PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan di masyarakat pada umumnya dapat menyejukan dan
menyedihkan. Apabila seseorang mempunyai gangguan mental yang disebut
skizofrenia yang oleh masyarakat awam banyak disebut gila. Hal ini dapat
dipahami karena salah satu unsur manusia yang tergabung dalam bio, psiko,
sosial, spiritual dan kultural terganggu. Gejala ini tidak hanya di anggap sebagai
bencana bagi dirinya sendiri akan tetapi juga bagi lingkungannya mulai dari
keluarga teman-temannya masyarakat di sekelilingnya. (Majalah psikiatri Jiwa
tahun 1995 : 49).
Gangguan psikotik akut skizofrenia akut merupakan suatu gangguan
psikotik akut dengan gejala-gejala psikokotik yang secara koperatif bersifat
cukup setabil dan memenuhi kreteria untuk skizofrenia tetapi hanya berlangsuyng
kurang dari satu bulan lamanya (PPDGJ III, 1993 hal 128).
B. Batasan Masalah
Kelompok napza membatasi laporan ini hanya pada asuhan keperawatan
pada kx dengan skizofrenia katatonik stupor di Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya
C. Tujuan
Untuk
memperoleh
pengalamannya
dan
mengembangkan
serta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
a. Skizofrenia
Skizofrenia yaitu sekelompok gangguan psikosis dengan gejela
terpecahnya unsur-unsur kepribadian (proses berfikir, afek / emosi,
kemauan dan psikomotor) yang mulai timbul pada usia kurang dari 45
tahun (UPF, 94 : 37).
b. Skizofrenia Hebefrenik
Skizofrenia Hebefrenik dimana permulaannya perlahan atau sub
akut dan sering timbuk pada masa remaja atau antara usia 15-25 tahun.
Gejala yang mencolok adalah gangguan adanya depersonalisasi,
gangguan psikomotor seperti prilaku kekanak-kanakan yang sering
terdapat pada hebefrenik (W.F. Maramis, 1995, 99).
c. Hubungan sosial dengan perilaku menarik diri
Menarik diri adalah suatu tindakan melepas diri dari alam
sekitarnya, individu tidak minat dan perhatian terhadap lingkungan sosial
secara langsung. Dengan menarik diri tersebut klien kurang berespon
terhadap orang lain maupun lingkungannya sehingga mengakibatkan
kegagalan dalam membina hubungan dengan orang lain. Dimana individu
tersebut mampu mempengaruhi, mengubah perilaku individu yang lain
dan alam sekitarnya.
2. Etiologi
a. Teori keturunan
1). Faktor keturunan
Faktor keturunan ternyata juga berpengaruh. Hal ini telah
dibuktikan melalui penelitian tentang keluarga skizofrenia dan
keturunannya. Bagi anak dengan salah satu orang tua menderita
skizofrenia kemungkinan menderita 7-16%. Bila kedua orang tua
menderita skizofrenia 40-60%. Bagi saudara kandung 7-15%. Namun
pengaruh ini dapat kuat atau lemah tergantung juga faktor
lingkungan.
2). Endokrin
Skizofrenia mungkin terjadi karena gangguan endokrin teori
muncul dengan timbulnya skizofrenia sewaktu puberitas, kehamilan,
1.2
1.3
Kehilangan
kapasitas
untuk
pemindahan
(transference)
penggunaan
istilah
skizofrenia
yang
lebih
2).
3).
5. Jenis skizofrenia
a. Skizofrenia simplex
1).
2).
3).
4).
5).
Oneet kronis.
6).
b. Skizofrenia hebefrenik
Permulaannya perlahan-lahan dan sering timbul pada masa remaja /
antara 15-25 tahun.
Gejala utama :
1).
2).
3).
4).
5).
Gejala tambahan :
1).
Gangguan psikomotor.
2).
3).
4).
Prognosa : jelek.
c. Skizofrenia katatonik
Usia 15-30 tahun. Biasanya bersifat akut, didahului dengan stres
emosional.
Macam :
Emosi dangkal
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Kasus (Masalah Utama)
Menarik diri
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Definisi
-
B. Etiologi
Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor predisposisi
terjadinya prilaku menarik diri, karena kegagalan perkembangan dapat
mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya kepada orang lain,
putus asa dan merasa tertekan. Keadaan ini dapat menibulkan perilaku tidak
ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih
menyukai diri sendiri .
C. Tanda dan gejala
Data objektif
-
Data subyektif
Data subyektif sukar didapat jika klien menolak berkomunikasi. Beberapa
data subyektif adalah kx menjawab singkat dengan kata-kata tidak, ya dan
tidak tahu.
:
:
a. Proses Keperawatan
2. Kondisi klien
-
Klien diam, mengurung diri, suka bicara sendiri dengan mulut komatkamit.
3. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar berhubungan dengan menarik
diri.
4. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
5. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
- Sikap terbuka dan empati.
- Terima klien apa adanya.
- Sapa kx dengan ramah.
- Tepati janji.
- Jelaskan tujuan pertemuan.
- Pertahankan kontak mata selama interaksi.
- Penuhi kebutuhan kx saat itu.
1.
: Setelah kita perkenalan, bagaimana kalau kita berbincangbincang tentang kenapa mas suka menyendiri ?
Waktu
Tempat
Kerja
(menyendiri) ?
Waktu : Waktunya lebih lama (10-15 menit) ya mas ?
Tempat : Tempatnya dimana ya mas ?
Bagaimana kalau di ruang ini saja (di kamar mas) ?
Rencana tindakan
-
b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang
telah di lakukan)
Usahakan mas, kalau ada masalah bicara sama teman atau perawatnya,
jangan menyendiri !
c.
Waktu
Tempat
b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang
telah di lakukan)
Ayo mas, anda harus aktif dalam kegiatan diruangan ini, sering berbincang
dengan teman atau perawatnya agar mas cepat pulang.
c.
Waktu
Tempat
:
:
3. Kontak
Topik
Waktu
Tempat
:
:
Evaluasi subyektif : apa yang mas rasakan setelah kita berbincangbincang selama ini ?
Waktu
Tempat
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus didepan maka
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Skizofrenia
merupakan
terpecahnya
unsur-unsur
kepribadian
yang
DAFTAR PUSTAKA
Maramis, W.F, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Surabaya Airlangga, 1992.
Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab / UPF Kedokteran Jiwa FK Universitas
Airlangga, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 1994.
Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, RSJD Menur Surabaya, 1997.
Majalah Psikiatri Jiwa tahun 1995 : 49.