ANALISA KASUS
Seorang anak datang Ke IGD diantar orang tuanya dengan keluhan demam naik turun
sejak satu bulan yang lalu dan tidak kentut sejak dua hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit. Pasien juga mengeluh batuk berdahak sejak dua minggu yang lalu. Selain itu pasien
juga mengeluh perut terasa keras dan kembung sejak dua hari yang lalu. Selain itu pasien
juga mengeluh adanya keringat malam terjadi sejak adanya keluhan batuk. Lalu pasien juga
mengeluhkan adanya penurunan berat badan selama satu bulan terakhir. Keluhan seperti
pilek, dan diare disangkal. Dan juga pasien belum Buang air besar (BAB) sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Buang air kecil (BAK) lancar, berwarna kuning jernih dan tidak
nyeri.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen , tampak sakit sedang, dan
tampak lemas. Selain itu didapatkan tanda vital yaitu tekanan darah 89/58, frekuensi nadi:
136x/menit, pernapasan 48x/menit, suhu tubuh 370 C. Lalu didapatkan pada antropometri
pada pasien ini yaitu gizi buruk.
Pada pemeriksaan thorax didapatkan adanya retraksi sela iga (+), ronchi (+/+). Pada
abdomen didapatkan dari inspeksi ditemukan bentuk cembung, adanya distensi abdomen,
bising usus menurun, dan pada perkusi hipertimpani. Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan pada rontgen thorax didapatkan adanya kesan TB Paru dan pada foto polos
abdomen 3 posisi yaitu didapatkan kesan ileus paralitik.
Gejala tersebut menunjukkan bahwa pasien ini menuju ke arah diagnosa peritonitis
TB yang dimana gejala nya yang khas pada tuberkulosa seperti demam subfebris selama 1
bulan, adanya batuk berdahak sejak dua minggu.
Adapun untuk mendiagnosa tuberkulosa pada anak yaitu melalui sistem skoring:
dapat menyebabkan
obstruksi usus. Di lain pihak, kelenjar limfe yang terinfeksi dapat membesar, menyebabkan
penekanan pada vena porta dengan akibat pelebaran vena dinding abdomen dan asites.
Umumnya, selain gejala khusus peritonitis TB, dapat timbul gejala klinis umum TB anak.
Tanda yang dapat terlihat adalah ditemukannya massa intraabdomen dan adanya asites.
Kadang-kadang ditemukan fenomena papan catur, yaitu pada perabaan abdomen didapatkan
adanya massa yang diselingi perabaan lunak, kadang-kadang didapat pada obstruksi usus
dan asites.