Anda di halaman 1dari 2

KRONOLOGIS KASUS TANAH ALM. NADJI BIN BAIR DARI PN,PT,MA.

PUTUSAN MA (Mahkamah Agung No. 4863K/PDT/1998).

Sebelum putusan MA ditetapkan, pengacara Jaya Baya Teguh Samudera, SH diijinkan


Prof. Dr. H. Moeslim Taher, SH menjadi Pengacara ahli waris Nadji Bin Bair yang diwakili salah
satu ahli waris Nadji Bin Bair adalah H. Moch. Rais sesuai dengan surat kuasa.

Pelaksanaan MA berjalan tinggal Yayasan Wira Cakti Jaya, Jaya Baya dan Ahli Waris
Nadji Bin Bair; H. Moch. Rais turut tergugat 1 (satu). Untuk memenangkan kasus ini Jaya Baya
bersambung dengan Ahli Waris Nadji Bin Bair meminta bukti bahwa Yayasan Wira Cakti Jaya
tidak pernah membayar tanah Alm. Nadji Bin Bair. Bukti terlampir.
Setelah kasus ini berjalan MA mengambil keputusan No.4863.K/PDT/1998 di menangkan
oleh Jaya Baya dibantu Ahli Waris Nadji Bin Bair dengan menyerahkan bukti yayasan Wira Cakti
Jaya belum pernah terjadi transaksi pembayaran.

Keputusan MA No. 4863.K/PDT/1998 di dapat dari Mahkamah Agung langsung saya antar
ke Rektor Universitas Jaya Baya Prof. DR.H.Moeslim Taher SH di terima dan beliau
menyampaikan bahwa saya Pembeli beritikad baik oleh Karena itu saya sebagai Pembeli beritikad
baik oleh karena itu saya sebagai pembeli pertama dengan Halim Susanto selaku ketua Yayasan
Universitas WiraSwasta Industri menjadi tanggung jawab Saya selaku Ketua/Rektor Yayasan
Universitas Jaya Baya dan Saya menyampaikan kepada H. Moch.Rais yang mewakili ahli waris
diminta dating kapan saja,serta jam berapa saja ke rumah, saya bukakan pintu bahwa Saya ada
uang 2 milyar.

Kemudian Saya lapor ke Pak Teguh Samudera via telepon bahwa Saya mau dibayar oleh
Pak Moeslim Taher sebesar 2 milyar. Satu minggu kemudian Pak Moeslim Taher wafat tahun
1999. Setelah menuggu satu tahun tidak ada kabar dari Teguh Samudera, pada bulan April tahun
2001 kami mendatangi kediaman rumah Ibu Yuyun Taher di jalan pemuda no. 717 bersama Ahli
Waris dan keluarga lainnya sebanyak 8 orang, yaitu:

1. H.Moch. Rais
2. Hj. Gusniati (almh)
3. Rudy
4. Ramly
5. H. Suryono
6. Sunaryono
7. Sulaeman
8. Reza
Pada hari pertama hingga hari ketiga datang ke rumah ibu Yuyun Taher tidak dapat
bertemu, namun pada hari keempat kami disuruh datang ke jalan Rasuna Said Kuningan di
Wisma Kodel lantai 6 untuk bertemu dengan Pengacara Ibu Yuyun yaitu Bapak Luthfi Hakim SH
± hamper 2 jam menunggu kedatangan Ibu Yuyun, tetapi yang hadir putrinya bernama SARTIKA
menyampaikan bahwa ‘Mama sudah memberikan kepada Teguh Samudera sebesar 3 Milyar”.
Lalu saya menanyakan dimana bukti pembayaran tersebut namun tidak diberikan dari pihak ibu
Yuyun.

Menyikapi emosi dalam hati kami bersama Ahli Waris (8 orang) kembali menuju kediaman
ibu Yuyun dan kampus Jaya Baya, namun juga tidak dapat bertemu dengan beliau. Setelah itu,
kami kembali pulang sambal menuggu kabar dari Teguh Samudera. Kami datangi ke rumah dan
kantor namun tidak dapat bertemu dengan Teguh Samudera. Setelah itu, ada info dari kantor
bahwa Teguh Samudera berangkat ke Semarang Karena ada urusan lainnya. Hingga saat itu kami
tidak bertemu lagi.

Pada tahun 2014, Saya menemui Teguh Samudera di kantornya lalu Saya menyampaikan
kedatangan saya bahwa Pak Teguh sudah menerima uang sebesar Rp. 3 Milyar dari Ibu Yuyun.
Namun Pak Teguh mengakui bahwa ia tidak menerima pembayaran apapun. Pada tahun 2015-
2016 Saya masih mendatangi ke kantor nya namun dia tidak mau bertemu Saya dan pada bulan
Desember 2016 Saya ke tempat kediaman Ibu Yuyun dan bertemu dengan ajudannya yaitu Bapak.
H. Ramadhan bahwa Ibu Yuyun tidak mau diganggu dan mengatakan bahwa urusan masalah Jaya
Baya sudah diselesaikan ke Teguh Samudera. Lalu saya mencoba menhubungi Teguh Samudera
untuk klarifikasi ke rumah Ibu Yuyun namun beliau tetap tidak mau datang.

Demiakian kronologis yang saya sampaikan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut dan
dapat dipertanggung jawabkan.

TTD
Ahli Waris Nadji Bin Bair

Anda mungkin juga menyukai