Anda di halaman 1dari 15

KENYAMANAN

Oleh : Ns. Nur Falah


Setyawati, S.Kep
PENDAHULUAN
 Donahue (1989) meringkaskan “ melalui rasa
nyaman dan tindakan untuk mengupayakan
kenyamanan…. Perawat memberikan
kekuatan, harapan, hiburan, dukungan,
dorongan, dan bantuan.
 Kolcaba (1992) mendefinisikan kenyamanan
sebagai suatu keadaan telah terpenuhi
kebutuhan dasar manusia ini meliputi
kebutuhan akan kententraman, kelegaan,
transenden.
Suatu cara pandang yang holistik
tentang kenyamanan membantu dalam
upaya mengidentifikasi 4 konteks :

 Fisik _ berhubungan dengan sensasi tubuh.


 Sosial _ berhubungan dengan interpersonal,
keluarga, dan sosial.
 Psikososial _ berhubungan dengan kewaspadaan
internal dalam diri sendiri meliputi harga diri,
seksualitas, dan makna kehidupan.
 Lingkungan _ berhungan dengan latar belakang
pengalaman eksternal manusia : cahaya, bunyi,
temperature, warna, dan unsure-unsur alamiah.
SIFAT NYERI

 Stimulus nyeri dapat berupa


stimulus yang bersifat fisik
dan/atau mental, sedangkan
kerusakan dapat terjadi pada
jaringan actual atau pada
fungsi ego seorang individu
(Mahon, 1994).
SIFAT NYERI

 Mahon menemukan 4 atribut pasti


untuk pengalaman nyeri, yaitu :
nyeri bersifat individu, tidak
menyenangkan, merupakan suatu
kekuatan yang mendominasi, dan
bersifat tidak berkesudahan (1994).
FISIOLOGI NYERI

 Nyeri merupakan campuran


reaksi fisik, emosi, dan perilaku.
 3 komponen fisiologi adalah :

- resepsi
- persepsi
- reaksi
TEORI GERBANG KENDALI NYERI
 Melzack & Wall (1965, seperti dikutip oleh Kozier, Erb, Blais &
Wilkonson, 1995) mengemukakan teori baru tentang nyeri.
 Menurut teori ini serabut saraf peripheral dapat
membawa stimulus nyeri ke spinal cord sebelum
ditransmisi ke otak, serabut saraf yang berdiameter kecil
melewati gerbang-gerbang untuk membawa impuls tetapi
dapat dihambat oleh serabut saraf yang berdiameter
besar yang sama-sama melewati gerbang tersebut, yaitu
menutup gerbang. Mekanisme ini terdapat di sel
substansia gelatinosa di spinal cord, sel-sel tertentu
dapat menghambat stimulus sebab informasi snsori yang
sampai ke otak terbatas. Otak juga mempengaruhi
terbuka/tertutupnya gerbang.
RESPON TERHADAP NYERI

 Respon tubuh terhadap nyeri sangat


kompleks dan dapat berupa respon fisiologis
dan perilaku. Pada fase awal nyeri tubuh
akan berespon dengan mengaktifkan sistem
saraf simpatis yang menghasilkan reaksi
siaga atau fight or flight reaction. Jika nyeri
berlanjut maka tubuh akan mengaktifkan
sistem saraf parasimpatis yang
menghasilkan reaksi yang berlawanan
dengan reaksi siaga.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
NYERI

 Banyak faktor yang mempengaruhi


persepsi dan reaksi seseorang
terhadap nyeri. Faktor-faktor
tersebut adalah budaya, usia, jenis
kelamin, stres, dan kecemasan,
pengalaman sebelumnya,
mekanisme koping, dan support
dari keluarga atau orang lain.
Pengkajian

 Permulaan dan lamanya nyeri


 Lokasi nyeri
 Kualitas nyeri
 Pola nyeri
 Keras/tajam dan intensitas nyeri.
Klasifikasi nyeri

 Berdasarkan waktu terbagi menjadi 2 macam


yaitu, nyeri akut dan nyeri kronik.
 Berdasarkan lokasinya :
– permukaan/kutaneus
– organ dalam
– nyeri beralih/berpindah
– menyebar/memencar
 Berdasarkan sumber fisiologisnya :
- nyeri Somatis
- nyeri Viseral
Beberapa istilah terkait nyeri, antara
lain :

 Interactable pain : nyeri yang sukar/resisten


untuk dikurangi/diobati seperti nyeri artritis.
 Phantom pain : nyeri aktual yang dirasakan
pada bagian tubuh yang sudah tidak ada lagi,
seperti daerah yang diamputasi.
 Radiating pain : nyeri menyebar dari suatu
sumber/tempat ke jaringan di sekitarnya,
seperti nyeri Mio Cardiac Infark (MCI).
Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan cedera


fisik/trauma fisik.
2. Nyeri kronik berhubungan dengan kontrol
nyeri inadekuat
3. Ansietas berhubungan dengan nyeri
kronik.
4. Gangguan pola tidur berhubungan
dengan nyeri abdomen.
Rencana intervensi dan Intervensi
keperawatan

 Dengarkan keluhan dan beri persepsi yang baik


tentang nyeri.
 Lakukan perubahan posisi senyaman mungkin.
 Beri suasana nyaman.
 Lakukan tindakan gerbang kendali nyeri (dengan
masase atau kompres).
 Lakukan distraksi dan relaksasi.
 Ajarkan teknik imagery guidance (menghayal).
 Ajarkan teknik tarik nafas dalam.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
 Nyeri yang dirasakan berkurang atau
hilang.
 Pasien merasa nyaman dan dapat tidur
dengan tenang.
 Kemampuan koping pasien meningkat
(mampu mengendalikan sakit/nyeri).
 Mobilisasi lebih aktif.

Anda mungkin juga menyukai