Anda di halaman 1dari 122

ANALISIS PENGARUH HEDONIC SHOPPING VALUE,

SHOPPING LIFESTYLE, DAN STORE ATMOSPHERE


TERHADAP IMPULSE BUYING (STUDI KASUS PADA
PUSAT PERBELANJAAN DI KEMANG VILLAGE)
TAHUN 2018

SKRIPSI

OLEH:

NAMA : GINA PURNAMASARI


NIM : 312141225
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
JAKARTA
2018

1
ANALISIS PENGARUH HEDONIC SHOPPING VALUE,
SHOPPING LIFESTYLE, DAN STORE ATMOSPHERE
TERHADAP IMPULSE BUYING (STUDI KASUS PADA
PUSAT PERBELANJAAN DI KEMANG VILLAGE)
TAHUN 2018

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi : Manajemen

OLEH:

NAMA : GINA PURNAMASARI


NIM : 312141225
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
JAKARTA
2018

2
PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Gina Purnamasari

NIM : 312141225

Program Studi : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul ANALISIS PENGARUH


HEDONIC SHOPPING VALUE, SHOPPING LIFESTYLE, DAN STORE
ATMOSPHERE TERHADAP IMPULSE BUYING (STUDI KASUS PADA
PUSAT PERBELANJAAN DI KEMANG VILLAGE) TAHUN 2018 adalah
hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Jakarta, ……......2018

(Gina Purnamasari)

xi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
JAKARTA

TANDA PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

JUDUL SKRIPSI :
ANALISIS PENGARUH HEDONIC SHOPPING VALUE, SHOPPING
LIFESTYLE, DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP IMPULSE BUYING
(STUDI KASUS PADA PUSAT PERBELANJAAN DI KEMANG VILLAGE)
TAHUN 2018
DISUSUN OLEH :
NAMA : GINA PURNAMASARI
NIM : 312141225
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan


dalam Ujian Skripsi

Fakultas Ekonomi
Universitas Mohammad Husni Thamrin
Jakarta, …….. 2018

Dosen Pembimbing

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

(Niko Lukito, SE, MM) (……………………………..)

Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen
Univ. MH. Thamrin

(Helena Louise P, SE, MM)

iv
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
JAKARTA

TANDA PENGESAHAN TIM PENGUJI

Pada hari ini …… tanggal ……. 2018 telah dilaksanakan ujian skripsi untuk
memenuhi persyaratan menyelesaikan studi jenjang pendidikan Strata Satu (S-1)
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mohammad Husni
Thamin.

NAMA : GINA PURNAMASARI


NIM : 312141225
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

JUDUL SKRIPSI :
ANALISIS PENGARUH HEDONIC SHOPPING VALUE, SHOPPING
LIFESTYLE, DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP IMPULSE BUYING
(STUDI KASUS PADA PUSAT PERBELANJAAN DI KEMANG VILLAGE)
TAHUN 2018

Telah dinyatakan LULUS/TIDAK LULUS Ujian Skripsi


Jakarta, ………… 2018

Tim Penguji :

Ketua : ……………………………………. ………( )

Anggota : ……………………………………. ………( )

Anggota : ……………………………………. ………( )

Dekan
Fakultas Ekonomi
Univ. MH. Thamrin

(Mansur Sapparang, SE., MM)

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jangan ikutin rasa malas

Ikhlas atas semua yang terjadi dalam hidup dan menjadikannya pelajaran

yang berarti

Jangan pernah takut tidak mendapatkan sesuatu, karena rezeki dari Allah

itu tidak pernah tertukar

Siapa yang bersungguh sungguh, dialah yang akan menang

Menjadi wanita mandiri dan pekerja keras, karena kita hidup untuk diri

kita, bukan orang lain

Allah selalu berikan yang terbaik untukmu, mungkin bukan terbaik yang

kamu inginkan tapi pasti yang terbaik yang kamu butuhkan

Setiap kali kamu merasa beruntung, itu berarti satu doa orang tuamu yang

di kabulkan

Jangan berharap selain kepada Allah s.w.t

vi
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH HEDONIC

SHOPPING VALUE, SHOPPING LIFESTYLE, DAN STORE ATMOPSHERE

TERHADAP IMPULSE BUYING (STUDI KASUS PADA PUSAT

PERBELANJAAN DI KEMANG VILLAGE) TAHUN 2018“. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata 1 pada Fakultas

Ekonomi Universitas MH Thamrin.

Dalam pelaksanaan penyusunan Skripsi ini, penulis mendapat banyak

bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus

kepada:

1. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, SKM, M.Comm Health, selaku Rektor

Universitas MH. Thamrin.

2. Mansur Sapparang, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

MH. Thamrin

3. Helena Louise P, SE, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas MH. Thamrin

4. Suyono Salamun, Ph.D. selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

MH. Thamrin.

5. Dosen Pembimbing Materi Bapak Nico Lukito, SE, MM yang telah

membantu saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

vii
6. Bapak Agus Amri Mokoginta,SE, MM, MBA yang telah meluangkan

waktunya untuk membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan staff karyawan Universitas MH Thamrin Kampus AKA

yang memiliki peran penting bagi saya dalam proses perkuliahan,

terimakasih atas bantuan, perhatian dan pelayanan yang sudah diberikan.

8. Yang pertama dan paling utama bersyukur kepada Allah swt yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang, juga berterimakasih kepada Mama, Papa,

Opi dan Eponk serta sepupuku Elly yang telah membantu penulis dengan

Do’a dan dukungan dalam berbagai hal yang sangat berharga baik dalam suka

maupun duka.

9. Para sahabat terbaik penulis dari SMP yaitu Fitri Wulandari (Emak),

Vannesya Fadjri Prastiwi, Havana Magdalena, Vika Aprianti yang selalu

memberikan dukungan, doa, dan semangat kepada saya. Selalu menemani

dalam keadaan suka maupun duka. Teman sejati tidak hanya menerima siapa

kamu, tetapi juga membantumu untuk menjadi dirimu yang seharusnya.

10. Rekan-rekan penulis dari SMP yaitu Dyah Sekar, Zenia Maulivia Fadila,

Fahmiati Mazidah Haslah yang selalu memberikan dukungan dan semangat

walau jarak membentang diantara kita.

11. Untuk sahabatku di kampus, Siti Ariani Pangestu yang selalu menemani

dalam keadaan suka maupun duka. Yang selalu bersama penulis dari awal

masuk kuliah hingga tahap akhir perkuliahan. Semoga persahabatan kita akan

terjalin selamanya.

viii
12. Untuk Thalia Noviyanti, teman di kosan yang baik sekali. Terima kasih atas

kebaikanmu selama ini. Selalu mensupport dan memberi wejangan dalam

hidup

13. Rekan-rekan yang senasib dan seperjuangan yang telah memberikan

bantuan, masukan, kritikan dan saran-saran khususnya Dwi Kurnia

Setiawan, Rezka Amelia, Resa Emalia, Nia Amelia Sagala, Fadillah Dwiky

14. Teman-teman Manajemen dan Akuntansi angkatan 2014. Khususnya

teman-teman AE-B7 yang selalu menunjukan kekompakan sejak awal

kuliah hingga sekarang.

15. Teman-teman “Genk Mocil” yaitu Aldirano Satrio Akbar, Dinda Meylita,

Fadillah Dwiky, Iksan Muhamad Arif, Nanda Dwi Syahputra, Nia Amelia

Sagala, Prayoga Hermawan, Sienna Sofiandi, Siti Ariani, Sellya Kartika,

Riski Afriola yang selalu memberikan keceriaan ketika berkumpul bersama.

16. Dan terima kasih kepada Noval Bintang yang telah memberikan pelajaran

hidup yang luar biasa. Walau bagaimanapun, kamu memberikan pecutan

semangat bagi saya untuk bisa berada diatasmu. Bisa lebih sukses dibanding

kamu.

Semoga arahan, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan menjadi

amal ibadah bagi keluarga, bapak, dan rekan-rekan, sehingga memperoleh

balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk kesempurnaan Skripsi atau tulisan penulis

berikutnya.

ix
Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai

sumbangan pikiran untuk perkembangan pendidikan khususnya Analis Efek.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, …......... 2018

(Gina Purnamasari)

x
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Fakultas Ekonomi Universitas Mohammad Husni


Thamrin, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Gina Purnamasari
NIM : 312141225
Program Studi : Manajemen
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Fakultas Ekonomi Universitas Mohammad Husni Thamrin Hak Bebas Royalti
Non-Eksklusif (Non-eclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul :
Analisis Pengaruh Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store
Atmosphere Terhadap Impulse Buying (Studi Kasus Pada Pusat Perbelanjaan Di
Kemang Village) Tahun 2018
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
Ekslusif ini Fakultas Ekonomi Universitas Mohammad Husni Thamrin berhak
menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : …….. 2018

Yang menyatakan

(Gina Purnamasari)

xi
Nama : Gina Purnamasari
NIM : 312141225
Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH HEDONIC SHOPPING
VALUE, SHOPPING LIFESTYLE, DAN STORE
ATMOSPHERE TERHADAP IMPULSE BUYING
(STUDI KASUS PADA PUSAT PERBELANJAAN DI
KEMANG VILLAGE) TAHUN 2018

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisa pengaruh hedonic shopping value,


shopping lifestyle, dan store atmosphere terhadap impulse buying konsumen
di pusat perbelanjaan kemang village jakarta.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan data


cross section dan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner.
Teknik pengambilan sample menggunakan metode purposive sampling dengan
data pada tahun 2018. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi
linier berganda dengan melakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji stabilitas
model, uji linieritas, uji normalitas, uji asumsi klasik (uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas) dan uji hipotesis t-statistik serta f-statistik untuk menguji
keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel hedonic
shopping value, shopping lifestyle, dan store atmosphere berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Impulse Buying Konsumen. Sementara itu secara
simultan variabel bebas hedonic shopping value, shopping lifestyle, dan store
atmosphere secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan
terhadap variabel terikatnya yaitu Impulse Buying Konsumen. Koefisiensi
determinasi dari penelitian ini menunjukkan angka sebesar 71.3%
memperlihatkan bahwa variasi variabel bebas hedonic shopping value,
shopping lifestyle, dan store atmosphere mampu menjelaskan variasi naik
turunnya variabel terikat Impulse Buying Konsumen sebesar 71.3%, sedangkan
sisanya sebesar 28.7% dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya.

Kata kunci : Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, Store Atmosphere,


Impulse Buying

Penulis

Gina Purnamasari
312141225

xii
Name : Gina Purnamasari
NIM : 312141225
Research titles : THE EFFECT OF ANALYSIS OF HEDONIC SHOPPING
VALUE, SHOPPING LIFESTYLE AND STORE
ATMOSPHERE ON IMPULSE BUYING (CASE STUDY AT
SHOPPING CENTER ON KEMANG VILLAGE) IN 2018

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyse the influence of hedonic shopping value,
shopping lifestyle, and store atmosphere on impulse buying in the shopping
center kemang village Jakarta.

The research methodology uses quantitative method with cross section data
and primer data by distributing questionnaires. The sampling technique uses
purposive method with the data in 2018. Analysis of the data uses multiple
regression linier to validity test, reability test, stability model test, linierity test,
normality test, classical assumptions (multicollinearity test, heteroscedasticity
test) test, hypothesis test t-stactistical and f-statistical to examine the
significance effect together with a significance level 5%.

The result showed that in partial variable of hedonic shopping value, shopping
lifestyle, and store atmosphere having positive significant and significance on
impulse buying consumer. Meanwhile, it is simultaneously indipendent
variables are hedonic shopping value, shopping lifestyle, and store atmosphere
all having
significant on dependent variable is impulse buying consumer. Coefficient of
determination this study showed the value is 71.3% it showed that the
independent variables are hedonic shopping value, shopping lifestyle, and
store atmosphere is able to explain rise and fall the dependent variable is
impulse buying consumer the value is 71.3%, while the remaining is 28.7%
affected by another independent variables.

Keywords : Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, Store Atmosphere,


Impulse Buying

Author

Gina Purnamasari
312141225

xiii
DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... iii

TANDA PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................................... iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................................................ v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ................... xi

ABSTRAK .......................................................................................................... xii

ABSTRACT ........................................................................................................ xiii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xvi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ......................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................. 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
D. Sistematika Penulisan ..................................................................... 8

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................ 13


A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 13
1. Prinsip-Prinsip Manajemen ....................................................... 13
2. Pengertian Manajemen Pemasaran ........................................... 18
3. Pengertian Impulse Buying ....................................................... 20
4. Pengertian Hedonic Shopping Value ........................................ 22

xiv
5. Pengertian Shopping Lifestyle ................................................... 24
6. Pengertian Store Atmosphere .................................................... 25
B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 26
1. Lizamary Angelina Darma dan Edwin Japarianto (2014) ........ 27
2. Vika Ary, Srikandi dan Andriani Kusumawati (2015) ............. 27
3. Febe, Zainul, dan Edy Yulianto (2016) ................................... 28
4. Putu Vera Naentiana dan Putu Yudi Setiawan (2014) ............. 29
C. Kerangka Teoritis ........................................................................... 29
D. Kerangka Konsep ............................................................................ 32
E. Hipotesis ......................................................................................... 33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 34


A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 34
B. Metode Penelitian ........................................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 35
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 36
E. Intrumen Penelitian ........................................................................ 39
F. Teknik Analisa Data ....................................................................... 42
G. Pembahasan ..................................................................................... 55

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 57


A. Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................ 57
1. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ................................... 57
2. Profil Responden Penelitian ...................................................... 60
B. Hasil Analisa Data .......................................................................... 65
1. Uji Validity dan Uji Realibility................................................. 65
2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian .................................... 69
3. Uji Stabilitas Model .................................................................. 71
4. Uji Linieritas ............................................................................. 71
5. Uji Normalitas ........................................................................... 73
6. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 75
7. Hasil Analisis Regresi ............................................................... 78

xv
8. Pengujian Hipotesis .................................................................. 81
9. Koefisien Determinasi .............................................................. 86
C. Pembahasan .................................................................................... 86
1. Analisis Pengaruh Hedonic Shopping Value terhadap Impulse
Buying ...................................................................................... 86
2. Analisis Pengaruh Shopping Lifestyle terhadap Impulse
Buying ..................................................................................... 88
3. Analisis Pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse
Buying ...................................................................................... 89

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 91


A. Kesimpulan.................................................................................. 91
B. Saran ............................................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xvi
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Jenis Kelamin Responden .............................................................. 61


Grafik 4.2. Usia Responden .............................................................................. 62
Grafik 4.3. Pekerjaan Responden ..................................................................... 63
Grafik 4.4. Pengeluaran Responden ................................................................. 64
Grafik 4.5. Recursive Least Squares Test ......................................................... 71

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel, Definisi, dan Indikator Impulse Buying Konsumen .... 41
Tabel 3.2 Variabel, Definisi, dan Indikator Hedonic Shopping Value........ 41
Tabel 3.3 Variabel, Definisi, dan Indikator Shopping Lifestyle .................. 42
Tabel 3.4 Variabel, Definisi, dan Indikator Store Atmosphere ................... 42
Tabel 4.1 Uji Validitas Impulse Buying ...................................................... 65
Tabel 4.2 Uji Validitas Hedonic Shopping Value........................................ 66
Tabel 4.3 Uji Validitas Shopping Lifestyle .................................................. 66
Tabel 4.4 Uji Validitas Store Atmosphere ................................................... 67
Tabel 4.5 Uji Reability ................................................................................ 68
Tabel 4.6 Tabel Statistik Deskriptif............................................................. 69
Tabel 4.7 Ramsey Reset Test ....................................................................... 72
Tabel 4.8 Uji Normalitas ............................................................................. 73
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Regresi .............................................................. 75
Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas ................................................................... 77
Tabel 4.11 Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 78
Tabel 4.12 Hasil Regresi ............................................................................... 79
Tabel 4.13 Uji Hipotesis (Parsial t) ............................................................... 82
Tabel 4.14 Uji Hipotesis (Uji Simultan F) .................................................... 85
Tabel 4.15 Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 86

xviii
xix

Universitas MH. Thamrin


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkaitan dengan era globalisasi dan modernisasi terdapat

kegiatan pemasaran yang tidak bisa terlepas dari aktivitas bisnis yang

bertujuan untuk mencapai profit. Fokus utama kegiatan pemasaran adalah

mengidentifikasi peluang pasar dan merespon peluang tersebut sebagai

alasan pelaksanaan strategi pemasaran yang efektif. Target strategi

pemasaran untuk memenuhi kepuasan konsumen dengan memberikan nilai

tambah sebuah produk disertai dengan hubungan dua arah antara konsumen

dan produsen.

Lippo Mall Kemang adalah mal kelas menengah atas, memiliki total

GLA (Gross Leasable Area) 79.000 meter persegi terdiri dari 6 lantai dan

membawa lebih dari 200 merek nasional dan internasional ternama. Lippo

Mall Kemang diperkuat enam penyewa utama (anchor tenant) seperti

Matahari, Hypermart, Best Denki, Fitness First Platinum, Ace Hardware dan

Cinema XXI. Tidak hanya itu saja beberapa major tenant juga bergabung di

mal ini seperti Marks & Spencer, Timezone dan Sports Station. LMK juga

memiliki tenant food & beverage spesial seperti FJ Bar & Grill, Coca Suki,

Kopi Kitchen, TGI Friday’s, Saigon Delight, Sushi Tei, Ootoya, Classified,

serta specialty tenants seperti The Goods Dept, Dian Pelangi, Pull & Bear,

The Executive, Stradivarius, Giordano dan deretan merek ternama lainnya.

(Sumber: www.lippomallkemang.com )

1 Universitas MH. Thamrin


2

Kemang Village memiliki kelebihan diantara mall lainnya. Karena

memiliki Foodcourt yang berdampingan dengan Avenue of the Stars yang

menyediakan Live Music setiap hari. Hal tersebut membuat pengunjung

merasa nyaman dan betah untuk makan sekaligus bersantai di Kemang Village

Mall. Area luar (outdoor)-nya dibuat lebih hijau, disesuaikan dengan

karakteristik kawasan Kemang sebagai daerah resapan. Suasana nyaman dengan

jalan yang lebar dan bersih berkanopi pohon-pohon besar mendominasi

kawasan saat berjalan menuju mal. Di tempat itu pula diletakkan star

plate (semacam Walk of Fame di Hollywood) dari beberapa artis lokal dan

internasional yang dianggap sebagai ikon. Dengan area ini, Kemang Village

Mall memposisikan diri sebagai mal bagi keluarga dan eksekutif muda.

Pengunjung nyaman berlalu lalang di ruang luar tanpa terganggu hujan

atau panas karena memiliki naungan. Demi memuaskan kenyamanan

pengunjung, di area disediakan pula dua eskalator sebagai akses menuju area

F&B di lantai atas, selain akses langsung ke dalam mal melalui lobi di lantai

terbawah. Selain itu, Kemang Village Mall memiliki parkiran yang luas dan

ramah untuk pemotor. Hal ini disebabkan jarak untuk parkiran motor lumayan

jauh, maka pihak Mall menyediakan shuttle car dari parkiran motor kedepan

Avenue of the Stars. Hal ini membuat pengunjung merasa nyaman dan tidak

kapok untuk datang ke Kemang Village Mall.

Universitas MH. Thamrin


3

Dan dalam penelitian ini, saya sebagai penulis ingin menjelaskan dari

setiap faktor-faktor yang ada didalamnya, diantaranya:

1. Hedonic Shopping Value

Hedonisme secara tepat menggambarkan keyakinan atau teori yang

berpendapat bahwa kesenangan atau kebahagiaan merupakan inti satu-

satunya tujuan akhir yang ingin dicapai oleh tindakan seseorang.

Pandangan semacam ini sudah muncul sejak awal sejarah filsafat. Apa

yang menjadi hal terbaik bagi manusia, jawabannya ialah: kesenangan,

yaitu apa yang memuaskan keinginan kita, apa yang meningkatkan

kualitas kesenangan atau kenikmatan dalam diri manusia.

Dan dalam penelitian yang ditulis oleh Lizamary Angelina Darma

dan Edwin Japarianto (2014), dimana Hedonic Shopping Value tidak

berpengaruh signifikan terhadap Impulse Buying. Sementara hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Vika Ary,

Srikandi dan Andriani Kusumawati (2015), dimana Hedonic Shopping

Value memiliki pengaruh signifikan terhadap Impulse Buying.

2. Shopping Lifestyle

Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang

tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup memotret

interaksi “seseorang secara utuh” dengan lingkungannya. Pemasar

meneliti hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup.

Misalnya, pembuat komputer mungkin menemukan bahwa sebagian besar

pembeli computer berorientasi pada pencapaian dan kemudian

mengarahkan mereknya secara lebih jelas pada gaya hidup si pencapai.

Universitas MH. Thamrin


4

Dan dalam penelitian yang ditulis oleh Febe, Zainul, dan Edy

Yulianto (2016), dimana Shopping Lifestyle berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Impulse Buying.

3. Store Atmosphere

Citra toko adalah apa yang dipikirkan oleh konsumen tentang suatu

toko. Termasuk di dalamnya persepsi dan sikap berdasarkan sensasi

melalui indra. Dimensi citra toko yang biasa dipelajari adalah barang

dagangan, layanan yang diberikan, jumlah pelanggan, fasilitas fisik,

promosi, kenyamanan, dan suasana toko.

Dan dalam penelitian yang ditulis oleh Vika Ary, Srikandi dan Andriani

Kusumawati (2015), dimana Store Atmosphere berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Impulse Buying.

Berbagai fasilitas dan pelayanan yang diberikan pengelola

Kemang Village inilah yang menimbulkan perilaku konsumen di era

globalisasi ini berkembang sangat pesat, dan Kemang Village adalah

salah satu target konsumen di era globalisasi saat ini. Ada beberapa

perilaku konsumen yang terjadi di zaman modernisasi saat ini yaitu

gaya hidup berbelanja atau yang sering dikenal dengan Shopping

Lifestyle, dimana perilaku ini mencerminkan pilihan seseorang dalam

menghabiskan waktu dan uang.

Dengan ketersediaan waktu konsumen akan memiliki banyak

waktu untuk berbelanja dan dengan uang konsumen akan memiliki

daya beli yang tinggi. Hal tersebut tentu berkaitan dengan

keterlibatan konsumen terhadap suatu produk yang juga

Universitas MH. Thamrin


5

mempengaruhi terjadinya Impulse Buying. Dengan strategi yang

dilakukan pengelola Kemang Village membuktikan bahwa Kemang

Village hingga saat ini mampu memberikan lingkungan belanja yang

nyaman dan aman bagi para pengunjung yang datang. Hal ini bisa

mendorong pengunjung mempunyai banyak waktu untuk berbelanja

yang menimbulkan ketidak sengajaannya berbelanja tanpa rencana

sehingga Kemang Village tetap ramai dan tidak terlihat adanya

penurunan pengunjung.

Beberapa faktor yang mendorong terjadinya Impulse Buying

adalah motif hedonis, lingkungan belanja yang mendukung, serta

kelas sosial yang mewakili gaya hidup masyarakat perkotaan.

Motivasi belanja hedonis atau yang sering dikenal dengan Hedonic

Shopping Value merupakan rasa senang yang akan didapatkan dalam

kegiatan berbelanja sekaligus merasa bahwa berbelanja menjadi

kegiatan yang menarik dan menyenangkan.

Selain dari diri konsumen itu sendiri, pembelian impulsif dapat

ditimbulkan akibat adanya rangsangan dari luar (faktor eksternal) salah

satunya Store Atmosphere. Selain itu ada juga faktor desain toko atau

desain mall yang bisa mempengaruhi terjadinya kegiatan belanja

secara tidak sadar, karena dengan hanya melihat dan merasakan saja

sudah bisa timbul rasa mau membeli atau berbelanja di toko tersebut.

Hedonic Shopping Value memainkan peran penting dalam

impulse buying. Oleh karena itu, sering kali konsumen mengalami

impulse buying ketika didorong oleh keinginan hedonis atau sebab

Universitas MH. Thamrin


6

lain di luar alasan ekonomi, seperti karena rasa senang, fantasi, sosial,

atau pengaruh emosional. Kemang Village punya satu kesuksesan

strategi yang tepat telah melakukan tindakan agar pengunjung

Kemang Village tetap setia dan tidak beralih ke mall lain, karena

loyalitas pengunjung itu tidak mudah di dapat, pengunjung harus

memiliki rasa ketertarikan yang didukung dengan lingkungan belanja

yang aman dan nyaman untuk menghabiskan waktu untuk berbelanja

dengan berbagai status sosial yang ada di Kemang Village.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji hal

tersebut diatas dan mengangkat penelitian yang berjudul: “Analisis Pengaruh

Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere

Terhadap Impulse Buying (Studi Kasus pada Pusat Perbelanjaan di

Kemang Village) Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis berusaha

mengungkapkan faktor-faktor yang menjadi pendorong Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan yakni :

Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere. Oleh

karena itu perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh Hedonic Shopping Value terhadap Impulse

Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan

Tahun 2018?.

Universitas MH. Thamrin


7

2. Bagaimanakah pengaruh Shopping Lifestyle terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan Tahun

2018?.

3. Bagaimanakah pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan Tahun

2018?.

4. Bagaimanakah perngaruh Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle,

dan Store Atmosphere secara bersama-sama terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan Tahun

2018?.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Menganalisa pengaruh Hedonic Shopping Value terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan Tahun

2018.

2. Menganalisa pengaruh Shopping Lifestyle terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan Tahun

2018.

3. Menganalisa pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan Tahun

2018.

4. Menganalisa pengaruh Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan

Store Atmosphere secara bersama-sama terhadap Impulse Buying

Universitas MH. Thamrin


8

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan Tahun

2018.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dan masukan bagi perusahaan tentang faktor-faktor yang menjadi

pendorong Impulse Buying Konsumen.

2. Bagi Penulis

Penulis sendiri dapat bermanfaat untuk menambah ilmu

pengetahuan yang baru, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

berpikir lebih maju melalui penelitian ini serta sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Manajemen Analis

Efek Fakultas Ekonomi Universitas M.H. Thamrin.

3. Bagi Peneliti Lain.

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi peneliti

lain untuk mengetahui pengaruh Hedonic Shopping Value, Shopping

Lifestyle, dan Store Atmosphere terhadap Impulse Buying Konsumen di

Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan Tahun 2018.

E. Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran secara garis besar mengenai

penulisan ini, maka disusun sistematika pembahasan untuk memperjelas

materi-materi yang akan dibahas yang dibagi dalam setiap bab. Adapun

pembagiannya adalah sebagai berikut :

Universitas MH. Thamrin


9

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini penjelasan seputar teori-teori yang berhubungan

dengan topik penelitian yang dilakukan, dengan mengacu pada

buku-buku dan sumber-sumber yang berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian. Dan rangkuman tinjauan

pustaka/kerangka teori selanjutnya dikembangkan menjadi

kerangka konsep/kerangka pemikiran, dimana pada kerangka

pemikiran tergambar hubungan antar variabel dalam penelitian

yang disusun berdasarkan landasan teori di tinjauan pustaka.

Selanjutnya pada bagian akhir memuat hipotesis yang

menggambarkan tujuan dari penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan penjelasan mengenai tempat dan waktu

penelitian, metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian

yang menentukan populasi penelitian, sampel penelitian yang

mengulas tentang besar sampel dan teknik sampling

(pengumpulan data). Instrumen penelitian yakni berupa alat dan

bahan penelitian serta cara kerja. Selanjutnya pada bagian akhir

akan menjelaskan teknik analisa yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan statistik dengan menggunakan

Universitas MH. Thamrin


10

model persamaan regresi linier berganda melalui uji-uji tes

statistik (uji stabilitas model, uji kehandalan model, uji

normalitas, uji asumsi klasik, uji beta regresi, uji hipotesis dan

koefisien determinasi).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini adalah menjelaskan tentang gambaran umum

yang menjadi obyek pada penelitian ini, yakni Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta

Selatan dan variabel-variabel yang mempengaruhi meliputi :

Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store

Atmosphere yang mempengaruhi Impulse Buying Konsumen.

Deskripsi data pada penelitian ini adalah : Variabel Impulse

Buying Konsumen sebagai variabel dependen dan Variabel

Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store

Atmosphere sebagai variabel independen yang menjadi model

persamaan (regresi linier berganda) yang digunakan dalam

penelitian ini. Selanjutnya dilakukan uji model persamaan

(regresi linier berganda) untuk memenuhi ketentuan OLS

(Ordinary Least Square) yakni data berdistribusi normal dan

terbebas dari pelanggaran asumsi klasik. Tahapan berikutnya

melakukan analisis koefisien beta regresi masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat, selanjutnya menguji

pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel

dependen (baik parsial maupun simultan). Dan terakhir menguji

Universitas MH. Thamrin


11

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variable dependen dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan memuat kesimpulan hasil penelitian yang

diperoleh dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan akan

dipaparkan beserta saran-saran terhadap kesimpulan tersebut.

Universitas MH. Thamrin


12

Universitas MH. Thamrin


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Prinsip-Prinsip Manajemen

Manajemen memiliki banyak definisi tergantung dari berbagai

sudut pandang dan aliran paham ilmu manajemen yang telah

dikembangkan oleh para ahli manajemen terdahulu. Beberapa definisi

manajemen yang dikemukakan para ahli adalah sebagai berikut :

a. James A.F Stoner

Menurut James A.F Stoner di dalam buku T.Hani Handoko

(2009:8) Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

b. Luther Gulick

Menurut Luther Gulick di dalam buku T.Hani Handoko

(2009:11) mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu

pengetahuan (Science) yang berusaha secara sistematis untuk

memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk

mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat

bagi kemanusiaan.

13 Universitas MH. Thamrin


14

Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh

sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.

Dalam pengertian ini terdapat dua sistem yang harus selalu ada dalam

manajemen, yaitu sistem organisasi dan sistem administrasi. (Dr. H.M

Anton Athoillah, M.M. ,2010:14)

Manajemen dalam arti luas mencakup manajemen diri. Manajemen

diri dilakukan karena manusia terdiri atas dua macam kerangka dasar

yang saling berhubungan, yakni jasmani dan rohani. Jasmani manusia

terdiri atas susunan organ tubuh yang fungsional, baik yang berada di

dalam maupun yang di luar. Manusia memiliki organisme fungsional yang

sifatnya visual, seperti alat pancaindra dan pusat kesadaran pikir dan rasa,

yakni roh. Keduanya bekerja mengikuti hukum fisikal dan metafisikal

yang sudah ditata sedemikian rupa oleh Tuhan. Demikian pula, fungsi

saraf sensorik otak manusia dan kesadaran ruhiyah-nya. Akan tetapi,

setiap susunan organisme dan fungsi-fungsi vital kehidupan manusia

membutuhkan pengelolaan atau pengaturan yang sinergis, seperti halnya

organisasi. Organisasi inilah yang dimaksud dengan manajemen diri.

Misalnya, pengaturan pola makan, pengaturan pola aktivitas sehari-hari,

pengaturan berpikir dan berperilaku, pengaturan berinteraksi dengan orang

lain, dan sebagainya yang semuanya membutuhkan ilmu pengetahuan.

Pengaturan pola makan, misalnya membutuhkan ilmu kesehatan dan ilmu

gizi, pengaturan berinteraksi membutuhkan ilmu sosial dan ilmu akhlak,

pengaturan berpikir membutuhkan filsafat, pengaturan yang berhubungan

Universitas MH. Thamrin


15

dengan Tuhan membutuhkan ilmu tauhid dan ilmu fiqh, pengaturan

pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan psikologi, dan pengaturan

kebugaran tubuh membutuhkan olahraga. Ini artinya manusia sebagai raga

dan jiwa merupakan pusat lahirnya berbagai ilmu pengetahuan, tidak

terkecuali ilmu manajemen. (Dr. H.M Anton Athoillah, M.M. ,2010:14)

Menurut George R. Terry di dalam buku Dr. H.M Anton Athoillah,

M.M. mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu khas yang terdiri

atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Definisi

tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Andrew F. Sikula,

sebagaimana dikemukakan oleh S.P Hasibuan. (George R. Terry, 2010:16)

Menurut Mary Parker Follet di dalam Buku Dr. H.M Anton

Athoillah, M.M. , manajemen adalah suatu seni karena untuk melakukan

suatu pekerjaan dibutuhkan keterampilan khusus. (Mary Parker Follet,

2010:16)

Menurut Horold Koontz dan Cyril O’Donnel di dalam buku Dr.

H.M Anton Athoillah, M.M, manajemen adalah usaha untuk mencapai

tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. (2016:16)

Menurut Lawrence A. Appley dan Oey Liang Lee di dalam buku

Dr. H.M Anton Athoillah, M.M. menjelaskan bahwa sebagai seni dan

ilmu, dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan

pikiran orang lain untuk melaksanakan suatu aktivitas yang diarahkan

pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam

Universitas MH. Thamrin


16

manajemen terdapat teknik-teknik yang kaya dengan nilai-nilai estetika

kepemimpinan dalam mengarahkan, memengaruhi, mengawasi, dan

mengorganisasikan semua komponen yang saling menunjang untuk

tercapainya tujuan yang dimaksudkan. (Lawrence A. Appley dan Oey

Liang Lee, 2016:16)

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Drs. H. Malayu S.P.

Hasibuan, 2016:2)

Menurut Sarinah & Mardalena (2017:62) Manajemen adalah suatu

kegiatan yang memiliki target dan tujuan dengan menggunakan

perencanaan, pengarahan serta pengorganisasian dalam mencapai tujuan

tersebut.

Manajeman adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui cara

orang lain, artinya manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai tujuan organisasi. (Mary Parker Foller dikutip dari ebook

Sarinah & Mardalena 2017:62)

Menurut Ricky W. Griffin dikutip dari ebook Sarinah & Mardalena

(2017:62) manajemen adalah sebuah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk

mencapai sasaran secara efektif dan efisien.

Manajemen adalah perencanaan, pengimplementasian dan

pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk system pembuatan barang yang

dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan

Universitas MH. Thamrin


17

sarana-sarana untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan

kondisi lingkungan yang berubah. (Prof. Eji Ogawa dikutip dari ebook

Sarinah & Mardalena 2017:62)

Kombinasi fungsi fundamental yang paling umum dalam rangka

pencapaian tujuan. Membaca Bab ini dari atas ke bawah akan terlihat

bahwa kombinasi terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian

(organising), memberi dorongan (actuating), dan pengawasan

(controlling). (George R. Terry, 2016:15)

Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan

oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning

mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Diperlukan kemampuan

untuk mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan

suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang.

Organizing mencakup : a) membagi komponen-komponen

kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-

kelompok, b) membagi tugas kepada seseorang manajer untuk

mengadakan pengelompokan tersebut dan, c) menetapkan wewenang di

antara kelompok atau unit-unit organisasi. Pengorganisasian berhubungan

erat dengan manusia, sehingga pencaharian dan penugasannya ke dalam

unit-unit organisasi dimasukkan sebagai bagian dari unsur organizing.

Ada yang tidak berpendapat demikian, dan lebih condong memasukkan

staffing sebagai fungsi utama. Di dalam setiap kejadian, pengorganisasian

melahirkan peranan kerja dalam struktur formal dan dirancang untuk

Universitas MH. Thamrin


18

memungkinkan manusia bekerja sama secara efektif guna mencapai

tujuan bersama. (George R. Terry, 2016:17)

Actuating, atau disebut juga “gerakan asli” mencakup kegiatan

yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkan

kegiatan yang di tetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian

agar tujuan- tujuan dapat tercapai. Actuating mencakup penetapan dan

pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi

penghargaan, memimpin, mengembangkan dan memberi komponsasi

kepada mereka. (George R. Terry, 2016:17)

Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah

kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan di

evaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan

diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik. Ada berbagai

cara untuk mengadakan perbaikan, termasuk merubah rencana dan bahkan

tujuannya, mengatur kembali tugas-tugas atau merubah wewenang; tetapi

seluruh perubahan tersebut dilakukan melalui manusianya. Orang yang

bertanggung jawab atas penyimpangan yang tidak diinginkan itu harus

dicari dan mengambil langkah-langkah perbaikan terhadap hal - hal yang

sudah atau akan dilaksanakan. (George R. Terry,2016:18)

2. Pengertian Manajemen Pemasaran

Inti dari Pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan

memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik

dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara

yang menguntungkan”. (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, 2013:5)

Universitas MH. Thamrin


19

American Marketing Association (AMA) menawarkan definisi

formal berikut: Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian

proses untuk menciptakan mengkomunikasikan, dan memberikan nilai

kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara

yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.

Menangani proses pertukaran ini membutuhkan banyak kerja dan

keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak

dalam sebuah pertukaran potensial berpikir tentang cara-cara untuk

mencapai respons yang diinginkan pihak lain. Karenanya kita memandang

manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu

memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan

nilai pelanggan yang unggul. (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller,

2013:5)

Didefinisikan secara luas, pemasaran adalah proses sosial dan

manajerial di masa pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka

butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan

yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup

menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang

menguntungkan. Karena itu, kita mendifinisikan pemasaran (marketing)

sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan

membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan

menangkap nilai dari pelangggan sebagai imbalannya. (Philip Kotler dan

Gary Armstrong, 2008:6)

Universitas MH. Thamrin


20

3. Pengertian Impulse Buying

Proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai tiga tahap

yang berbeda namun berhubungan satu sama lain: tahap masukan (input),

tahap proses, dan tahap keluaran (output). (Leon Schiffman dan Leslie

Lazar Kanuk, 2008:7) Walaupun sudah lama menyadari adanya model

pengambilan keputusan yang emosional atau impulsif (menurunkan

desakan hati), para pemasar sering lebih suka memikirkan konsumen

model ekonom maupun model pasif. Tetapi, kenyataannya setiap kita

mungkin menghubungkan perasaan yang mendalam atau emosi, seperti

kegembiraan, kekhawatiran, rasa sayang, harapan, seksualitas, fantasi, dan

bahkan sedikit “keajaiban” dengan berbagai pembelian atau kepemilikan

tertentu. Semua perasaan atau emosi ini mungkin sangat mendalam.

Sebagai contoh, seseorang yang salah menaruh pulpen kesayangannya

mungkin mencarinya kemana-mana, walaupun ia mempunyai enam pulpen

lain di tangannya. (Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, 2008:489)

Tindakan “berbelanja” merupakan bentuk informasi eksternal yang

penting. Menurut studi mengenai konsumen baru-baru ini terdapat

perbedaan yang besar antar pria dan wanita dari sudut tanggapan mereka

terhadap berbelanja. Jika sebagian besar pria tidak suka berbelanja,

kebanyakan wanita menyatakan menyukai pengalaman berbelanja, dan

walaupun sebagian besar wanita merasakan berbelanja menyenangkan

dan menggembirakan, sebagian besar pria tidak mempunyai respon yang

sama. Di samping perbedaan gender, penelitian mengungkapkan

dalamnya proses penelitian. Misalnya, konsumen mungkin melakukan

Universitas MH. Thamrin


21

berbelanja cerdik, yang menunjukkan keinginan untuk menggunakan

waktu lama dan usaha keras untuk mencari dan menggunakan informasi

yang berhubungan dengan promosi untuk mendapatkan penghematan

harga. Bagi konsumen tersebut, penelitan ini berarti melakukan “pekerjaan

rumah” sebelum melakukan pembelian. (Leon Schiffman dan Leslie Lazar

Kanuk, 2008:494 dan 495)

Penelitian sebelum pembelian dimulai ketika konsumen merasakan

adanya kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan membeli mengkonsumsi

suatu produk. Ingatan kepada pengalaman yang lalu (yang ditarik dan

penyimpanan ingatan jangka panjang) dapat memberikan informasi yang

memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan sekarang ini.

Sebaliknya, jika konsumen tidak mempunyai pengalaman sebelumnya, ia

mungkin harus melakukan penelitian yang mendalam mengenai keadaan

di luar dirinya untuk memperoleh informasi yang berguna sebagai dasar

pemilihan. (Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, 2008:494)

4. Pengertian Hedonic Shopping Value

Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri

individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong

tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat

kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara sadar maupun tanpa

sadar berjuang untuk mengurangi ketegangan ini melalui perilaku yang

mereka harapkan akan memenuhi kebutuhan mereka dan dengan

demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan.

Tujuan tertentu yang mereka pilih dan pola tindakan yang mereka lakukan

Universitas MH. Thamrin


22

untuk mencapai tujuan tersebut merupakan hasil dari pemikiran dan proses

belajar individu. (Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk,2008:72)

Hedonisme secara tepat menggambarkan keyakinan atau teori yang

berpendapat bahwa kesenangan atau kebahagiaan merupakan inti satu-

satunya tujuan akhir yang ingin dicapai oleh tindakan seseorang.

Pandangan semacam ini sudah muncul sejak awal sejarah filsafat. Apa

yang menjadi hal terbaik bagi manusia, jawabannya ialah: kesenangan,

yaitu apa yang memuaskan keinginan kita, apa yang meningkatkan

kualitas kesenangan atau kenikmatan dalam diri manusia. Dari segi

historis, teori ini secara jelas pertama kali diajukan oleh Aristippus dari

Cyrene salah seorang murid Socrates, yang menyatakan bahwa

kesenangan adalah kebaikan tertinggi dan hal ini menjadi tujuan seseorang

untuk menjamin agar setiap saat sebanyak mungkin kesenangan tercapai.

(Panji Ardiansyah, 2017:212)

Hal tersebut diperkuat oleh teori Eudoxus yang memperkenalkan

sebuah penelitian bahwa semua makhluk hidup, rasional atau irasional

ingin mencapai kesenangan. (Panji Ardiansyah, 2017:213)

Dari situlah kemudian banyak mendapat reaksi sehingga

hedonisme mempunyai banyak versi. Epikurus (341 270 SM) melihat

bahwa kesenangan sebagai tujuan hidup manusia, namun kesenangan yang

melebihi tahap badani termasuk kebebasan dari keresahan dalam jiwa,

tetapi kesenangan rohani itu hanyalah bentuk yang diperhalus dari

kesenangan badani, dan termasuk kesenangan masa lalu dan masa depan.

Epikurus membedakan tiga macam keinginan, yaitu: (1) keinginan

Universitas MH. Thamrin


23

alamiah yang perlu (seperti makan, minum, pakaian, dan papan); (2)

alamiah yang tidak perlu, seperti makan enak; dan (3) keinginan yang sia-

sia, seperti kekayaan. Menurutnya hanya keinginan pertama yang harus

dipuaskan, dan pemuasan terbatas menghasilkan kesenangan paling besar.

Karena itulah, Epikurus menganjurkan semacam “pola hidup sederhana.”

Pada abad 17, Thomas Hobbes merevisi hedonisme yang

mengenalkan kesenangan dan keinginan, yang pemunculan pertamanya

berupa pandangan bahwa tidak ada yang baik selain kesenangan dalam

posisi psikologis, yang dalam kenyataannya dicari setiap manusia. (Panji

Ardiansyah, 2017:213)

Pembelanja hedonis memandang berbelanja sebagai salah satu cara

mendapatkan hiburan dan pengalaman baru (Babin, Darden dan

Griffin, 1994). Bagi pembelanja hedonis, ada dua motivasi

berbelanja:belanja bersama (social shopping), yaitu mendapatkan

kesenangan bersama keluarga dan belanja gagasan (idea shopping),

yaitu mencari ide baru dalam berbelanja dengan mengeksplorasi

lingkungan belanja yang baru dan mempelajari produk baru, jasa, dan

tren baru (Arnold Reynolds,2003). Wanita memiliki angka presentase

yang lebih tinggi sebagai pembelanja hedonis (17%) dibanding pria (5%)

menurut riset Hu dan Jasper (2004). (Astrid Kusumowidagdo,2010:13)

Universitas MH. Thamrin


24

5. Pengertian Shopping Lifestyle

Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang

tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup memotret

interaksi “seseorang secara utuh” dengan lingkungannya. Pemasar

meneliti hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup.

Misalnya, pembuat komputer mungkin menemukan bahwa sebagian besar

pembeli komputer berorientasi pada pencapaian dan kemudian

mengarahkan mereknya secara lebih jelas pada gaya hidup si pencapai.

(Philip Kotler dan Kevin Lane Keller,2013:175)

Gaya muncul di bidang perumahan (kolonial, peternakan, Cape

Cod); pakaian (formal, santai, funky): dan seni (realis, surealis, abstrak).

Gaya dapat bertahan selama beberapa generasi dan menjadi tren yang

datang dan pergi. Mode adalah gaya yang populer atau diterima saat ini

dalam bidang tertentu. Mode melalui empat tahap: perbedaan, emulasi,

mode massal, dan penurunan.

Panjang siklus mode sulit diperkirakan. Salah satu sudut pandang

adalah bahwa mode berakhir karena mereka merepresentasikan kompromi

pembelian, dan konsumen mulai mencari atribut yang hilang. Misalnya,

ketika mobil menjadi semakin kecil, mobil akan menjadi kurang nyaman,

dan kemudian semakin banyak jumlah pe,,mbeli yang menginginkan

mobil yang lebih besar. Penjelasan lainnya menyatakan bahwa panjang

siklus mode tertentu tergantung pada sampai di mana mode itu memenuhi

kebutuhan sesungguhnya, konsisten dengan tren lain dalam masyarakat,

memuaskan norma dan nilai sosial, dan tetap berada dalam batas teknologi

Universitas MH. Thamrin


25

seiring terknologi berkembang. (Philip Kotler dan Kevin Lane

Keller,2013:304)

Pembelanja hedonis memandang berbelanja sebagai salah satu cara

mendapatkan hiburan dan pengalaman baru (Babin, Darden dan Griffin,

1994). Bagi pembelanja hedonis, ada dua motivasi berbelanja:belanja

bersama (social shopping), yaitu mendapatkan kesenangan bersama

keluarga dan belanja gagasan (idea shopping), yaitu mencari ide baru

dalam berbelanja dengan mengeksplorasi lingkungan belanja yang baru

dan mempelajari produk baru, jasa, dan tren baru (Arnold Reynolds,2003).

Wanita memiliki angka presentase yang lebih tinggi sebagai pembelanja

hedonis (17%) dibanding pria (5%) menurut riset Hu dan Jasper (2004).

(Astrid Kusumowidagdo,2010:13)

7. Pengertian Store Atmosphere

Citra toko adalah apa yang dipikirkan oleh konsumen tentang suatu

toko. Termasuk di dalamnya persepsi dan sikap berdasarkan sensasi

melalui indra. Dimensi citra toko yang biasa dipelajari adalah barang

dagangan, layanan yang diberikan, jumlah pelanggan, fasilitas fisik,

promosi, kenyamanan, dan suasana toko.

Atmosfer toko di sini berperan penting dalam upaya mencari

informasi yang tepat. Dari riset mengenai pengaruh suasana toko terhadap

pemilihan toko oleh konsumen yang dilakukan Kusumowidagdo

(2005:162) diketahui bahwa selain mencerminkan citra toko, suasana toko

juga mencerminkan informasi produk. Tampilan suasana toko secara

Universitas MH. Thamrin


26

optimal merupakan mediator untuk memberikan informasi keragaman

produk.

Pemberian warna dan perbedaan material pada tampilan depan

toko adalah upaya untuk menampilkan keunikan toko agar memiliki nilai

lebih dibanding toko-toko lainnya, dapat terlihat dengan baik dari koridor,

dan memberikan informasi segmen kepada pengunjung. (Astrid

Kusumawidigdo,2010:7)

Di beberapa toko, lingkungan pembelian didesain sedemikian rupa

sehingga berbeda dengan lingkungan berbelanja. Pemasar biasanya

tertarik untuk memengaruhi perilaku konsumen dalam situasi pembelian,

yaitu pada saat konsumen memilih produk sampai melakukan transaksi.

Banyak penelitian menemukan bahwa interior secara umum, tata letak

jelas, serta tempat pembelian yang mengundang akan mempengaruhi

perilaku konsumen untuk mendekat atau menjauh dari toko,

menghabiskan waktu dalam lingkungan belanja, dan membeli. (Astrid

Kusumowidagdo,2010:9)

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengenai pengaruh Hedonic Shopping Value, Shopping

Lifestyle, dan Store Atmosphere terhadap Impulse Buying Konsumen di Pusat

Perbelanjaan Kemang Village Jakarta.

Dimana hasil penelitian ini mengunakan metode pendekatan dari hasil

penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pengaruh Hedonic

Universitas MH. Thamrin


27

Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere terhadap Impulse

Buying Konsumen.

1. Lizamary Angelina Darma dan Edwin Japarianto (2014)

Dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisa Pengaruh Hedonic

Shopping Value Terhadap Impulse Buying Dengan Shopping Lifestyle dan

Positive Emotion Sebagai Variabel Intervening Pada Mall Ciputra World

Surabaya “ menyatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk

menganalisa pengaruh dari Hedonic Shopping Value terhadap Impulse

Buying pada Mall Ciputra World Surabaya dengan mempertimbangkan

faktor Shopping Lifestyle dan Positive Emotion. Penelitian ini

menggunakan 100 responden dan metode path analysis. Hasil penelitian

membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang siginifikan dari

Hedonic Shopping Value terhadap Impulse Buying, terdapat pengaruh

yang siginifikan dari Hedonic Shopping Value terhadap Positive Emotion,

terdapat pengaruh yang signifikan dari Hedonic Shopping Value terhadap

Shopping Lifestyle, terdapat pengaruh yang signifikan dari Positive

Emotion terhadap Impulse Buying, tidak tersapat pengaruh yang

siginifikan dari Shopping Lifestyle terhadap Impulse Buying dan terdapat

pengaruh signifikan dari Shopping Lifestyle terhadap Positive Emotion.

2. Vika Ary, Srikandi dan Andriani Kusumawati (2015)

Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Store Atmosphere

terhadap Hedonic Shopping Value dan Impulse Buying (Survei pada

Konsumen Hypermart Malang Town Square)” menyatakan bahwa

penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari Store

Universitas MH. Thamrin


28

Atmosphere terhadap Hedonic Shopping Value dan Impulse Buying pada

Konsumen Hypermart Malang Town Square dengan mempertimbangkan

faktor Hedonic Shopping Value dan Impulse Buying. Berdasarkan hasil

analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh

Store Atmosphere terhadap Hedonic Shopping Value dan Impulse

Buying, maka diperoleh beberapa kesimpulan yakni: Store atmosphere

memiliki pengaruh signifikan terhadap Hedonic Shopping Value, Store

Atmosphere memiliki pengaruh signifikan terhadap Impulse Buying,

Hedonic Shopping Value memiliki pengaruh signifikan terhadap

Impulse Buying.

3. Febe, Zainul, dan Edy Yulianto (2016)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan

pengaruh Hedonic Motives terhadap Shopping Lifestyle, pengaruh

Hedonic Motives terhadap Impulse Buying dan pengaruh Shopping

Lifestyle terhadap Impulse Buying. Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Sampel

yang digunakan berjumlah 114 orang responden yang merupakan

konsumen SuperIndo Supermarket Malang dengan menggunakan

puposive sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan

melakukan penyebaran kuesioner. Untuk pengujian instrumen

menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Hasil uji instrumen pada

penelitian ini, menunjukkan bahwa keseluruhan instrument valid dan

reliabel. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis jalur

(path analysis). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hedonic

Universitas MH. Thamrin


29

motives berpengaruh signifikan dan positif terhadap shopping lifestyle,

hedonic motives berpengaruh signifikan dan positif terhadap impulse

buying dan shopping lifestyle berpengaruh siginifikan dan positif terhadap

impulse buying.

4. Putu Vera Naentiana dan Putu Yudi Setiawan (2014)

Dalam penelitiannya yang berjudul “ Peran Positive Emotion

Dalam Memediasi Pengaruh Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse

Buying (Studi Kasus: Mall Bali Galeria) “ menyatakan bahwa penelitian

ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari Hedonic Shopping Value

terhadap Impulse Buying (Studi Kasus: Mall Bali Galeria) dengan

mempertimbangkan faktor Impulse Buying. Berdasarkan hasil analisis

dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai Peran Positive

Emotion Dalam Memediasi Hedonic Shopping Value terhadap Impulse

Buying, maka diperoleh beberapa kesimpulan yakni: Hedonic Shopping

Value memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse Buying,

Hedonic Shopping Value memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap Positive Emotion, Positive Emotion berpengaruh positif dan

signifikan dalam memediasi Hedonic Shopping Value terhadap Impulse

Buying.

C. Kerangka Teoritis

1. Pengaruh Hedonic Shopping Value terhadap Impulse Buying

Konsumen

Hedonisme secara tepat menggambarkan keyakinan atau teori yang

berpendapat bahwa kesenangan atau kebahagiaan merupakan inti satu-

Universitas MH. Thamrin


30

satunya tujuan akhir yang ingin dicapai oleh tindakan seseorang. Apa yang

menjadi hal terbaik bagi manusia, jawabannya ialah: kesenangan, yaitu

apa yang memuaskan keinginan kita, apa yang meningkatkan kualitas

kesenangan atau kenikmatan dalam diri manusia.

Model pengambilan keputusan yang emotional atau impulsive

(menurunkan desakan hati), para pemasar sering lebih suka memikirkan

konsumen model ekonom maupun model pasif. Tetapi, kenyataannya

setiap kita mungkin menghubungkan perasaan yang mendalam atau

emosi, seperti kegembiraan, kekhawatiran, rasa sayang, harapan,

seksualitas, fantasi, dan bahkan sedikit “keajaiban” dengan berbagai

pembelian atau kepemilikan tertentu.

Keputusan yang emosional atau impulsif dalam berbelanja yang

dipengaruhi adanya unsur kesenangan (Hedonic Shopping Value) yang

paling hakiki manusia sebagai konsumen barang dan jasa.

2. Pengaruh Shopping Lifestyle terhadap Impulse Buying Konsumen

Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang

tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup memotret

interaksi “seseorang secara utuh” dengan lingkungannya. Pemasar

meneliti hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup.

Misalnya, pembuat komputer mungkin menemukan bahwa sebagian besar

pembeli komputer berorientasi pada pencapaian dan kemudian

mengarahkan mereknya secara lebih jelas pada gaya hidup si pencapai.

Model pengambilan keputusan yang emosional atau impulsive

(menurunkan desakan hati), para pemasar sering lebih suka memikirkan

Universitas MH. Thamrin


31

konsumen model ekonom maupun model pasif. Tetapi, kenyataannya

setiap kita mungkin menghubungkan perasaan yang mendalam atau

emosi, seperti kegembiraan, kekhawatiran, rasa sayang, harapan,

seksualitas, fantasi, dan bahkan sedikit “keajaiban” dengan berbagai

pembelian atau kepemilikan tertentu.

Keputusan yang emosional atau impulsif dalam berbelanja yang

dipengaruhi adanya pola hidup seseorang atau gaya hidup seseorang

(Shopping Lifestyle) yang mengeskpresikan kesenangan dengan

berbelanja dengan pola dan gaya hidup yang berbeda- beda.

3. Pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying Konsumen

Citra toko adalah apa yang dipikirkan oleh konsumen tentang

suatu toko. Termasuk di dalamnya persepsi dan sikap berdasarkan

sensasi melalui indra. Dimensi citra toko yang biasa dipelajari adalah

barang dagangan, layanan yang diberikan, jumlah pelanggan, fasilitas

fisik, promosi, kenyamanan, dan suasana toko.

Model pengambilan keputusan yang emosional atau impulsive

(menurunkan desakan hati), para pemasar sering lebih suka

memikirkan konsumen model ekonom maupun model pasif. Tetapi,

kenyataannya setiap kita mungkin menghubungkan perasaan yang

mendalam atau emosi, seperti kegembiraan, kekhawatiran, rasa

sayang, harapan, seksualitas, fantasi, dan bahkan sedikit “keajaiban”

dengan berbagai pembelian atau kepemilikan tertentu.

Keputusan yang emosional atau impulsif dalam berbelanja

yang dipengaruhi adanya situasi membeli, situasi konsumsi, situasi

Universitas MH. Thamrin


32

memperoleh informasi dan situasi toko atau desain toko (Store

Atmosphere) yang menonjolkan pemajangan barang- barang terbaru

atau barang diskon di dekat lokasi pembayaran.

D. Kerangka Konsep

Berdasarkan penelitian ini, maka kerangka pemikiran teoritis yang

diajukan penulis adalah : Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan

Store Atmosphere terhadap Impulse Buying Konsumen.

Model penelitian yang dibangun ini diharapkan mampu menjelaskan

baik secara teoritis maupun pendekatan hasil-hasil dari penelitian terdahulu,

sehingga kerangka pemikiran teoritis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Hedonic Shopping Value (X1)


H1 H1
Impulse
Shopping Lifestyle (X2) H2 H2Buying
Konsumen
H3 H3
Store Atmosphere (X3)

H4

Sumber : Diolah penulis, 2018

Universitas MH. Thamrin


33

D. Hipotesis

Muri Yusuf (2014 : 130), dalam bukunya menjelaskan bahwa secara

harfiah hipotesis dapat diartikan sebagai sesuatu pernyataan yang belum

merupakan suatu tesis; suatu kesimpulan sementara; suatu pendapat yang

belum final, karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah

suatu dugaan sementara, suatu tesis sementara yang harus dibuktikan

kebenarannya melalui penyelidikan ilmiah. Hipotesis dapat juga dikatakan

kesimpulan sementara, merupakan suatu konstruk (construct) yang masih

perlu dibuktikan, suatu kesimpulan yang belum teruji kebenarannya.

Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji

secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat

dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau

konstruksi yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan

demikian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1: Terdapat pengaruh Hedonic Shopping Value terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta ;

H2; Terdapat pengaruh Shopping Lifestyle terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta ;

H3; Terdapat pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta ;

H4: Terdapat pengaruh Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan

Store Atmosphere secara bersama-sama terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta ;

Universitas MH. Thamrin


34

Universitas MH. Thamrin


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan oleh penulis selama kurun waktu 3 (tiga)

bulan dari periode bulan Februari sampai dengan bulan April 2018. Adapun

tempat pelaksanaan penelitian ini di Kemang Village Jakarta Selatan.

B. Metode Penelitian

Dalam bukunya Muri Yusuf (2014 : 24), dimana dijelaskan bahwa

penelitian (research) sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan suatu

masalah atau mencari jawab dari persoalan yang dihadapi secara ilmiah,

menggunakan cara berpikir reflektif, berpikir keilmuan dengan prosedur yang

sesuai dengan tujuan dan sifat penyelidikan. Penelitian ilmiah menggunakan

langkah-langkah yang sistematis dan terkendali, bersifat hati-hati dan logis,

objektif dan empiris serta terarah pada sasaran yang ingin dipecahkan.

Penelitian yang dilaksanakan itu hendaknya mampu menjawab masalah yang

ada, mengungkapkan secara tepat atau memprediksi secara benar.

Berdasarkan karakteristik permasalahan yang membahas pengaruh

Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere terhadap

Impulse Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta

Selatan Tahun 2018. Dimana jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah jenis penelitian kuantitatif (quantitative research).

34 Universitas MH. Thamrin


35

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam bukunya Muri Yusuf (2014 : 145), dijelaskan bahwa dalam

kerangka penelitian terutama penelitian kuantitatif (quantitative research),

populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat

perhatian dengan seksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil

yang dapat dipercaya dan tepat guna daerah (area) atau obyek

penelitiannya.

Target populasi yang digunakan penulis dalam menyusun

penelitian ini adalah populasi terbatas, yakni populasi yang dapat

memberikan informasi kepada penulis sehingga dapat memberikan

gambaran kesimpulan dalam penelitian ini. Populasi yang menjadi obyek

dalam penelitian ini adalah Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang

Village Jakarta Selatan.

2. Sampel

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah sebagian

dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Dalam

menentukan ukuran sampel (sample size) dapat digunakan berbagai

rumusan statistik, sehingga sampel yang diambil dari populasi itu benar-

benar memenuhi persyaratan tingkat kepercayaan yang dapat diterima dan

kadar kesalahan sampel (sample error) yang mungkin ditoleransi. (Muri

Yusuf, 2014 : 150)

Universitas MH. Thamrin


36

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

perhitungan sampel dengan rumus yang dikemukakan oleh Slovin yang

dikutip dalam bukunya Muri Yusuf (2014 : 170), dengan menggunakan

nilai tingkat kepercayaan 90% dan ᾱ sebesar 10%.

Jumlah Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta

Selatan, yaitu sejumlah 400.000 Konsumen.

Rumus :

n = N / ( 1 + N. )

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = error/Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

n = 400.000 / ( 1 + 400.000 x 0,1 x 0,1)

n = 400.000 / (1+ 4000) = 400.000 / 4001 = 99,97

Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 99,97 yang dibulatkan menjadi 100 responden.

Dengan demikian jumlah sampel penelitian minimal sebanyak 100 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuisioner

Muri Yusuf (2014) dalam bukunya menjelaskan bahwa kuisioner

berasal dari bahasa latin : Questionnaire, yang berarti suatu rangkaian

pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu yang diberikan

Universitas MH. Thamrin


37

kepada sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data.

Tujuan utama dari penggunaan kuisioner dalam penelitian ini adalah :

a. Memperoleh informasi yang lebih relevan dengan tujuan penelitian ;

b. Mengumpulkan informasi dengan reliabilitas dan validitas yang

tinggi ;

Penyusunan kuisioner dalam penelitian ini dijabarkan berdasarkan

dari tujuan dan hipotesis yang telah disusun untuk menjawab rumusan

masalah dalam penelitian ini.

2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Cross

Section. Dimana data ini diperoleh dari penyebaran kuisioner yang

dibagikan kepada Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village

Jakarta Selatan.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber

data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung

dengan permasalahan yang diteliti. Data primer diperoleh dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan

untuk mengumpulkan informasi dari responden. Skor masing-masing

indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah

dibagikan kepada responden merupakan sumber data primer dalam

penelitian ini.

Universitas MH. Thamrin


38

Untuk mencari jawaban atas permasalahan yang peneliti cari,

peneliti lebih tertuju pada kuesioner tertutup dimana kuesioner tersebut

terdapat empat alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden

tanpa kemungkinan memberikan jawaban lain yaitu dengan

menggunakan Skala Likert.

Skala likert dikembangkan oleh Rensis Likert, yang merupakan

suatu series butir (butir soal). Responden hanya memberikan

persetujuan atau ketidak setujuannya terhadap butir soal tersebut.

Skala ini dimaksudkan untuk mengukur sikap individu dalam dimensi

yang sama dan individu menempatkan dirinya ke arah satu kontinuitas

dari butir soal. (Muri Yusuf, 2014 : 222)

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala

Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan negative,

yang dapat berupa kata-kata antara lain :

1) Sangat setuju

2) Setuju

3) Tidak setuju

4) Sangat tidak setuju

Untuk keperluan analisis, maka jawaban itu diberi skor, misalnya:

1) Sangat setuju diberi skor 4

2) Setuju diberi skor 3

3) Tidak setuju diberi skor 2

4) Sangat tidak setuju diberi skor 1

Universitas MH. Thamrin


39

Instrument penelitian yang menggunakan skala Likert dapat

dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa data

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan.

Data tersebut diolah lebih lanjut untuk memperoleh jumlah sampel

yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling yaitu merupakan tipe

pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh

dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria

sampel yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Konsumen yang berbelanja kebutuhan kuliner dan fashion di Pusat

Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan ;

2) Konsumen yang berbelanja kebutuhan kuliner dan fashion di Pusat

Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan minimal 1 (satu) kali

dalam sebulan ;

3) Konsumen yang membelanjakan uangnya untuk memenuhi

kebutuhan kuliner dan fashion di Pusat Perbelanjaan Kemang

Village Jakarta Selatan minimal sebesar Rp. 250.000,- ;

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang

diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada responden yang dalam hal ini

Universitas MH. Thamrin


40

adalah Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan.

Selanjutnya data hasil kuisioner tersebut akan diolah dengan skala linkert

untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel yang diterdiri dari : Hedonic

Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere dan Impulse

Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan.

Selanjutnya data-data yang diperoleh dari responden terlebih dahulu

diolah dalam bentuk tabel data statistik dengan menggunakan program

microsoft office excel 2010 dan kemudian tabel data statistik tersebut diolah

dengan menggunakan program software EViews 7.0 untuk menganalisa

pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel terikat melalui pendekatan

metode analisis regresi linier berganda.

Kegiatan pengolahan data dengan Microsoft Office Excel 2010

meliputi pembuatan tabel data. Pengujian signifikansi analisis regresi linier

berganda dengan data cross section menggunakan Eviews 7.0 sebagai program

pengolahan datanya. Analisis regresi linier berganda ini dapat digunakan

untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara

variabel dependen dan independen secara menyeluruh baik secara simultan

maupun secara parsial.

Alat analisis ini dalam penelitian ini diterjemahkan dalam variabel-

variabel yang digunakan untuk analisa regresi berganda adalah sebagai

berikut:

Universitas MH. Thamrin


41

1. Variabel Y (Impulse Buying Konsumen)

Tabel 3.1

Variabel, Definisi, dan Indikator Impulse Buying Konsumen

Variabel Definisi Indikator


1. Dorongan tak tertahankan untuk
membeli (Irrestible Urge to Buy)
Proses keputusan 2. Emosi Positif ketika membeli
akhir yang dipilih (Possitive Buying Emotion)
Impulse
konsumen sebagai 3. Pertimbangan ketika membeli
Buying
pertimbangan untuk (Cognitive Deliberation)
Konsumen
membeli saat sebelum 4. Pembelian yang tidak direncanakan
memasuki took (Unplanned Buying)
5. Mengenyampingkan kebutuhan masa
depan (Disregard for the future)
Sumber : Diolah Penulis, tahun 2018

2. Variabel X1 (Hedonic Shopping Value)

Tabel 3.2

Variabel, Definisi, dan Indikator Hedonic Shopping Value

Sub
Variabel Definisi Indikator
Variabel
Suatu kegiatan
pembelian yang
didorong dengan
1. Keinginan untuk sosialisasi.
perilaku yang
(Social Shopping)
berhubungan
2. Menghilangkan stress
Hedonic dengan panca
(Gratification Shopping)
Hedonis Shopping indera, khayalan
3. Ide baru dalam berbelanja (Idea
Value dan emosi yang
Shopping)
menjadikan
4. Tantangan yang menyenangkan.
kesenangan dan
(Adventure Shopping)
kenikmatan materi
sebagai tujuan
utama hidup
Sumber : Diolah Penulis, tahun 2018

Universitas MH. Thamrin


42

3. Variabel X2 (Shopping Lifestyle)

Tabel 3.3

Variabel, Definisi, dan Indikator Shopping Lifestyle

Sub
Variabel Variabel Definisi Indikator
1. Kegiatan
Gaya hidup secara luas (Activities)
didefinisikan sebagai cara 2. Minat (Interest)
hidup yang diidentifikasikan 3. Opini (Opinion)
Shopping oleh bagaimana orang 4. berbelanja untuk
Hedonis
Lifestyle menghabiskan waktu mereka, menemukan suatu
apa yang mereka pikirkan barang yang baik
tentang diri mereka sendiri dan bernilai bagi
dan juga dunia disekitarnya dirinya.
(Value Shopping)
Sumber : Diolah Penulis, tahun 2018

4. Variabel X3 (Store Atmosphere)

Tabel 3.4

Variabel, Definisi, dan Indikator Store Atmosphere

Sub
Variabel Definisi Indikator
Variabel
Tata penempatan yang
menjadi tujuan konsumen
1. Desain Interior
merasa tertarik untuk
Mall
datang berkunjung dan
2. Komunikasi Visual
nyaman berbelanja
Store atau Musik
Hedonis sehingga menghasilkan
Atmosphere 3. Penerangan dan
kesan yang positif maupun
Kebersihan Mall
negative terhadap suatu
4. Tempat Parkir yang
pusat perbelanjaan di
memadai dan aman
Kemang Village

Sumber : Diolah Penulis, tahun 2018

F. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan dianalisis dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Hedonic Shopping Value,

Universitas MH. Thamrin


43

Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere terhadap Impulse Buying Konsumen

di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Jakarta Selatan, maka digunakan

analisis regresi berganda. Penggunaan analisis regresi linier berganda dengan

metode OLS (Ordinary Least Square) sehingga akan tetap mampu

mendapatkan β0, β1, β2, β3, β4 yang BLUE agar diperoleh garis regresi sedekat

mungkin pada data aktualnya. Bentuk umum persamaan regresi linier

berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Dimana :

Y = Impulse Buying Konsumen

β0, β1, β2, β3 = Konstanta/Slope

X1 = Hedonic Shopping Value

X2 = Shopping Lifestyle

X3 = Store Atmosphere

e = Kesalahan acak (error term)

Menurut Mochamad Doddy Ariefianto (2012 : 26), analisis regresi

linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square) mensyaratkan

pemenuhan beberapa asumsi (Gauss-Markov). Dalam praktiknya, sangat

mungkin sekali satu atau lebih asumsi klasik tidak dapat dipenuhi, dengan

demikian estimator OLS tidak lagi BLUE. Pada kasus yang ekstrem, estimator

dan/atau pengujian hipotesis tidak dapat dilakukan, oleh karena itu agar

diperoleh persamaan regresi yang BLUE maka dalam penelitian ini dilakukan

Uji Stabilitas Model (Recursive Least Squares Test), Uji Linieritas (Ramsey

RESET Test), Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik.

Universitas MH. Thamrin


44

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu instrumen yaitu seberapa jauh instrumen ini

benar-benar mengukur apa (obyek) yang hendak diukur. Makin tinggi

validitas suatu instrumen, makin baik instrumen itu untuk digunakan.

Validitas suatu instrumen dapat dilihat dari isi atau konsep maupun daya

ramal yang terdapat pada instrumen tersebut. Disamping itu dapat pula

dilihat dengan memperhatikan bentuknya atau hubungannya dengan

tes/instrumen lain secara empirik dan statistik. (Muri Yusuf, 2014 : 234-

235)

Dalam bukunya Muri Yusuf (2014 : 235), penelitian ini

menggunakan validitas isi, dimana validitas isi merupakan modal dasar

dalam suatu instrumen penelitian, sebab kesahihan/validitas ini akan

menyatakan keterwakilan aspek yang diukur dalam instrumen. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa validitas isi ini lebih menekankan pada

keabsahan instrumen yang disusun dikaitkan dengan domain yang ingin

diukur.

Rumus Validitas :

n (Σxy) - (Σx . Σy)

r=

√ n Σ2 - (Σx)2 [Σx2 - Σy2]

Universitas MH. Thamrin


45

Dimana :

r = Angka korelasi

n = Jumlah contoh dalam penelitian

x = Skor pertayaan

y = Skor total responden n dalam menjawab seluruh pertayaan

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu

instrumen penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam

waktu yang berbeda. Wright-stone menulis bahwa reliabilitas sebagai

suatu perkiraan tingkatan (degree) konsistensi atau kestabilan antara

pengukuran ulangan dan pengukuran pertama dengan menggunakan

instrumen yang sama. (Muri Yusuf, 2014 : 242)

Rumus Reliabilitas :

K Σab2
r= 1-
k-1 σt2

Dimana :

r = Reliabilitas Instrument

k = Banyak butir pertayaan

σt² = Varian total

∑ab² = Jumlah Varian Butir

Universitas MH. Thamrin


46

Rumus varian yang digunakan :

Σk2

Σx2 n

σ=

Dimana :

σ = Varian

n = Jumlah responden

x = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Penilaian koefisien Alpha Cronbach berdasarkan aturan sebagai berikut :

0,00 - 0,20 = Kurang Reliabel

> 0,20 – 0,40 = Agak Reliabel

> 0,40 – 0,60 = Cukup Reliabel

> 0,60 – 0,80 = Reliabel

> 0,80 – 1,00 = Sangat Reliabel

3. Uji Stabilitas Model (Recursive Least Squares Test)

Uji ini menggunakan Recursive Least Squares dilakukan untuk

mengetahui apakah parameter model regresi bersifat stabil dalam periode

penelitian. Data cross section seringkali menunjukkan perilaku yang tidak

stabil, ketidakstabilan perilaku di dalam data cross section muncul karena

data cross section ini terdiri dari individu-individu yang mempunyai

ukuran atau skala yang berbeda.

Universitas MH. Thamrin


47

Metode ini dilakukan dengan meregresi persamaan yang dibuat

berkali-kali dengan menggunakan sampel yang semakin besar. Dalam

prakteknya perubahan kecil atau besar estimator β0, β1, dan β2, dilakukan

dengan membuat plot recursive residual terhadap garis nol. Setiap plot

akan ditunjukkan dengan plus minus 2 standard error (band) recursive

residual. Jika residual berada diluar band maka menunjukkan adanya

ketidakstabilan parameter estimasi. Sebaliknya jika residual berada di

dalam band maka parameter stabil dalam periode penelitian. (Agus

Widarjono (2013 : 177)

4. Uji Linieritas (Ramsey RESET Test)

Linieritas merupakan asumsi awal yang seharusnya ada dalam

model regresi linier. Uji linieritas dapat dengan mudah dilakukan pada

regresi linier sederhana, yang bertujuan untuk mengetahui apakah

pemilihan model regresi linier sudah tepat atau tidak. Uji linieritas ini

menggunakan Uji Ramsey RESET (Regression Specification Error Test).

Ramsey telah mengembangkan uji secara umum kesalahan

spesifikasi yang dikenal dengan uji kesalahan spesifikasi regresi

(Regression Specification Error Test = RESET). Uji Ramsey RESET ini

bisa dijelaskan dengan model sebagai berikut :

Yi = β0 + β1X1i + β2X2i + ei

Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F kritisnya pada α tertentu

berarti signifikan maka kita menerima hipotesis bahwa model persamaan

kurang tepat (misspecified) dan sebaliknya jika nilai F hitung lebih kecil

Universitas MH. Thamrin


48

dari nilai F kritisnya berarti tidak signifikan maka model persamaan adalah

tepat. (Agus Widarjono (2013 : 168-169)

5. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi linier

berganda yang digunakan dalam penelitian memiliki variabel residual

yang berdistribusi normal, dengan hipotesis sebagai berikut :

H0: Variabel Residual pada Model Regresi yang digunakan berdistribusi

normal

H1: Variabel Residual pada Model Regresi yang digunakan tidak

berdistribusi normal

Dengan ketentuan, apabila:

Nilai JB hitung < Chi Squares : Gagal menolak Ho

Nilai JB hitung > Chi Squares : Menolak Ho, Menerima

6. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap

hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian

untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi

klasik.

Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak

melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model regresi linier

berganda. Asumsi-asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji

multikolinieritas dan uji autokorelasi.

Universitas MH. Thamrin


49

a. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas ini digunakan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau

dengan kata lain untuk melihat ada atau tidaknya hubungan yang linier

antara variabel bebas didalam regresi berganda dengan model

persamaan sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinieritas dilakukan

dengan menggunakan metode koefisien korelasi antara variabel

independen. Menurut Agus Widarjono (2013 : 104), jika koefisien

korelasi antar variabel independen diatas 0.85 maka diduga ada

multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi antar

variabel independen dibawah 0,85 maka tidak terdapat gejala

multikolinieritas dalam model.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual tetap

(konstan), maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda

disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala

heteroskedastisitas dapat dideteksi melalui suatu metode kausal yaitu

mengamati pola residual kuadrat pada grafik. Jika heterokedasitas ada

Universitas MH. Thamrin


50

pada model, hal ini dapat terlihat dengan adanya suatu pola tertentu

pada grafik residual kuadrat. Jika terjadi masalah heteroskedastisitas,

maka estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang Best Linear

Unbiased Estimator (BLUE) hanya Linear Unbiased Estimator (LUE).

Konsekuensi jika estimator β1 tidak lagi mempunyai varian

yang minimum, yakni : (Agus Widarjono, 2013 : 113-115)

1) Jika varian tidak minimum maka menyebabkan perhitungan

standar error metode OLS tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya.

2) Akibatnya maka interval estimasi maupun uji hipotesis yang

didasarkan pada distribusi t dan f tidak lagi bisa dipercaya untuk

evaluasi hasil regresi.

7. Hasil Uji Analisis Regresi

Setelah melakukan uji asumsi klasik dimana untuk memenuhi uji

normalitas, data variabel dependen dan variabel independen dalam

penelitian ini ditransformasikan dalam bentuk persamaan regresi berganda.

Maka persamaan regresi linier dalam penelitian ini berubah menjadi :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Dimana :

Y = Impulse Buying Konsumen

β0, β1, β2, β3 = Konstanta/Slope

X1 = Hedonic Shopping Value

X2 = Shopping Lifestyle

X3 = Store Atmosphere

e = Kesalahan acak (error term)

Universitas MH. Thamrin


51

8. Pengujian Hipotesis

Muri Yusuf (2014 : 130), dalam bukunya menjelaskan bahwa

secara harfiah hipotesis dapat diartikan sebagai sesuatu pernyataan yang

belum merupakan suatu tesis; suatu kesimpulan sementara; suatu pendapat

yang belum final, karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis

adalah suatu dugaan sementara, suatu tesis sementara yang harus

dibuktikan kebenarannya melalui penyelidikan ilmiah. Hipotesis dapat juga

dikatakan kesimpulan sementara, merupakan suatu konstruk (construct)

yang masih perlu dibuktikan, suatu kesimpulan yang belum teruji

kebenarannya.

Dalam penelitiannya ini, penulis menjabarkan hipotesis untuk

menjawab rumusan dan tujuan penelitian yang sudah tersusun sehingga

dapat menjawab rumusan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini. Dimana hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua)

hipotesis yakni hipotesis secara parsial melalui uji t dan hipotesis secara

simultan melalui uji f.

a. Uji Parsial T

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh variabel bebas dengan variabel terikatnya secara parsial.

H0: Variabel independen (X) tidak memiliki pengaruh signifikan

secara parsial terhadap variabel dependen

H1: Variabel independen (X) memiliki pengaruh signifikan secara

parsial terhadap variabel dependen

Universitas MH. Thamrin


52

Dalam melakukan penelitian, kita harus membuat hipotesis

penelitian yaitu hipotesis nol (null hypoyhesis) dan hipotesis alternatif

(alternative hypothesis). Hipotesis nol yang disimbolkan H0

merupakan keyakinan peneliti yang akan dibuktikan kebenerannya

dengan menggunakan data sampel. Sedangkan hipotesis alternatif yang

diberi simbol H1 adalah lawan atau alternatif dari hipotesis nol dan

akan kita terima jika kita menolak hipotesis nol.

Dalam menguji kebenaran hipotesis dari data sampel, statistika

telah mengembangkan uji t. Uji t merupakan suatu prosedur yang

mana hasil sampel dapat digunakan untuk verifikasi kebenaran atau

kesalahan hipotesis nol (H0). Keputusan untuk gagal menolak atau

menolak H0 dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh data.

Uji hipotesis dua sisi dipilih jika kita tidak punya dugaan kuat atau

dasar teori yang kuat dalam penelitian, sebaliknya kita memilih satu

sisi jika peneliti mempunyai landasan teori atau dugaan yang kuat.

Prosedur pengujian hipotesis untuk Uji t dengan cara

membandingkan nilai t hitung untuk masing-masing estimator dengan t

kritisnya dari table, dimana keputusan menolak atau gagal menolak H0

sebagai berikut :

1) Jika nilai t hitung > nilai t kritis (table) maka H0 ditolak atau

menerima H1 (alternative) ;

2) Jika nilai t hitung < nilai t kritis (table) maka H0 gagal ditolak ;

(Agus Widarjono, 2013 : 63-65)

Universitas MH. Thamrin


53

b. Uji Simultan F

Uji F test yaitu untuk mengetahui apakah variabel bebas

secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap

variabel tidak bebas. Pembuktian dilakukan dengan cara

membandingkan nilai kritis, F (tabel) dengan nilai F (hitung) yang

terdapat pada tabel analisis dƒ variance. Jika F (hitung) lebih besar

daripada F (tabel) maka keputusan menolak hipotesis nol (H0) dan

menerima hipotesis alternatif (H1).

H0: Variabel independen (X) tidak memiliki pengaruh signifikan

secara simultan terhadap variabel dependen

H1: Variabel independen (X) memiliki pengaruh signifikan secara

simultan terhadap variabel dependen

Ketika mengestimasi model dimana hipotesis nol adalah

diasumsikan benar, maka kita membuat pembatasan atau restriksi

(restriction) terhadap model pada persamaan regresi dalam penelitian.

Dalam hal ini kita mengestimasi model dengan cara meminimumkan

jumlah residual kuadrat dengan adanya pembatasan koefisien regresi.

Jumlah residual kuadrat yang mengasumsikan bahwa hipotesis nol

benar disebut jumlah residual kuadrat karena ada pembatasan

(restricted of sum squared residual = SSRR). Sedangkan jumlah

residual kuadrat dimana tidak ada ada pembatasan koefisien regresi

maka disebut dengan jumlah residual kuadrat tanpa ada pembatasan

(unrestricted sum of squared residuals = SSRU). Dalam hal ini, jika

kita mengestimasi persamaan dengan cara meminimumkan jumlah

Universitas MH. Thamrin


54

residual kuadrat maka kita akan mendapatkan SSRU. Pembatasan

koefisien regresi akan menyebabkan jumlah residual kuadrat lebih

besar daripada tanpa pembatasan. Jika perbedaan antara SSRR dan

SSRU relatif kecil maka kita akan menolak hipotesis nol dan jika

sebaliknya maka kita gagal menolak hipotesis nol. (Agus Widarjono,

2013 : 67-68)

9. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) adalah untuk melihat seberapa baik

garis regresi menjelaskan datanya (goodness of fit), artinya bagaimana

garis regresi yang dibentuk sesuai dengan data. Jika semua data terletak

pada regresi atau dengan kata lain semua nilai residual adalah nol maka

kita mempunyai garis regresi yang sempurna (Agus Widarjono, 2013 : 24).

Hasil perhitungan Koefisien Determinasi (R2) dari penelitian ini

dapat dilihat pada perhitungan analisis regresi dengan menggunakan

program Eviews 7.0. Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variable dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara nol

sampai dengan satu. Jika nilai koefisien determinasi suatu model

mendekati satu berarti variabel-variabel independen dapat memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk menerangkan variasi pada

variabel dependen.

Sebaliknya, jika nilai koefisien determinasi (R2) semakin kecil,

maka dapat dikatakan bahwa kemampuan variabel-variabel independen

Universitas MH. Thamrin


55

dalam memberikan informasi yang dibutuhkan dalam menerangkan

variabel dependen adalah rendah.

Formula untuk menghitung koefisien determinasi (R2) regresi

berganda sama dengan regresi sederhana. Untuk itu kita kembali

tampilkan rumusnya sebagai berikut : R2 = = =1—

R2 = 1—

R2 = 1—

Dari rumus tersebut diatas tampak jelas bahwa koefisien

determinasi tidak pernah menurun terhadap jumlah variabel independen.

Artinya koefisien determinasi akan semakin besar jika kita terus

menambah variabel independen di dalam model. Hal ini terjadi karena

bukan merupakan fungsi dari variabel independen X,

sedangkan SSR yakni tergantung dari jumlah variabel independen

X di dalam model. Dengan demikian jika jumlah variabel independen X

bertambah maka akan menurun. (Agus Widarjono, 2013 : 69-70)

G. Pembahasan

Pembahasan masing-masing variabel bebas dan variabel terikat

berdasarkan hasil uji t hitung yang diperoleh dalam penelitian ini dengan

menggunakan program Eviews 7.0.

Universitas MH. Thamrin


56

Pembahasan ini dimaksudkan adalah dengan membandingkan hasil

yang diperoleh dari penelitian penulis dengan hasil penelitian-penelitian

sebelumnya dan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini.

Universitas MH. Thamrin


57

Universitas MH. Thamrin


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Gambaran Umum dan Objek Penelitian

PT. Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), anggota Lippo Group, bergerak

pada pembangunan properti, real estate dan real estate perkotaan terutama

untuk pengembangan kota satelit baru di Karawaci, Tangerang, Banten.

LPKR menjadi perusahaan yang terdiversifikasi yang meliputi layanan

kesehatan dan perhotelan. Portofolio LPKR terdiri dari Pengembangan

Residential dan Perkotaan, Rumah Sakit, Mal, Hotel & Rekreasi dan

Pengolahan Aset. LPKR tercatat di Bursa Efek Indonesia di tahun 1996

pada Papan Utama. Perusahaan didirikan di tahun 1990 dan berpusat di

Tangerang, Banten, Indonesia. (Sumber: www.emis.com )

Lippo Mall Kemang adalah salah satu mal dalam portofolio Lippo

Malls, yang merupakan salah satu bisnis unit yang dimiliki PT Lippo

Karawaci Tbk (LPKR). Lippo Malls adalah pengembang dan operator mal

terbesar di Indonesia, yang memiliki dan mengelola 64 mall yang tersebar

di 28 kota di seluruh Indonesia. Saat ini, LMI mengelola lebih dari 3 juta

m2 gross area dan memiliki lebih dari 16.000 tenant di seluruh malnya

yang berada di Indonesia. (Sumber: www.lippomallkemang.com )

57 Universitas MH. Thamrin


58

Lippo Mall Kemang adalah mal kelas menengah atas, memiliki

total GLA (Gross Leasable Area) 79.000 meter persegi terdiri dari 6 lantai

dan membawa lebih dari 200 merek nasional dan internasional ternama.

Lippo Mall Kemang diperkuat enam penyewa utama (anchor tenant)

seperti Matahari, Hypermart, Best Denki, Fitness First Platinum, Ace

Hardware dan Cinema XXI. Tidak hanya itu saja beberapa major tenant

juga bergabung di mal ini seperti Marks & Spencer, Timezone dan Sports

Station. LMK juga memiliki tenant food & beverage spesial seperti FJ Bar

& Grill, Coca Suki, Kopi Kitchen, TGI Friday’s, Saigon Delight, Sushi

Tei, Ootoya, Classified, serta specialty tenants seperti The Goods Dept,

Dian Pelangi, Pull & Bear, The Executive, Stradivarius, Giordano dan

deretan merek ternama lainnya.

Dikutip dari website www.britama.com, Lippo Karawaci Tbk

(LPKR) didirikan tanggal 15 Oktober 1990 dengan nama PT Tunggal

Reksakencana. Kantor pusat LPKR terletak di Jalan Boulevard Palem

Raya No. 7, Menara Matahari Lantai 22-23, Lippo Karawaci Central,

Tangerang, Banten, 15811, Indonesia. Pemegang saham yang memiliki

5% atau lebih saham Lippo Karawaci Tbk, antara lain: Pacific Asia

Holding Ltd (pengendali) (17,88%) dan PT Metropolis Propertindo Utama

(5,25%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

LPKR adalah dalam bidang real estat, pengembangan perkotaan (urban

development), pembebasan/pembelian, pengolahan, pematangan,

pengurugan dan penggalian tanah; membangun sarana dan

Universitas MH. Thamrin


59

prasarana/infrastruktur; merencanakan, membangun, menyewakan,

menjual, dan mengusahakan gedung-gedung, perumahan, perkantoran,

perindustrian, perhotelan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pusat sarana

olah raga dan sarana penunjang, termasuk tetapi tidak terbatas pada

lapangan golf, klub-klub, restoran, tempat-tempat hiburan lain,

laboratorium medik, apotik beserta fasilitasnya baik secara langsung

maupun melalui penyertaan (investasi) ataupun pelepasan (divestasi)

modal; menyediakan pengelolaan kawasan siap bangun, membangun

jaringan prasarana lingkungan dan pengelolaannya, membangun dan

mengelola fasilitas umum, serta jasa akomodasi.

Kegiatan utama LPKR adalah bergerak dalam bidang Residential

& Urban Development, Large Scale Integrated Development, Retail

Malls, Healthcare, Hospitality and Infrastructure, and Property and

Portfolio Management.

Lippo Karawaci memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa

Efek Indonesia (BEI), yakni Siloam International Hospitals Tbk (SILO)

yang dimiliki secara tidak langsung melalui PT Megapratama Karya

Persada. Selain itu, Lippo Karawaci Tbk menguasai secara tidak langsung

54,37% saham Lippo Cikarang Tbk (LPCK) dan; menguasai 4,92% secara

langsung dan tidak langsung 52,36% saham Gowa Makassar Tourism

Development Tbk (GMTD).

Pada tanggal 03 Juni 1996, LPKR memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

LPKR (IPO) kepada masyarakat sebanyak 30.800.000 dengan nilai

Universitas MH. Thamrin


60

nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp3.250,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 28 Juni 1996.

Yang menjadi target Kemang Village Mall adalah kaula muda

baik pria maupun wanita, karena seperti yang kita ketahui DKI Jakarta

merupakan slah satu kota yang menjadi tujuan untuk menghabiskan waktu

berbelanja di mall. Ditambah lagi DKI Jakarta khususnya Jakarta Selatan

salah satu kawasan yang sangat strategis yang tentunya akan banyak

dikunjungi oleh berbagai kalangan dengan berbagai kepentingan.

Dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya

pengaruh dari variabel-variabel Hedonic Shopping Value, Shopping

Lifestyle, dan Store Atmosphere terhadap Impulse Buying Konsumen di

Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta. Dimana yang menjadi

obyek penelitian adalah Kemang Village Mall Jakarta, dengan variabel

Impulse Buying sebagai variabel dependen dan variabel-variabel Hedonic

Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere sebagai

variabel independen. Data yang digunakan adalah data Cross Section

tahun 2018 dengan jumlah responden sebesar 100 orang responden.

2. Profil Responden Penelitian

Berikut profil yang diperoleh dari penyebaran kuisioner sebesar

100 (seratus) responden yang dilakukan selama bulan Februari tahun

2018.

Universitas MH. Thamrin


61

a. Jenis Kelamin Responden

Data Jenis Kelamin ini diperoleh dari penyebaran kuisioner

sebesar 100 (seratus) responden yang dilakukan selama bulan Februari

tahun 2018. Berikut Data Jenis Kelamin ditampilkan pada Grafik 4.1 :

Grafik 4.1

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

43%
Pria
57% Wanita

Sumber : Data diolah, 2018

Berdasarkan Grafik diatas terdapat 57 (57%) responden Wanita

dan 43 (43%) responden Pria dari 100 (seratus) responden yang

terkumpul selama bulan Februari tahun 2018.

b. Usia Responden

Data Usia ini diperoleh dari penyebaran kuisioner sebesar 100

(seratus) responden yang dilakukan selama bulan Februari tahun 2018.

Berikut Data Usia Responden ditampilkan pada Grafik 4.2 :

Universitas MH. Thamrin


62

Grafik 4.2

Usia Responden

Usia Responden

4%
9%

17 - 25
26 - 35
36 - 45

87%

Sumber : Data diolah, 2018

Berdasarkan Grafik diatas terdapat 87 (87%) responden berusia

17-25 tahun, 9 (9%) responden berusia 26-35 tahun dan 4 (4%)

responden berusia 36-45 tahun dari 100 (seratus) responden yang

terkumpul selama bulan Februari tahun 2018.

c. Pekerjaan Responden

Data Pekerjaan ini diperoleh dari penyebaran kuisioner sebesar

100 (seratus) responden yang dilakukan selama bulan Februari tahun

2018. Berikut Data Pekerjaan Responden ditampilkan pada Grafik 4.3:

Universitas MH. Thamrin


63

Grafik 4.3

Pekerjaan Responden

Jenis Pekerjaan
1%

6%

Pelajar/Mahasiswa
20%
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
2%
Wiraswasta
71%
Yang lain:

Sumber : Data diolah, 2018

Berdasarkan Grafik diatas terdapat 71 (71%) responden yang

berprofesi sebagai Pelajar/Mahasiswa, 2 (2%) responden yang

berprofesi sebagai Pegawai Negeri, 20 (20%) responden yang

berprofesi sebagai Pegawai Swasta, 6 (6%) responden yang berprofesi

sebagai Wiraswasta dan lainnya sebesar 1 (1%) dari 100 (seratus)

responden yang terkumpul selama bulan Februari tahun 2018.

d. Pengeluaran Responden

Data Pengeluaran ini diperoleh dari penyebaran kuisioner

sebesar 100 (seratus) responden yang dilakukan selama bulan Februari

tahun 2018. Berikut Data Pengeluaran Responden ditampilkan pada

Grafik 4.4 :

Universitas MH. Thamrin


64

Grafik 4.4

Pengeluaran Responden

Pengeluaran Responden

250.000 - 500.000
1%
9%
7% 600.000 - 900.000

1.000.000 -
20%
1.900.000
63%
2.000.000 -
3.000.000
> 3.000.000

Sumber : Data diolah, 2018

Berdasarkan Grafik diatas terdapat 63 (63%) pengeluaran

responden sebesar 250.000-500.000, 20 (20%) pengeluaran responden

sebesar 600.000-900.000, 7 (7%) pengeluaran responden sebesar

1.000.000-1.900.000, 1 (1%) pengeluaran responden sebesar

2.000.000-3.000.000 dan 9 (9%) pengeluaran responden lebih dari

3.000.000 dari 100 (seratus) responden yang terkumpul selama bulan

Februari tahun 2018.

Universitas MH. Thamrin


65

B. Hasil Analisa Data

1. Uji Validity dan Uji Realibility

a. Uji Validity

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur

yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat

ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Uji validitas

bertujuan untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada

kuesioner yang harus diganti karena dianggap tidak valid.

Berikut adalah uji validitas dari pernyataan-pernyataan yang

termuat dari variabel-variabel : Hedonic Shopping Value, Shopping

Lifestyle, Store Atmosphere dan Impulse Buying.

Tabel 4.1

Uji Validitas Impulse Buying

Uji Validitas
Impulse Buying
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
r hitung 0.8299 0.8341 0.8686 0.8747 0.6593
r table 0.1966 0.1966 0.1966 0.1966 0.1966
r hit > r table Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data diolah Penulis, 2018

Dari tabel 4.1 diatas tampak seluruh butir-butir pernyataan

kuisioner yang diajukan kepada 100 (seratus) responden. Nilai r tabel

diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2, yakni df = 100-2

= 98 dengan α = 0.05 atau 5% maka nilai r tabel = 0.1966. Hasil

perhitungan validitas dari 5 (lima) butir-butir pernyataan untuk

variable Impulse Buying tampak memiliki nilai r hitung lebih besar r

Universitas MH. Thamrin


66

tabel sehingga ke-5 butir pernyataan dari variable Impulse Buying

dinyatakan Valid.

Tabel 4.2

Uji Validitas Hedonic Shopping Value

Uji Validitas
Hedonic Shopping Value
Q1 Q2 Q3 Q4
r hitung 0.6930 0.6428 0.6945 0.7735
r table 0.1966 0.1966 0.1966 0.1966
r hit > r table Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data diolah Penulis, 2018

Dari tabel 4.2 diatas tampak seluruh butir-butir pernyataan

kuisioner yang diajukan kepada 100 (seratus) responden. Nilai r tabel

diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2, yakni df = 100-2

= 98 dengan α = 0.05 atau 5% maka nilai r tabel = 0.1966. Hasil

perhitungan validitas dari 4 (empat) butir-butir pernyataan untuk

variabel Hedonic Shopping Value tampak memiliki nilai r hitung

lebih besar r tabel sehingga ke-4 butir pernyataan dari variable

Hedonic Shopping Value dinyatakan Valid.

Tabel 4.3

Uji Validitas Shopping Lifestyle

Uji Validitas
Shopping Life Style
Q1 Q2 Q3 Q4
r hitung 0.7892 0.8694 0.8146 0.8750
r tabel 0.1966 0.1966 0.1966 0.1966
r hit > r tabel Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data diolah Penulis, 2018

Universitas MH. Thamrin


67

Dari tabel 4.3 diatas tampak seluruh butir-butir pernyataan

kuisioner yang diajukan kepada 100 (seratus) responden. Nilai r tabel

diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2, yakni df = 100-2 = 98

dengan α = 0.05 atau 5% maka nilai r tabel = 0.1966. Hasil

perhitungan validitas dari 4 (empat) butir-butir pernyataan untuk

variabel Shopping Lifestyle tampak memiliki nilai r hitung lebih besar r

tabel sehingga ke-4 butir pernyataan dari variabel Shopping Lifestyle

dinyatakan Valid.

Tabel 4.4

Uji Validitas Store Atmosphere

Uji Validitas
Store Atmosphere
Q1 Q2 Q3 Q4
r hitung 0.6161 0.7189 0.7368 0.7665
r tabel 0.1966 0.1966 0.1966 0.1966
r hit > r tabel Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data diolah Penulis, 2018

Dari tabel 4.4 diatas tampak seluruh butir-butir pernyataan

kuisioner yang diajukan kepada 100 (seratus enam) responden. Nilai r

tabel diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2, yakni df = 100-2

= 98 dengan α = 0.05 atau 5% maka nilai r tabel = 0.1966. Hasil

perhitungan validitas dari 4 (empat) butir-butir pernyataan untuk

variabel Store Atmosphere tampak memiliki nilai r hitung lebih besar r

tabel sehingga ke-4 butir pernyataan dari variabel Store Atmosphere

dinyatakan Valid.

Universitas MH. Thamrin


68

b. Uji Realibility

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu

instrumen dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan

pengukuran kembali pada subyek yang sama.

Berikut adalah perhitungan uji reliabilitas dari instrumen-

instrumen yang termuat dari variabel-variabel : Hedonic Shopping

Value, Shopping Lifestyle, Store Atmosphere dan Impulse Buying.

Tabel 4.5

Uji Realibilty

Uji Realibility
r Alpha
hitung Cronbach
Impulse Buying 0.8481 0.8 Sangat Reliabel
Hedonic Shopping Value 0.8481 0.8 Sangat Reliabel
Shopping Lifestyle 0.8481 0.8 Sangat Reliabel
Store Atmosphere 0.8481 0.8 Sangat Reliabel
Sumber : Data diolah Penulis, 2018

Dari tabel 4.5 diatas tampak seluruh pernyataan dari instrumen-

instrumen yang termuat pada variabel-variabel : Hedonic Shopping

Value, Shopping Lifestyle, Store Atmosphere dan Impulse Buying

dalam kuisioner yang diajukan kepada 100 (seratus) responden. Nilai r

tabel diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2, yakni df = 100-2

= 98 dengan α = 0.05 atau 5% maka nilai r tabel = 0.1966.

Hasil perhitungan reliabilitas dari 4 (empat) instrumen-

instrumen yang termuat pada variabel-variabel : Hedonic Shopping

Value, Shopping Lifestyle, Store Atmosphere dan Impulse Buying

tampak memiliki nilai r hitung lebih besar r tabel sehingga ke-4

Universitas MH. Thamrin


69

instrumen-instrumen yang termuat pada variabel-variabel : Hedonic

Shopping Value, Shopping Lifestyle, Store Atmosphere dan Impulse

Buying dalam kuisioner yang diajukan, dinyatakan Reliabel.

2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Dimana hasil statistik deskriptif dibawah ini akan memberikan

gambaran umum terhadap objek penelitian yang dijadikan sampel

penelitian.

Tabel 4.6

Tabel Statistik Deskriptif

Impulse Hed Shop Shop Store


Buying Value Lifestyle Atmosphere
Mean 13.47000 10.17000 8.320000 12.04000
Median 14.00000 10.00000 8.000000 12.00000
Maximum 20.00000 16.00000 16.00000 16.00000
Minimum 6.000000 5.000000 4.000000 6.000000
Std. Dev. 3.019984 2.045221 2.624207 2.228919
Skewness -0.197001 0.231770 0.531559 -0.451997
Kurtosis 2.975816 3.559625 3.717087 3.175673

Jarque-Bera 0.649262 2.200203 6.851800 3.533602


Probability 0.722794 0.332837 0.032520 0.170879

Sum 1347.000 1017.000 832.0000 1204.000


Sum Sq. Dev. 902.9100 414.1100 681.7600 491.8400

Observations 100 100 100 100


Sumber : Diolah penulis, 2018

Penjelasan diatas memberikan gambaran tentang data melalui

statistik deskriptif diharapkan akan memberikan gambaran awal tentang

masalah yang diteliti. Dimana statistik deskripif lebih difokuskan kepada

nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata dan standar deviasi dari setiap

variabel yang diteliti pada tahun 2018, baik itu variabel bebas yang terdiri

Universitas MH. Thamrin


70

dari Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere,

serta variabel terikatnya yaitu Impulse Buying.

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata

nilai Impulse Buying dari 100 responden yang diteliti selama periode

pengamatan tahun 2018 adalah 13.47000. Nilai Impulse Buying tertinggi

yaitu sebesar 20.00000. dan nilai Impulse Buying terendah yaitu 6.000000.

Dimana nilai standar deviasi dari variabel Impulse Buying adalah sebesar

3.019984.

Rata-rata nilai Hedonic Shopping Value dari 100 responden yang

diteliti selama periode pengamatan tahun 2018 adalah 10.17000. Nilai

Hedonic Shopping Value tertinggi yaitu sebesar 16.00000 dan nilai

Hedonic Shopping Value terendah yaitu 5.000000. Dimana nilai standar

deviasi dari variabel Hedonic Shopping Value adalah sebesar 2.045221.

Rata-rata nilai Shopping Lifestyle dari 100 responden yang diteliti

selama periode pengamatan tahun 2018 adalah 8.320000. Nilai Shopping

Lifestyle tertinggi yaitu sebesar 16.00000 dan nilai Shopping Lifestyle

terendah yaitu 4.000000. Dimana nilai standar deviasi dari variabel

Shopping Lifestyle adalah sebesar 2.624207.

Rata-rata nilai Store Atmosphere dari 100 responden yang diteliti

selama periode pengamatan tahun 2018 adalah 12.04000. Nilai Store

Atmosphere tertinggi yaitu sebesar 16.00000 dan nilai Store Atmosphere

terendah yaitu 6.000000. Dimana nilai standar deviasi dari variabel Store

Atmosphere adalah sebesar 2.228919.

Universitas MH. Thamrin


71

3. Uji Stabilitas Model

Uji ini menggunakan Recursive Least Squares dilakukan untuk

mengetahui apakah parameter model regresi bersifat stabil dalam periode

penelitian.

Grafik 4.5
Recursive Least Squares Test
6

-2

-4

-6
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Recursive Residuals ± 2 S.E.

Sumber : Data diolah penulis, 2018

Berdasarkan Uji Stabilitas Model dengan menggunakan Recursive

Least Squares Test pada grafik 4.5 diatas tampak recursive residual berada

di dalam band sehingga menunjukkan kestabilan parameter estimasi di

dalam periode penelitian.

4. Uji Linieritas

Linieritas merupakan asumsi awal yang seharusnya ada dalam

model regresi linier. Uji linieritas dapat dengan mudah dilakukan pada

regresi linier sederhana, yang bertujuan untuk mengetahui apakah

pemilihan model regresi linier sudah tepat atau tidak. Uji linieritas ini

Universitas MH. Thamrin


72

menggunakan Uji Ramsey RESET (Regression Specification Error Test).

Untuk menguji tepat atau tidaknya model regresi linier dalam penelitian ini

maka hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

H0: Model Regresi bersifat stabil (linier)

H1: Model Regresi bersifat tidak stabil (non linier)

Dengan ketentuan, apabila:

Nilai Probabilitas F hitung > α 0.05 : Gagal menolak H0

Nilai Probabilitas F hitung < α 0.05 : Menolak H0, Menerima H1

Tabel 4.7
Ramsey Reset Test
Ramsey RESET Test
Equation: EQ01
Specification: IMPULSE_BUYING C HED_SHOP_VALUE
SHOP_LIFESTYLE STORE_ATMOSPHERE
Omitted Variables: Squares of fitted values

Probabilit
Value Df y
t-statistic 0.298711 95 0.7658
F-statistic 0.089228 (1, 95) 0.7658
Likelihood ratio 0.093880 1 0.7593

Sumber : Hasil olah data eviews 7, 2018

Berdasarkan Uji Ramsey Reset pada tabel 4.7 diatas tampak nilai

probabilitas dari F hitung sebesar 0.7658. Sedangkan tingkat kesalahan

dalam penelitian ini menggunakan α 0.05 (5%), maka dapat disimpulkan

nilai probabilitas F hitung sebesar 0.7658 > α 0.05 (5%). Artinya gagal

menolak H0 sehingga parameter model regresi dalam penelitian ini bersifat

stabil atau linier.

Universitas MH. Thamrin


73

5. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang

digunakan dalam penelitian memiliki variabel residual yang berdistribusi

normal, dengan hipotesis sebagai berikut :

H0: Variabel Residual pada Model Regresi yang digunakan

berdistribusi normal

H1: Variabel Residual pada Model Regresi yang digunakan tidak

berdistribusi normal

Dengan ketentuan, apabila:

Nilai JB hitung < Chi Squares : Gagal menolak H0

Nilai JB hitung > Chi Squares : Menolak H0, Menerima H1

Tabel 4.8

Uji Normalitas
12
Series: Residuals
Sample 1 100
10 Observations 100

8 Mean 2.63e-15
Median -0.120818
Maximum 5.019024
6 Minimum -4.278694
Std. Dev. 1.615619
Skewness 0.318550
4
Kurtosis 3.414812

2 Jarque-Bera 2.408191
Probability 0.299963
0
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Sumber : Hasil olah data eviews 7, 2018

Universitas MH. Thamrin


74

Hasil pengujian histogram tampak terlihat simetris dan bila

dibentuk garis di tiap titiknya maka akan membentuk pola lonceng yang

menandakan pola distribusi normal, selain itu Jarque-Bera yang dilakukan

menggunakan program eviews 7 pada penelitian ini menghasilkan

hitungan sebesar 2.408191 dengan probability 0.299963. Jika dilihat

berdasarkan nilai chi-squares dengan menggunakan α = 5% dan df = 4,

maka nilai chi-squaresnya adalah sebesar 9.488. Dengan dasar

pengambilan keputusan sebagai berikut :

H0: Variabel Residual pada Model Regresi yang digunakan

berdistribusi normal

H1: Variabel Residual pada Model Regresi yang digunakan tidak

berdistribusi normal

Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa nilai statistik uji Jarque –

Bera adalah JB (2.408191) < X2 (9.488) atau p-value (0.299963) > α

(0.05), maka hipotesis nol gagal ditolak yang artinya residual dari model

penelitian terdistribusi normal sehingga uji t dan uji F bisa dilakukan

untuk melihat signifikansi model.

Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan diatas maka

diperoleh hasil perhitungan regresi berganda sebagai berikut :

Universitas MH. Thamrin


75

Tabel 4.9

Hasil Pengujian Regresi

Dependent Variable: IMPULSE_BUYING


Method: Least Squares
Date: 03/06/18 Time: 02:59
Sample: 1 100
Included observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.076862 1.021521 -1.054175 0.2944


Hed Shop Value 0.556458 0.114847 4.845205 0.0000
Shop Lifestyle 0.324614 0.085152 3.812162 0.0002
Store Atmosphere 0.513861 0.083274 6.170695 0.0000

R-squared 0.713801 Mean dependent var 13.47000


Adjusted R-squared 0.704857 S.D. dependent var 3.019984
S.E. of regression 1.640669 Akaike info criterion 3.867263
Sum squared resid 258.4122 Schwarz criterion 3.971470
Log likelihood -189.3631 Hannan-Quinn criter. 3.909437
F-statistic 79.81020 Durbin-Watson stat 1.858280
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil olah data eviews 7, 2018

Dimana hasil pengujian regresi dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi berganda dengan data time series sebagaimana terlihat

pada tabel diatas. Selanjutnya dari tabel regresi tersebut akan dilakukan

pengujian asumsi klasik yang terdiri dari : Uji Multikolinearitas dan Uji

Heteroskedastisitas.

6. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap

hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian

untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi

klasik. Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak

melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model regresi linier

Universitas MH. Thamrin


76

berganda. Asumsi-asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji

multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas ini digunakan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau

dengan kata lain untuk melihat ada atau tidaknya hubungan yang linier

antara variabel bebas didalam regresi berganda didalam persamaan

Y (IMPULSE BUYING) = β0 + β1 (HED SHOP VALUE) + β2 (SHOP

LIFESTYLE) + β3 (STORE ATMOS) + e

Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan

dengan menggunakan metode koefisien korelasi antara variabel

independen. Jika koefisien korelasi antar variabel independen diatas

0.85 maka diduga ada multikolinieritas dalam model. Sebalik bila

koefisien korelasi antar variabel independen dibawah 0,85 maka tidak

terdapat gejala multikolinieritas dalam model.

Universitas MH. Thamrin


77

Tabel 4.10

Uji Multikolinearitas

Hed Shop Value Shop Lifestyle Store Atmosphere


Hed Shop Value 1.000000 0.672938 0.454948
Shop Lifestyle 0.672938 1.000000 0.351808
Store Atmosphere 0.454948 0.351808 1.000000
Sumber : Hasil olah data eviews 7, 2018

Dari hasil uji koefisien korelasi antar variabel independen,

tidak terdapat multikolinieritas antara varibel-variabel independen

Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere.

Dimana nilai korelasi antar variabel independen Hedonic Shopping

Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere tersebut bernilai

dibawah 0.85.

b. Uji Heteroskedastisitas

Untuk menentukan heteroskedastisitas dalam penelitian

menggunakan white Heteroscedasticity merupakan salah satu tes untuk

residual dari hasil regresi dengan OLS. Dengan adanya

heteroscedasticity, estimasi dengan OLS masih konsisten, tapi standar

erornya menjadi tidak valid.

Dalam hal ini berarti varians yang didapat tidak efisien. Dasar

pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas ini adalah

sebagai berikut :

H0 : Tidak ada heterokedastisitas

H1 : Ada heterekodastisitas

Universitas MH. Thamrin


78

Tabel 4.11

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 1.970245 Prob. F(3,96) 0.1236


Obs*R-squared 5.799914 Prob. Chi-Square(3) 0.1218
Scaled explained SS 5.831068 Prob. Chi-Square(3) 0.1201

Sumber : Hasil olah data eviews 7, 2018

Dari hasil Uji Glejser dapat diketahui bahwa tidak terdapat

masalah heterokedastisitas pada observasi dalam penelitian ini. Hal ini

tampak pada nilai probabilitas Chi Square (0.1218) > α = 5% (0.05).

Dengan tidak adanya masalah Heteroskedastisitas maka

estimator OLS tetap menghasilkan estimator yang BLUE karena

estimator tetap memiliki varian yang minimum, artinya : 1)

Perhitungan standard error metode OLS tetap bisa dipercaya

kebenarannya. 2) Interval estimasi dan uji hipotesis t dan f tetap bisa

digunakan untuk evaluasi hasil regresi.

7. Hasil Analisis Regresi

Setelah melakukan uji normalitas dan uji asumsi klasik, maka

dalam penelitian ini dapat menggunakan bentuk persamaan regresi

berganda tampak pada tabel 4.12. Maka persamaan regresi linier dalam

penelitian ini menjadi :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e


Dimana :

Y = Impulse Buying

β0, β1, β2, β3 = Konstanta/Slope

X1 = Hedonic Shopping Value

Universitas MH. Thamrin


79

X2 = Shopping Lifestyle

X3 = Store Atmosphere

e = Kesalahan acak (error term)

Tabel 4.12

Hasil Regresi

Dependent Variable: IMPULSE_BUYING


Method: Least Squares
Date: 03/06/18 Time: 02:59
Sample: 1 100
Included observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.076862 1.021521 -1.054175 0.2944


Hed Shop Value 0.556458 0.114847 4.845205 0.0000
Shop Lifestyle 0.324614 0.085152 3.812162 0.0002
Store Atmosphere 0.513861 0.083274 6.170695 0.0000

R-squared 0.713801 Mean dependent var 13.47000


Adjusted R-squared 0.704857 S.D. dependent var 3.019984
S.E. of regression 1.640669 Akaike info criterion 3.867263
Sum squared resid 258.4122 Schwarz criterion 3.971470
Log likelihood -189.3631 Hannan-Quinn criter. 3.909437
F-statistic 79.81020 Durbin-Watson stat 1.858280
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil olah data eviews 7, 2018

Dalam melakukan analisis Hedonic Shopping Value, Shopping

Lifestyle, dan Store Atmosphere terhadap Impulse Buying, digunakanlah

analisis regresi berganda, yang secara bersama-sama model regresinya

adalah :

Y (IMPULSE BUYING) = β0 + β1 (HED SHOP VALUE) + β2 (SHOP

LIFESTYLE) + β3 (STORE ATMOS) + e

Universitas MH. Thamrin


80

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.12 diatas

diperoleh koefisien untuk variabel bebasnya masing-masing, Hedonic

Shopping Value = 0.556458, Shopping Lifestyle = 0.324614, dan Store

Atmosphere = 0.513861, dengan intersep/konstanta sebesar -1.076862.

Sehingga dari hasil tersebut model persamaan regresi yang diperoleh

adalah :

Y (IMPULSE BUYING) = -1.076862 + 0.556458 (HED SHOP

VALUE) + 0.324614 (SHOP LIFESTYLE) + 0.513861 (STORE

ATMOS) + e

Nilai konstanta sebesar -1.076862 menggambarkan bahwa apabila

Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere

mempengaruhi secara konstan terhadap Impulse Buying, maka Impulse

Buying akan tetap bernilai 1.076862 poin.

Perhitungan koefisien regresi dari variabel Hedonic Shopping

Value terlihat mempunyai korelasi positif terhadap Impulse Buying. Hal ini

tampak jelas pada nilai koefisien dari hasil analisa regresi dimana variabel

Hedonic Shopping Value sebesar 0.556458, menandakan adanya korelasi

positif terhadap Impulse Buying. Artinya apabila nilai Hedonic Shopping

Value naik sebesar 1 poin sementara variabel lainnya tetap, maka nilai

Impulse Buying akan mengalami kenaikan sebesar 0.556458 poin.

Demikian pula sebaliknya, apabila nilai Hedonic Shopping Value turun

sebesar 1 poin sementara variabel lainnya tetap maka Impulse Buying juga

akan mengalami penurunan sebesar 0.556458 poin.

Universitas MH. Thamrin


81

Perhitungan koefisien regresi dari variabel Shopping Lifestyle

terlihat mempunyai korelasi positif terhadap Impulse Buying. Hal ini

tampak jelas pada nilai koefisien dari hasil analisa regresi dimana variabel

Shopping Lifestyle sebesar 0.324614, menandakan adanya korelasi positif

terhadap Impulse Buying. Aartinya apabila nilai Shopping Lifestyle naik

sebesar 1 poin sementara variabel lainnya tetap, maka nilai Impulse

Buying akan mengalami kenaikan sebesar 0.324614 poin. Demikian pula

sebaliknya, apabila nilai Shopping Lifestyle turun sebesar 1 poin sementara

variabel lainnya tetap maka Impulse Buying juga akan mengalami

penurunan sebesar 0.324614 poin.

Sedangkan perhitungan koefisien regresi dari variabel Store

Atmosphere terlihat mempunyai korelasi positif terhadap Impulse Buying.

Hal ini tampak jelas pada nilai koefisien dari hasil analisa regresi dimana

variabel Store Atmosphere sebesar 0.513861, menandakan adanya korelasi

positif terhadap Impulse Buying. Artinya apabila nilai Store Atmosphere

naik sebesar 1 poin sementara variabel lainnya tetap, maka nilai Impulse

Buying akan mengalami kenaikan sebesar 0.513861 poin. Demikian pula

sebaliknya, apabila nilai Store Atmosphere turun sebesar 1 poin sementara

variabel lainnya tetap maka Impulse Buying juga akan mengalami

penurunan sebesar 0.513861 poin.

8. Pengujian Hipotesis

a. Uji T

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui ada/atau tidaknya

pengaruh variabel bebas dengan variabel terikatnya secara parsial.

Universitas MH. Thamrin


82

Hasil analisis antara variabel bebas yaitu yang terdiri dari Hedonic

Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere terhadap

variabel terikatnya yaitu Impulse Buying. Dengan menggunakan

program eviews 7 diperoleh hasil perhitungan pada tabel 4.13.

Tabel 4.13
Uji Hipotesis (Parsial t)
Dependent Variable: IMPULSE_BUYING
Method: Least Squares
Date: 03/06/18 Time: 02:59
Sample: 1 100
Included observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.076862 1.021521 -1.054175 0.2944


Hed Shop Value 0.556458 0.114847 4.845205 0.0000
Shop Lifetyle 0.324614 0.085152 3.812162 0.0002
Store Atmosphere 0.513861 0.083274 6.170695 0.0000
Sumber : Hasil olah data eviews 7, 2018

Dari hasil perhitungan untuk Uji t dari variabel Hedonic

Shopping Value diperoleh thitung sebesar 4.845205 dengan probabilitas

sebesar 0.0000. Dasar pengambilan keputusan untuk variabel

Hedonic Shopping Value sebagai berikut :

H0: Tidak terdapat pengaruh Hedonic Shopping Value terhadap

Impulse Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang

Village Mall Jakarta Tahun 2018 ;

H1: Terdapat pengaruh Hedonic Shopping Value terhadap Impulse

Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall

Jakarta Tahun 2018 ;

Dengan menggunakan dasar keputusan seperti diatas, diketahui

berdasarkan tabel distribusi t dua sisi pada df = (N-K) atau 100-4 = 96

Universitas MH. Thamrin


83

dengan α = 5% diperoleh nilai ttabel sebesar 1.98498. Maka dapat

disimpulkan thitung (4.845205) > ttabel (1.98498), yang artinya menolak

H0 dan menerima H1. Sehingga hipotesis pertama yang diajukan

menyatakan bahwa terdapat pengaruh Hedonic Shopping Value

terhadap Impulse Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang

Village Mall Jakarta Tahun 2018, dapat diterima.

Berikut hasil perhitungan untuk Uji t dari variabel Shopping

Lifestyle diperoleh thitung sebesar 3.812162 dengan probabilitas sebesar

0.0002. Dasar pengambilan keputusan untuk variabel Shopping

Lifestyle sebagai berikut :

H0: Tidak terdapat pengaruh Shopping Lifestyle terhadap Impulse

Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall

Jakarta Tahun 2018 ;

H1: Terdapat pengaruh Shopping Lifestyle terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta

Tahun 2018 ;

Dengan menggunakan dasar keputusan seperti diatas, diketahui

berdasarkan tabel distribusi t dua sisi pada df = (N-K) atau 100-4 = 96

dengan α = 5% diperoleh nilai ttabel sebesar 1.98498. Maka dapat

disimpulkan thitung (3.812162) > ttabel (1.98498), yang artinya menolak

H0 dan menerima H1. Sehingga hipotesis kedua yang diajukan

menyatakan bahwa terdapat pengaruh Shopping Lifestyle terhadap

Impulse Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village

Mall Jakarta Tahun 2018, dapat diterima.

Universitas MH. Thamrin


84

Selanjutnya hasil perhitungan untuk Uji t dari variabel Store

Atmosphere diperoleh thitung sebesar 6.170695 dengan probabilitas

sebesar 0.0000. Dasar pengambilan keputusan untuk variabel Store

Atmosphere sebagai berikut :

H0: Tidak terdapat pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse

Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall

Jakarta Tahun 2018 ;

H1: Terdapat pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta

Tahun 2018 ;

Dengan menggunakan dasar keputusan seperti diatas, diketahui

berdasarkan tabel distribusi t dua sisi pada df = (N-K) atau 100-4 = 96

dengan α = 5% diperoleh nilai ttabel sebesar 1.98498. Maka dapat

disimpulkan thitung (6.170695) > ttabel (1.98498), yang artinya menolak

H0 dan menerima H1. Sehingga hipotesis ketiga yang diajukan

menyatakan bahwa terdapat pengaruh Store Atmosphere terhadap

Impulse Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village

Mall Jakarta Tahun 2018, dapat diterima.

b. Uji F

Uji F-testini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas dalam hal ini adalah Hedonic Shopping Value, Shopping

Lifestyle, dan Store Atmosphere secara bersama-sama terhadap

variabel terikatnya yaitu Impulse Buying. Dengan menggunakan

program eviews 7 diperoleh hasil perhitungan pada tabel 4.14.

Universitas MH. Thamrin


85

Tabel 4.14
UJI HIPOTESIS (UJI SIMULTAN F)
F-statistic 79.81020
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Hasil olah data eviews 7, 2018

Dari hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa hasil uji

Fhitung sebesar 79.81020 dengan probabilitas sebesar 0.000000. Dasar

pengambilan keputusan untuk uji F-test ini adalah sebagai berikut :

H0: Tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama Hedonic Shopping

Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere terhadap

Impulse Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang

Village Mall Jakarta Tahun 2018 ;

H1: Terdapat pengaruh secara bersama-sama Hedonic Shopping

Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere terhadap

Impulse Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang

Village Mall Jakarta Tahun 2018 ;

Dengan menggunakan dasar keputusan seperti diatas, diketahui

berdasarkan Ftabel dengan df = 3,96 dengan α = 5% diperoleh nilai Ftabel

sebesar 2.70. Maka dapat disimpulkan Fhitung (79.81020) > Ftabel (2.70),

yang artinya menolak H0 dan menerima H1. Sehingga hipotesis

keempat yang diajukan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama

Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere

terhadap Impulse Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang

Village Mall Jakarta Tahun 2018, dapat diterima.

Universitas MH. Thamrin


86

9. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya adalah untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel

dependennya (Nathaniel, 2008). Hasil perhitungan Koefisien Determinasi

(R2) dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.15. sebelumnya dengan

menggunakan program eviews 7.

Tabel 4.15
KOEFISIEN DETERMINASI (R2)

R-squared 0.713801
Adjusted R-squared 0.704857
Sumber : Hasil olah data eviews 7, 2018

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh besarnya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat diterangkan

oleh model dalam persamaan ini adalah sebesar 0.713801 atau sebesar

71.3%. Hal ini menunjukan bahwa variasi dari variabel-variabel Hedonic

Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere mampu

menjelaskan variasi naik/turunnya Impulse Buying sebesar 71.3%

sedangkan sisanya sebesar 28.7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain

selain Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere

yang tidak dimasukan dalam model regresi ini.

C. Pembahasan

1. Analisis Pengaruh Hedonic Shopping Value terhadap Impulse Buying

Variabel Hedonic Shopping Value secara parsial memiliki nilai

koefisien korelasi yang positif dan signifikan terhadap Impulse Buying

Konsumen sebesar 0.556458. Sedangkan hasil perhitungan uji t untuk

Universitas MH. Thamrin


87

variable Hedonic Shopping Value, dimana thitung (4.845205) > ttabel

(1.98498).

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa dari 100 responden

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta

menyatakan bahwa Hedonic Shopping Value turut berpengaruh terhadap

Impulse Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall

Jakarta. Hal ini dikarenakan konsumen dari 100 responden yang menjadi

sampel dalam penelitian ini merasakan bahwa berbelanja atau berkunjung

di Kemang Village memberikan perasaan menyenangkan dari interior mall

yang bagus, pendingin ruangan yang sejuk, selasar ruangan yang lapang,

produk-produk yang dijual sesuai dengan harapan, rumah makan (resto)

yang memiliki banyak pilihan dan sesuai selera konsumen serta dapat

dijadikan tempat untuk bersosialisasi. Pengalaman berbelanja dari

konsumen Kemang Village Mall yang menyenangkan dan nyaman

sehingga menciptakan kebiasaan hidup berbelanja di Kemang Village

Mall karena perasaan yang dirasakan konsumen. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi sifat matrealisme konsumen cenderung

berbelanja tanpa adanya rencana saat menikmati perjalanan berkeliling di

Kemang Village Mall. Ketika melihat diskon besar yang membuat

konsumen lupa akan tujuan berbelanja sesungguhnya dan merasakan puas

ketika mendapatkan produk tersebut tanpa mempertimbangkan tujuan dan

nilai guna produk yang akan dibeli. Konsumen di Kemang Village Mall

mendominasi adalah wanita cenderung semakin hedonis karena mendapat

pengalaman baru saat berbelanja, hal ini akan semakin impulsif saat

Universitas MH. Thamrin


88

berbelanja. Selain itu, wanita cenderung lebih hedonis dibandingkan pria

ketika melakukan perjalanan belanja. Ada perasaan semangat, puas dan

bergairah ketika melakukan perjalanan belanja, hal ini tidak mengejutkan

karena tingginya konsumtif warga Jabodetabek. Kebanyakan konsumen

Jabodetabek senang melakukan kegiatan belanja di pusat

perbelanjaan atau mall secara rutin dan melakukan kegiatan belanja

yang tidak disengaja atau tidak direncanakan yang mana disebut

dengan Pembelian Impulsif (Impulse Buying).

Hasil dari penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh Lizamary Angelina Darma dan Edwin Japarianto (2014), dimana

Hedonic Shopping Value tidak berpengaruh signifikan terhadap Impulse

Buying. Sementara hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Vika Ary, Srikandi dan Andriani Kusumawati (2015),

dimana Hedonic Shopping Value memiliki pengaruh signifikan

terhadap Impulse Buying.

2. Analisis Pengaruh Shopping Lifestyle terhadap Impulse Buying

Variabel Shopping Lifestyle secara parsial memiliki nilai koefisien

korelasi yang positif dan signifikan terhadap Impulse Buying Konsumen

sebesar 0.324614. Sedangkan hasil perhitungan uji t untuk variabel

Shopping Lifestyle, dimana thitung (3.812162) > ttabel (1.98498).

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa dari 100 responden

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta

menyatakan bahwa Shopping Lifestyle turut berpengaruh terhadap Impulse

Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta.

Universitas MH. Thamrin


89

Hal ini dikarenakan konsumen dari 100 responden yang menjadi sampel

dalam penelitian ini dimana kegiatan para pengunjung di Kemang Village

akan menimbulkan minat berbelanja sesuai dengan barang yang diinginkan.

Hal ini dikarenakan desain dari Kemang Village ditujukan sebagai tempat

berbelanja yang mengedepankan gaya hidup dari pengunjung yang menjadi

target konsumen Kemang Village.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Febe, Zainul, dan Edy Yulianto (2016), dimana Shopping Lifestyle

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse Buying.

3. Analisis Pengaruh Store Atmosphere terhadap Impulse Buying

Variabel Store Atmosphere secara parsial memiliki nilai koefisien

korelasi yang positif dan signifikan terhadap Impulse Buying Konsumen

sebesar 0.513861. Sedangkan hasil perhitungan uji t untuk variabel Store

Atmosphere, dimana thitung (6.170695) > ttabel (1.98498).

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa dari 100 responden

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta

menyatakan bahwa Store Atmosphere turut berpengaruh terhadap Impulse

Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta.

Hal ini dikarenakan konsumen dari 100 responden yang menjadi sampel

dalam penelitian ini dimana pengunjung sangat memperhatikan desain

interior mall yang unik dan fasilitas yang nyaman sehingga para

pengunjung betah berlama-lama di Kemang Village. Hal ini dikarenakan

tampilan desain store-store di Kemang Village Mall menarik dan

Universitas MH. Thamrin


90

memberikan suasana yang turut mendukung kenyamanan saat pengunjung

berbelanja atau menikmati makanan di Kemang Village Mall.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Vika Ary, Srikandi dan Andriani Kusumawati (2015), dimana Store

Atmosphere berpengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse Buying.

Universitas MH. Thamrin


91

Universitas MH. Thamrin


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini

telah memenuhi ketentuan metode OLS (ordinary least square) yang

mensyaratkan terpenuhinya uji normalitas dan terbebas dari masalah atau

pelanggaran asumsi-asumsi klasik (multikolinieritas dan heteroskedastisitas).

Dimana model regresi linear berganda pada penelitian ini adalah sebagai

berikut : Y (IMPULSE BUYING) = -1.076862 + 0.556458 (HED SHOP

VALUE) + 0.324614 (SHOP LIFESTYLE) + 0.513861 (STORE

ATMOS) + e

Kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengaruh Hedonic Shopping

Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta Tahun 2018

adalah sebagai berikut :

1. Variabel Hedonic Shopping Value secara parsial memiliki nilai koefisien

korelasi yang positif dan signifikan terhadap Impulse Buying Konsumen

sebesar 0.556458. Sedangkan hasil perhitungan uji t untuk variabel

Hedonic Shopping Value, dimana thitung (4.845205) > ttabel (1.98498).

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa dari 100 responden

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta

menyatakan bahwa Hedonic Shopping Value turut berpengaruh terhadap

91 Universitas MH. Thamrin


92

Impulse Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall

Jakarta. Hal ini dikarenakan konsumen dari 100 responden yang menjadi

sampel dalam penelitian ini merasakan bahwa berbelanja atau berkunjung

di Kemang Village memberikan perasaan menyenangkan dari interior mall

yang bagus, pendingin ruangan yang sejuk, selasar ruangan yang lapang,

produk-produk yang dijual sesuai dengan harapan, rumah makan (resto)

yang memiliki banyak pilihan dan sesuai selera konsumen serta dapat

dijadikan tempat untuk bersosialisasi. Pengalaman berbelanja dari

konsumen Kemang Village Mall yang menyenangkan dan nyaman

sehingga menciptakan kebiasaan hidup berbelanja di Kemang Village

Mall karena perasaan yang dirasakan konsumen. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi sifat matrealisme konsumen cenderung

berbelanja tanpa adanya rencana saat menikmati perjalanan berkeliling di

Kemang Village Mall. Ketika melihat diskon besar yang membuat

konsumen lupa akan tujuan berbelanja sesungguhnya dan merasakan puas

ketika mendapatkan produk tersebut tanpa mempertimbangkan tujuan dan

nilai guna produk yang akan dibeli. Konsumen di Kemang Village Mall

mendominasi adalah wanita cenderung semakin hedonis karena mendapat

pengalaman baru saat berbelanja, hal ini akan semakin impulsif saat

berbelanja. Selain itu, wanita cenderung lebih hedonis dibandingkan pria

ketika melakukan perjalanan belanja. Ada perasaan semangat, puas dan

bergairah ketika melakukan perjalanan belanja, hal ini tidak mengejutkan

karena tingginya konsumtif warga Jabodetabek. Kebanyakan konsumen

Jabodetabek senang melakukan kegiatan belanja di pusat

Universitas MH. Thamrin


93

perbelanjaan atau mall secara rutin dan melakukan kegiatan belanja

yang tidak disengaja atau tidak direncanakan yang mana disebut

dengan Pembelian Impulsif (Impulse Buying).

2. Variabel Shopping Lifestyle secara parsial memiliki nilai koefisien korelasi

yang positif dan signifikan terhadap Impulse Buying Konsumen sebesar

0.324614. Sedangkan hasil perhitungan uji t untuk variabel Shopping

Lifestyle, dimana thitung (3.812162) > ttabel (1.98498).

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa dari 100 responden

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta

menyatakan bahwa Shopping Lifestyle turut berpengaruh terhadap Impulse

Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta.

Hal ini dikarenakan konsumen dari 100 responden yang menjadi sampel

dalam penelitian ini dimana kegiatan para pengunjung di Kemang Village

akan menimbulkan minat berbelanja sesuai dengan barang yang diinginkan.

Hal ini dikarenakan desain dari Kemang Village ditujukan sebagai tempat

berbelanja yang mengedepankan gaya hidup dari pengunjung yang menjadi

target konsumen Kemang Village.

3. Variabel Store Atmosphere secara parsial memiliki nilai koefisien korelasi

yang positif dan signifikan terhadap Impulse Buying Konsumen sebesar

0.513861. Sedangkan hasil perhitungan uji t untuk variabel Store

Atmosphere, dimana thitung (6.170695) > ttabel (1.98498).

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa dari 100 responden

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta

menyatakan bahwa Store Atmosphere turut berpengaruh terhadap Impulse

Universitas MH. Thamrin


94

Buying Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta.

Hal ini dikarenakan konsumen dari 100 responden yang menjadi sampel

dalam penelitian ini dimana pengunjung sangat memperhatikan desain

interior mall yang unik dan fasilitas yang nyaman sehingga para

pengunjung betah berlama-lama di Kemang Village. Hal ini dikarenakan

tampilan desain store-store di Kemang Village Mall menarik dan

memberikan suasana yang turut mendukung kenyamanan saat pengunjung

berbelanja atau menikmati makanan di Kemang Village Mall.

4. Variabel Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store

Atmosphere secara bersama-sama berpengaruh terhadap Impulse Buying

Konsumen di Pusat Perbelanjaan Kemang Village Mall Jakarta Tahun

2018. Hal ini ditunjukan dengan nilai F-test, dimana Fhitung (79.81020) >

Ftabel (2.70).

5. Dari Uji Koefisien Determinasi tampak bahwa variabel-variabel Hedonic

Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere mampu

menjelaskan variasi naik/turunnya Impulse Buying sebesar 0.713801 atau

sebesar 71.3%, sedangkan sisanya sebesar 28.7% dijelaskan oleh faktor-

faktor lain selain Hedonic Shopping Value, Shopping Lifestyle, dan Store

Atmosphere yang tidak dimasukan dalam model regresi ini.

B. Saran

1. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa Hedonic Shopping Value,

Shopping Lifestyle, dan Store Atmosphere saling keterkaitan dalam

meningkatkan kegiatan belanja terutama mendorong kegiatan belanja yang

tidak terencana atau yang sering disebut dengan Impulse Buying. 3 Variabel

Universitas MH. Thamrin


95

ini menunjukkan bahwa kegiatan belanja yang tidak terencana terdapat

berbagai faktor yang bisa di analisa dan bisa dipertimbangkan kembali

sebelum membeli atau menghabiskan waktu untuk bersenang-senang.

2. Bagi Manajemen Pengelola Kemang Village Mall Jakarta, penelitian ini

memberikan gambaran bahwa Hedonic Shopping Value, Shopping

Lifestyle, dan Store Atmosphere bisa menjadi tolak ukur untuk perusahaan

untuk memajukan peluang bisnis ritel di Indonesia yang semakin

ketat karena banyaknya pusat perbelanjaan yang terbaru saat ini.

Menciptakan inovasi terbaru, baik meningkatkan fasilitas seperti

parkiran yang lebih luas, lingkungan yang bersih, membuat suasana

yang nyaman, produk terbaru yang selalu mengikuti trend kekinian dan

penawaran produk dengan potongan-potongan harga yang membuat

keuntungan untuk konsumen dan menarik perhatian konsumen akan

menjadi peluang yang sangat besar untuk meningkatkan penjualan di

Kemang Village Mall. Selain itu, untuk meningkatkan jumlah pengunjung di

Kemang Village Mall, pihak manajemen Mall harus lebih sering

mengadakan event, seperti bazaar makanan, bazaar pakaian baik produk

lokal atau pun luar negeri dan lainnya. Dan terus konsisten untuk

mengadakan live music setiap malam di Avenue Of The Stars.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini sangat menarik dan masih bisa

dikembangkan dengan konsep pemasaran yang lebih luas lagi

seiring berjalannya masyarakat konsumtif. Peneliti selanjutnya diharapkan

mampu menggunakan literatur yang lebih banyak dari penelitian ini agar

bisa memberikan informasi yang lebih banyak. Penelitian selanjutnya dapat

Universitas MH. Thamrin


96

mengganti objek penelitian. Selain itu perbedaan populasi yang diambil juga

dapat memberikan hasil yang berbeda untuk penelitian selanjutnya. Serta

dapat menambahkan atau mengganti dengan variabel lainnya selama

variabel itu mempengaruhi Pembelian Impulsif (Impulse Buying).

Universitas MH. Thamrin


DAFTAR PUSTAKA

Angelina Darma, Lizamary. Edwin Japrianto. 2014. Analisa Pengaruh Hedonic


Shopping Value Terhadap Impulse Buying Dengan Shoping Lifestyle dan
Positive Emotion Sebagai Variabel Intervening Pada Mall Ciputra World
Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran. Surabaya. Vol. 8, No. 2,2014:
ISSN 1907-235X
Ardiansyah, Panji. 2017. Etika Bisnis. Penerbit Quadrant Yogyakarta.
Ary Ratnasari, Vika. Srikandi Kumadji. Andriani Kusumawati. 2015. Pengaruh
Store Atmosphere Terhadap Hedonic Shopping Value Dan Impulse Buying
(Survei Pada Konsumen Hypermart Malang Town Square). Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol. I, No. 1, 2015: Universitas Brawijaya Malang
Athoillah, Anton. 2010 . Dasar Manajemen . Pustaka Setia . Bandung.
Dr. Sarinah. Dr. Mardalena. 2017. Pengantar Manajemen. Penerbit Deepublish
(Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA). Yogyakarta.
Handoko, T.Hani. 2009. Manajemen BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. Edisi
Kedua.
Hasibuan, Malayu S.P. 2016. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. PT.
Bumi Aksara. Jakarta. Edisi Revisi.
Kotler, Philip. Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Penerbit
Erlangga. Jakarta. Edisi 12 Jilid 1.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.2013. Manajemen Pemasaran. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Kusumawidigdo, Astrid. 2010. Desain Ritel. Penerbit PT.Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
R.Terry, George. 2016. Prinsip-prinsip Manajemen. Penerbit PT. Bumi
Aksara. Jakarta.
Shiffman,Leon. Leslie Lazar Kanuk 2008. Perilaku Konsumen. Penerbit
PT.Indeks. Jakarta. Edisi Ketujuh.
Vera Naentiana, Putu. Yudi Setiawan, Putu. Peran Positive Emotion Dalam
Memediasi Pengaruh Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying
(Studi Kasus: Mall Bali Galeria). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana Bali
Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika : Pengantar dan Aplikasinya. UPP
STIM YKPN. Yogyakarta.

91 Universitas MH. Thamrin


92

Yustina Setyningrum, Febe. Zainul Arifin. Edy Yulianto. 2016. Pengaruh


Hedonic Motives Terhadap Shopping Lifestyle Dan Impulse Buying (Survei
Pada Konsumen Superindo Supermarket Yang Melakukan Impulse Buying).
Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 37, No. 1, 2016: Universitas Brawijaya
Malang
Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif dan
Penelitian Gabungan. Prenadamedia Group. Jakarta. Edisi Pertama.

www.beritasatu.com ( 12 Desember 2017 )


www.britama.com ( 20 Februari 2018 )
www.ernis.com ( 20 Februari 2018 )
www.lippomallkemang.com ( 30 November 2017 )

Universitas MH. Thamrin


93

DATA PRIBADI

GINA PURNAMASARI

Tempat, Tgl Lahir : Cimahi, 17 September 1995


Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Kawin
Alamat Sekarang : Jl. Kp. Sebrang No. 76
RT.003 RW.004 Kel. Belendung Kec.
Benda
Kota Tangerang, Banten 15123
Handphone : 0857 22446838
Email : ginapurnama157@gmail.com

PENDIDIKAN

 2007-2008 : SD Islam Terpadu Al-Kautsar


 2010-2011 : SMP Negeri 2 Kota Tangerang
 2013-2014 : SMA Negeri 2 Kota Tangerang
 2014-sekarang : Universitas MH.Thamrin kampus Aka
Fakultas Ekonomi
Jurusan S1 Manajemen Spesialisasi
Analis Efek/Pasar Modal
Dengan IPK 3.63/4.0

PENGALAMAN ORGANISASI

Acara Kemahasiswaan di Kampus 2015 – 2016


» Sie. Sponsorship MAPS 2015
» Sie. Laision Officer MAPS 2015
» UKM Tari Tradisional

Universitas MH. Thamrin


94

LISENSI
Wakil Perantara Pedagang Efek 2016

KEMAMPUAN

Microsoft Word Bahasa Indonesia


Microsoft Exel Bahasa Inggris
Ms Power Point Bekerja Dalam Tim

Universitas MH. Thamrin

Anda mungkin juga menyukai