Abstrak— Teknologi terbaru berbasis Pulse Amplitude Modulation (PAM) dapat digunakan untuk sistem Visible Light
Communication (VLC) berkecepatan tinggi. Penelitian ini merangkum kemajuan terbaru pada sistem PAM-VLC
berkecepatan tinggi, termasuk pergeseran fase pada Manchester Coding, filter Nyquist, weighted pre-equalization,
multi-band access, dan hybrid time-frequency domain equalization, yang mendukung VLC data tingkat tinggi dan
efisiensi spektral tinggi melalui transmisi ruang bebas dalam ruangan. Penggunaan teknologi PAM pada VLC
dikarenakan beberapa alasan seperti biaya rendah, tidak sensitif terhadap non-linearitas dari light emitting diode
(LED), dan lebih mudah dalam implementasinya.
Visible Light Communication (VLC) adalah Dengan adanya sistem VLC ini sangat membantu
sebuah sistem komunikasi yang memanfaatkan cahaya dalam proses pengiriman data jarak dekat dengan
tampak sebagai media dalam komunikasi antar kecepatan tinggi [11]. Metode pengiriman atau
perangkat. Sistem VLC terdiri atas tiga bagian besar, pengemasan data banyak diteliti sebagai salah satu
yakni bagian transmitter dengan menggunakan devais poin penting agar proses pengiriman data semakin
LED, kanal yang berupa ruang bebas (free space) dan cepat. Metode yang digunakan untuk mempercepat
receiver dengan menggunakan devais photodetector. proses pengiriman data disebut sebagai teknik
Transmitter terdiri dari Light Emitting Diode, audio modulasi. Jurnal ini akan me-review teknik modulasi
transformator dan baterai [6]. Pada receiver terdiri dari sinyal meggunakan PAM (Pulse Amplitude
solar cell, photodioda, amplifier dan catu daya [6]. Modulation). Tentunya untuk mendukung teknik PAM
Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil output sistem ini digunakan beberapa metode yang disebut sebagai
komunikasi adalah jarak, terang cahaya lampu pergeseran fase, Manchester Coding, filter Nyquist dan
transmitter dan cahaya luar. Pada penelitian ini, sebagainya.
komunikasi dengan VLC dapat melakukan pengiriman
data dengan jarak sejauh 2,5 m, dengan range frekuensi
600 Hz sampai dengan 45 kHz [3]. II. LANDASAN TEORI
B. Receiver
F. Filter Nyquist
III. PEMBAHASAN
Dalam komunikasi, Nyquist ISI criterion
menggambarkan kondisi sinyal yang ketika dipenuhi
A. Efektivitas Pulse Amplitude Modulation
oleh saluran komunikasi (termasuk respons dari filter
(PAM) dan Mekanisme Kerja Visible Light
pengirim dan penerima), tidak menghasilkan inter- Communication pada Sisi Transmitter
symbol interference atau ISI. Metode ini membangun
band-limited function untuk mengatasi efek gangguan Transmitter terdiri atas arbitrary waveform
inter-symbol interference [2]. generator (AWG), Modulator, hard-ware pre-
equalizer, electrical amplifier (EA), bias tee dan
pengirim informasi (red chip RGB LED) [9]. Ketika
client 1 mengirim data ke client yang lain maka
gelombang sinyal elektrik akan dibangkitkan oleh
AWG. Lalu gelombang sinyal elektrik (sinyal
informasi) tersebut akan dimodulasi oleh modulator,
agar dapat mentransmisikan sinyal informasi yang
lebih jauh, menekan derau, memudahkan pengaturan
frekuensi dan sebagainya [3].
REFERENSI
[1] Abramson, N. (1993). Multiple Access
Communications, IEEE Press, New York.
[2] Alamouti, A. (1998). "A Simple Transmitter Diversity
Scheme for Wireless Communications," IEEE 1
Selected Areas Commun., vol. JSAC-16, pp. 1451-
1458, October.
[3] Anderson, J. B., Aulin, T., and Sundberg, C. W. (1986).
Digital Phase Modulation, Plenum, New York.
[4] Forney, G. D., Jr., Gallager, R. G., Lang, G. R.,
Longstaff, F. M., and Qureshi, S. U. (1984). "Efficient
Modulation for Band-Limited Channels," IEEE 1.
Selected Areas Commun., vol. SAC-2, pp. 632-647,
September.
[5] G. Stepniak, L. Maksymiuk, and J. Siuzdak,
“Experimental comparison of PAM, CAP, and DMT
modulations in phosphorescent white LED transmission
link,” IEEE Photon. J. 7, 1–8 (2015).
[6] N. Chi, H. Haas, M. Kavehrad, T. D. Little, and X. L.
Huang, “Visible light communications: demand factors,
benefits, and opportunities,” IEEE Wireless Commun.
22, 5–7 (2015).
[7] P. A. Haigh, S. T. Le, S. Zvanovec, Z. Ghassemlooy, P.
Luo, T. Xu, P. Chvojka, T. Kanesan, E. Giacoumidis, P.
Canyelles-Pericas, H. L. Mihn, W. Popoola, S.
Rajbandari, I. Papakonstantinou, and I. Darwazeh,