“TRAUMA THORAK”
PKMRS IRNA II
RSU Dr SAIFUL ANWAR MALANG
NOVEMBER 2010
Lembar Pengesahan
4. Pemateri :
HELMY KURNIAWAN
SHOLIHATUL AMALIYA
Mengetahui,
TRAUMA THORAK
1. Struktur
o Alat dan media sesuai dengan materi penyuluhan
o Peserta datang pada tempat yang telah ditentukan dengan tepat waktu.
o Pemateri datang tepat waktu
o Jumlah peserta yang hadir 80 % dari seluruh undangan.
2. Proses
o Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir dengan antusias
o Tidak ada distraksi selama kegiatan penyuluhan.
o Peserta berperan aktif dalam kegiatan diskusi ditunjukkan dengan mengajukan
pertanyaan dan berdiskusi bersama secara antusias
3. Hasil
o Salah satu perwakilan peserta mampu menyebutkan tentang pengertian Trauma
Thorak.
o Salah satu perwakilan peserta mampu menyebutkan Organ-organ yang berada
dalam rongga dada.
o Salah satu perwakilan peserta mampu menyebutkan tentang penyebab Trauma
Thorak.
o Salah satu perwakilan peserta mampu menyebutkan tentang tanda dan gejala
Trauma Thorak
o Salah satu perwakilan peserta mampu menyebutkan tentang kelainan akibat
Trauma Thorak.
o Salah satu perwakilan peserta mampu menyebutkan tentang komplikasi Trauma
Thorak.
o Salah satu perwakilan peserta mampu menyebutkan tentang penanganan Trauma
Thorak.
Pertanyaan Evaluasi
TRAUMA DADA
1. Definisi
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh
benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru,
diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang
dapat menyebabkan gangguan system pernafasan.
2. Anatomi Fisiologi
Kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut
terdiri dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di anterior
dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang melayang. Kartilago dari 6 iga
memisahkan articulasio dari sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi
membentuk tepi kostal sebelum menyambung pada tepi bawah sternu. Perluasan
rongga pleura di atas klavicula dan di atas organ dalam abdomen penting untuk
dievaluasi pada luka tusuk.
3. Etiologi
a. Trauma thorax kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang
umumnya berupa trauma tumpul dinding thorax.
b. Dapat juga disebabkan oleh karena Trauma tajam melalui dinding thorax.
6. Penatalaksanaan Medis
1. Konservatif
a. Pemberian analgetik
b. Pemasangan plak/plester
c. Jika perlu antibiotika
d. Fisiotherapy
2. Operatif/invasif
a. Pamasangan Water Seal Drainage (WSD).
b. Pemasangan alat bantu nafas.
c. Pemasangan drain.
d. Aspirasi (thoracosintesis).
e. Operasi (bedah thoraxis)
f. Tindakan untuk menstabilkan dada:
Miring pasien pada daerah yang terkena.
Gunakan bantal pasien pada dada yang terkena
g. Gunakan ventilasi mekanis dengan tekanan ekspirai akhir positif, didasarkan
pada kriteria sebagai berikut:
Gejala contusio paru
Syok atau cedera kepala berat.
Fraktur delapan atau lebih tulang iga.
Umur diatas 65 tahun.
Riwayat penyakit paru-paru kronis.
h. Pasang selang dada dihubungkan dengan WSD, bila tension Pneumothorak
mengancam.
i. Oksigen tambahan.
7. Komplikasi
a. Surgical Emfisema Subcutis
Kerusakan pada paru dan pleura oleh ujung patahan iga yang tajam
memungkinkan keluarnya udara ke dalam cavitas pleura dari jaringan dinding
dada, paru.
Tanda-tanda khas: penmbengkakan kaki, krepitasi.
b. Cedera Vaskuler
Di antaranya adalah cedera pada perikardium dapat membuat kantong tertutup
sehingga menyulitkan jantung untuk mengembang dan menampung darah vena
yang kembali. Pembulu vena leher akan mengembung dan denyut nadi cepat
serta lemah yang akhirnya membawa kematian akibat penekanan pada jantung.
c. Pneumothorak
Adanya udara dalam kavum pleura. Begitu udara masuk ke dalam tapi keluar
lagi sehingga volume pneumothorak meningkat dan mendorong mediastinim
menekan paru sisi lain.
d. Pleura Effusion
Adanya udara, cairan, darah dalam kavum pleura, sama dengan efusi pleura
yaitu sesak nafas pada waktu bergerak atau istirahat tetapi nyeri dada lebih
mencolok. Bila kejadian mendadak maka pasien akan syok.
Akibat adanya cairan udara dan darah yang berlebihan dalam rongga pleura
maka terjadi tanda – tanda :
1. Dypsnea sewaktu bergerak/ kalau efusinya luas pada waktu istirahatpun
bisa terjadi dypsnea.
2. Sedikit nyeri pada dada ketika bernafas.
3. Gerakan pada sisi yang sakit sedikit berkurang.
4. Dapat terjadi pyrexia (peningkatan suhu badan di atas normal).
e. Plail Chest
Pada trauma yang hebat dapat terjadi multiple fraktur iga dan bagian tersebut.
Pada saat insprirasi bagian tersebut masuk sedangkan saat ekspirasi keluar, ini
menunjukan adanya paroxicqalmution (gerakan pernafasan yang berlawanan)
f. Hemopneumothorak
Yaitu penimbunan udara dan darah pada kavum pleura.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall – Moyet. 2008. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC.
Jakarta.
Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan
Pajajaran, Bandung.