Anda di halaman 1dari 20

Module 8

Sistem Kliring Trafik Telekomunikasi


(SKTT)

Disusun oleh :
tim dosen mata kuliah
Regulasi Sektor Telekomunikasi
Direvisi oleh:
Kelompok 8 kelas MBTI/ F mata kuliah Law
and Regulation
Istilah
• Telekomunikasi
setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi
dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui
sistem kawat,optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya.
• Interkoneksi
keterhubungan antar jaringan telekomunikasi dari penyelenggara jaringan
telekomunikasi yang berbeda
• Kliring trafik
Kegiatan penyelesaian tarif interkoneksi antar penyelenggara telekomunikasi
• SOKI (Sistem Otomasi Kliring Interkoneksi)
Pelaksanaan kliring trafik telekomunikasi sebelum tahun 2004
• SKTT (Sistem Kliring Trafik Telekomunikasi)
pelaksanaan kliring trafik setelah tahun 2004

08/12/21
Perbedaan SOKI >< SKTT
SOKI SKTT

Hanya memiliki 3 tahapan Memiliki 12 tahapan, diantaranya:


pemisahan panggilan onnet
(kesesama pelanggan), rating, dan call
data record, dll

Membolehkan perbedaan pencatatan Jika terjadi perbedaan pencatatan,


< 1%, jika >1% penyelesaian SKTT akan kembali mengolahnya
dilakukan secara bilateral antar dengan membandingkan volume dan
operator dengan Askitel sebagai data panggilan mentah (raw call
fasilitator detail)

08/12/21
Main Map
Sebelum 2004 2004
Kliring trafik Adanya masalah
Pemerintah meng-agendakan
dilaksanakan keterbukaan dan
pelaksanaan sistem kliring SKTT
menggunakan transparansi
dengan PJN sebagai pelaksananya
SOKI (KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR: KM 84 TAHUN 2002)

2009
Operator dan PJN sepakat bahwa SKTT tidak berjalan karena operator
dalam pelaksanaan SKTT dilakukan tidak bersedia dan menyatakan
oleh operator yang meng-outsourcing- bahwa sistem kliring telah
nya pada PJN dilaksanakan oleh Askitel melalui
(KEPUTUSAN MENKOMINFO
NO: 14/PER/M.KOMINFO/02/2009) SOKI

SKTT berjalan hingga sekarang tapi next


operator tidak sepenuhnya rela
memberikan data mentah interkoneksi
Kliring Trafik
(KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 84 TAHUN 2002)

• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan


pelayanan interkoneksi oleh penyelenggara jaringan
telekomunikasi kepada penyelenggara jaringan dan atau
jasa telekomunikasi
• Melakukan pemantauan terhadap terlaksananya
interkoneksi penyelenggara jaringan dan atau jasa
telekomunikasi secara adil dan transparan
• Melakukan pengolahan, perhitungan, penyimpanan, dan
penyajian data trafik interkoneksi yang berasal dari
rekaman data panggilan;
Kliring Trafik
(KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 84 TAHUN 2002)

• Melakukan settlement trafik interkoneksi dengan


menyiapkan tagihan penyelesaian trafik interkoneksi
yang menjadi hak masing-masing penyelenggara
jaringan dan atau jasa telekomunikasi
• Menyiapkan data penyelesaian perselisihan settlement
trafik interkoneksi;
• Melakukan penghitungan dan menyimpan data tagihan
kewajiban pelayanan universal yang ditimbulkan dari
kegiatan pelayanan interkoneksi dari setiap
penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi

Mk.
By.Regulasi
Helni M Sektor
J & Ishak M Yusuf
Telekomunikasi2007
Penyelenggaraan Kliring Trafik
Dalam menyelenggarakan fungsi Kliring Trafik Telekomunikasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Direktorat Jenderal berkewajiban :
a. Menyiapkan data perhitungan trafik telekomunikasi (statement of account)
dan penyelesaian pembayaran (settlement of account) antar penyelenggara
jaringan dan atau jasa telekomunikasi berdasarkan CDR yang diberikan
oleh penyelenggara jaringan dan atau jasa telekomunikasi;
b. Mengirimkan data perhitungan trafik telekomunikasi (statement of account)
dan penyelesaian pembayaran (settlement of account) kepada seluruh
penyelenggara jaringan dan atau jasa telekomunikasi;
c. Menyiapkan data kewajiban layanan universal untuk setiap penyelenggara
jaringan dan atau jasa telekomunikasi;
d. Menyiapkan sistem keamanan yang memadai untuk menjaga kerahasiaan
data kliring trafik telekomunikasi;
e. Menyampaikan laporan kegiatan operasional penyelenggaraan Kliring Trafik
Telekomunikasi secara periodik setiap bulan kepada Direktur Jenderal.

08/12/21
Ketentuan Pelaksana SKTT
• Dalam penyelenggaran kegiatan kliring trafik telekomunikasi
Direktur Jenderal dapat menunjuk pihak ketiga yang akan
menjalankan fungsi Kliring Trafik Telekomunikasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 untuk bertindak selaku Pelaksana Kliring
Trafik Telekomunikasi atas nama Direktur Jenderal.
• Pelaksana Kliring Trafik Telekomunikasi yang ditunjuk sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah badan hukum yang didirikan untuk
maksud tersebut ditunjuk sebagai Pelaksana Kliring Trafik
Telekomunikasi secara transparan melalui proses tender terbuka
(beauty contest).
• Tata cara penunjukan Pelaksana Kliring Trafik Telekomunikasi dan
ketentuan teknis lebih lanjut Penyelenggaraan Kliring Trafik
Telekomunikasi oleh Pelaksana Kliring Trafik Telekomunikasi back
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.
Kliring Trafik
(keputusan menkominfo no: 14/PER/M.KOMINFO/02/2009)

: Kegiatan melakukan penyelesaian (settlement) tarif


interkoneksi termasuk penyelesaian perbedaan data
(discrepancy resolution) dan melakukan penyajian data
trafik interkoneksi yang berasal dari proses penyelesaian
(settlement) trafik interkoneksi

Data berupa rekaman yang berisi data panggilan (Call Data


Record) keluar dan masuk (outgoing atau incoming) trafik
telekomunikasi antar penyelenggara jaringan dan atau
jasa telekomunikasi melalui interkoneksi

Mk.
By.Regulasi
Helni M Sektor
J & Ishak M Yusuf
Telekomunikasi2007
Penyelenggaraan Kliring Trafik
Dalam menyelenggarakan fungsi Kliring Trafik Telekomunikasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Direktorat Jenderal berkewajiban :
a. Equal with KepMenHub
b. Equal with KepMenHub
c. Equal with KepMenHub
d. Equal with KepMenHub
e. Menyampaikan laporan data trafik interkoneksi kepada BRTI, dimana data
tersebut digunakan untuk keperluan:
– Pengawasan dan evaluasi Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI)
– Pengawasan tarif interkoneksi
– Penerapan dan/atau penyempurrnaan peraturan dibidang telekomunikasi, antara
lain yang terkait dengan interkoneksi dan kewajiban pelayanan universal
telekomunikasi

08/12/21
Ketentuan Pelaksana SKTT
Pengawas dan Pengelola
Pelaksana
pengendali kliring trafik

BRTI operator DirJen

PJN

Ou
tso
u
da rcin
ta g

• dalam menyelenggarakan fungsi kliring trafik telekomunikasi penyelenggara


jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 wajib
memperhatikan prinsip-prinsip transparansi, adil, dan tidak diskriminasi
Perjanjian kontrak kerjasama Operator - PJN

PJN akan menjadi sub pelaksana SKTT

PJN akan dibayar Rp 0,25 per CDR oleh operator

PJN akan menggunakan perangkat SOKI dengan biaya Rp 2 miliar

Masa kontrak PJN 10 tahun dan bisa diperpanjang

Pelaksanaan dimulai 2 Februari 2010

back

08/12/21
Perbedaan
No Kep menhub no 84 – 2002 Kep menkominfo no 14 - 2009
1 BAB 1 KETENTUAN UMUM pasal 1 BAB 1 KETENTUAN UMUM pasal 1
poin 5: poin 4:

Kliring Trafik Telekomunikasi adalah Kliring trafik telekomunikasi adalah


kegiatan melakukan penyelesaian kegiatan melakukan penyelesaian
(settlement), pengawasan dan pemantauan (settlement) trafik interkoneksi antar
trafik telekomunikasi antara penyelenggara penyelenggara jaringan telekomunikasi
jaringan dan atau jasa telekomunikasi
melalui interkoneksi yang didukung dengan
sistem perekaman rekaman data panggilan
2 BAB III PENYELENGGARAAN KLIRING BAB III PENYELENGGARAAN KLIRING
TRAFIK TELEKOMUNIKASI Pasal 4 poin 1: TRAFIK TELEKOMUNIKASI Pasal 4 poin
2d:
Fungsi Kliring Trafik Telekomunikasi Fungsi Kliring Trafik Telekomunikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
diselenggarakan oleh Direktorat diselenggarakan oleh penyelenggaran
jaringan telekomunikasi secara bersama-
Jenderal.
sama
Perbedaan
No Kep menhub no 84 – 2002 Kep menkominfo no 14 - 2009
3 BAB III PENYELENGGARAAN KLIRING BAB III PENYELENGGARAAN KLIRING
TRAFIK TELEKOMUNIKASI Pasal 4 poin 5: TRAFIK TELEKOMUNIKASI Pasal 4 poin
2d:
Direktorat Jenderal berkewajiban Penyelenggara jaringan telekomunikasi
menyampaikan laporan kegiatan menyampaikan laporan kegiatan
operasional penyelenggaraan Kliring Trafik operasional penyelenggaraan Kliring Trafik
Telekomunikasi secara periodik setiap bulan Telekomunikasi kepada BRTI secara
kepada Direktur Jenderal. periodik

08/12/21
Fungsi Rekaman Data Panggil

• Dasar untuk penghitungan dan penyajian data trafik


telekomunikasi antar penyelenggara jaringan dan atau
jasa telekomunikasi yang melakukan interkoneksi
• Bukti untuk penyelesaian perselisahan trafik
telekmunikasi antar penyelenggara jaringan dan atau
jasa telekomunikasi yang melakukan interkoneksi

Mk.
By.Regulasi
Helni M Sektor
J & Ishak M Yusuf
Telekomunikasi2007
Penyelesaian Perselisihan
(Dispute Settlement)
• Setiap perbedaan perhitungan trafik interkoneksi yang
terjadi antar penyelenggara jaringan dan atau jasa
telekomunikasi di selesaikan para pihak berdasarkan data
yang tersedia pada pelaksana Kliring Trafik
Telekomunikasi
• Dalam hal tidak terjadi kesepakatan terhadap perselisihan
perhitungan trafik , para pihak atau salah satu pihak
penyelenggara jaringan atau jasa telekomunikasi dapat
mengajukan gugatan laporan perelisihan kepada Direktur
Jendral

Mk.
By.Regulasi
Helni M Sektor
J & Ishak M Yusuf
Telekomunikasi2007
Penyelesaian Perselisihan
(Dispute Settlement)
• Atas permintaan Direktur Jendral Pelaksana Kliring
Trafik Telekomunikasi wajib menyelidiki penyebab
perbedaan data perhitungan trafik interkoneksi dan
melaporkan hasilnya selambat-lambatnya 14 hari
• Direktur Jendral mengambil keputusan dalam waktu
selambat-lambatnya 14 hari sejak diterimanya data
perbedaan perhitungan trafik interkoneksi dari pelaksana
Kliring Trafik Telekomunikasi

Mk.
By.Regulasi
Helni M Sektor
J & Ishak M Yusuf
Telekomunikasi2007
Penyelesaian Perselisihan
(Dispute Settlement)
• Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud ,
tidak mengurangi hak penyelenggara jaringan dan jasa
telekomunikasi untuk melakukan upaya hukum sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku

Mk.
By.Regulasi
Helni M Sektor
J & Ishak M Yusuf
Telekomunikasi2007
Kasus Perselisihan Interkoneksi
Indosat Merasa Jadi Korban Kasus
Interkoneksi SLI 

Indosat sempat dituding menghambat berakhirnya duopoli


sambungan langsung internasional (SLI) karena dianggap
mengulur-ulur kerjasama pembukaan interkoneksi
sambungan clear channel tersebut dengan operator lain. 
Kasus Perselisihan Interkoneksi
KPPU meminta UU No 5/1999 tentang anti monopoli dijadikan
rujukan dalam membuat perjanjian pembukaan interkoneksi.
Junaidi juga mengingatkan Indosat agar tidak
menyalahgunakan posisinya sebagai pelaku usaha dominan
dalam membuka interkoneksi dengan menetapkan syarat
yang merugikan pemain lainnya.

Hal itu tertuang dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a UU anti


monopoli, yang menyebutkan pelaku usaha dilarang
menyalahgunakan  posisi dominan dalam menetapkan syarat-
syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan atau
menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa
yang bersaing, baik dari segi harga maupun kualitas.

Anda mungkin juga menyukai