Anda di halaman 1dari 6

Front Pembela Islam

7/10/2008 6:23:33

HABIB RIZIEQ MENJAWAB

26 Juni 2008

Kekerasan dan Kelembutan Dalam Amar Ma'ruf Nahi


Munkar
. Muqaddimah
Hidup Mulia
dari
atau
1. Sebagai bagian da’wah, maka amar ma’ruf nahi munkar harus dilakukan Al-Habib
Mati Syahid
dengan lembut dan bijak, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An- Muhammad Rizieq
Syihab
Nahl ayat 125 ? Dan Allah SWT mengingatkan lewat surat Âli-‘Imran ayat
TERKINI
159 bahwa kekerasan itu berbahaya bagi da’wah, bahkan dalam sejumlah
BERITA FPI
hadits Nabi SAW ditegaskan bahaya kekerasan dalam berda’wah ? Sejak Front Pembela
Islam ( FPI )
PERNYATAAN PERS
mencanangkan Gerakan
SIKAP & Tidak ada seorang pun yang memungkiri bahwa sikap lembut dan bijak adalah Nasional Anti Ma'siat
PENJELASAN FPI sikap yang terpuji, bahkan harus dikedepankan di berbagai situasi dan kondisi, pada saat deklarasi
pendirian organisasi,
LIPUTAN PERS & apalagi dalam beramar ma’ruf nahi munkar.
tanggal 25 Robî 'uts Tsâni
KLIPING 1419 Hijriyyah / 17
Allah SWT berfirman dalam Q.S.16. An-Nahl ayat 125 : Agustus 1998 Mîlâdiyyah,
OPINI berbagai kritik, kecaman,
TAUSYIAH tuduhan, tudingan, fitnah
" •••••• ••••• •••••••• ••••••• ••••••••••••• ••••••••••••••• ••••••••••• ••••••••••••• ••••••••• •••• dan caci maki, bahkan
CATATAN HABIB •••••••• ••••• ••••••• •••• •••••••• •••••• ••••• •••• ••••••••• •••••• •••••••• ••••••••••••••••• " teror, ancaman dan
RIZIEQ Artinya : ” Serulah ( manusia ) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran intimidasi, kerap kali
yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya dialamatkan ke organisasi
ini.
Tuhanmu Dia lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
PUSTAKA FPI Nya, dan Dia lah yang lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat
Selanjutnya, berbagai
HABIB RIZIEQ petunjuk ”. ujian dan cobaan
MENJAWAB menghantam FPI dan
PRO & KONTRA Dan dalam Q.S.3. Âli-‘Imrân : 159, Allah SWT berfirman : para aktivisnya. Pada
tanggal 3 Sya'ban 1419 H /
KISAH PEJUANG FPI 22 November 1998 M,
" ••••••• •••••••• •••• ••••••• •••••• •••••• •••••• •••••• •••••• •••••••• ••••••••• ••••••••••••• •••• terjadi Peristiwa Ketapang,
SUKA DUKA LASKAR
•••••••• ••••••• •••••••• ••••••••••••• •••••• ••••••••••••• ••• •••••••• ••••••• •••••••• ••••••••••• yang menyeret FPI ke
DAKWAH & SOSIAL ••••• ••••••• ••••• ••••••• ••••••• •••••••••••••••••• " dalam tragedi berdarah
yang menggemparkan
KOLEKSI FOTO Artinya : ” Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
dunia.
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
SEJARAH AKSI FPI
mereka menjauhkan diri dari sekeliling mu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam BACA SELENGKAPNYA
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
Habib Rizieq
bertawakkal kepada-Nya ”.
Menjawab
berbagai pertanyaan
Dalam Shahîh Al-Imâm Al-Bukhâri ra, Kitâb Al-Adab, Bab 35 tentang kelembutan seputar aksi FPI
dalam segala urusan Hadits ke – 6.024, Kitâb Al-Istitâbah Bab 4 tentang menyikapi
hinaan Dzimmi Hadits ke – 6.927, Kitâb Al-Isti’dzân Bab 22 tentang tata cara
Maraknya aksi FPI yang
menjawab salam Ahludz Dzimmah Hadits ke – 6.256, Kitâb Ad-Da’awât Bab 58
diwarnai kekerasan telah
tentang menyumpahi orang kafir Hadits ke – 6.395, yang semuanya bersumber dari menimbulkan kekerasan di
‘Âisyah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : tengah masyarakat dan
membentuk imej yang tidak
baik terhadap gerakan
" •••• ••••• •••••••• ••••••••• ••••••••• ••• •••••••• ••••••• " Islam, apalagi banyak
Artinya : ” Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut, dan Ia menyukai kelembutan laskar FPI dalam aksinya
dalam segala urusan ”. suka membawa dan
memamerkan berbagai
jenis senjata tajam,
Hadits serupa atau yang semakna diriwayatkan pula oleh para Ahli Hadits lainnya bukankah ini merugikan
seperti Al-Imâm At-Tirmidzi rhm dalam Jâmi’-nya, Kitâb Al-Isti’dzân, Bab 12 perjuangan dan sekaligus
tentang salam terhadap Ahludz Dzimmah. bertentangan dengan sifat
rahmatan lil 'alamin bagi
ajaran Islam?
Bahkan Al-Imâm Muslim rhm dalam Shahîh-nya pada Kitâb Al-Birr membuat
Bab Khusus tentang keutamaan kelembutan. Begitu pula Al-Imâm Ibnu Mâjah
Bila sikap keras dan tegas
rhm dalam Sunan-nya pada Kitâb Al-Adab menjadikan Bab 9 sebagai Bab Khusus harus dilakukan oleh FPI,
tentang kelembutan. maka kemunkaran yang

http://fpi.or.id/artikel.asp?oy=jaw-29 (1 of 6)10/07/2008 18:27:08


Front Pembela Islam

bagaimanakan yang harus


Termasuk Al-Imâm Abu Daud rhm dalam Sunan-nya meriwayatkan sejumlah ditindak dengan tegas dan
hadits tentang kelembutan sikap dalam satu bab khusus pada Kitâb Al-Adab, keras? Dan apa pula syarat
pelaku amar ma'ruf nahi
antara lain : mungkar dalam perjuangan
FPI?
1. Hadits ke - 4.786 BACA SELENGKAPNYA
Dari ‘Abdullah ibnu Mughoffal ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :
KLIK DISINI UNTUK
" •••• ••••• •••••••• ••••••• ••••••••• •• ••••••• •••••••• ••• ••• ••••••• ••••• •••••••• " MELIHAT TANYA
Artinya : ” Sesungguhnya Allah Maha Lembut menyukai kelemahlembutan, dan Ia JAWAB LAINNYA
memberi karunia bagi kelembutan apa yang tidak diberikannya bagi kekerasan /
kebengisan ”.

2. Hadits ke - 4.787
Dari ‘Âisyah ra, bahwasanya Rasulullah SAW berkata kepada beliau ra :

" ••• ••••••••• , ••••••••• ! ••••••• ••••••••• •••• •••••• ••• •••••• ••••• •••••• ••••••• , ••••• ••••••
•••• •••••• ••••• •••••• ••••••• “
Artinya : ” Wahai ‘Aisyah, Bersikaplah lemah lembut ! Sesungguhnya kelembutan
tidak terjadi pada sesuatu kecuali dia menjadikannya indah, dan kelembutan itu
tidak tercabut dari sesuatu kecuali menjadikannya jelek ”.

3. Hadits ke - 4.788
Dari Jâbir ibnu ‘Abdillah ra, telah bersabda Rasulullah SAW :
" •••• •••••••• ••••••••• •••••••• •••••••• ••••••• "
Artinya : ” Barangsiapa yang menjauhi kelembutan, maka berarti menjauhi semua
kebajikan ”.

2. Kalau begitu, kenapa dalam berbagai peristiwa masih terjadi tindak


kekerasan dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar ? Bukankah itu
bertentangan dengan tuntunan Allah SWT dan Rasululllah SAW
sebagaimana dijelaskan tadi mengenai kelembutan da’wah ?!

Kekerasan adalah cerminan dari dua sikap ; Pertama, cerminan dari kekasaran
sikap dan kebengisan hati. Kedua, cerminan dari ketegasan sikap dan ketegaran
prinsip.

Untuk yang pertama, jelas dilarang karena bertolak belakang dengan prinsip
kelembutan yang diajarkan Islam. Sedang untuk yang kedua, sama sekali tidak
bertentangan dengan prinsip kelembutan, karena ia hanya merupakan tindak lanjut
dari suatu proses amar ma’ruf nahi munkar dengan kelembutan yang tak
terselesaikan.

Saat mana tercipta suatu kondisi bahwa amar ma’ruf nahi munkar tidak bisa
berjalan kecuali dengan sikap tegas dan keras, maka berlakulah kaidah fiqih :

" ••• ••• ••••••• •••••••••• •••••• •••• •••••• ••••••• "
Artinya : ” Apa-apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya,
maka ia ikut menjadi wajib ”.

Amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban, dan jika ia tidak bisa ditegakkan
dengan sempurna kecuali dengan sikap tegas dan keras, maka sikap tersebut
menjadi wajib demi tegak dan sempurnanya kewajiban amar ma’ruf nahi munkar.

Lihat kaidah tersebut dalam kitab Mabâdi’ Awwaliyyah, karya Al-Ustâdz ‘Abdul
Halîm Hakîm, Kaidah ke – 28.

Al-Imâm Muhammad Abu Zahroh dalam kitabnya, Ushûlul Fiqh, halaman 167,
menyatakan bahwasanya kaidah tersebut sejalan dengan kaidah lain yang
berbunyi :

" •••••••• ••••••••••• •••••• ••••••••••••• "


Artinya : ” Perintah terhadap sesuatu berarti perintah terhadap semua wasilah /
sarananya ”.

http://fpi.or.id/artikel.asp?oy=jaw-29 (2 of 6)10/07/2008 18:27:08


Front Pembela Islam

Sikap tegas dan keras pada kondisi seperti ini bukan kekerasan yang tercela,
bahkan terpuji karena menjadi wasilah perjuangan yang lazim demi sempurnanya
amar ma’ruf nahi munkar yang sedang diperjuangkan. Karenanya, kekerasan
terpuji semacam ini dibenarkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan merupakan
bagian tak terpisahkan dari perjuangan Islam semenjak zaman permulaan hingga
saat ini.

Nash Al-Qur’an dan As-Sunnah yang membenarkan sikap keras dengan pengertian
” tegas sikap dan tegar prinsip ” tidak kalah banyaknya dengan nash tentang
kelembutan sebagaimana telah kita bahas dan uraikan, antara lain :

I. Nash Qur’ani

1. Q.S.48. Al-Fath : 29

" ••••••••• •••••••• ••••••• •••••••••••• •••••• ••••••••• ••••• ••••••••••• ••••••••• •••••••••• "
Artinya : ” Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama
dengan dia adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka ”.

2. Q.S.9. At-Taubah : 73 dan Q.S.66. At-Tahrîm : 9

" ••••••••••• •••••••••• ••••••• ••••••••••• •••••••••••••••••• ••••••••• •••••••••• •••••••••••••


••••••••• •••••••• ••••••••••• "
Artinya : ” Hai Nabi, Berjihadlah ( perangilah ) orang-orang kafir dan orang-orang
munafiq itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka
Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-seburuknya ”.

3. Q.S.9. At-Taubah : 123

" ••••••••••• •••••••••• ••••••••• •••••••••• •••••••••• •••••••••••• •••• ••••••••••• •••••••••••••
•••••••• •••••••• •••••••••••• ••••• ••••••• •••• •••••••••••••• "
Artinya : ” Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di
sekitar kamu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan dari padamu, dan
ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa ”.

Ketiga ayat di atas secara tegas dan gamblang membimbing umat Islam agar
bersikap keras terhadap orang-orang kafir yang memusuhi dan memerangi
mereka, begitu pula orang-orang munafiqin yang berusaha mencelakakan mereka.

II. Nash Nabawi

Ada pun Nushûsh Nabawiyyah tentang sikap tegas dan keras dalam berda’wah
banyak tak terhingga. Hampir semua kitab hadits merekam fakta sejarah tentang
bagaimana tegas dan kerasnya perjuangan Rasulullah SAW dan para Shahabatnya
yang mulia dalam memerangi kemusyrikan, kemunkaran dan berbagai jenis
kebathilan.

Sebagai bukti nyata tak terpungkiri, lihatlah bagaimana Allah SWT merestui Nabi
SAW untuk mengangkat pedang memerangi orang-orang kafir, dan tercatat dalam
sejarah Islam tidak kurang dari 29 peperangan yang terjadi di zaman Nabi SAW
antara kaum muslimin melawan kaum kafirin, mulai dari Perang Abwa’ pada
tahun ke - 2 Hijriyyah jauh sebelum Perang Badar hingga Perang Tabuk pada
tahun ke - 9 Hijriyyah.

Bahkan sejumlah peperangan terjadi pada bulan-bulan haram / suci ( Rajab, Dzul
Qi’dah, Dzul Hijjah dan Muharram ) yang seharusnya tidak boleh ada peperangan.

NO NAMA PERANG TEMPAT WAKTU


1 Abwâ’ Waddân Shafar th.2 H
Buwâth Di sisi Gunung
2 Buwâth Rabî’ul Awwal th.2 H
Radhawi
Al-‘Usyairah Di sebelah Utara
3 Al-‘Usyairah Jumâdil Ûla th.2 H.
Bahrân

http://fpi.or.id/artikel.asp?oy=jaw-29 (3 of 6)10/07/2008 18:27:08


Front Pembela Islam

4 Badr Al-Ûla Wadi Safwân Dekat badr Jumâdil Âkhirah th.2 H


5 Badr Al-Kubra Badr Ramadhân th.2 H
6 Bani Qoinuqô’ Madinah Syawwâl th.2 H
Qorqorotul Kadr Antara
7 Bani Sulaim Syawwâl th.2 H
Madinah – Makkah
8 As-Suwaiq Qorqorotul Kadr Dzul Hijjah th.2 H
9 Dzî Amar Dzû Amar di Najd Muharram th.3 H
Bahrân antara Madinah -
10 Bahrân Rabî’ul Awwal th.3 H
Makkah
Gunung Uhud di pinggir kota
11 Uhud Syawwâl th.3 H
Madinah
8 mil dari Madinah (lanjutan
12 Hamrô-ul Asad Syawwâl th.3 H
Uhud)
13 Bani An-Nudhair Pinggir kota Madinah Rabî’ul Awwal th.4 H
14 Dzâtir Riqô’ Di Najd Sya’bân th.4 H
15 Badr Al-Âkhirah Badr Sya’bân th.4 H
16 Daumatul Jandal Daumatul Jandal Rabî’ul Awwal th.5 H
17 Bani Al-Mushtholaq Al-Muroisi’ Sya’bân th.5 H
18 Al-Khandaq Madinah Syawwâl th.5 H
19 Bani Quraizhoh Pinggir kota Madinah Dzul Qa’dah th.5 H
20 Bani Lahyân Gharrân Jumâdil Ûla th.6 H
21 Dzî Qird Dzû Qird Jumâdil Ûla th.6 H
22 Al-Hudaibiyah Al-Hudaibiyah Dzul Qa’dah th.6 H
23 Khaibar Khaibar Muharram th.7 H
24 ‘Umratul Qadhâ Makkah Dzul Hijjah th.7 H
25 Mu’tah Mu’tah Jumâdil Ûla th.8 H
26 Fathu Makkah Makkah Ramadhân th.8 H
27 Hunain Wâdi Authâs dekat Thâif Syawwâl th.8 H
28 Thâif Thâif Syawwâl th.8 H
29 Tabûk Tabûk Rajab th.9 H

Dan tentu saja, kita tidak bisa memungkiri bahwa perang adalah tindak
kekerasanyang mengakibatkan pertumpahan darah, kemusnahan harta benda,
bahkan mengorbankan nyawa. Namun ternyata dilakukan oleh Rasulullah SAW,
bahkan di bulan haram pula.

Sekali pun harus kita akui dari 29 peperangan tersebut hanya 5 peristiwa yang
betul-betul terjadi perang sesungguhnya, yaitu perang : Badar, Uhud, Khaibar,
Mu’tah dan Hunain. Sedangkan 24 perang lainnya, hampir tidak ada pertumpahan
darah besar selain Perang Quraizhoh yang diakhiri dengan pelaksanaan hukuman
mati atas sejumlah pengkhianat Yahudi.

Perang lain terhindar dari pertumpahan darah besar tidak terlepas dari
kepiawaian Rasulullah SAW mengatur strategi, sekaligus sebagai bukti hikmah
dan rahmah yang diberikan Allah SWT kepadanya. Perang-perang ini ada yang
diakhiri dengan perjanjian , ada pula dengan larinya musuh, dan ada lagi dengan
pertahanan kaum muslimin yang tak bisa ditembus musuh.

Perbandingan ( 5 : 24 ) antara perang yang sesungguhnya dengan perang yang


hampir tanpa pertumpahan darah, telah menjadi bukti bahwasanya Rasulullah
SAW selalu mengedepankan kedamaian. Beliau selalu berusaha menghindarkan
segala bentuk kekerasan selama memungkinkan, sehingga pertumpahan darah
hanya terjadi bila terpaksa.

Hal ini dikupas dengan sangat baik oleh DR. Muhammad Al-Habsy dalam kitab
Sîroh Rosûlillah SAW, hal. 332. Kitab ini merupakan kumpulan ceramah Asy-
Syeikh Ahmad Kaftâru, Mufti Syria, yang dihimpun dan disusun dengan apik oleh
sang penulis kitab.

http://fpi.or.id/artikel.asp?oy=jaw-29 (4 of 6)10/07/2008 18:27:08


Front Pembela Islam

Dan sikap inilah yang telah diteladani oleh para Al-Khulafâ’ Ar-Râsyidîn ra.
Lihatlah bagaimana Sayyidunâ Abu Bakar Ash-Shiddîq ra tanpa ragu-ragu
memerangi kaum murtadîn dan mereka yang tidak mau membayar zakat, setelah
terlebih dahulu diajak untuk bertaubat dengan penuh kelembutan.

Dan lihat pula bagaimana Sayyidunâ ‘Ali Al-Murtadhâ krw dengan tegas
menindak kaum bughât yang durhaka terhadap Imam yang haq, setelah terlebih
dahulu diajak untuk kembali kepada persatuan umat dan mentaati pimpinan.

Itu semua merupakan sikap tegas dan keras yang terpuji. Dan semua itu tidak
dilakukan kecuali setelah sikap lembut dan ramah dikedepankan dan didahulukan.

Sungguh tidak masuk akal, bila kekerasan secara mutlak divonis sebagai sesuatu
yang tercela dan terlarang. Bukankah sudah menjadi kesepakatan masyarakat
internasional, bahwa tentara suatu negara dibenarkan untuk menyerang dan
menembak, bahkan membunuh musuh dalam membela kedaulatan bangsa dan
negara. Dan polisi suatu negara juga dibenarkan menembak mati para penjahat
tatkala tak ada pilihan lain untuk mengatasinya. Semua itu merupakan kekerasan
yang terpuji, bahkan kekerasan yang menjadi keharusan demi melindungi
kedamaian dan kelembutan.

Disini kita tertantang untuk mengkaji ulang definisi tindak kekerasan, agar tidak
terjadi pembusukan makna dengan menggeneralisir bahwa semua kekerasan itu
tercela dan patut dikecam serta dilaknat. Dengan pendefinisian yang benar
nantinya kita mudah memilah mana kekerasan yang terpuji dan mana yang
tercela, sehingga kita tidak lagi memposisikan dalil-dalil kelembutan sebagai lawan
dari dalil-dalil kekerasan yang menjadi cerminan ketegasan sikap dan ketegaran
prinsip.

Jadi, kita tidak boleh hanya mengambil dalil-dalil kelembutan dengan


mengabaikan dalil-dalil kekerasan, atau sebaliknya, karena keduanya sama-sama
datang dari sumber hukum yang sah, bahkan sumber dari segala sumber hukum
Islam, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Seharusnya kedua macam dalil yang zhâhirnya terjadi kontradiksi tersebut, kita
padukan agar saling mengisi dan melengkapi serta saling menyempurnakan satu
sama lainnya, bukan saling dibenturkan dan dipertentangkan. Karena pada
prinsipnya tidak ada kontradiksi dalil dalam syari’at, kalau pun kita jumpai dalil-
dalil syar’i yang zhâhirnya bertentangan, pasti ada jawaban untuk itu.

Asy-Syeikh ‘Abdul Wahhâb Khollâf dalam kitabnya, Ushûlul Fiqh, halaman 230,
menyatakan :

" •••••••• •••••••••• ••••••••••••• •••• ••••••• ••• •••••••• ••••••••• ••••••••••• •••••• ••••••••• ,
•••• •••••• •••••••••••• •••••••••••• , •••• •••••• ••••• •••••••••• •••••••• . ••••••• ••••• •••••••••
•••••• ••••••••• •••• ••••• ••••••••••• •••••••••• •••• ••••••••• •••••••••• •••••• •••••••• •••
••••••••• ••••••••••••• , •••••••• ••••••••••• ••••••••••• , •••••• •••••••••• ••••••••• •••••••••• •••
•••••••• •••• •••••••• •••••• •••••••• ••••••••• ••••••• ••• ••••••••• , •••••••••• •••••• ••••••••
•••••••• ••••• ••••••••• ••• ••••••••••• ••••••••• ••••••• ••••••••• ••• •••••••• ••••••••• "
Artinya : ” Dari pada bagian yang harus diperhatikan, bahwasanya tidak ada
Kontradiksi Haqîqi antara dua ayat, atau antara dua hadits shahih, atau antara
suatu ayat dan suatu hadits shahih. Apabila tampak kontradiksi antara dua nash
dari nushush tersebut, maka sesungguhnya itu hanya Kontradiksi Zhâhiri sesuai
dengan apa yang tampak bagi akal kita, jadi bukan Kontradiksi Haqîqi. Karena
Pembuat Syariat Yang Maha Esa lagi Bijaksana, tidak mungkin keluar dari-Nya
dalil yang menunjukkan suatu hukum dalam suatu kondisi, kemudian keluar dari
pada-Nya pula dalil lain dalam kondisi yang sama yang menunjukkan hukum yang
berbeda dalam waktu bersamaan ”.

Wujud zhâhir pertentangan dalil syar’i bisa jadi timbul akibat adanya hubungan
takhshîshul 'âm (pengkhususan yang umum), atau taqyîdul muthlaq (pembatasan
yang mutlak), atau tafshîlul mujmal (perincian yang global), atau pula nâsikhul
mansûkh (pembatalan yang terdahulu), dan lain sebagainya. Di sinilah menjadi
kewajiban kita bersama untuk menguak hubungan tadi yang akan menafikan
segala zhâhir pertentangan dalam syari’at.

http://fpi.or.id/artikel.asp?oy=jaw-29 (5 of 6)10/07/2008 18:27:08


Front Pembela Islam

Dalam Q.S.4. An-Nisâ’ : 82, Allah SWT menjamin tidak adanya pertentangan
dalam kitab suci Al-Qur’an :

" ••••••• ••••••••••••••• •••••••••• •••••• ••••• •••• •••••• •••••• ••••••• ••••••••••• •••••
••••••••••• ••••••••• "
Artinya : ” Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ? Kalau kiranya
Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya. ”

Dan dalam Q.S.53. An-Najm : 3 – 4, Allah SWT menjamin kesucian As-Sunnah


karena berasal dari sumber ilahi, sehingga pada saat yang sama sekaligus menjadi
jaminan tidak ada pertentangan dalam As-Sunnah :

" ••••• •••••••• •••• •••••••• •••• •••• •••••• •••••• ••••••• "
Artinya : ” Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan ( kepadanya ) .”

Kesimpulannya, lembut dan keras hanya soal teknis amar ma’ruf nahi munkar.
Lembut ada tempatnya dan keras ada saatnya. Kedepankan kelembutan dan
jadikan sikap keras dan tegas sebagai solusi yang paling akhir. Keduanya benar
selama berjalan di atas rel syari’at Nabi Muhammad SAW.

Sayyidunâ ‘Ali ibnu Abi Thâlib krw pernah menulis pesannya kepada para
pembantunya dalam menjalankan roda pemerintahan, antara lain berisi :

" ••••••••••• ••••••• ••••• ••• ••••••••• . ••••••••• •••••••••• ••••••••• •••• •••••••• , ••••••••• •••
••••• ••••••••• •••••••• . ••••••••••• •••••••••••• •••••• ••• ••••••• •••••• •••••• ••••••••• ".
Artinya : ” Mohonlah pertolongan Allah. Campurlah sikap keras dengan
segenggam kelembutan, lembutlah ketika kelembutan itu yang terbaik. Dan
mantapkan kekerasan saat engkau tidak lagi mendapatkan cara kecuali
kekerasan .”

Camkan baik-baik pesan tersebut, Insya Allah akan sangat besar manfaatnya bagi
kita semua. Pesan tersebut dituangkan oleh As-Sayyid Asy-Syarîf Ar-Rodhi ( 359 –
404 H ), dalam Nahjul Balâghoh, sebuah kitab himpunan ucapan dan pernyataan
Al-Imâm ‘Ali ibnu Abi Thâlib ra, Juz III, Hal.597, nomor ke 46, dengan tahqiq As-
Syeikh Muhammad ‘Abduh rhm ( 1849 – 1905 M ), seorang ulama besar Mesir
yang aktif dalam Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam di abad XIX.

artikel sebelumnya | artikel berikutnya

Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam, Jalan Petamburan 3/17, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Telp:021-534-1250.
Salurkan dana anda untuk mendukung FPI dalam perjuangan penegakan Amar Ma'ruf Nahi Munkar melalui Bank Muamalat No. Rekening 301.00360.15 Atas Nama
DPP-FPI.
Copyright@2008, All Rights Reserved. Comment and Suggestion, send to admin@fpi.org.
Developed By OYiE Creative.

http://fpi.or.id/artikel.asp?oy=jaw-29 (6 of 6)10/07/2008 18:27:08

Anda mungkin juga menyukai