Anda di halaman 1dari 1

Ba'asyir: Seharusnya Para Tokoh AKK-BB Ditangkapi Dulu - Muchus Budi R.

- detikcom
Solo - Polisi seharusnya menangkap para tokoh Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan
Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) terlebih dahulu sebelum menangkapi anggota FPI.
Sebab AKKBB melakukan provokasi yang membuat FPI bereaksi (klik foto foto tuntut
pembubaran FPI).

"Mereka (AKKBB) memancing massa Islam dengan memanas-manasi serta ada yang
melakukan empat kali tembakan. Lagipula AKK-BB ini adalah agen-agen asing yang
mendukung perusakan agama Islam dari dalam," ujar pengasuh Pesantren Al-Mukmin
Ngruki, Abu Bakar Ba'asyir di Solo, Rabu (4/6/2008) (klik juga detikTV: anggota
FPI ditangkap polisi).

Yang dimaksudkan melakukan perusakan agama Islam dari dalam oleh Ba'asyir adalah
Ahmadiyah. Menurutnya, Ahmadiyah adalah sebuah kelompok yang dibentuk untuk
merusak dan merobohkan sendi-sendi dan pokok-pokok Islam dari dalam.

"Biang kerok persoalan ini adalah pemerintah sendiri karena tidak segera bersikap
tegas terhadap keberadaan Ahmadiyah. Segera putuskan Ahmadiyah itu sesat dan
dilarang, atau dinyatakan sebagai sebuah kelompok di luar Islam. Akan rampung
semuanya," lanjutnya.

Rekayasa Pemerintah dan Asing

Lebih lanjut Ba'asyir menilai peristiwa rusuh Monas tanggal 1 Juni lalu sebagai
sebuah insiden yang terjadi secara murni karena laskar Islam terprovokasi. Namun
isu yang berkembang berikutnya adalah rekayasa untuk pengalihan isu.

"Desakan-desakan pembubaran FPI yang berkembang di mana-mana itu hanyalah sebuah


rekayasa saja untuk mengalihkan perhatian dari bencana kenaikan harga BBM. Mungkin
saja isu itu justru direkayasa oleh Pemerintah sendiri. Wallahu a’lam," paparnya.

Tentang kemungkinan penyusupan intelijen asing dalam peristiwa Monas, menurut


Ba'asyir, hal tersebut bisa saja terjadi. Menurutnya, bukan tidak mungkin
intelijen asing itu menunggangi aksi massa. "Bisa saja ada intelijen asing yang
menyusupi agar terjadi kekerasan itu." ujarnya.

Tentang kemungkinan penyusupan intelejen asing ke FPI seperti penilaian sejumlah


pengamat, Ba'asyir mengatakan, "Ya bisa saja. Kita tidak tahu secara persisnya.
Wallahu a’lam," pungkasnya. ( mbr / djo )

Anda mungkin juga menyukai