Anda di halaman 1dari 8

BAGAIMANA PENYEBAB DAN MEKANISME MATA KIRI MERAH DAN

PENGLIHATAN BURAM SEJAK 2 HARI YANG LALU?


Mata merah dan penglihatan buram sejak 2 hari yang lalu disebabkan karena
peningkatan tekanan intraokular.
Peningkatan tekanan intraokular

Kompresi stuktur Penurunan aliran darah ke retina


di bilik mata depan dan terjadi penekanan serabut-
serabut saraf
Gangguan aliran darah di konjungtiva
dan iris atau badan siliar Iskemia serabut
saraf
Pelebaran pada p. Darah a.
Konjungtiva dan a.siliaris anterior Impuls ke otak
tidak disampaikan katarak

Hiperemis
Penglihatan
menjadi semakin
Mata merah kabur
PATOGENESIS TIMBULNYA KATARAK

Penuaan

Nukleus lensa menjadi Penurunan Diferensiasi Perubahan protein


sklerosis densitas sel aberrant dari sitoplasmik lensa
lensa sel fiber lensa menjadi aggregasi
protein

Lensa keruh

Gangguan indeks refraksi


lensa
Scatter light rays
Penurunan transparansi

Penglihatan kabur sejak 1


tahun yang lalu
DIAGNOSIS BANDING GLAUKOMA AKUT PADA MATA KIRI Ny, Sumi

Gejala Glaukoma Akut Iritis Akut Konjungtivitis Akut


Visus Berkurang Berkurang sedikit Normal, kecuali ditutup
mencolok (<<N) (<N) oleh sekret
Serangan Mendadak Biasanya perlahan Perlahan
Mual dan Muntah + +, ringan -
Sekret - - +
Sakit Hebat pada mata & Cukup hebat pada Membakar dan gatal
sepanjang N.V mata dan cabang
pertama n.V
Tekanan Meningkat Normal atau rendah Normal
IntraOkular
P. Ophthalmologi
Injeksi siliar + ++ -
Injeksi ++ ++ ++
Konjungtival
Bilik Mata Depan Dangkal , sedang Sel dan Fler Normal
Kornea Edema Jernih, Deposit Jernih
pada endotel
kornea
Pupil Normal Mengecil Dilatasi

PENATALAKSANAAN, PENCEGAHAN DAN FOLLOW UP, SERTA KDU


PENATALAKSANAAN GLAUKOMA
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Glaukoma akut merupakan masalah pembedahan sehingga pengobatan dengan obat
harus diberikan secepatnya kemudian dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai
fasilitas untuk melakukan pembedahan mata. Pemberian obat-obatan hanya bersifat
simtomatik.
Pengobatan yang di bawah ini dapat diberikan sebagai pengobatan darurat dan jangka
pendek, yaitu:
1. Miotik: pilokarpin 2-4% tetes mata, diteteskan tiap menit 1 tetes selama 5
menit , kemudian disusul 1 tetes tiap jam sampai 6 jam. Pemberian pilokarpin
akan menyebabkan melepaskan iris dari jaringan trabekulum sehingga sudut
mata depan akan terbuka. Penggunaan pilokarpin diindikasikan untuk
mencoba menghambat serangan glaukoma akut dan tidak efektif jika serangan
telah lebih dari 1-2 jam. Hal ini terjadi karena muskulu sphingter sudah
iskemik sehingga tidak dapat merespon pilokarpin. Pada umumnya respon
pupil negatif pada serangan yang telah berlangsung lama sehingga
menyebabkan atrofi otot sphingter akibat iskhemia.
2. Beta-bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup. Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraocular dgn cara
menurunkan produksi akuos humor. Timolol merupakan betabloker non-
selektif dgn aktifitas dan konsentrasi di bilik mata belakang yang dicapai 30-
60 menit. Beta bloker non-selektif tetes mata sebagai inisial terapi dapat
diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4, 8,
dan 12 jam kemudian.
3. Apraklonidin
Merupakan agen alfa-2 agonis yang efektif untuk hipertensi ocular,
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi akuos humor dan
tidak memberikanefek outflow pada akuos humor. Apraklonidin 0,5% dan 1%
memberikan efektivitas yang sama dan dapat menurunkan tekanan intraocular
34% setelah 5 jam pemakaian topical.
4. Karbonik Anhidrase inhibitor:500 mg IV disusul tablet asetazolamid, 250 mg,
2 tablet sekaligus, kemudian disusul tiap 4 jam 1 tablet sesudah keluhan mual
hilang sampai 24 jam.
5. Obat hiperosmotik:
a. larutan gliserin 50%, diberikan secara oral, dosis 1-1,5 gram/kgBB. Untuk
praktisnya dpt dipakai 1 cc/kgBB
b. Manitol 20% yang diberikan per infus + 60 tetes per menit
6. Morfin: suntikan 10-15 mg mengurangi rasa sakit dan mengecilkan pupil.

Setelah pemberian obat-obatan secara bersamaan di atas, dilakukan observasi respon


terapi. Pemberian obat di atas dapat diteruskan sampai tindakan operasi dilakukan.
Pemeriksaan ulang gonioskopi harus dilakukan, jika perlu gliserin tetes mata
diberikan untuk menjernihkan kornea. Sekarang ini dilakukan gonioskopi indentasi
untuk mendorong akuos dari sentral ke perifer agar sudut mata yang tertutup dapat
terbuka kembali. Teknik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut mata
tertutup. Meskipun sudut telah berhasil membuka dengan gonioskopi indentasi tetapi
tidak menyingkirkan terapi definitif, yaitu iridektomi perifer.

OBSERVASI RESPON TERAPI


Observasi dilakukan 2 jam setelah mendapatkan terapi medikamentosa, yang
meliputi:
1. Monitor ketajaman visus, edema kornea, dan ukuran pupil
2. Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit (yang terbaik dengan tonometer
aplanasi)
3. Periksa sudut gonioskopi, terutama apabila tekanan intrraokular sudah turun
dan kornea kelihatan jernih
Respon terapi dapat baik, sedang ataupun buruk.

PARASINTESIS
Jika terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap lambat dan setelah 2-4 jam
penggunaan obat, TIO masih tinggi, dapat dilakukan teknik parasintesis. Teknik ini
diperkenalkan oleh Lambs dan dkk (2002). Parasintesis dilakukan dengan
mengeluarkan akuos 0,05 ml pada pasien dengan TIO 68,6. Setelah 15 menit
kemudian, TIO menjadi 17,1 mmHg, 30 menit 21,7 mmHg, 1 jam 22,7 mmHg, 2 jam
kemudian 20,1 mmHg. Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengan segera
pada pasien.

PEMBEDAHAN
Sebagai dokter umum paling tidak dapat menerapi pasien glaukoma sampai thap
terapi medika mentosa. Kemudian, dokter umum merujuk ke rumah sakit yang
mempunyai fasilitas pembedahan mata untuk direncanakan pembedahan. Sebelum
dilakukan pembedahan, tiap glukoma akut harus diobati dulu dengan obat-obatan di
atas untuk menurunkan tekanan bola mata sampai di bawah 25 mmHg.
Terapi pembedahan yang dapat dilakukan untuk penderita glaukoma:
1. Laser Trabeculoplasty
Untuk menangani glukoma sudut terbuka, pembedahan yang dinamakan laser
trabeculoplasty sering digunakan. Ada 2 jenis trabeculoplasty, yaitu:
a. Argon Laser Trabeculoplasty (ALT), selama pembedahan
menggunakan teknik ini, kaser akan membuat ruang kecil pada
jaringan trabekulat. Laser tidak membuar lubang aliran yang baru
tetapi teknik ini untuk menstimulasi aliran agar berfungsi lebih efisien.
b. Selective Laser Trabeculoplasty (SLT), pada teknik ini SLT
memperbaiki sel-sel spesifik dan membuat saluran aliran mengelilingi
iris. SLT mungkin merupakan alternative pada pasien yang tidak dapat
ditangani dengan bedah laser tradisional.
Walaupun pembedahan laser trabeculoplasty ini berhasil, kebanyakan pasien
menggunakan obat glukoma setelah pembedahan. Hampir separuh pasien yang
melakukan pembedahan dengan teknik ini mengalami peningkatan tekanan bola
mata lagi dalam 5 tahun. Kebanyakan orang yang telah berhasil menjalani laser
trabeculoplasty mengulangi terapi yang sama.
Laser trabeculopasty juga dapat digunakan sebagai terapi pertama pada pasien
yang tidak ingin atau tidak bisa menggunakan tetes mata.

2. Laser iridotomy
Laser iridotomy disarankan bagi pasien dengan glukoma sudut tertutup dan sudut
aliran yang sangat sempit. Laser akan membuat lubang kecil seukuran jarum pada
bagian atas iris untuk meningkatkan aliran akuos ke sudut aliran. Lubang ini
tersembunyi dengan adanya kelopak mata bagian atas.

3. Iridektomi Perifer
Indikasi: Pembedahan ini digunakan untuk glaukoma dalam fase prodromal,
glaukoma akut yang baru terjadi atau untuk tindakan pencegahan pada mata
sebelahnya yang masih sehat.
Teknik: pada prinsipnya dibuat lubang di bagian perifer iris
Maksudnya adalah untuk menghindari hambatan pupil. Iridektomi ini biasanya
dibuat di sisi temporal atas.

4. Pembedahan Filtrasi
Indikasi: pembedahan filtrasi ini dilakukan kalau glaukoma akut sudah
berlangsung lama atau penderita sudah masuk stadium glaukoma kongestif
kronik.
Trepanasi Elliot: ’sebuah lubang kecil berukuran 1,5 mm dibuat di daerah korneal
skleral, kemudian ditutup oleh konjungtiva dengan tujuan agar akuos mengalir
langsung dari bilik mata depan ke ruang subkonjungtiva.
Sklerotomi Scheie kornea-skleral dikauterisasi agar luka tidak menutup kembali
dengan sempurna, dengan tujuan agar akuos mengalir langsung dari bilik mata
depan ke ruang sibkonjungtiva. Trabekuloktomi yaitu dengan mengangkat
trabekulum sehingga terbentuk celah untuk mengalirkan cairan mata masuk ke
dalam kanal Schlemm.

In trabeculectomy, a flap is first created in the sclera


(the white part of the eye). Then a small opening is made into the eye to release
fluid from the eye.

PENATALAKSANAAN KATARAK
PEMBEDAHAN
Pengobatan terhadap katarak adalah pembedahan yang dilakukan apabila tajam
penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-
hari atau bila katarak menimbulkan penyulit seperi glukoma atau uveitis.
Pembedahan dapat dilakukan dengan intrakapsular yaitu mengeluarkan lensa bersama
dengan kapsul lensa atau ekstrakapsular yaitu mengeluarkan isi lensa (korteks dan
nukelus) melalui kapsul anterior yang dirobek (kasulotomi anterior) dengan
meninggalkan kapsul posterior. Tindakan bedah ini sekarang dianggap lebih baik
karena mengurangi beberapa penyulit.
1. Operasi katarak Ekstrakapsular
Tindakan pembedahan pada kensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi
lensa dengan memecaj atu merobek kapsul lensa anterior sehingga massa
lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut.
Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan
endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intraocular posterior,
perencanaan implantasi sekunder lensa intraocular, kemungkinan akan
dilakukan bedah glaucoma, mata dengan predisposisi untuk terjadinya prolaps
badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid
macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat
melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.
Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadi katarak
sekunder.
2. Operasi katarak intrakapsular
Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.
Dapat dilakukan pada zonula Zinn telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah
diputus.
Pada katarak ekstraksi intrakapsular tidak akan terjadi katarak sekunder dan
merupakan tindakan bedah yang sangat lama populer. Pembedahan ini
dilakukan dengan mempergunakan mikroskop dan pemakaian alat khusus
sehingga penyulit tidak banyak seperti sebelumnya.
Katarak ekstraksi intrakapsular ini tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi
pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen
hialoidea kapsular, katarak imatur yang masih mempunyai zonula Zinn.
Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmat, glaukoma, uveitis,
endoftalmitis dan perdarahan.
3. Saat dilakukan pembedahan, sebaiknya ditanamkan lensa intraokular,
sehingga tidak perlu memakai kacamata afakia yang tebal atau lensa kontak.
Kontraindikasi pemasangan lensa intraokular adalah uveitis berulang,
retinopati diabetik proliferatif, rubeosis iridis, dan glaukoma neovaskular.

PENATALAKSANAAN PASCA OPERASI


Penatalaksanaan pascaoperasi terutama dilaksanakan untuk mencegah infeksi dan
terbukanya luka operasi. Pasien diminta untuk tidak banyak bergerak dan
menghindari mengangkat beban berat selama sebulan. Mata ditutup selama beberapa
hari atau dilindungi dengan kacamata atau pelindung pada siang hari. Selama
beberapa minggu harus dilindungi dengan pelindung logam pada malam hari.
Kacamata permanen diberikan 6-8 minggu setelah operasi

DAFTAR PUSTAKA
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview
http://www.aao.org/eyesmart/diseases/cataracts-causes.cfm
http://www.aao.org/eyesmart/diseases/glaucoma-treatment.cfm
Amra, Aryani Atiyatul. 2007. Penatalaksanaan Glaukoma. FK USU

Anda mungkin juga menyukai