Maka tidak mengherankan jika bangsa Arab di masa jahiliyah juga telah
melakukan poligami ini. Ambil contoh, Mundzir bin Harits bin Abu Jabalah
Al Ghassani seorang betrik serta seorang tokoh gereja timur telah mengawini
wanita dalam jumlah yang sangat banyak, An-Nu’man raja Hirah telah
mengawini sejumlah wanita hingga setelah ia memeluk agama Nashrani. Dan
setelah Islam datang, dalam bani Tsaqif terdapat sejumlah laki-laki yang
memiliki isteri sepuluh wanita, diantaranya Ghailan bin Salamah, Sufyah bin
Abdullah serta Mas’ud bin Amir. Setelah mereka memeluk agama Islam
mereka rela menceraikan enam orang isteri-isterinya tersebut. Adapula Qais
bin Harits yang memiliki delapan orang isteri dan Naufal bin Mu’awiyah
memiliki lima orang isteri, kemudian Rasulullah memerintahkan mereka
untuk memilih empat orang isteri-isteri mereka.
Dari uraian di atas tentang bangsa-bangsa terdahulu yang memberlakukan
sistem poligami dalam masyarakatnya serta contoh-contoh lain, yang
kesemuanya itu telah ada sebelum Islam datang. Agama yang bawa oleh
Rasulullah ke bumi. Jadi dapat kita tarik kesmipulan bahwa poligami bukan
tatanan sosial yang pertama kali diciptakan oleh Nabi Muhammad saw.
Melainkan tatanan sosial yang sudah ada sejak dulu, sebelum Islam lahir.
2. Sebutkan 4 contoh akhlak mulia dari Nabi Muhammad yang
membuktikan bahwa poligami yang beliau lakukan bukan karena hawa
nafsu!
Banyak musuh-musuh Islam yang mengatakan bahwa poligami yang
dilakukan oleh Nabi Muhaamd SAW hanya semata-mata untuk memenuhi
hawa nafsu beliau. Na’udzubillahi min dzalik.
Mungkin orang yang tidak mengetahui dan mendalami Islam akan
berpikiran seperti itu. Bahwa poligami yang dilakukan oleh Rasulullah bukan
untuk ibadah kepada Allah swt, tetapi hanya untuk pemenuhan nafsu semata.
Sungguh disayangkan memang. Andai mereka tahu apa yang sebenarnya
tersimpan dalam tindakan poligami beliau pasti mereka akan diam sementara.
Meskipun mereka tahu pernyataan mereka salah, mereka tetap tidak mau
mengakui bahwa mereka salah. Mereka akan terus mencari kelemahan dan
kekurangan dalam diri Nabi Muhammad. Tetapi apa yang akan mereka
dapatkan? Yang akan mereka dapatkan tak lain dan tak bukan keutamaan diri
dari Rasulullah.
Akhlak mulia dari Rasulullah yang dapat membuktikan bahwa tindakan
poligami beliau bukan semata-mata untuk hawa nafsu, antara lain:
1. Rasulullah mengawini wanita yang sebagian besar adalah janda-janda tua,
setelah kematian isteri pertama beliau Sayyidah Khadijah binti Khuwailid.
Kecuali Aisyah bintiAbu Bakar. Jikalau memang Rasulullah melakukan
poligami hanya untuk hawa nafsu belaka, semestinya Rasulullah
mengawini para perawan bukan malah dengan janda-janda para syuhada.
2. Pernikahan Rasulullah semata-mata didasari atas faktor agama bukanlah
untuk kepentingan dunia. Pernikahan itu dilangsungkan untuk suatu
hikmah dan bukan untuk menuruti hawa nafsu belaka. Pernikahan ini untuk
mengokohkan, meperkuat dan menyebarkan dakwah dan bukan untuk
bersenang-senang, menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi ataupun
hanya sekadar hobi meperbanyak isteri. Salah satunya pernikahan Nabi
untuk menambah keakraban orang yang sangat dekat dengan beliau,
kadang pula untuk menambah kecintaan mereka yang sangat dicintainya,
seperti saat Rasulullah menikahi Aisyah binti Abu Bakar dan Hafshah.
3. Poligami Rasulullah dilakukan untuk memuliakan dan memberi
penghargaan bagi seorang lanjut usia yang ditinggal gugur suaminya di
medan perang. Hal ini bertujuan untuk melindungi dan menanggung semua
beban hidup mereka. Seperti saat Rasulullah menikahi janda tua Saudah
binti Zam’ah bin Qais bin Abdu Syams.
4. Poligami Rasulullah untuk melunakkan hati orang-orang yang sedang
dijinakkan untuk menerima agama Islam, selain itu jug auntuk menambah
keikhlasan kepasa Allah dan Rasul-Nya bagi mereka yang sejak awalnya
telah berlaku ikhlas.
Selain tujuan poligami Rasulullah yang ada di atas masih banyak tujuan
Rasulullah melakukan poligami. Tujuan tersebut merupakan salah satu
cerminan dari akhlak mulia Rasulullah.tak jarang pula beliau mengharapkan
dari pernikahan itu untuk memperbanyak kaum kerabat dari jalur pernikahan,
agar mereka menjadi pembela-pembelanya serta pendukung-pendukung yang
handal terhadap agama Allah. Hal ini beliau lakukan dalam suatu masyarakat
yang beranggapan bahwa hubungan kekerabatan karena pernikahan adalah
hubungan yang sangat kokoh sehingga mengharuskan pembelaan dan
kesetiaan, seperti saat Rasulullah menikahi
Selain itu juga, Nabi bermaksud dari pernikahannya untuk melapangkan
kesempatan di hadapan kaum muslimin yang telah memenangkan suatu
pertempuran, agar mereka bersedia untuk mebebaskan para tawanan perang
baik laki-laki maupun permpuan yang berasal dari suku ataupun bangsa
taklukan. Ada pula untuk memeuliakan suatu kaum yang mengharapkan
kemuliaan jika menjalin kekerabtan dengan Nabi. Serta untuk menjalin
hubungan kekerabatan dari jalur pernikahan adalah untuk menetralisasi
permusuhan yang demikian dahsyat, semoga dengan adanya hubungan
kekerabatan itu akan membuat ornag-orang tersebut menahan diri serta
berhenti dari melakukan permusuhan.
Dari semua tujuan Rasulullah melakukan poligami, tak satupun yang
menjelaskan bahwa pernikahan Rasulullah setelah kematian Khadijah hanya
pemenuhan hawa nafsu belaka. Malahan, yang beliau lakukan semata-mata
untuk dakwah agama Islam supaya diterima namyak kalangan masyarakat serta
untuk kemaslahatan Islam itu sendiri. Jadi, poligami yang dilakukan Nabi
bukan untuk hawa nafsu beliau.
Jika sekarang banyak sekali orang-orang Islam yang melakukan poligami,
mengambil isteri kedua, isteri ketiga, dan isteri keempat, yang semuanya masih
gadis, cantik, muda usia, dan sesungguhnya tidak berada dalam kondisi yang
memerlukan pertolongan darurat terkait keimanannya, maka hal itu berpulang
kepada mereka masing-masing. Adakah poligami yang demikian itu sesuai
dengan poligami yang dilakukan dan dijalani Rasululah SAW? Silakan tanya
pada hati nurani masing-masing, karena hati nurani tidak pernah mampu untuk
berbohong. Wallahu’alam bishawab.
3. Sebutkan ke-12 isteri Nabi Muhammad serta berilah alasan dan latar
belakang beliau menikahinya?
Sekarang marilah kita memulai menyebutkan isteri-isteri Rasulullah satu
persatu secara berurutan, disertai penje1asai tentang alasan yang melatar
be1akangi pernikahannya dengan setiap isterinya serta tujuan daripada
pernikahan tersebut.
1. Sayyidah Khadijah Binti Khuwailid
Nama : Khadijah
Status : 2 kali janda
Usia Dinikahi : 40 tahun
Usia Rasul : 25 tahun
Kondisinya : Pengusaha, Keturunan Bangsawan, memiliki 4 anak dari
pernikahan sebelumnya, memiliki 6 anak dari Rasulullah
Alasan dinikahi: Petunjuk Allah, karena dia adalah wanita pertama yang
memeluk islam, dan mendukung dakwah Nabi
Beliau tergolong wanita yang terdahulu memeluk agama Islam, dia telah
menerima Islam bersama suaminya yang juga merupakan saudara sepupunya,
yaitu As-Sukran bin Amr bin Abdu Syams. Keislamannya itu telah
menyebabkan ia dikucilkan oleh saudara-saudara sepupunya serta kaum
kerabatnya. Kemudian ia bersama suaminya turut serta dalam rombongan yang
hijrah ke Habasyah (Ethiopia) pada kali yang kedua, dalam rangka
menghindarkan diri dari gangguan kaum musyrikin. Dan pada saat beliau
kembali ke Makkah, sang suami akhirnya meninnggal dunia.
Saudah adalah seorang wanita tua, gembrot dan lamban bergerak. Satu hal
yang perlu kita ingat, meskipun Saudah adalah seorang wanita tua yang tidak
lincah, namun beliau adalah seorang wanita yang penuh pengertian oleh sebab
itu beliau berkata kepada Rasulullah, “Engaku telah kubebaskan atas segala
kewajibanmu (sebagai seorang suami) kepadaku, aku hanya menginginkan dari
pernikahan ini agar aku dikumpulkan dalam suatu barisan bersama-sama para
isterimu di hari kemudian nanti. Untuk itu aku telah menghibahkan giliranku
buat Aisyah Radhiyallahu Anha.”
4. Hafshah
Nama : Hafsah binti Umar bin Khaththab
Status : Janda
Usia dinikahi : 35 tahun
Usia Nabi :61 tahun
Kondisi : Putri sabahat Umar bin Khattab. Janda dari Khunais bin Huzafah
yang meninggal karena perang uhud
Alasan : Petunjuk allah . hikmah : hafsah adalah wanita pertama yang hafal
alqura’an. Dinikahi oleh rasulullah agar bisa menjaga keotentikan alquran.
Suami Hafshah yang pertama yakni Khunais bin Hudzafah As-Sahmi telah
meningghal dunia akibat luka parah yang dideritanya saat Perang Badar. Lalu
Umar bin Khaththab sebagai seorang bapak menawarkan putrinya kepada Abu
Bakar As-Shiddiq untuk menikahi Hafshah. Namun Abu Bakar tak meberi
jawaban apa-apa sehingga Umar merasa kesal karenanya.
Kemudian Umar bin Khaththab menawarkan puterinya kepada Ustman bin
Affan, yang kebetulan pada saat itu isteri Uastman yakni Ruqayyah binti
Rasulullah telah meninggal dunia. Akan tetapi Ustman menolak tawaran Umar
dengan perkataan, “Aku belum berfikir untuk menikah lagi pada saat-saat
sekarang ini.” Sebab Ustman bermaksud untuk menikah dengan Ummu
Kaltsum puteri Rasulullah.
Penolakan kedua sahabatnya terasa begitu menyakitkan bagi Umar bin
Khaththab, lalu beliau pergi menemui Rasulullah dan menceritakan atas apa
yang telah ia terima dari kedua sahabatnya tersebut. Disini Rasulullah
memahami betapa sakitnya perasaan Umar akibat penolakan Abu Bakar dan
Ustman untuk menikahi puterinya. Maka Rasulullah bersabda kepada Umar,
“Hafshah akan dinikahi orang yang lebih baik daripada Ustman, dan Ustman
akan menikahi pula wanita yang lebih baik daripada Hafshah.” Tak lama
kemudian Rasulullah melamar Hafshah untuk dinikahi.
5. Ummu Salamah
Nama : Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah Hudzaifah bin Al
Mughirah Al Makhzumy.
Status : Janda
Usia dinikahi : 62 tahun
Usia Rasul : 56 tahun
Kondisi : Putri bibi nabi, seorang janda yang pandai berpidato dan
mengajar.
Alasan : Perintah Allah untuk membantu dakwah nabi.
Wanita yang satu ini termasuk salah seorang wanita yang terdahulu masuk
Islam, beliau bersama suaminya yang pertama termasuk dalam rombongan
yang hijrah ke negeri Habasyah (Ethiopia). Setelah pasangan suami isteri ini
kembali dari Habasyah, keduanya ikut pula hijrah ke Madinah. Lalu sang
suami yang dikenal sebagai prajurit yang gagah perkasa dan pemberani turut
serta dalam perang Badar, kemudian beliau kembali terjun dalam Perang Uhud,
dimana ia menderita luka parah yang pada akhirnya membawa pada
kematiannya.
Dialah yang pada masa jahiliyah digelari dengan Ummul Masaakiin (ibu
orang-orang yang miskin). Beliau pada mulanya adalah isteri Thufail bin Harits
bin Munthalib, salah seorang pahlawan yang gugur dalam perang Uhud. Dan
versi lain mengatakan bahwa beliau isteri dari Abdullah bin Jahsy, merupakan
syuhada di medan perang Uhud.
Zainab binti Khuzaimah bukanlahseorang wanita yang berparas cantik serta
menarik, sementara umurnya telah melewati usia seorang pemudi.
7. Juwairiyah binti Al Harits bin Abu Dhirar Al Khuza’iyah
Status : Janda
Usia dinikahi : 65 tahun
Usia Nabi : 57 tahun
Kondisi : Tawanan perang yang dinikahi oleh rasulullah, tdk memiliki
sanak saudara, dan memiliki 17 anak dari pernikahan yang pertama
Alasan : Petunjuk Allah, memerdekakan memerdekakan perbudakan dan
pembebasan dari tawanan dan menjaga ketauhidan.
Ternyata dari sekian banyak istri. Rasul hanya menikahi dua wanita
berstatus gadis. Yang pertama, Aisyah.. itu pun dinikahi saat belum baligh, dan
baru serumah dengan Nabi ketika baligh. Dan kedua, gadis Mesir Mariyah Al-
Qibtiyah (25 tahun). Tapi itu pun ketika usia Rasul sudah 59 tahun. Selebihnya
para wanita tersebut adalah janda. Bahkan ada yang sudah janda dua kali. Dan
bahkan ada yang janda dengan 10 anak.
Saat kita memperhatikan usia saat Nabi menikah. Saat pernikahan
Rasulullah dengan Khadijah, Rasul menikah di usia 25 tahun. Dan.. kapan Rasul
menikah lagi? Yaitu ketika menikah dengan Aisyah di usianya ke 52 tahun. Yup..
ini berarti, Rasulullah menjalani hidup dengan istri pertamanya sekitar 27 tahun
(dari usia 25 ke 52), dan menjalani hidup poligaminya hanya 9 tahun (dari 52 ke
63). Rasul lebih lama setia dengan istri pertamanya dari pada hidup berpoligami.
Inilah pernikahan-pernikahan agung yang dilakukan Rasulullah SAW.
Beliau banyak menikahi para janda tua dengan banyak anak sebelum menikah
dengan dua gadis (Mariyyah dan Aisyah), itu pun atas perintah Allah SWT dan di
saat usia Beliau sudah tidak muda lagi. Poligami yang diajarkan, yang
disunnahkan Rasulullah SAW adalah poligami yang berdasarkan syariat yang
sejati, bukan berdasar akal-akalan, bukan berdasarkan syahwat yang berlindung di
balik ayat-ayat Allah SWT.
4. Sebutkan empat isteri Nabi yang membantu dalam dakwah islam dan satu
isteri yang membantu dalam mengemukakan hadist beliau dan beri satu
contohnya
Sepeninggal Khadijah ra., Rasulullah SAW sangat bersedih hati. Namun
kesedihan ini tidak dipendam lama-lama karena dakwah Islam yang masih berusia
sangat muda memerlukan penanganan yang teramat serius. Sebab itu, Rasulullah
SAW memerlukan pendamping hidup sepeninggal Khadijah r. A. Maka beliau
pun, atas izin Allah SWT, menikah kembali.
Di antara isteri-isteri beliau yang membantu beliau dalam menyebarkan agama
Islam dan berdakwah antara lain:
1. Sayyidah Khadijah Binti Khuwailid
Isteri pertama Rasulullah inilah yang mendermakan harta kekayaannya
kepada sang suami untuk digunakan dalam menjalankan dakwah Islamnya.
Serta dialah yang menemani Rasulullah dan meyakinkan beliau saat
diangkat menjadi Rasul oleh Allah swt.