Buku Panduan Pertama PMI
Buku Panduan Pertama PMI
PERTOLONGAN PERTAMA
Tingkat Dasar
BAB I
Pertolongan Pertama
Kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan dapat terjadi dimana saja dan kapan
saja. Kejadian ini dapat berupa suatu insiden kecil atau suatu bencana yang melibatkan
penderita dalam jumlah besar.
Orang pertama yang akan memberikan pertolongan adalah mereka yang berada di
tempat kejadian. Mereka yang berupaya memberikan pertolongan ini memiliki berbagai
tingkat pengetahuan mulai dari yang tidak mempunyai pengetahuan pertolongan
pertama dan tidak terlatih sampai yang sudah berpengalaman & terlatih. Ada waktu
antara pertolongan di lokasi kecelakaan sampai korban dapat memperoleh pertolongan
oleh tenaga medis di fasilitas kesehatan, sehingga masa tenggang inilah yang harus diisi
oleh orang pertama yang terdekat dengan korban yang telah memiliki keterampilan
Pertolongan Pertama.
Pertolongan yang diberikan harus menjadi satu kesatuan pertolongan korban dari
lapangan sampai perawatan lanjutan di rumah sakit.
Pertolongan ini dikenal dengan Pelayanan Gawat Darurat . Pelayanan ini dibagi dalam
dua fase :
a. Fase Pra Rumah Sakit
Pada fase ini dilakukan perawatan di tempat kejadian dengan atau tanpa melakukan
transportasi penderita ke fasilitas kesehatan. Konsep dasar dari pertolongan
pertama adalah memberikan bantuan hidup dasar dan mempertahankan nyawa
dengan melakukan tindakan pertolongan pertama secepatnya setelah kejadian.
b. Perawatan Rumah Sakit
Perawatan pada fase inik seharusnya tidak dibedakan. Keduanya harus saling
menunjang, fase pra rumah sakit dilakukan dengan baik sehingga rumah sakit tinggal
melanjutkan apa yang sudah dilakukan dan tidak mundur kembali dan kalau perlu
sistem rujukan harus diaktifkan. Sistem inilah yang sebenarnya dikenal dengan
Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu.
1. Tujuan Pertolongan Pertama
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba dan terdekat
dengan korban, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Tujuan Pertolongan Pertama :
a. Menyelamatkan Jiwa Penderita
b. Mencegah Cacat
c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Siapa yang boleh menolong dalam keadaan darurat? Secara umum semua orang boleh
menolong, namun pertolongan yang salah akan menjadi bencana atau memperparah
keadaan si korban atau menambah daftar cedera yang sudah terjadi.
BAB II
ANATOMI DAN FAAL DASAR
Seorang penolong pertama tugasnya adalah memberikan pertolongan pada penderita
yang sakit atau cedera. Sebelum dapat melakukan perawatan terlebih dahulu harus
dilakukan penilaian penderita dengan baik. Penilaian keadaan penderita hasilnya
ditentukan berdasarkan pengetahuan penolong mengenai susunan tubuh. Pengetahuan
mengenai fungsi dan sistem bagian dan alat tubuh harus diketahui. Kemampuan ini tidak
saja sangat membantu di lapangan melainkan juga memudahkan komunikasi antar
petugas dan fasilitas kesehatan untuk mencegah kesalahpahaman. Dalam dunia
kedokteran dikenal dengan istilah anatomi dan fisiologi.
Anatomi ( Susunan Tubuh )
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan
tubuh dan bentuk tubuh.
Fisiologi ( Fungsi Tubuh )
Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari
alat atau jaringan tubuh.
Posisi Anatomis
Posisi Anatomis yaitu berdiri tegak, kedua lengan
disamping tubuh, telapak menghadap ke depan.
Bagian Tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat
oleh rangka. Secara garis besar, tubuh manusia
dibagi menjadi :
1. Kepala terdiri dari : Tengkorak, wajah dan
rahang bawah
2. Leher
3. Batang Tubuh, Terdiri dari : Dada, Perut, Punggung dan panggul
4. Anggota Gerak Atas, Terdiri Dari :
Sendi bahu
Lengan Atas
LenganBawah
Siku
Lengan Bawah
Pergelangan Tangan
Tangan
5. Anggota Gerak Bawah, Terdiri Dari :
Sendi Panggul
Tungkai atas (paha)
Lutut
Tungkai Bawah
Pergelangan Kaki
Kaki
Rongga Tubuh
Terdapat 5 bagian rongga tubuh, yaitu :
1. Rongga Tengkorak, berisi otak
2. Rongga Tulang Belakang
3. Rongga Dada
Dilindungi oleh tulang-tulang rusuk, berisi
jantung, paru-paru, pembuluh darah besar,
kerongkongan dan saluran napas.
4. Rongga Perut
Terdapat berbagai organ pencernaan dan
kelenjar seperti lambung, usus, limpa, hati,
empedu, pankreas, dan lainnya.
5. Rongga Panggul
Dibentuk oleh tulang-tulang panggul, berisi
kandung kemih,sebagian usus besar dan organ reproduksi dalam.
Sistem Tubuh Manusia :
1. Sistem Rangka (Sekeleton)
2. Sistem Otot (Muskularis)
3. Sistem Pernapasan (Respirasi)
4. Sistem Peredaran Darah (Sirkulasi)
5. Sistem Saraf (Nervus)
6. Kulit
7.
8.
9.
10.
11.
BAB III
PENILAIAN
PENILAIAN
Pelaku pertolongan pertama harus menilai penderita dan kaadaannya sedemikian rupa
sehingga dapat melakukan penatalaksanaan penderita dengan baik.
Langkah - langkah penilaian adalah sebagai berikut :
A. Penilaian Keadaan
Pada saat penolong mencapai tempat kejadian sebelum melakukan sesuatu hendaknya
dilakukan penilaian keadaan terlebih dahulu, ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran secara umum tentang kejadian yang sedang dihadapi, faktor-faktor yang akan
mendukung atau menghambat pertolongan pertama.
1. Bagaimana kondisi saat itu
Apa yang sedang dihadapi, berapa jumlah korban, bagaimana mekanisme
kecelakaannya, bagaimana keamanan lingkungannya, rencana pertolongannya, apa
saja yang bisa dimanfaatkan saat itu.
2. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi
Bahaya apa yang mungkin terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi
penolong, penderita, dan orang - orang yang berada di sekitar kejadian, misalnya
kemungkinan ledakan, hubungan pendek arus listrik, tanah longsor, perkelahian,
kebakaran, dll.
3. Bagaimana mengatasinya
Penolong melakukan langkah - langkah untuk mengamankan keadaan atau ancaman
bahaya dan menentukan tindakan pengamanan bila sesuatu terjadi. Cara - cara
mengatasi keadaan secara sederhana dan cepat sehingga bantuan pertolongan tidak
akan mengalami kesulitan.
6. Hubungi bantuan
Apabila dirasakan perlu segera minta bantuan rujukan, pesan yang disampaikan
harus singkat, jelas dan lengkap.
Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam nyawa
sudah harus ditanggulangi sebelum pemeriksaan fisik.
Dalam penilaian dini perlu dipertimbangkan prioritas transportasi penderita, apakah
harus sesegera mungkin atau dapat ditunda.
TANDA VITAL
Parameter yang dikelompokan dalam tanda vital adalah :
Denyut Nadi Normal
Bayi
120 - 150 x / menit
Anak
80 - 150 x / menit
Dewasa
60 - 90 x / menit
Frekuensi
Bayi
Anak
Dewasa
Pernafasan Normal
25 - 50 x / menit
15 - 30 x / menit
12 - 20 x / menit
Tingkat respon
Keadaan jalan nafas
Pernafasan
Sirkulasi
Pemeriksaan fisik yang penting
KOMPAK yang penting
Penata laksanaan
Perkembangan lainnya yang dianggap penting.
10
BAB IV
BANTUAN HIDUP DASAR DAN RESUSITASI JANTUNG PARU
BANTUAN HIDUP DASAR DAN RESUSITASI JANTUNG PARU
Tahap pertama dalam penilaian penderita adalah melakukan penilaian dini, jika dalam
penilaian ini penolong menemukan gangguan pada salah satu dari ketiga komponen ini :
tersumbatnya jalan napas
tidak menemukan adanya napas
tidak ada nadi
maka penolong harus segera melakukan tindakan yang dikenal dengan istilah Bantuan
Hidup Dasar.
SISTEM PERNAPASAN DAN SIRKULASI
Tubuh dapat bertahan tanpa makanan untuk beberapa minggu dan bertahan tanpa air
untuk beberapa hari, tetapi hanya dapat bertahan tanpa oksigen untuk beberapa menit
saja !
Sistem sirkulasi inilah yang bertanggung jawab memberikan pasokan oksigen dan nutrisi
ke seluruh jaringan tubuh.
Komponen-komponen yang berhubungan dengan sirkulasi adalah :
Jantung
Pembuluh darah ( arteri, vena dan kapiler )
Darah danbagian-bagiannya.
Jantung dapat berhenti bekerja karena banyak sebab, antara lain :
Penyakit jantung
Gangguan pernapasan
Syok
Komplikasi penyakit lain.
Bantuan Hidup Dasar
Pada dasarnya terganggunya salah satu sistem akan mengganggu sistem yang lainnya.
Bantuan hidup dasar merupakan cara sederhana yang dapat mempertahankan hidup
sesorang untuk sementara. Bila tindakan ini dilakukan sebagai satu kesatuan yang
lengkap maka tindakan ini dikenal dengan istilah Resuitasi Jantung Paru.
A. Airway Control,
B. Breathing Support,
C. Circulatory Support,
11
anak, ada
anak tidak
kegemukan
kegemukan
Bantuan Pernapasan
Frekuensi Pemberian Napas Buatan
Dewasa
: 10 12 X pernapasan/menit, masing-masing 1,5 2 detik
Anak (1-8 th)
: 20 X pernapasan/menit, masing-masing 1 - 1,5 detik
Bayi (01 th)
: lebih dari 20 X pernapasan/menit, masing-masing 1 - 1,5 detik
Bayi baru lahir
: 40 X pernapasan/menit, masing-masing 1 - 1,5 detik.
Bahaya bagi penolong yang melakukan bantuan pernapasan dari mulut ke mulut:
Penyebaran penyakit
Kontaminasi bahan kimia
Muntahan penderita
Pada beberapa keadaan kita mungkin akan menemukan sumbatan jalan napas setelah
melakukan bantuan pernapasan, dalam situasi ini maka kita harus kembali ke tindakan
AIRWAY CONTROL.
CIRCULATORY SUPPORT (Bantuan Sirkulasi)
Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah pijatan jantung luar
kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita.
Buku Panduan Pertolongan Pertama
12
Dewasa
Anak
Bayi
: 4 - 5 cm
: 3 - 4 cm
: 1,5 - 2,5 cm
Secara umum dapat dikatakan bahwa bila jantung berhenti berdenyut maka pernapasan
akan langsung mengikutinya, namun keadaan ini tidak berlaku sebaliknya.
Resusitasi Jantung Paru (RJP).
RJP harus dimulai sesegera mungkin. Pada orang dewasa dikenal 2 rasio, yaitu:
(15:2) per siklus
= 15 kali pompa dada, 2 kali tiupan mulut
(5:1) per siklus
= 5 kali pompa 1 kali tiupan
Sebelum melakukan RJP pada penderita, penolong harus :
1. Menentukan tidak adanya respon.
2. Menentukan ada tidaknnya pernapasan
3. Menentukan ada tidaknya denyut nadi.
Setelah membuka jalan napas, tentukan fungsi pernapasan dengan teknik; lihat, dengar
dan rasakan selama 3 5 detik.
Untuk menentukan ada tidaknya denyut nadi, harus dilakukan perabaan pada tempat
nadi karotis (dewasa dan anak). Jika denyut nadi karotis teraba, maka jangan lakukan
pijatan jantung luar. Tetapi jika nadi karotis tidak teraba segera lakukan RJP
UNTUK DI PRAKTEKKAN
Teknik komperesi dada pada penderita dewasa.
RJP dewasa satu penolong.
RJP dewasa dua penolong.
Catatan untuk pelaksanaan RJP
13
Kesalahan
Akibat
RJP yang baik bukan jaminan penderitanya akan selamat, tetapi ada hal-hal yang dapat
dipantau untuk menentukan keberhasilan tindakan maupun pemulihan sistem pada
penderita.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi saat melakukan RJP :
1. Patah tulang dada dan tulang iga.
2. Bocornya paru-paru (Pnemotoraks).
3. Perdarahan dalam paru-paru/rongga dada (Hemotoraks).
4. Luka dan memar pada paru-paru.
5. Robekan pada hati
Tindakan RJP dapat dihentikan apabila :
1. Penderita pulih kembali
2. Penolong kelelahan.
3. Diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih.
4. Jika ada tanda pasti mati, tidak usah lakukan RJP.
RJP pada anak dan bayi
Anak (1-8 tahun) dan bayi (0-1 tahun) memerlukan sedikit perbedaan dalam
pertolongan. Pemeriksaan nadi pada bayi dilakukan pada nadi brakial(nadi lengan atas).
14
BAB V
PERDARAHAN DAN SYOK
Perdarahan
Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh
ruda paksa (trauma) atau penyakit.
Klasifikasi sumber perdarahan / golongan perdarahan
1. Perdarahan nadi (arteri)
Darah yang berasal dari pembuluh nadi keluar memancar keluar sesuai dengan
denyutan nadi dan berwarna merah terang.
2. Perdarahan balik (vena)
Darah yang keluar dari pembuluh balik, mengalir, berwarna merah gelap.
3. Perdarahan rambut (kapiler)
Berasal dari pembuluh kapiler, darah yang keluar merembes perlahan.
Jenis-jenis perdarahan
1. Perdarahan luar
Perdarahan yang tampak / terlihat jelas keluar dari luka terbuka.
2. Perdarahan dalam
Perdarahan dalam, biasanya tak terlihat dan kulit tidak tampak rusak. Kadang kadang terlihat berada di bawah permukaan kulit tanpa memar.
Waspadai adanya perdarahan dalam, bila terjadi :
Luka tusuk
Darah atau cairan keluar dari telinga atau
hidung
Muntah atau batuk darah
Memar luas pada batang tubuh
Luka tembus dada atau perut
Nyeri tekan, kaku atau kejang pada dinding
perut
Buang air kecil atau besar berdarah
Penanganan
A. Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan :
1. Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh korban
2. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan
3. Cucilah tangan segera setelah selesai merawat
4. Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan
tubuh korban.
Buku Panduan Pertolongan Pertama
15
Perawatan perdarahan
1. Pada perdarahan besar :
a) Jangan buang waktu hanya untuk mencari penutup luka
b) Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan)
c) Pertahankan dan tekan cukup kuat
d) Rawat luka setelah perdarahan terkendali
2. Pada perdarahan ringan atau terkendali :
a) Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
b) Tekan sampai perdarahan terkendali
c) Pertahankan penutup luka dan balut
d) Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama
3. Perdarahan dalam atau curiga ada perdarahan dalam :
a) Baringkan dan istrihatkan penderita
b) Buka jalan napas dan pertahankan
c) Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
d) Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga akan terjadi syok
e) Jangan beri makan dan minum
f) Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
g) Bila ada berikan oksigen
h) Rujuk ke fasilitas kesehatan
Perlu diingat :
Penanganan perdarahan berarti mengendalikan
menghentikan perdarahan sama sekali.
perdarahan,
bukan
berarti
Syok
Syok terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang
mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital (terutama otak, jantung dan paru
paru).
Penyebab
1. Kegagalan jantung memompa darah
2. Kehilangan darah dalam jumlah besar
Buku Panduan Pertolongan Pertama
16
3. Pelebaran (dilatasi) pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak dapat
mengisinya dengan baik
4. Kekurangan cairan tubuh yang banyak misalnya diare
Tanda
a) Pernapasan
b) Nadi
c) Kulit
d) Wajah
e) Mata
:
:
:
:
:
Gejala
a) Mual dan mungkin muntah
b) Haus
c) Lemah
d) Pusing
e) Gelisah dan takut mati
Penanganan syok :
1. Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
2. Tidurkan terlentang, tungkai ditinggikan 20 - 30 cm bila tidak ada kecurigaan patah
tulang belakang atau patah tungkai. Bila menggunakan papan spinal atau tandu
maka angkat bagian kaki
3. Pakaian penderita dilonggarkan
4. Cegah kehilangan panas tubuh dengan beri selimut
5. Tenangkan penderita
6. Pastikan jalan napas dan pernapasan baik
7. Kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada
8. Bila ada berikan oksigen sesuai protokol
9. Jangan beri makan dan minum
10. Periksa berkala tanda vital secara berkala
11. Rujuk ke fasilitas kesehatan
17
BAB VI
CEDERA JARINGAN LUNAK
Cedera Jaringan Lunak :
Cedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau
pembuluh darah akibat suatu ruda paksa (atau keadaan ini umum dikenal dengan istilah
luka).
Klasifikasi Luka :
1. Luka terbuka
Cedera jaringan lunak yang disertai kerusakan / terputusnya jaringan kulit yaitu
rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit. Jenis Luka Terbuka :
a. Luka lecet
b. Luka sayat / iris
c. Luka robek
d. Luka tusuk
e. Luka avulsi (sobek)
Luka amputasi.
2. Luka tertutup
Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan / terputusnya jaringan kulit, yang rusak
hanya jaringan di bawah kulit. Jenis Luka Tertutup :
Jenis luka ini dikelompokkan dalam luka tertutup namun beberapa jenis luka ini dapat
berupa campuran antara luka tertutup dan terbuka.
1. Memar
Gejala dan Tanda :
Nyeri
Bengkak
Warna merah kebiruan (memar)
Nyeri tekan.
2. Cedera karena himpitan kuat
3. Cedera remuk.
Penutup Luka dan Pembalut
Penutup luka
Penutup luka adalah bahan yang diletakkan tepat di atas luka. Bahan yang dipakai
sebaiknya berdaya serap baik dan cukup besar untuk menutup seluruh permukaan
luka, seperti kasa steril.
Penutup luka oklusif (kedap dari plastik)
Bahan kedap air dan udara yang dipakai pada luka untuk mencegah keluar masuknya
udara dan menjaga kelembapan ogan dalam.
Penutup luka tebal (bantalan penutup luka)
Setumpuk bahan penutup luka setebal kurang lebih 2-3 cm.
Fungsi penutup luka
Membantu mengendalikan perdarahan
Mencegah kontaminasi lebih lanjut
Mempercepat penyembuhan
Mengurangi nyeri.
18
Pembalut
Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Bahan
pembalut dibuat dari bermacam materi kain.
Fungsi pembalut :
Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan
Mempertahankan penutup luka pada tempatnya
Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera.
Pemasangan yang baik akan membantu proses penyembuhan.
Beberapa jenis pembalut :
Pembalut pita / gulung
Pembalut segitiga (mitela)
Pembalut tabung / tubuler
Pembalut penekan.
Pedoman Penutupan Luka dan Pembalutan
1. Penutupan luka
Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka.
Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila
luka disertai perdarahan maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan
tersebut.
Pemasangan penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan
penutup yang menempel pada bagian luka tidak terkontaminasi (teknik aseptik).
2. Pembalutan
Usahakan untuk memasang pembalut setelah perdarahan terhenti. Kecuali
pembalut penekan yang memang berfungsi untuk menghentikan perdarahan.
Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.
Jangan biarkan ujung sisa pembalut terurai.
Bila membalut luka sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar dari luas luka. Ini
dilakukan untuk menambah luasnya permukaan tubuh yang mengalami tekanan
sehingga mencegah terjadinya kerusakan jaringan.
Jangan menutupi ujung jari kecuali terdapat luka di bagian tersebut, bagian ini
dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan kita terlalu kuat yaitu dengan
mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan terlalu kuat dan harus
diperbaiki.
Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari distal ke proksimal arah
jantung.
Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan misalnya untuk pembalutan
sendi jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadan lurus.
Bila pembalutan melingkari dada, perintahkan penderita menarik napas dalam
terlebih dahulu, tahan napas baru kencangkan pembalut. Bila penderita tidak
respon, kencangkan pada saat penderita menarik napas (inhalasi).
Buku Panduan Pertolongan Pertama
19
20
21
BAB VII
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA
Fraktur / Patah Tulang adalah terputusnya jaringan tulang, seluruhnya atau sebagian.
Patah tulang dibagi dua : patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup yang
disebabkan oleh gaya langsung, gaya tidak langsung, gaya puntir.
Tanda & Gejala :
- Berubah bentuk
- Nyeri & Kaku
- Memar
- Adanya bunyi patahan
- Bengkak
- Ujung tulang terlihat
- Sendi terkunci
- Gangguan. Sirkulasi
- Gangguan. Gerakan Sirkulasi Sensasi
Dislokasi ( Urai / Cerai Sendi )
Pengertian
: Keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi
Penyebab
: Sendi teregang melebihi batas normal,sehingga kedua ujung
tulangmenjadi terpisah,tidak pada tempatnya. Jaringan ikat sendi
tertarik melebihi batas normal dan mungkin sampai terobek.
Gejala & tanda
: Hampir sama dengan gejala dan tanda pada patah tulang
Terkilir / Keseleo
Pengertian
: Robeknya /terputusnya jaringan ikat sekitar sendi karena sendi
teregang melebihi batas normal
Penyebab
: gerakan yang salah ( terpeleset ), sendi meregang melampui
gerakan normal
Gejala & tanda
: Nyeri bengkak, nyeri tekan, warna merah kebiruan.
Terkilir Otot ( Strain )
Pengertian
: Robeknya jaringan otot pada bagian tendon (ekor otot), karena
teregang melebihi batas normal.
Penyebab
: Terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot tertentu.
Merupakan salahsatu cedera olahraga yang palingsering terjadi.
Gejala & tanda
:
1. Nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu
2. Nyeri menyebar keluar disertai kejang dan kaku otot
3. Bengkak pada daerah cedera
Pertolongan cedera pada sistem otot rangka :
1. Lakukan penilaian dini.
2. Lakukan pemeriksaan Fisik
3. Stabilkan bagian yang patah secara manual
4. Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada
6. Siapkan alat-alat seperlunya ( bidai dan mitella )
7. LAKUKAN PEMBIDAIAN!!!
8. Kurangi rasa sakit
9. Baringkan penderita pada posisi yang nyaman.
Buku Panduan Pertolongan Pertama
22
Penanganan Terkilir :
- Letakkan penderita dalam posisi yang nyaman, istirahatkan bagian yang cedera
- Tinggikan bagian yang cedera
- Beri kompres dingin maksimum 3 menit, ulangi setiap jam bila perlu
- Balut tekan dan tetap tinggikan
- Rawat sebagai patah tulang
- Rujuk ke fasilitas kesehatan
Pertolongan pada beberapa cedera alat gerak :
1. Cedera bahu
Dislokasi bahu adalah cedera yang paling sering terjadi di daerah bahu. Bila
terjadi patah tulang selangka, mungkin terlihat rongga pada daerah lengan atas
di bawah tulang selangka. Pada cedera ini tindakan yang paling baik adalah
memasang gendongan.
2. Cedera Patah tulang lengan atas
Tulang lengan atas merupakan tulang yang cukup tebal dan kuat, bila tulang ini
cedera waspadailah cedera jaringan disekitarnya. Pertolongan :
a. letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menghadap kedalam
b. Pasang bidai sampai siku
c. Ikat di daerah diatas dan diaerah yang patah
d. Lengan bawah digendong
e. Jika siku juga patah dan tangan tidak dapat dilipat, pasang bidai sampai ke
lengan bawah, dan biarkan tangan tergantung, tidak usah digendong.
f. Rujuk ke fasilitas kesehatan
3. Cedera patah tulang lengan bawah
Cedera di daerah lengan bawah dan pergelangan tangan
merupakan cedera yang sering ditemukan. Pertolongan
a. letakkan tangan di dada
b. Pasang bidai dari siku sampai tangan
c. Ikat pada daerah diatas dan dibawah tulang yang
patah
d. Lengan digendong
e. Rujuk ke fasilitas kesehatan
4. Cedera tangan dan jari
Tangan yang cedera harus dibidai pada posisi fungsional. Cara paling mudah
adalah dengan meletakkan benda dalam telapak tangan, lalu membalut tangan
tersebut dan meletakkannya diatas bidai. Bila yang cedera adalah jari, maka
ikatlah jari tersebut dengan jari disebelahnya. Bila yang cedera lebih dari satu
jari maka bidailah seluruh tangan
5. Patah tulang paha
Perubahan bentuk pada patah tulang paha biasanya terlihat dengan jelas,
disamping nyeri dan pembengkakkan. Pertolongan :
a. Pasang dua bidai dari :
Ketiak sampai sedikit melewati telapak kaki
Lipatan paha sampai sedikit melewati telapak kaki
b. Beri bantalan kapas atau kain antara bidai dengan tungkai yang patah
c. Bila perlu ikat kedua kaki diatas lutut dan pergelangan kaki telapak kaki
dengan pembalut utnuk mengurangi pergerakan.
d. Rujuk ke fasilitas Kesehatan
Buku Panduan Pertolongan Pertama
23
Catatan :
- Patah tulang paha dapat menimbulkan perdarahan dalam, sehingga penderita
dapat mengalami syok
- Bila ada patah tulang terbuka, atasi perdarahan dan rawat lukanya
6. Cedera Lutut
Bila lutut berada dalam posisi tertekuk maka bidailah dalam posisi tersebut dan
bila lurus maka bidailah dalam posisi lurus. Cara membidainya sama seperti
patah tulang paha .
7. Patah tulang tungkai bawah
Umumnya kedua tulang tungkai bawah mengalami cedera bersamaan. Letaknya
yang sangat dekat denganpermukaan kulit menyebabkan cedera ini sering berupa
patah tulang terbuka . Pertolongan :
a. Pasang 2 bidai disebelah luar dan dalam tungkai yang patah dari lipatan
paha sampai sedikit melewati telapak kaki.
b. Beri bantalan kapas atau kain antara bidai atau kain.
c. Rujuk ke fasilitas kesehatan
24
BAB VIII
LUKA BAKAR
Penyebab luka bakar adalah:
Termal (Suhu > 60 C)
Kimia
Listrik
Radiasi
Luas Permukaan Tubuh
1. Luka bakar ringan :
Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran napas.
2. Luka bakar sedang :
Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran napas.
3. Luka bakar berat :
Luka bakar disertai cedera saluran napas.
Luka bakar tiga pada wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran
napas.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
1. Luka bakar yang disebabkan :
Listrik : luka bakar tampak kecil tetapi kerusakan di dalam jaringan tubuh
cukup luas.
Kimia : masing - masing bahan memiliki ciri - ciri sendiri.
2. Daerah yang terkena :
Wajah
Tangan dan kaki
Kemaluan, bokong, dan paha bagian dalam
Sendi
Karena dapat terjadi penyulit dalam proses penyembuhannya dikemudian hari.
3. Faktor penyulit
Usia kurang dari 5 tahun atau lebih dari 55 tahun, dianggap berat.
Adanya penyakit penyerta
Penanganan Luka Bakar Secara Umum
Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong
1. Hentikan proses luka bakar
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan
3. Lakukan penilaian dini
4. Tentukan derajat luka bakar dan luas luka bakar
5. Tutup luka bakar
6. Jaga suhu tubuh penderita
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Penanganan beberapa luka bakar khusus :
Luka bakar Kimia :
Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong :
Segera siram /aliri luka bakar dengan air sebanyak - banyaknya, sekurangkurangnya 20 menit. Jangan buang waktu mencari antidotnya.
Jangan menyiram bahan kimia yang bereaksi makin kuat dengan air misalnya
bubuk kaustik soda.
Buku Panduan Pertolongan Pertama
25
Bila mengenai mata, siram dengan air mengalir, dan lepaskan lensa kontak.
Minimalkan kontaminasi lanjut dengan aliran air sedemikian rupa hingga tidak
mengenai daerah sehat.
26
Penanganan :
Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong
1. Pindahkan penderita ke tempat aman
2. Berika oksigen, bila perlu oksigen yang dilembabkan
3. Penilaian dini terutama jalan napas dan pernapasan
4. Bila perlu, lakukan pernapasan buatan
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan
27
BAB VIII
PEMINDAHAN PENDERITA
Saat tiba dilokasi kita, ada kemungkinan penderita yang ditemukan harus segera
dipindahkan. Pada situasi yang berbahaya tindakan cepat dan waspada sangat penting.
Penanganan penderita yang salah akan menimbulkan cedera lanjutan atau cedera baru.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat pemindahan penderita :
Lakukan penilaian mengenai kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat
memindahkan penderita.
Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat penderita, termasuk bagaimana
menggerakkannya.
Jangan coba mengangkat dan menurunkan penderita jika tidak yakin
dapat
mengendalikannya.
Selalu mulai dari posisi pembebanan yang seimbang dan jaga tetap seimbang.
Gunakan tenaga otot tungkai, hindari pembebanan otot punggung.
Posisi punggung harus tegak waktu mengangkat penderita.
Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh penolong.
Lakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh saling
menopang.
Bila dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui penderita.
Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap.
Upayakan kerja berkelompok, terus berkomunikasi dan lakukan koordinasi.
Sebagai penolong selalu muncul beberapa pertanyaan pada saat menemukan
penderita diantaranya :
a. Kapan saatnya penderita harus dipindahkan ?
b. Apakah penilaian dan pemeriksaan penderita harus selesai sebelum pemindahan?
c. Berapa lamakah tulang belakang harus dijaga ?
Jawaban secara pasti tidak ada mengingat semua hal di atas itu tergantung dari
keadaan.
Macam - macam pemindahan penderita
1. Pemindahan darurat
Tindakan ini hanya dilakukan bila:
a. Ada bahaya langsung terhadap penderita, misalnya :
Kebakaran atau bahaya kebakaran.
Ledakan atau bahaya ledakan.
Sukar untuk mengamankan penderita dari bahaya di lingkungan tersebut.
Bangunan yang tidak stabil.
Mobil terbalik.
Kerumunan masa yang resah.
Material berbahaya (bahan kimia, limbah beracun dan lainnya).
Tumpahan minyak.
Cuaca ekstrim.
b. Memperoleh jalan masuk atau menjangkau penderita lainnya.
d. Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi penderita
tidak sesuai untuk perawatannya atau perlu mereposisi penderita, misalnya akan
melakukan RJP.
Bahaya terbesar pada pemindahan darurat adalah memicu terjadinya cedera spinal.
Buku Panduan Pertolongan Pertama
28
29
BAB IX
KEDARURATAN MEDIS
Kedaruratan Medis adalah segala sesuatu yang diderita seseorang tanpa adanya riwayat
ruda paksa.
Perhatikan gejala dan tanda, serta keluhan penderita melalui wawancara atau keterangan
keluarga / Saksi.
Gejala Umum :
Demam
Nyeri
Mual, muntah
Buang Air Kecil berlebihan atau tidak sama sekali
Pusing, pingsan, mau kiamat
Sesak / sukar bernapas
Haus lapar berlebihan, mulut terasa aneh
Tanda Umum :
Perubahan status mental
Perubahan irama jantun
Perubahan pernafasan
Perubahan keadaan kulit
Perubahan tekanan darah
Perubahan manik mata
Aktifitas otot tdk normal
Gangguan saluran cerna
Gangguan Jantung
Faktor Resiko :
Tidak dapat diubah
Penyakit keturunan
Jenis Kelamin (pria > wanita)
Etnis
Usia (30 thn<)
Dapat diubah
Merokok
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol tinggi
Kurang aktivitas fisik
Faktor Penyulit
Obesitas
Diabetes
Stres
Gejala
Perasaan tidak enak, nyeri, rasa berat didada.
Penderita memegang dada dan sedikit membungkuk
Nyeri berkembang dengan tiba-tiba
Tidak respon, henti nafas dan jantung
Tanda
Nadi tdk normal
Palpitasi
Pelebaran p. balik
Bengkak
Buku Panduan Pertolongan Pertama
Mual, muntah
Kepala ringan
Lemas mendadak
Sianosis
Keringat berlebihan
Merasa kiamat
Pertolongan
Tenangkan penderita
Jangan tinggalkan penderita sendiri
Posisikan penderita pada posisi yg nyaman
Pastikan jalan nafas terbuka
Beri oksigen bila ada
Jangan beri makan / minum
Kendurkan pakaian yang mengikat
Bila penderita tidak sadar lakukan tindakan BHD
Rujuk segera ke tempat rujukan.
Gangguan Pernapasan
Contoh :
ISPA & ISBA
Edema paru akut
Penyakit paru obstruktif menahun
Pneumotoraks spontan
Asma / alergi
Sumbatan jalan napas
Emboli paru
Hiperventilasi
Gejala dan Tanda
Sulit bicara dan bernafas
Ada suara nafas tambahan
Tanpak kerja otot bantu nafas
Posisi tripod
Irama dan kualitas nafas tidak normal
Perubahan warna kulit
Perubahan status mental
Pada asma ada bunyi mengi
Nadi cepat
Demam
Batuk darah
Pertolongan
Tenangkan penderita
Jaga agar jalan nafas tetap terbuka
Nilai pernapasan penderita
Letakkan penderita pada posisi nyaman
Beri bantuan nafas bila perlu
Beri oksigen sesuai ketentuan bila ada
Bawa segera penderita ketempat rujukan
Kejang
Manik mata kanan & kiri tidak sama
Kehilangan kontrol saluran kemih & pelepasan
Faktor usia
Pertolongan
Tenangkan penderita
Jangan tinggalkan penderita sendiri
Baringkan penderita
Pastikan jalan nafas terbuka
Berikan oksigen bila ada
Kendurkan bagian yang mengikat tubuh penderita
Bila respon tidak ada beri tindakan BHD
Bawa segera penderita ketempat rujukan
Hati-hati bila ada bagian tubuh penderita yg lumpuh
EPILEPSI
Tanda & Gejala :
Pandangan mendadak kosong, merasa mendengar atau melihat sesuatu
Teriakan tercekik
Jatuh tiba-tiba, berbaring kaku sesaat, punggung melengkung
Wajah dan leher kebiruan dan sembab
Gerakan kejang otot
Tidak ada respon
Mulut berbuih, kadang berdarah
Mungkin lidah tergigit
Mungkin hilang kendali kemih dan pencernaan
Penderita kembali sadar dalam waktu yang tidak lama
Setelah kejang, penderita kelelahan dan tidur
Pertolongan
Lindungi penderita dari cedera
Jangan menahan atau melawan kejang
Lindungi lidah penderita dari tergigit
Posisikan stabil segera
Rawat cedera akibat kejang
Jaga jalan nafas agar tidak tersumbat
Biarkan istirahat
Hindari penderita daari ketegangan dan rasa malu sekeliling
HISTERIA
Tanda & Gejala :
Hilang kesadaran sesaat dengan sikap terkesan dibuat - buat
Mungkin berguling - guling di tanah
Nafas cepat
Tidak dapat bergerak atau jalan, tanpa sebab yang jelas
Pertolongan
Tenangkan penderita
Hindarkan penderita dari massa
Bawa penderita ketempat tenang
Dampingi penderita dan awasi terus
Anjurkan ke dokter, setelah tenang
PINGSAN
Tanda & Gejala :
Perasaan limbung
Pandangan berkunang kunang dan telinga berdenging
Lemas, keluar keringat dingin
Menguap
Dapat menjadi tidak adaa respon, yang biasanya berlangsung dalam beberapa menit
Denyut nadi lambat
Pertolongan
Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan
Longgarkan pakaian
Usahakan penderita menghirup udara segar
Periksa cedera lainnya
Beri selimut, agar badannya hangat
Bila pulih, usahakan istirahat beberapa saat
Bila tidak cepat pulih, maka :
- Periksa nafas dan nadi
- Posisikan stabil
- Bawa ke RS / dokter / Puskesmas
KEJANG DAN PANAS
Tanda & Gejala :
Kejang otot disertai nyeri otot tungkai dan perut
Kelelahan
Mual
Mungkin pingsan
Pertolongan :
Pindahkan ketempat yang teduh / sejuk
Beri minum
Rujuk ke fasilitas kesehatan
KELELAHAN PANAS
Tanda & Gejala :
Pernafasan cepat dan dangkal
Nadi lemah
Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir pucat
Pucat, keringat berlebihan
Lemah
Pusing, kadang penurunan respons
Lidah kering dan haus
Pertolongan
Baringkan penderita di tempat teduh
Kendorkan pakaian yang mengikat
Tinggikan tungkai penderita sekitar 20 30 cm
Berikan oksigen bila ada
Beri minum bila penderita sadar
Rujuk ke fasilitas kesehatan
SENGATAN PANAS
Tanda & Gejala :
Pernafasan cepat dan dalam
Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah
Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan
Manik mata melebar
Kehilangan kesadaran
Kejang umum atau gemetar pada otot
Pertolongan :
Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin
Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut dan sekitar mata kaki
serta di samping leher
Bila memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi air dingin dan
tambahkan es ke dalamnya
Rujuk ke fasilitas kesehatan
Hipotermia Sedang
Tanda & Gejala :
Menggigil
Terasa melayang
Pernafasan cepat, nadi lambat
Gangguan penglihatan
Reaksi mata lambat
Gemetar
Hipotermia Berat
Tanda & Gejala :
Pernafasan sangat lambat
Denyut nadi sangat lambat
Tidak ada respon
Manik mata melebar dan tidak bereaksi
Alat gerak kaku
Tidak menggigil
Pertolongan :
Penilaian dini dan pemeriksaan penderita
Pindahkan penderita dari lingkungan dingin
Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada
Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering
Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan pelan
Pantau tanda vital secara berkala
Rujuk ke fasilitas kesehatan
TENGGELAM
Pedoman Pertolongan :
Keamanan lokasi daan penolong
Kondisi penderita
Kondisi air
Sumber daya yang ada
Prinsip :
Raih
Lempar
Buku Panduan Pertolongan Pertama
Dayung
Renang
Pertolongan
Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman
Pertimbangkan untuk memasang papan spinal dalam air
Buka jalan nafas penderita
Sampai didarat lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu
Berikan oksigen
Jaga kehangata tubuh penderita
Lakukan pemeriksaan fisik
Segera bawa ke fasilitas kesehatan
BAB X
KERACUNAN
Pengertian racun
Suatu zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan reaksi
tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian. Reaksi kimianya
merusak jaringan tubuh atau mengganggu fungsi tubuh. Harus dibedakan dengan reaksi
obat karena reaksi obat dalam tubuh memang diinginkan, namun ada kalanya terjadi reaksi
obat yang tidak di inginkan. Beberapa contoh zat yang berupa racun: insektisida, sianida
(pada singkong beracun), racun binatang (ular, kalajengking dll).
Terjadinya keracunan pada manusia:
a. Sengaja ( Bunuh diri )
b. Tidak sengaja ( makanan,minuman, udara beracun )
c. Penyalahgunaan obat
Berdasarkan jalur masuknya racun kedalam tubuh manusia, keracunan dibagi menjadi
empat :
1. Keracunan melaui mulut / alat pencernaan
Gejala :
- Mual muntah
- Nyeri perut
- Diare
- Napas berbau
- Suara parau
- Luka bakar pada daerah mulut
- Adanya sisa racun didaerah mulut
- Mulut berbusa
Penanganan :
- Beri minum anti racun umum ( norit, susu, putih telur, air kelapa, air mineral )
- Usahakan si penderita muntah
- Jangan muntahkan bila menelan asam/basa kuat, minyak, korban kejang, korban tidak
sadar
2. Keracunan melalui pernapasan
Gejala :
- Sesak napas
- Kulit kebiruan ( sianosis )
- Napas berbau
- Batuk
- Suara parau
Penanganan :
- Beri oksigen bila ada
- Rujuk ke fasilitas kesehatan segera
3. Keracunan melalui kontak / penyerapan ( kulit )
Gejala :
- Kulit daerah kontak berwarna kemerahan
- Nyeri
- Melepuh dan meluas
Penanganan :
- Buka baju penderita
- Bila racun berupa serbuk sikat sampai bersih
- Siram bagian yang terkena racun dengan air ( minimal 20 Menit )
Buku Panduan Pertolongan Pertama
10
Alternatif :
Pemakaian pembalut elastis
Identifikasi ular
JANGAN MEMAKAI TORNIKET
11