Anda di halaman 1dari 12

Nama : Praditya Rizky Pratama Putra

NPM : 1906434230
Mata Kuliah : Teknik Telekomunikasi Modern
Dosen : Dr. Ir. Muhamad Asvial, M.Eng.

CHAPTER 1

DIGITAL SYSTEM COMMUNICATION

Konsep Modulasi Digital

Pada sistem komunnikasi didgital terdapat 3 blok utama yaitu


1. Source Information Block
2. Transmitter / Information Block
3. Channel Block
Transmitter Block
a. Source Encoder
Didalam block ini terjadi proses pengkodean sinyal informasi. Proses pengkodean yang
terjadi adalah proses ADC yaitu proses konversi sinyal analog to digital yang terdiri dari 3
tahap yaitu, sampling, kuantisasi, dan encoding. Didalam encoding terjadi proses representasi
sinyal ke dalam bentuk biner. Dengan kata lain merepresentasikan karakter yang sering
muncul dengan jumlah bit yang lebih sedikit. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan
penggunaan BW. Teknik source encoder yang sering digunakan adalah Huffman Code dan
Shannon Fano Code.
b. Cahnnel Encoder
Proses yang terjadi dalam blok ini adalah penambahan beberapa bit, yang disebut dengan bit
parity. Untuk tujuan error control sehingga bit-bit sinyal informasi akan lebih tahan terhadap
noise pada saat proses transmisi. Penambahan bit parity ini dilakukan dengan mengkalikan
bit-bit pesan dengan matrik generator yang dibangkitkan.
Terdapat teknik pengkodean yaitu Linier Block Code, Convolutional Code, Cycllic Code, dan
Red Solomon Code. Dan hasil dari pengkodean ini disebut dengan channel codeword.

1
c. Modulator
Didalam blok modulator ini, sinyal informasi akan ditumpangkan pada sinyal carrier. Tujuan
dari modulasi ini adalah untuk mempercepat proses transmisi data dan meningkatkan jarak
tempuh pengiriman informasi. Hasil dari modulasi ini yang akan dikirimkan pada channel.

Receiver Block
a. Demodulator
Pada blok ini terjadi proses penghilangan sinyal carrier yang terdapat pada waveform. Proses
penghilangan sinyal carrier ini dilakukan dengan membangkitkan sinyal pada soilator yang
frekuensinya sama dengan frekuensi sinyal carrier yang terkandung pada waveform
kemudian mengkorelasinya. Setelah proses korelasi kaan didapat sebuah channel codeword.
b. Source Decoder.
Pada source deccoder ini terjadi proses decoding DAC (Digital to Analog) yang terdiri dari 3
proses yaitu, Decoding, Reconstruction, dan Filltering. Dari block ini akan didapat kembali
informasi sumbernya.

Multiplexing
1. Time Division Multiplexing
Merupakan sebuah proses pentransmisian beberapa sinyal informasi yang hanya melalui satu
kanal transmisi dengan masing-masing sinyal yang ditransmisikan pada periode waktu
tertentu. TDM sering digunakan karena alasan biaya, semakin sedikit kabel yang
digunakandan semakin simple receiver yang dapat dipakai untuk mentransmisikan data dari
banyak sumber untuk banyak tujuan membuat TDM lebih murah dibanding yang lain. TDM
juga menggunakan BW yang lebih sedikit daripada FDM. Dengan BW yang kecil membuat
bitrate semakin cepat, namun daya yang digunakan semakin besar.
2. Frequency Division Multiplexing
FDM menggabungkan banyak saluran input menjadi sebuah saluran output berdasarkan
frekuensi
3. Wavelength Division Multiplexing
Merupakan teknologi multiplexing pada saluran serat optik dengan membawa panjang
gelombang dan sinyal yang berbeda tetapi pada satu saluran serat optic. Panjang gelombang
mulai dari 1310, 1490, dan 1550 nm.

Channel Coding
Kanal koding merupakan suatu teknik yang digunakan untuk meningkatkan performansi pada
sistem komunikasi dengan cara mendesign ulang pada sinyal dikirimkan dengan pengaruh dari efek
gangguan seperti noise, fading, dan jamming. Biasanya target dari kanal koding adalah untuk
mengurangi probability bit of error (Pb) atau Eb/No. Channel Coding menambah redundansi untuk
meningkatkan keandalan komunikasi. Sehingga saluran koding disebut juga sebagai error correcting
code

2
CHAPTER 2
OPTICAL COMMUNICATION
Topologi Optocal Communication

 Transmitter Optik mengubah sinyal listrik menjadi format optical (electric to optic)
 Light Emitting Diode (LED): merupakan kategori light source (sumber cahaya) yang
murah, kuat dan dapat digunakan dengan MMF dalam aplikasi jangka pendek.
 Laser Diode: kinerja tinggi dan lebih banyak daya, cocok digunakan untuk SMF
dalam kecepatan tinggi.
 Distributed Feedback (DFB) Laser – high performance, single mode laser
 Fabry-Perrot (FP) lasers – low performance multimode
 Receiver Optik mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik yang sesuai.
 PIN Photo Diode: mendeteksi cahaya dan mengubahnya kembali menjadi sinyal
electrical. Kinerja rendah, tidak ada penguatan internal, biaya rendah, banyak
digunakan.
 Avalanche Photo Diode (APD): Kinerja tinggi dengan gain internal.
 Receiver: menerima sinyal cahaya lemah, pembersihan, penguatan dan retransmit
 Amplifier Optik: Memperkuat cahaya dalam sera

3
CHAPTER 3
MODERN APPLICATION
Perbandingan WiMax dan LTE

Sebelum menuju Next Generation Networks, yang berbasis IP, Broadband dan mobile multimedia,
tentunya masing-masing application mempunyai masa nya, seperti gambar dibawah ini.

4
CHAPTER 4
INTERCONNECTION

Interkoneksi didefinisikan sebagai keterhubungan antar jaringan telekomunikasi dari


penyelenggara telekomunikasi yang berbeda. Interkoneksi telah diatur melalui regulasi yang
dikeluarkan pemerintah PERMEN No 8/Per/M.KOMINFO/02/2006 Tahun 2006. Regulasi tentang
interkoneksi dimaksudkan agar mendapatkan suatu system interkoneksi yang efisien dan
penyelenggara interkoneksi jaringan secara baik dan tertata.
Agar dapat tertata dengan dan mempunyai suatu system yang baik, maka untuk pengaturan
intrekoneksi mengacu pada beberapa aspek. Yaitu
1. Aspek Regulasi, aspek ini memberi arah dan perllindungan dalam bisnis telkomunikasi secara
keseluruhan
2. Aspek Teknis, mengatur secara teknis dimana letak titik interkoneksi beserta konfigurasinya
3. Aspek Bisnis, meliputi jasa layanan dan perjanjian antar kedua belah ataupun beberapa pihak
4. Aspek Billing, mengatur tentang pentarifan data billing interkoneksi
5. Aspek fraud, didefinisikan sebagai tindakan kecurangan, penpuan atau penggelapan dalam
penggunaan fasilitas telekomunikasi yang sengaaja dilakukan oleh orang-orang atau
organisasi tertentu.
Jenis layanan interkoneksi yang diatur dalam PERMEN tersebuut dibagi dalam tiga kelompok yaitu
1. Layanan interkoneksi pada jaringan tetap, terdiri dari
 Layanan Originasi
 Layanan Transit
 Layanan Terminasi
2. Layanan interkoneksi pada jaringan bergerak seluler terdiri dari,
 Layanan Originasi
 Layanan Terminasi
3. Layanan interkoneksi pada jaringan bergerak satelit, terdiri dari
 Layanan Originasi
 Layanan Terminasi
Layanan Originasi merupakan pembangkitan panggilan yang berasal dari satu penyelenggara kepada
penyelenggara lain
Layanan transit tersebut merupakan penyediaan jaringan atau elemen jaringan untuk keperluan
penyaluran panggilan interkoneksi dari penyelenggara asal kepada penyelenggara tujuan panggilan
interkoneksi.
Layanan terminasi tersebut merupakan pengakhiran panggilan interkoneksi dari penyelenggara asal
kepada penyelenggara tujuan. Pengakhiran panggilan tersebut dapat dilakukan oleh penyelenggara
jaringan: tetap lokal, bergerak selular atau bergerak satelit.

REGULASI
Dalam rangka menghadirkan kondisi yang baik untuk berkompetisi di industri telekomunikasi seluler,
pemerintah dalam hal ini Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) telah menerbitkan
regulasi-regulasi dalam rangka mengawasi kegiatan operator seluler di Indonesia. Dengan adanya
regulasi ini tentunya memberikan dampak tidak langsung baik bagi industri dan masyarakat.

Adapun dampak Terhadap Industri Seluler, yaitu

5
 Adanya pengurangan biaya dan efisiensi dalam pembangunan telekomunikasi
Dengan dikeluarkannya regulasi-regulasi yang jelas mengenai pengaturan pemakaian menara
bersama, tarif interkoneksi yang diturunkan serta regulasi lainnya. Hal ini tentunya
berdampak pada efisiensi dan penghematan biaya. Sementara penurunan tarif interkoneksi
sangat membantu para pendatang baru di industri seluler, karena biaya yang mereka
keluarkan lebih efisien.
 Menghadirkan Persaingan Yang Lebih Kompetitif
Iklim persaingan usaha di industri seluler pun menjadi lebih kompetitif dengan
dikeluarkannya regulasi-regulasi oleh pemerintah. Sehingga kondisi semakin kondusif, ini
bisa dilihat dengan banyaknya bermunculan operator-operator baru.
 Meningkatnya Penghasilan Operator
Penghasilan yang didapatkan oleh para operator seluler pun terlihat adanya peningkatan. Ini
adalah dampak dari persaingan usaha yang kompetitif sehingga banyak konsume mampu
menggunakan jasa mereka.

Adapun dampak terhadap masyarakat, yaitu

 Bangsa Menjadi Cerdas Dengan Adanya Pertumbuhan Teknologi


Bisa dilihat saat ini pengguna seluler telah tumbuh pesat. Hampir semua kalangan dan usia
menggunakan seluler untuk keperluan sehari-hari. Bahkan dengan maraknya penggunaan
seluler, penggunaan telepon rumah menurun.

6
CHAPTER 5
SPECTRUM ANALYSIS

Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi nirkabel dan aplikasi multimedia sangat


pesat. Namun pesatnya perkembangan tersebut juga mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
terhadap spektrum frekuensi. Pada kenyataannya penggunaan frekuensi merupakan sumber daya yang
terbatas pada komunikasi nirkabel, dimana mempunyai alokasi masing-masing yang diatur oleh
badan regulasi. Penerapan kebijakan fixed spectrum assignment policy (alokasi penggunaan spektrum
tetap) menjadi hambatan untuk pemanfaatan spektrum yang efisien. Kebijakan tersebut
mengalokasikan spektrum secara statis pada teknologi telekomunikasi nirkabel dengan lisensi jangka
panjang. Hal ini mengakibatkan beberapa teknologi terpaksa menggunakan unlicensed spectral band
dimana menyebabkan pemanfaatan spektrum yang penuh dan terjadi saling interferensi satu sama
lain.
Dengan keterbatasan alokasi spektrum frekuensi, pada kenyataannya pemilik lisensi spektrum
tersebut tidak sepenuhnya memanfaatkannya sepanjang waktu sehingga pemanfaatan spektrum tidak
efisien. Konsep radio kognitif diusulkan untuk mengatasi permasalahan diatas. Radio kognitif
menerapkan teknologi Dynamic Spectrum Access (DSA) dimana teknologi ini memungkinkan
pengguna yang tidak mempunyai lisensi spektrum yang disebut dengan secondary user untuk
menggunakan lisensi spektrum primary user yang sementara tidak digunakan. Penerapan DSA oleh
secondary user dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan spektrum tanpa mengganggu atau
menyebabkan interferensi pada primary user. Tidak hanya DSA, radio kognitif juga menerapkan
spectrum sensing yaitu kemampuan untuk mengindera dan mengumpulkan informasi dari lingkungan
dimana dia beroperasi. Selain itu radio kognitif dapat mengubah parameter dari secondary user sesuai
dengan hasil dari penginderaan dengan cepat
Cognitive Radio
suatu sistem radio yang dapat mendeteksi spektrum yang available dan menggunakannya atau
meninggalkannya tanpa menginterferensi pengguna lain. Radio kognitif mempunyai keputusan
sendiri dalam strategi akses spektrumya. Manajemen spektrum sharing diperlukan pada arsitekur
terdistribusi ini agar terjadi mekanisme sharing yang baik dan efisien
Arsitektur jaringan CR ditunjukkan pada gambar dibawah . Komponen jaringan CR terdiri
atas :
1. Primary network : merupakan jaringan yang memiliki lisensi untuk beroperasi pada
band spectrum tertentu. Operasi primary network tidak boleh terganggu oleh aktivitas
secondary network.
2. Secondary network : merupakan jaringan yang tidak berlisensi yang beroperasi pada
band tertentu yang diinginkan. Sering juga disebut sebagai jaringan CR atau DSA
(Dynamic Spectrum Access).
3. Broker spektrum : jika beberapa secondary network mengakses band spektrum yang
sama, maka penggunaan spektrum mereka dikoordinasikan oleh sebuah entitas sentral
jaringan yang disebut sebagai broker spektrum.

7
Karakteristik Cognitive Radio adalah sebagai berikut :
1. Dapat berekonfigurasi
Kemampuan rekonfigurasi adalah kemampuan mengatur parameter-parameter operasi untuk transmisi
tanpa modifikasi pada komponen perangkat keras. Kemampuan rekonfigurasi ini memungkinkan CR
beradaptasi secara dinamis dengan lingkungan RF sekitar
2. Bersifat kognitif
Kognitif berarti proses untuk mengetahui melalui persepsi, pemikiran, pengetahuan dan intuisi
dengan fokus pada informasi yang tersedia pada lingkungan.
3. Self-management
Self-management merupakan kemampuan CR untuk beradaptasi dengan lingkungan tanpa instruksi
dari entitas pusat managemen. Hal ini dapat mengurangi kompleksitas sistem
Fungsi utama dari cognitive radio adalah sebagai berikut (Akyildiz, dkk, 2006) :
1. Spectrum sensing : mendeteksi pita spektrum yang tidak digunakan kemudian dibagi
penggunaannya di antara sesama pengguna CR tanpa menimbulkan interferensi dengan
pengguna lain.
2. Spectrum management : menentukan pita spektrum terbaik yang tersedia sesuai dengan
permintaan pengguna. Fungsi managemen meliputi spectrum analysis dan spectrum decision.
3. Spectrum mobility : merupakan proses perpindahan frekuensi operasi sebuah user pada CR.
4. Spectrum sharing : menyediakan metode penjadwalan spektrum yang fair.

8
CHAPTER 6
MODULATION DEMODULATION
Modulasi merupakan perubahan parameter dari sinyal carrier menjadi sinyal informasi.
Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang berfrekuensi tinggi sesuai
sinyal informasi (pemodulasi) yang frekuensinya lebih rendah, sehingga informasi tadi dapat
disampaikan. Proses modulasi membutuhkan dua buah sinyal yaitu sinyal pemodulasi yang berupa
dinyal informasi yang dikirim, dan sinyal carrier dimana sinyal informasi tersebut ditumpangkan.
Tujuan dilakukannya proses modulasi antara lain :
1. untuk memudahkan proses radiasi
a. Pada kanal komunikasi berupa udara, diperlukan antena untuk proses pemancaran/radiasi
dan penerimaan sinyal.
b. Dimensi antena adalah berbanding terbalik dengan frekwensi sinyal yang
dipancarkan/diterimanya.
2. untuk memungkinkan multiplexing jika sebuah media transmisi dapat digunakan oleh
beberapa kanal, maka modulasi dapat digunakan untuk menempatkan masing- masing kanal
pada wilayah spektrum frekwensi yang berbeda. Contohnya : teknik fdm pada system
telepon.
Informasi yang akan disampaikan berbentuk sinyal digital, yaitu pulsa yang menyatakan nilai 1
& 0. Sinyal digital ini tidak dapat ditransmisikan begitu saja menggunakan radio,karena bandwidth
(lebar pita) yang dipakai oleh sinyal digital terlalu lebar.Sinyal ini harus dimodifikasi agar ia dapat
ditrasmisikan. Modifikasi terhadap sinyal ini dinamakan modulasi.
Modulasi Digital
Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke dalam sinyal
carrier. Modulasi digital sebenarnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat
gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya memiliki ciri-ciri dari bit-
bit (0 atau 1). Berarti dengan mengamati sinyal carriernya, kita bisa mengetahui urutan bitnya
disertai clock (timing,sinkronisasi). Melalui proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap
tingkatan dapat dikirim ke penerima dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media
transmisi fisik (logam atau optik) atau non fisik (gelombang- gelombang radio).
Teknik Modulasi Digital
Pada dasarnya dikenal 3 prinsip atau sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK, dan PSK.
Frekuensi Shift Keying (FSK) adalah modulasi frekuensi skema di mana informasi digital
ditularkan melalui perubahan frekuensi diskrit suatu gelombang pembawa.
Modulasi FSK merupakan modulasi yang mempunyai kinerja yang lebih baik dan
menggunakan system deteksi yang lebih sederhana dibandingkan dengan PSK. Oleh karena itu
penerapan cukup luas pada system trasmisi data.
Frequency Shift Keying (FSK) relative sederhana, FSK memiliki bentuk penampakan
gelombang yang konstan dari modulasi sudut yang similar (sama) terhadap frekuensi modulasi
konvensional kecuali bahwa sinyal modulasinya adalah untaian pulsa biner yang bervariasi di antara
dua level tegangan diskrit dibanding perubahan bentuk gelombang secara terus-menerus.

9
CHAPTER 7
MOBILE CELLULER EVOLUTION 5G

Indonesia saat ini tengah memasuki era teknologi 4G dimana secara global teknologi ini telah
dikomersilkan sejak tahun 2009.Melihat pengalaman implementasi teknologi seluler dari 1G sampai
dengan 4G di Indonesia yang selalu terlambat, dan saat ini akan memasuki era 5G yang rencananya
akan diluncurkan tahun 2020. Teknologi 5G diprediksikan memiliki kecepatan data sampai dengan
10 Gbit/s, berlipat dari generasi sebelumnya

Visi Teknologi 5G
 Data rates yang tinggi(1-10 Gbps);.
 Memiliki latensi dibawah 1 ms;
 Biayadan energi yang efisien(cost& energy efficiency);
 1000x kapasitas saat ini;
 Cakupan yang luas dengan menggunakan jaringan heterogen; Konektivitas yang stabil.

Perkembangan Teknologi 5G
 Massive MIMO
Massive MIMO Salah satu teknologi yang digunakan dalam usulan 5G adalah Massive
MIMO. MIMO sendiri sudah dipakai dalam teknologi 4G, dimana dalamtiap stasiun
pemancar/penerima menggunakan antena lebih dari satu.

 Gelombang Milimiter
Gelombang milimeter /Millimetre wave(mmWave) atau disebut juga millimetre band
merupakan frekuensi dengan panjang gelombang antara 10 sampai dengan 1 milimeter. Gelombang
milimetermenempati spektrum 30 –300 Ghz, sehingga dikategorikan sebagai Extremely High
Frequency (EHF). Tingginya frekuensi gelombang milimeter serta karakteristik propagasi yang
khususmembuat mereka berguna untuk berbagai aplikasi termasuk transmisi data dalam jumlah
besarpada jaringan komputer, komunikasi seluler, dan radar.

 Advanced Radio Access Networks(RANs): Heterogeneous Networks(HetNets)


Evolusi infrastruktur HetNet dalam teknologi 5G;
Small Cells; dengan menempatkan empat smallcell dalam satu makro, tidak hanya memberikan
offload data lebih dari 50 persen, tetapi juga meningkatkan kinerja jaringan makro oleh sebesar 315
persen (Hossain, Rasti, Tabassum, & Abdelnasser, 2014).
Cloud RAN; C-RAN merupakan arsitektur jaringan seluler baru yang berbasis cloud computing.
D2D (Device to Device) Communication;
 Software Define Network(SDN)
Teknologi software define radio (SDR)akan memberikan fleksibilitas, power dan biaya yang
efisien.

 Cognitive Radio Network(CRN)


Radio kognitif dapat meningkatkan utilisasi spektrum dengan cara mencari secara terus
menerus frekuensi (spectrum sensing) yang kosong (tidak terpakai) secara real time

 Visible Light Communication(VLC)

10
Visible Light Communication(VLC) merupakan teknologi komunikasi data dengan
menggunakan cahaya sebagai carrier

Aspek Regulator dalam pengembangan Teknlogi 5G

==========================================

11
Salah satu hal yang penting dalam pengaturan interkoneksi tersebut adalah penetapan biaya
interkoneksi yang dapat dijadikan acuan bagi para penyelenggara dalam melakukan
interkoneksi. Metode perhitungan biaya interkoneksi menggunakan Long Run Incremental
Cost (LRIC tentunya harus mendorong terjadinya peningkatan dalam penyediaan interkoneksi
dan mendorong tumbuhnya industri.

Penetapan metode perhitungan ini dilakukan dalam rangka :

a. Memacu penyelenggara telekomunikasi untuk lebih efisien

b. Mendorong tumbuhnya industri telekomunikasi di Indonesia

c. Penyelenggara telekomunikasi baru tidak dibebani biaya sebagai akibat


inefisiensi dari penyelenggara telekomunikasi lainnya

d. Setiap penyelenggara telekomunikasi mempunyai pilihan membangun atau


menyewa jaringan dari penyelenggara lain dalam melakukan interkoneksi.

Pertimbangan lainnya dalam menetapkan metode LRIC sebagai metode perhitungan biaya
interkoneksi karena metode ini sudah digunakan secara internasional pada industri yang
kompetitif. Metode LRIC yang digunakan dalam perhitungan interkoneksi adalah pendekatan
bottom-up. Pendekatan bottom-up dilakukan dengan mengembangkan model konfigurasi
jaringan yang efisien dengan mempertimbangkan kondisi jaringan yang eksisting

12

Anda mungkin juga menyukai