Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
Abstrak
Dalam sistem tenaga listrik, daya yang dibangkitkan harus disesuaikan dengan daya yang
dibutuhkan konsumen, dan secara teknis disebut sebagai beban sistem. Masalah utama
dalam hal ini adalah jika sistem mengalami gangguan, seperti gangguan mendadak pada
unit pembangkit besar yang menyebabkan jatuhnya unit tersebut maupun gangguan
penyaluran berupa putusnya saluran transmisi yang mengakibatkan sistem mengalami
kehilangan keseimbangan daya. Hal tersebut berpengaruh pada operasi sistem
tenaga[3].Apabila daya yang dibangkitkan lebih kecil dari beban sistem karena beberapa
unit pembangkit jatuh, maka frekuensi sistem akan turun. Jika penurunan frekuensi tidak
terlalu jauh, perbaikan frekuensi masih dapat dilakukan oleh reaksi governor, yaitu dengan
mengatur frekuensi, baik pengaturan pada sisi primer maupun sisi sekunder. Tapi apabila
frekuensi sistem turun tajam karena beberapa unit pembangkit besar jatuh, sehingga
pemulihannya tidak dapat ditanggung oleh kerja governor dan cadangan berputar, maka
perlu dilakukan pelepasan sejumlah beban sistem (load shedding) sama besar atau lebih
kecil dari beban yang berlebih[2]. Penentuan perencanaan pelepasan beban, merupakan
salah satu langkah awal dalam menjaga keandalan sistem, yang merupakan proses simulasi
program pelepasan beban yang bersifat coba-coba (trial and error) guna memperoleh suatu
pengaturan pelepasan beban dengan konfigurasi beban terhadap penurunan frekuensi yang
tepat. Pembahasan masalah dilakukan dengan menggunakan sebuah model sistem
pembangkit listrik tenaga uap (reheat system} dengan menggunakan logika fuzzy
Kata Kunci: sistem tenaga listrik, frekuensi, pelepasan beban, logika fuzzy
PENDAHULUAN
Dalam sistem tenaga listrik, frekuensi sistem harus tetap berada pada standar operasi dari setiap mesin
pembangkit yaitu 50 Hz. Penurunan frekuensi sistem sangat berbahaya bila tidak teramati dengan baik dan
diharapkan bila terjadi penurunan frekuensi dibawah standar harus segera dilakukan tindakan perbaikan,
dimana dalam penelitian ini disimulasikan untuk sistem Sulselrabar dengan menerapkan Logika Fuzzy. Pada
tahun 1965 Loffi A. Zadeh, memperkenalkan suatu konsep matematika tentang himpunan Fuzzy. Teori
himpunan ini mengijinkan adanya ketidakpastian, implementasi teori ini pada sistem pengendali menghasilkan
pengendali fuzzy. Logika fuzzy merupakan cara untuk mendekati cara berfikir manusia dan
mengintegrasikannya ke dalam komputer. Kemampuan logika dan kuantitatif komputer jika digabung dengan
cara berfikir manusia yang mengijinkan adanya ketidakpastian menghasilkan suatu sistem yang sangat
fleksibel. Dengan fieksibilitasnya yang cukup tinggi, pengendali fuzzy dapat melakukan antisipasi terhadap
perubahan pada sistem. Dengan kebebasannya terhadap model matematis, pengendali fuzzy dapat menjadi salah
satu alternatif pengendali yang dapat diandalkan.
Fungsi Alih Pada Sistem Tunggal Pembangkit Uap
Gambar 1. Menunjukkan diagram blok yang mencakup fungsi alih governor, turbin, dan generator yang sesuai
untuk analisis frekuensi beban dalam suatu sistem.
Dalam berbagai studi frekuensi, banyak penelitian yang hanya melihat pada perubahan nilai gangguan Pd (Psp
= 0) yang muncul pada proses pembangkitan yang secara langsung sangat menentukan perubahan frekuensi
sistem, oleh karena itu kita dapat menyederhanakan fungsi alih sistem yang ditunjukkan pada Gambar 1.
menjadi seperti yang digambarkan pada Gambar 2.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Geologi
Mesin
1
R
+
Pc
1 sFHP TRH
1 TCH s 1 TRH s
1
1 TG s
Pm +
Pd -
TURBIN
GOVERNOR
1
Ms D
Pd +
P +
- Pm
1
Ms
1 sFHP TRH
R1 To s 1 TCH s 1 TRH s
Gambar 2. Fungsi Alih Pembangkit Reheat Turbin Uap
0
Logika klasik
Logika fuzzy
ISBN : 978-979-127255-0-6
PROSIDING 20 11
Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
Teknik Inferensi
Proses pembangkitan output aturan-aturan yang teraktifkan (rules fired) disebut inferensi. Pada contoh
sebelumnya kombinasi input P dan T akan mengaktifkan (fire) aturan nomor 2 dan 3 (lihat Gambar 4) :
1. Jika temperatur DINGIN ( = 0,48) dan tekanan KECIL ( = 0,57) maka aksi katup POSITIF KECIL =
0,48).
2. Jika temperatur DINGIN ( = 0,48) dan tekanan SEDANG ( = 0,25) maka aksi katup NOL ( = 0,25).
Kita lihat bahwa output yang dihasilkan mempunyai yang sama dengan terkecil input karena operasi logika
yang digunakan adalah AND, atau :
Kecil
0,
5
0,
27
5
Sedang
NOL
P
Tekanan
Dingin
Temperatur
Gambar 4. Proses Pembangkitan Output (Inferensi)
NL
PK
0,48
0,25
IKM
Aksi katup
Sedangkan penggabungan output-output tersebut dilakukan dengan operasi OR terhadap seluruh output yang
memenuhi syarat. Pada Gambar 5 daerah yang diarsir merupakan daerah hasil operasi OR output PK dan NL.
METODE PENELITIAN
Perancangan Manajemen Pelepasan Beban
Rancangan manajemen pelepasan beban yang berbasis logika fuzzy dalam mempertahankan unjuk kerja
frekuensi pada sistem tenaga listrik, mulai fuzzlfikator, aturan dasar fuzzy, inferensiator, dan defuzzifikator
simulasikan dengan bantuan program Matlab 7.5, dengan memperoleh data-data sistem interkoneksi
Sulselrabar, seperti diagram satu garis, sistem pembangkitan, saluran transmisi dan beban sistem. Adapun
sebagai gambaran sistem pembangkit yang diamati sebagai proses terjadinya perubahan frekuensi sistem
sehingga perlu adanya manajemen pelepasan beban dan implementasi logika fuzzy, tampak jelas pada Gambar
6.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Geologi
P +
- Pm
Mesin
1
Ms
(1)
Relay Frek
D
Fuzzy
1 sFHPTRH
R(1 TG S )(1 TCH S (1 TRH S )
Implemented logika yang dikembangkan disini memiliki dua masukan dan satu keluaran. Kedua masukan itu
merupakan mo (t) sebagai hasil laju perubahan frekuensi sistem per detik pada waktu (t), f(t) yang merupakan
selisih frekuensi pada waktu t dengan frekuensi pada waktu (to). Dipilihnya perubahan frekuensi pada waktu,
f(t) yang berupa perubahan frekuensi pada waktu (t) karena dapat menunjukkan letak gangguan yang terjadi
pada sistem pembangkit tenaga dan dipilihnya laju perubahan frekuensi sistem per detik pada waktu mo(t)
sebagai salah satu masukan karena dapat sebagai petunjuk mengenai besarnya gangguan yang sedang terjadi
dan sekaligus sebagai petunjuk oleh logika fuzzy untuk melakukan perhitungan yang berupa perintah lepas
sejumlah beban sistem (Pshed), beban sistem inilah yang akhirnya akan menjadi data keluaran dan
implementasi logika fuzzy (Pshed),
Metode Defuzzyfikasi
Dalam perancangan sistem ini, metode defuzzifikasi yang dipergunakan adalah Centrold dan Mean of
Maximum. Untuk kasus pada sistem ini dimana bentuk grafik fungsi keanggotaan adalah simetris dan
menggunakan teknik inferensi IKM, maka rumus metode Centrol dapat dipermudah menjadi:
m101 (x)
x
01
dimana i menyatakan indeks daerah kontrol, sedangkan m adalah nilai tengah/mean daerah kontrol. Jadi dalam
contoh sebelumnya output PK teraktivitas dengan derajat 0,48 dan output NL teraktivasi dengan derajat 0,25.
misal PK mempunyai mean 0, maka nilai
ISBN : 978-979-127255-0-6
PROSIDING 20 11
Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
Mulai
Inisialissi
Mulai
Hitung
Inisialisasi
Hitung, Mo
Zaenab- 2
Fuzzy
Editor
Fuzzy
Fuzzy
Tampilkan
Output
Selesai
Selesai
Kondisi Sistem SulSelrabar pada saat pembangkit sektor Sengkang lepas dari sistem interkoneksi Sulawesi
Selatan, dimana terjadi pada saat Luar Waktu beban Puncak (LWBP). Maka diperoleh data sebagai berikut:
Hz
= 39,09 Detik
Hg
=
6,26 Detik
F0
= 50 Hz
PGOT =
579,2 MW
PSOT = 135 MW
PGO =
488,2 MW
Pbo = 488,2 MW
PSO =
135 MW
Interval waktu diambil sebesar 0,5 detik, jadi t 0= 0,5 t1=1,0 t2=1,5 t3=2,0 dan seterusnya, hasil
simulasi Gambar 8.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Geologi
Mesin
Kondisi PLN pada saat pembangkit sektor Sengkang lepas dari sistem interkoneksi Sulawesi Selatan,
dimana terjadi pada saat Waktu beban Puncak (WBP). Maka diperoleh data sebagai berikut :
Hz
= 39,09 Detik
Hg
=
6,26 Detik
F0
= 50 Hz
PGOT =
579,2 MW
PSOT = 135 MW
PGO =
511,1 MW
Pb0 =
511,1 MW
PSO =
135 MW
Interval waktu diambil sebesar 0,5 detik, jadi t0= 0 t1=0,5 t2=1,5 t3=2,0 dan seterusnya, hasil
simulasi Gambar 9.
Gambar 9. Kondisi frekuensi sistem SulSelrabar apabila sektor Sengkang lepas pada
Waktu Beban Puncak
: 50 Hz
: 50 + 0,5 Hz
: 579,2 MW
: 135 MW
: 6,26
: 0,001 p.u/relay
: 0,5 detik
Selanjutnya didapat respons frekuensi dan kerja manajemen logika fuzzy sebagai berikut:
1. Besar gangguan 135 MW (0.104 pu), dihasilkan simulasi frekuensi akhir yang terjadi dan hasil pelepasan
bebannya sebagai berikut, ternyata tidak diperlukan adanya pelepasan beban (sistem masih mampu
mengkompensasi sendiri) dengan frekuensi akhir 48,5 Hz dan frekuensi pulih 49,7 Hz seperti tampak pada
Gambar 10.
Gambar 10. Simulasi pelepasan beban saat luar waktu beban puncak (LWBP) dengan
gangguan 135 MW (0,104 pu)
ISBN : 978-979-127255-0-6
PROSIDING 20 11
Arsitektur
2.
Elektro
Geologi
Mesin
Gangguan 135 MW (0.1pu), hasil simulasi tampak pada Gambar 9 yang menunjukkan bahwa Frekuensi
akhir yang tercapai adalah 1,65 pu (48,35 Hz) dengan frekuensi pulih 49,6 Hz dan penjadualan pelepasan
beban dengan logika fuzzy dapat dilihat pada Gambar 11:
Gambar 11. Simulasi pelepasan beban saat Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) dengan
gangguan 135 MW (0,1 pu)
: 50 Hz
: 50 + 0,5 Hz
: 579,2 MW
: 135 MW atau 0,2 p.u
: 6,26
: 0,001 p.u/relay
: 0,5 detik
Gambar 12. Simulasi penglepasan beban saat waktu beban puncak WBP dengan gangguan
135 MW (0,2 pu)
SIMPULAN
Untuk kondisi Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) dengan gangguan 135 MW (0,1pu) dengan pelepasan
beban, frekuensi yang dicapai adalah 48.35 Hz dengan pemulihan frekuensi 49,6 Hz dengan setting UFR
relay 0.001 pu.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Geologi
Mesin
Untuk kondisi Waktu Beban Puncak (WBP) dengan gangguan 135 MW (0,1pu) frekuensi meningkat
diatas batas toleransi yaitu sekitar 50,9 Hz sehingga diperlukadengan pelepasan beban. Setelah pelepasan
beban diperoleh frekuensi yang dicapai adalah 48.4 Hz dengan pemulihan frekuensi 49,5 Hz dengan
setting UFR relay 0.001 pu.
DAFTAR PUSTAKA
AIEE COMMITTEE REPORT, 1955. Automatic Load Shedding, IEEE Transactions on Power Systems
AIEE COMMITTEE REPORT,1973 Dynamic Model for Steam and Hydro Turbines In Power System
Studies IEEE Transactions on Power Systems.
Away, gunaidi Abdia. 2006. The shorcut of Matlab Programing. Informatika, Bandung.
Cekmas Cekdin, 2007. Sistem Tenaga Listrik. Andi, Yogyakarta.
Hutahuruk, T.s.,M.sc., Prof.,1996. Transmisi Daya Listrik Erlangga, Jakarta.
Anderson, P.M. dan M. Mirheydar, M.1990, A Low Order System Frequency response Model. IEEE
Transactions on Power Systems.
Anderson, P.M. dan M. Mirheydar, M.,1992. An Adaptive Method for Setting Under Frequency Loads
Shedding Relay IEEE Transactions on Power Systems.
Indrajaya, Y., 2000. Simulasi Pengendali Temperatur Ruang Dengan Pengendali Berbasis Logika Fuzzy,
Universitas Indonesia : Skripsi.
Marsudi, Djiteng. 2006. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Saadat Hadi, 1999. Power System Analysis, McGraw-Hill.
Stevenson, William D., Jr. 1996. Analisis Sistem Tenaga Listrik Edisi 6 Erlangga, Jakarta
Kosasih, 2001.Pelepasan Beban dengan Rele Frekuensi Kurang Studi Kasus Sistem Tenaga Listrik JawaBali, Universitas Indonesia Tesis.
Kundur, P,1994. Power System Stability and Con/r0/Singapore : McGraw-Hil Inc.
Laporan Jurnal, FUZZY LOGIC PROGRAM 2.0.
Marsudi, D.,1990. Operasi Sistem Tenaga Listrik Jakarta : Balai Penerbit dan Humas ISTN.
Nagrath, IJ. dan Kothari D.P., Modem Power System Analysis
Prasetijo. D. Frequency Respone Following Sudden Load-Generation Imbalance, PLN-P3B Journal, August,
1998.
Stevenson, W.D, Element of Power System Analysis
Wood, Allen J. dan Bruece F. Wollenberg, Power Generation and Operation Control.
ISBN : 978-979-127255-0-6