Anda di halaman 1dari 4

HASIL DAN DATA PENGAMATAN

1. Uji kelarutan
Bahan Pelarut
Percobaan Ether kloroform alkohol panas as. Yg encer alkali air
minyak tidak tidak
kelapa larut larut larut tidak larut larut larut
tidak tidak tidak
margarin larut larut larut tidak larut larut larut
tidak tidak
gliserol larut larut sedikit larut tidak larut larut larut
tidak
asam palmitat larut sedikit larut larut larut larut larut
tidak tidak
asam oleat larut larut larut tidak larut larut larut

2. Uji asam basa

Bahan lakmus lakmus kertas pH


Percobaan biru merah berskala
minyak
merah tetap 4-5
kelapa
margarin merah tetap 5
gliserol merah tetap 5
asam palmitat merah tetap 5-6
asam oleat merah tetap 4
air suling tetap tetap 7
3. Uji akrolein

Bahan
Hasil Pengamatan
Percobaan
minyak
bau khas belerang, uap putih
kelapa
minyak tengik berbau, sedikit uap
gliserol berbau khas, uap putih banyak
asam oleat bau khas belerang, warna hitam kecoklatan
karbohidrat bau khas, banyak uap putih
asam palmitat tidak berbau, tidak beruap

4. Penyabunan
Bahan Penbentukan busa
Percobaan KOH beralkohol NaOH beralkohol
minyak tengik sedikit berbentuk busa sedikit berbentuk busa
minyak
terbentuk busa terbentuk busa
kelapa
gliserol banyak terbentuk busa terbentuk busa
asam palmitat tidak terbentuk busa tidak terbentuk busa
asam oleat sedikit berbentuk busa sedikit berbentuk busa
karbohidrat tidak terbentuk busa tidak terbentuk busa
PEMBAHASAN

Lipid pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam
alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan, maka kedua cairan
akan terpisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya minyak dalam soda (basa) akan
membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan
bereaksi membentuk sabun.

Uji kelarutan terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terhadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh
sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka
hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat
nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.

Salah satu sifat lipid adalah amfipatik yaitu hidrokarbon yang salah satu
ujungnya bermuatan (polar), sedangkan ujung yang lainnya tidak bermuatan (non
polar). Ujung rantai yang bermuatan bersifat hidrofilik, yaitu sifat suka air,
sedangkan ujung yang tidak bermuatan bersifat benci air. Minyak mempunyai
sifar tidak larut dalam pelarut polar dan larut dalam pelarut non-polar seperti
alkohol panas, eter, khloroforn, benzene. Pada hasil percobaan, minyak kelapa
yang diteteskan pada kloroform dan eter akan larut dan tidak larut dalam air.

Asam lemak merupakan senyawa pembangun berbagai lipida, termasuk


lipida sederhana, fosfogliserida, glikolipida, ester kolesterol, lilin, dan lain – lain.
Telah diisolasi lebih dari 70 macam asam lemak dari berbagai sel dan jaringan.
Semuanya berupa hidrokarbon dengan ujungnya berupa gugus karboksil (COOH).
Rantai ini bisa jenuh atau bisa juga mengandung ikatan rangkap. Gugus inilah
yang menyebabkan lipid bersifat asam. Lipid merupakan asam lemah, makin
panjang rantai hidrokarbonnya makin lemah asamnya.

Gliserol adalah senyawa organik dari polialkohol atau poliol yang


mempunyai sifat mirip dengan glikol, yaitu zat yang kental, tidak berwarna,
mudah larut dalam air, rasanya manis, higroskopis. Kegunaan gliserol ialah untuk
bahan komestik, pelarut untuk obat, pelembab pada tembakau dan kembang gula.
Selain itu, gliserol sebagai bahan baku untuk pembuatan plastik serat dan
nitrogliserin atau gliserol trinitrat, yaitu bahan untuk pembuat peledak (Ratih,
1999).
Hidrasi gliserol akan membentuk aldehida atau disebut akrolein. Akrolein
adalah aldehida yang terbentuk karena pemanasan miyak yang dapat
menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Minyak yang telah digunakan untuk
menggoreng akan mengalami penguraian molekul – molekul sehingga titik
asapnya turun. Makin tinggi titik asap makin baik mutu minyak goreng. Titik asap
suatu minyak goreng tergantung dari kadar gliserol bebas. Bila minyak digunakan
berulang kali, maka semakin cepat terbentuk akrolein yang membuat batuk
terhadap orang yang memakan hasil gorengannya. Jelantah juga mengalami reaksi
oksidasi, sehingga jika disimpan cepat berbau tengik. Jelantah juga disukai oleh
jamur oflatoksin sebagai tempat berkembang biak. Jamur ini menghasilkan racun
aflatoksin yang menyebabkan berbagai penyakit terutama hati/liver. Jelantah
mengandung senyawa yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker). Proses
dehidrasi (hilangnya air dari minyak) akan meningkatkan kekentalan minyak dan
terbentuknya radikal bebas (molekul yang mudah bereksi dengan unsur lain).
Proses ini menghasilkan zat yang bersifat toksik.
Definisi sabun mandi adalah senyawa natrium/kalium dengan asam lemak
dari lemak nabati atau lemak hewan bebentuk padat, lunak atau cair., berbusa
digunakan sebagai pembersih dengan menambahkan zat pewangi dan bahan
lainnya yang tidak membahayakan kesehatan.
Dalam pengertian kimia, setiap campuran yang terbentuk oleh reaksi
lemak yang terlarut dalam air dengan radikal logam atau unsur organik disebut
sabun. Tetapi secara tekniskebanyakan dalam industri sabun, lemak yang terlarut
dalam air direaksikan dengan logam alkali, sehingga harus dijelaskan terlebih
dahulu bahwa dalam kasus tertentu penggaraman dari asam lemak dengan amonia
atau triethanolamin juga disebut sabun (Palmquist, 1983).
Proses saponifikasi tersebut dapat juga diterapkan pada suatu proses
dimana satu molekul asam lemak bebas dan satu molekul alkali yang direaksikan,
namun hanya satu molekul sabun yang terbentuk.
Saponifikasi dibagi tiga, yaitu Saponifikasi dari trigliserida dengan NaOH,
Saponifikasi dari asam lemak bebas dengan NaOH, dan Saponifikasi dari asam
lemak bebas dengan Na2CO3.
Pada percobaan terlihat bahwa gliserol bercampur dengan basa kuat yang
ditambahkan membentuk sabun. Kegunaan sabun ialah kemampuannya
mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa minyak dan
mentega larut sempurna dalam senyawa non polar (organik) sedangkan gliserol
larut dalam senyawa polar. Sebagian besar lipid adalah senyawa bersifat asam
dikarenakan adanya gugus hidroksil. Akrolein merupakan suatu aldehid yang
terbentuk karena pemanasan lipid, dan sabun dapat dibentuk dengan
mencampurkan gliserol dengan larutan basa atau alkali

DAFTAR PUSTAKA
Girindra, Aisjah. 1993. Biokimia I. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Palmquist, F. T. E. 1983. Soap Technology Basic & Physical. Chemistry
Stockholm : Uk.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar – dasar Biokimia. Jakarta : UI – Press.
Ratir, dkk. 2000. Kimia Sains. Jakarta : Bumi Aksara.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai