308). Harga merupakan bagian termudah dari setiap program

pemasaran, jadi menyesuaikan fitur produk, saluran, dan bahkan

komunikasi memerlukan waktu lebih lama. Harga juga

mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksud dari produk atau merek

perusahaan di pasar. Produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik


dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan keuntungan yang baik.

Harga adalah satu-satunya bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan. Penetapan harga tergantung pada kebijakan perusahaan

dengan mempertimbangkan berbagai hal. Perusahaan harus selalu

memantau harga yang ditetapkan oleh pesaing agar harga yang ditetapkan

oleh perusahaan tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah.

Menurut Kotler dan Keller (2016:489), perusahaan harus

mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan

penetapan harga, yaitu:

a. Memilih Tujuan Penetapan Harga

Perusahaan memutuskan di mana ia ingin memposisikan

produknya di pasar. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah

menetapkan harga. Lima tujuan utama tersebut adalah: kelangsungan

hidup, keuntungan saat ini maksimum, pangsa pasar maksimum,

skimming pasar maksimum dan kepemimpinan kualitas produk

b. Menentukan Permintaan

Setiap harga akan mendorong tingkat permintaan yang berbeda

dan memiliki dampak yang berbeda terhadap tujuan pemasaran

perusahaan. Hubungan terbalik yang biasa antara harga dan permintaan

ditunjukkan dalam kurva permintaan. Semakin tinggi harga, semakin

rendah permintaan. Untuk barang prestise, kurva permintaan terkadang

naik. Beberapa konsumen menganggap harga yang lebih tinggi berarti


produk yang lebih baik. Namun, jika harga terlalu tinggi, permintaan

dapat menurun.

c. Memperkirakan Biaya

Permintaan menempatkan batas atas pada harga yang dapat

dikenakan perusahaan untuk produknya. Biaya lantai. Perusahaan ingin

membebankan harga yang mencakup biaya produksi, distribusi, dan

penjualan produknya, termasuk pengembalian yang wajar atas upaya dan

risikonya. Tetapi ketika perusahaan menetapkan harga produk untuk

menutup semua biaya, keuntungan tidak selalu menjadi keuntungan.

d. Menganalisis Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing

Dalam kisaran harga yang dapat ditentukan oleh permintaan

pasar dan biaya menjalankan bisnis, bisnis harus mempertimbangkan

kemungkinan biaya, harga, dan reaksi pesaing. Jika produk perusahaan

memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh pesaing terdekatnya, perusahaan

harus menilai nilainya bagi pelanggan dan menambahkan nilai tersebut

ke harga pesaing. Jika penawaran pesaing mengandung beberapa fitur

yang tidak disediakan perusahaan, perusahaan harus mengurangi nilainya

dari harganya sendiri. Perusahaan sekarang dapat memutuskan apakah

dapat membebankan biaya lebih banyak, lebih banyak atau lebih sedikit

daripada para pesaingnya.

e. Memilih Metode Penetapan Harga

Mengingat rencana permintaan pelanggan, fungsi biaya, dan

harga pesaing, perusahaan sekarang siap untuk memilih harga. Tiga


aspek utama penetapan harga adalah: Biaya menentukan harga terendah,

harga kompetitif dan harga pengganti memberikan orientasi serta ulasan

pelanggan tentang fitur unik menetapkan harga tertinggi.

f. Memilih Harga Akhir

Metode penetapan harga membatasi rentang dari mana

perusahaan harus memilih harga akhirnya. Saat memilih harga,

Perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor lain, termasuk

dampak dari kegiatan pemasaran lainnya, kebijakan harga Perusahaan,

pembagian keuntungan dan risiko harga, dan dampak harga terhadap

pihak lain.

4. MINAT BELI

Menurut Yamit (2013) dikutip dalam Purbohastuti dan Hidayah

(2020:38), minat beli konsumen merupakan evaluasi pasca pembelian atau

hasil evaluasi setelah membandingkan pengalaman dengan harapan.

Menurut Durianto (2013) dikutip dalam Purbohastuti dan Hidayah

(2020:38), minat beli mengacu pada rencana konsumen untuk membeli

produk tertentu dan berapa unit produk yang dibutuhkan dalam jangka

waktu tertentu. Menurut Bakti, Hairudin and Alie (2020) dalam Dewi dan

Achsa (2021:83) terdapat empat indikator minat beli konsumen

diantaranya yaitu:

a. Minat Transaksional, adalah keinginan mereka untuk membeli secara

online.
b. Minat Referensial, adalah keinginan seseorang untuk menyarankan

produk kepada orang lain.

c. Minat Preferensial, menggambarkan sikap orang yang menyukai produk

atau produk pilihan utama mereka.

d. Minat Eksploratif, menggambarkan sikap orang yang sering mencari

informasi tentang produk yang diinginkan dan mencari informasi untuk

mendukung kualitas positif dari barang tersebut.

B. HIPOTESIS

Menurut Sugiyono (2014:93) hipoptesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Adapun hipotesis yang

dirumuskan berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut

1. Pengaruh pemasaran digital terhadap minat beli

Berdasarkan teori yang sudah diuraikan diatas terntang pemasaran

digital dan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Masyithoh dan

Novitaningtyas, 2021) dengan judul “PENGARUH DIGITAL MARKETING

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA MARKETPLACE

TOKOPEDIA” memperoleh kesimpulan bahwa adanya pengaruh positif dan

signifikan dari pemasaran digital terhadap minat beli konsumen. Maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Pemasaran digital berpengaruh positif terhadap minat beli


2. Pengaruh harga terhadap minat beli

Berdasarkan teori yang sudah diuraikan diatas mengenai harga

dan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Satria, 2017) dengan judul

“PENGARUH HARGA, PROMOSI, DAN KUALITAS PRODUK

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA PERUSAHAAN

A-36” memperoleh kesimpulan bahwa adanya pengaruh positif dan

sigifikan dari harga terhadap minat beli. Maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2: Harga berpengaruh positif terhadap minat beli

3. Pengaruh duta merek terhadap minat beli

Berdasarkan teori yang sudah diuraikan diatas mengenai

duta merek dan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Nisa, 2019)

dengan judul “ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN (Studi Empiris

Pada Konsumen Produk Kosmetik Emina di Magelang)”

memperoleh kesimpulan bahwa adanya pengaruh positif dan

sigifikan dari duta merek terhadap minat beli. Maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3: Duta merek berpengaruh positif terhadap minat beli


C. MODEL PENELITIAN

Gambar 2.1

PEMASARAN
DIGITAL

HARGA MINAT BELI

DUTA
MEREK

Mengadopsi penelitian Satria (2017)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2018:130) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini yaitu remaja belia yang pernah

melakukan pembelian produk Emina.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2018:131) menyatakan bahwa sampel merupakan

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Jumlah populasi yang tidak diketahui, maka ditentukan jumlah sampel dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑧2𝑝𝑞
𝑛=
𝑒2
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang diperlukan
z = Harga dalam kurve normal untuk simpangan 5% dengan nilai

sebesar 1,96

p = Peluang benar 50% = 0,5

e = Tingkat kesalahan sampel

Melalui rumus diatas, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah:

B. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Dalam penelitian, peneliti tidak harus mempelajari seluruh populasi,

sehingga terbentuk salah satu anggota populasi yang disebut sampel. Proses

sampling harus mengikuti aturan tertentu yang disebut sampling. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non

probability sampling. Menurut Sugiyono (2014:122) purposive sampling

adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa

pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa

lebih representatif. Pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dimaksudkan

adalah:

1. Remaja wanita yang bersekolah di SMP atau SMA di wilayah

Yogyakarta.

2. Pernah membeli produk Emina.


3. Remaja wanita SMP atau SMA yang saat ini masih menggunakan

produk Emina

Anda mungkin juga menyukai