Anda di halaman 1dari 7

http://thullabul−ilmiy.or.id/modules/news/article.php?

storyid=3, judul asli ˆHadist−Hadist Palsu Mengenai Keutamaan Bulan Rajab"


diterjemahkan oleh Al Ustadz Abu Al Mundzir As Salafiy

Hadits Palsu Seputar Amalan Bulan Rajab*


Penulis: Al Ustadz Abu Al Mundzir As Salafiy
Hadits, 22 - Agustus - 2005, 23:54:44

1
‫ ﻓﻤ ﻦ ﺻ ﺎم ﻣ ﻦ رﺟ ﺐ‬.‫ ورﻣﻀ ﺎن ﺷ ﻬﺮ أﻣ ﺘﻰ‬,‫ وﺷ ﻌﺒﺎن ﺷ ﻬﺮي‬,‫ رﺟ ﺐ ﺷ ﻬﺮ اﷲ‬: ‫ﺣ ﺪﻳﺚ‬
‫ ﺛ ﻢ ذآ ﺮ أ‬,‫ ووزن آ ﻞ ﺿ ﻌﻒ ﻣﺜ ﻞ ﺟﺒ ﺎل اﻟ ﺪﻧﻴﺎ‬,‫ ﻓﻠ ﻪ ﻣ ﻦ اﻷﺟ ﺮ ﺿ ﻌﻔﺎن‬.‫ﺟﺮ ﻣﻦﻳ ﻮﻣﻴﻦ‬
‫ إﻟ ﻰ‬:‫ ﺛ ﻢ هﻜ ﺬا‬,‫ ﺛ ﻢ ﺳ ﺒﻌﺔ أﻳ ﺎم ﺛ ﻢ ﺛﻤﺎﻧﻴ ﺔ أﻳ ﺎم‬,‫ وﻣ ﻦ ﺻ ﺎم ﺳ ﺘﺔ أﻳ ﺎم‬,‫ﺻ ﺎم أرﺑﻌ ﺔ أﻳ ﺎم‬
‫ﺧﻤﺴ ﺔ ﻋﺸ ﺮ ﻳﻮﻣ ﺎ ﻣﻨ ﻪ‬.

Artinya : “Rajab adalah bulan Allah, Sya`ban bulan Saya (Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam),
sedangkan Ramadhan bulan ummat Saya. Barang siapa berpuasa di bulan Rajab dua hari, baginya
pahala dua kali lipat, timbangan setiap lipatan itu sama dengan gunung gunung yang ada di dunia,
kemudian disebutkan pahala bagi orang yang berpuasa empat hari, enam hari, tujuah hari, delapan hari,
dan seterusnya, sampai disebutkan ganjaran bagi orang berpuasa lima belas hari.

Hadits ini “Maudhu`” (Palsu). Dalam sanad hadits ini ada yang bernama Abu Bakar
bin Al Hasan An Naqqaasy, dia perawi yang dituduh pendusta, Al Kasaaiy- rawi yang
tidak dikenal (Majhul). Hadits ini juga diriwayatkan oleh pengarang Allaalaiy dari jalan
Abi Sa`id Al Khudriy dengan sanad yang sama, juga Ibnu Al Jauziy nukilan dari kitab
Allaalaiy.

2
‫ ﻣ ﻦ ﺻ ﺎم ﺳ ﺒﻌﺔ أﻳ ﺎم ﻣ ﻦ‬,‫ آﺘ ﺐ ﻟ ﻪ ﺻ ﻴﺎم ﺷ ﻬﺮ‬,‫ ﻣ ﻦ ﺻ ﺎم ﺛﻼﺛ ﺔ أﻳ ﺎم ﻣ ﻦ رﺟ ﺐ‬: ‫ﺣ ﺪﻳﺚ‬
‫ أﻏﻠ ﻖ اﷲ ﻋﻨ ﻪ ﺳ ﺒﻌﺔ أﺑ ﻮاب‬,‫ ﻓﺘ ﺢ رﺟﺐ‬,‫ وﻣ ﻦ ﺻ ﺎم ﺛﻤﺎﻧﻴ ﺔ أﻳ ﺎم ﻣ ﻦ رﺟ ﺐ‬,‫ﻣ ﻦ اﻟﻨ ﺎر‬
‫ وﻣ ﻦ ﺻ ﺎم ﻧﺼ ﻒ رﺟ ﺐ ﺣﺎﺳ ﺒﻪ اﷲ ﺣﺴ ﺎﺑﺎ ﻳﺴ ﻴﺮا‬,‫اﷲ ﻟ ﻪ ﺛﻤﺎﻧﻴ ﺔ أﺑ ﻮاب ﻣ ﻦ اﻟﺠﻨ ﺔ‬.
Artinya : “Barang siapa berpuasa tiga hari di bulan Rajab, sama nilainya dia berpuasa sebulan
penuh, barang siapa berpuasa tujuh hari Allah Subhana wa Ta`ala akan menutupkan baginya tujuh pintu
neraka, barang siapa berpuasa delapan hari di bulan Rajab Allah Ta`ala akan membukakan baginya
delapan pintu sorga, siapapun yang berpuasa setengah dari bulan Rajab itu Allah akan menghisabnya
dengan hisab yang mudah sekali.”

Diterangkan di dalam kitab Allaalaiy setelah pengarangnya meriwayatkannya dari


Abaan kemudian dari Anas secara Marfu` : Hadits ini tidak Shohih, sebab Abaan
adalah perawi yang ditinggalkan, sedangkan `Amru bin Al Azhar pemalsu hadits,
kemudian dia jelaskan : Dikeluarkan juga oleh Abu As Syaikh dari jalan Ibnu `Ulwaan
dari Abaan, adapun Ibnu `Ulwaan pemalsu hadits.

1/7
http://thullabul−ilmiy.or.id/modules/news/article.php?storyid=3, judul asli ˆHadist−Hadist Palsu Mengenai Keutamaan Bulan Rajab"
diterjemahkan oleh Al Ustadz Abu Al Mundzir As Salafiy

3
‫ ﻣ ﻦ ﺻ ﺎم ﻣﻨ ﻪ ﻳﻮﻣ ﺎ آﺘ ﺐ ﻟ ﻪ ﺻ ﻮم أﻟ ﻒ ﺳ ﻨﺔ‬.‫ إن ﺷ ﻬﺮ رﺟ ﺐ ﺷ ﻬﺮ ﻋﻄﻴ ﻢ‬: ‫إﻟ ﺦ – ﺣ ﺪﻳﺚ‬.

Artinya : “Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang mulia. Barang siapa berpuasa satu hari di bulan
tersebut berarti sama nilainya dia berpuasa seribu tahun-dan seterusnya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Syaahin dari `Ali secara Marfu`. Dan dijelaskan dalam kitab
Allaalaiy : Hadits ini tidak Shohih, sedangkan Haruun bin `Antarah selalu
meriwayatkan hadits-hadits yang munkar.

4
‫ ﻋ ﺪل ﺻ ﻴﺎم ﺷ ﻬﺮ‬,‫ ﻣﻦ ﺻﺎم ﻳﻮﻣ ﺎ ﻣ ﻦ رﺟ ﺐ‬: ‫ﺣ ﺪﻳﺚ‬-‫إﻟ ﺦ‬
Artinya : “Barang siapa yang berpuasa di bulan Rajab satu hari sama nilainya dia berpuasa
sebulan penuh dan seterusnya”.

Diriwayatkan oleh Al Khathiib dari jalan Abi Dzarr Marfu`. Di sanadnya ada perawi : Al
Furaat bin As Saaib, dia ini perawi yang ditinggalkan.

Berkata Al Imam Ibnu Hajar dalam kitabnya “Al Amaaliy” : sepakat diriwayatkan hadist
ini dari jalan Al Furaat bin As Saaib- dia ini lemah- Rusydiin bin Sa`ad, dan Al Hakim bin
Marwaan, kedua perawi ini lemah juga.

Sesungguhnya Al Baihaqiy juga meriwayatkan hadits ini di kitabnya : “Syu`abul Iman”


dari hadits Anas, yang artinya : “Siapapun yang berpuasa satu hari di bulan Rajab sama
nilainya dia berpuasa satu tahun.” Di menyebutkan hadits yang sangat panjang, akan
tetapi di sanad hadits ini juga ada perawi ; `Abdul Ghafuur Abu As Shobaah Al
Anshoriy, dia ini perawi yang ditinggalkan. Berkata Ibnu Hibbaan : “Dia ini termasuk
orang-orang yang memalsukan hadits”.

5
‫ أط‬.‫ وﺻ ﺎم ﻳﻮﻣ ﺎ‬,‫ ﻣ ﻦ أﺣﻴ ﺎ ﻟﻴﻠ ﺔ ﻣ ﻦ رﺟ ﺐ‬: ‫إﻟ ﺦ – ﻋﻤ ﻪ اﷲ ﻣ ﻦ ﺛﻤ ﺎر اﻟﺠﻨ ﺔﺣ ﺪﻳﺚ‬.
Artinya : “Barang siapa yang menghidupkan satu malam bulan Rajab dan berpuasa di siang
harinya, Allah Ta`ala akan memberinya makanan dari buah buahan sorga- dan seterusnya.”

Diriwayatkan dalam kitab Allaalaiy dari jalan Al Husain bin `Ali Marfu`: Berkata pengarang
kitab: Hadits ini Maudhu` (palsu).

2/7
http://thullabul−ilmiy.or.id/modules/news/article.php?storyid=3, judul asli ˆHadist−Hadist Palsu Mengenai Keutamaan Bulan Rajab"
diterjemahkan oleh Al Ustadz Abu Al Mundzir As Salafiy

6
‫ ﻓ ﺈن ﷲ ﻓ ﻰ آ ﻞ ﺳ ﺎﻋﺔ ﻣﻨ ﻪ ﻋﺘﻘ ﺎء ﻣ ﻦ‬.‫ أآ ﺜﺮوا ﻣ ﻦ اﻻﺳ ﺘﻐﻔﺎر ﻓ ﻰ ﺷ ﻬﺮ رﺟ ﺐ‬: ‫دﻳ ﺚ‬
‫ وإن ﷲ ﻻ ﻳ ﺪﺧﻠﻬﺎ إﻻ ﻣ ﻦ ﺻ ﺎم رﺟ ﺐ‬,‫اﻟﻨ ﺎر‬.
Artinya : “Perbanyaklah Istighfar di bulan Rajab. Sesungguhnya Allah Ta`ala membebaskan hamba
hambanya setiap sa`at di bulan itu, dan Sesungguhnya Allah Ta`ala mempunyai kota kota di Jannah-Nya
yang tidak akan dimasuki kecuali oleh orang yang berpuasa di bulan itu.

Dikatakan dalam “Adz dzail” : Dalam sanadnya ada rawi namanya Al Ashbagh : Tidak bisa
dipercaya.

7
‫ آ ﺎن ﻟ ﻪ ﻣ ﻦ اﻷﺟ ﺮ‬.‫ وﻗ ﺎم ﺗﻠ ﻚ اﻟﻠﻴﻠ ﺔ‬,‫ ﻣ ﻦ ﺻ ﺎم ذﻟ ﻚ اﻟﻴ ﻮم‬,‫ ﻓ ﻰ رﺟ ﺐ ﻳ ﻮم وﻟﻴﻠ ﺔ‬: ‫ﺣ ﺪﻳﺚ‬
‫آﻤ ﻦ ﺻ ﺎم ﻣﺎﺋ ﺔ‬-‫إﻟ ﺦ‬.
Artinya : “Di bulan Rajab ada satu hari dan satu malam, siapapun yang berpuasa di hari itu, dan
mendirikan malamnya. Maka sama nilainya dengan orang yang berpuasa seratus tahun dan seterusnya.

Dikatakatan dalam “Adz dzail” : Di dalam sanadnya ada nama rawi Hayyaj, dia adalah
rawi yang ditinggalkan.

8
Dan demikian disebutkan tentang : “Berpuasa satu hari atau dua hari di bulan itu.”

Disebutkan juga dalam “Adz dzail : Sanad hadits ini penuh dengan kegelapan
sebahagian atas sebahagian lainnya, di dalam sanadnya ada perawi perawi yang
pendusta.

9
Dan demikian diriwayatkan : “Bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam berkhutbah pada hari jum`at
sepekan sebelum bulan Rajab. Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam berkata : “Hai sekalian manusia!
Sesungguhnya akan datang kepada kalian satu bulan yang mulia. Rajab bulan adalah bulan Allah
yang Mulia, dilipat gandakan kebaikan di dalamnya, do`a do`a dikabulkan, kesusahan kesusahan akan
di hilangkan.”

Ini adalah Hadist yang Munkar.

3/7
http://thullabul−ilmiy.or.id/modules/news/article.php?storyid=3, judul asli ˆHadist−Hadist Palsu Mengenai Keutamaan Bulan Rajab"
diterjemahkan oleh Al Ustadz Abu Al Mundzir As Salafiy

10
Dan dalam hadits yang lain : “Barang siapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, dan mendirikan satu
malam dari malam-malamnya, maka Allah Tabaraka wa Ta`ala akan membangkitkannya dalam keadaan
aman nanti di hari Kiamat- dan seterusnya.”

Di dalam sanad hadits ini : Kadzaabun (para perawi pendusta).

11
Demikian juga hadits : “Barang siapa yang menghidupkan satu malam di bulan Rajab, dan
berpuasa di siang harinya: Allah akan memberikan makanan buatnya buah buahan dari Sorga- dan
seterusnya.”

Didalam sanadnya : Para perawi pembohong/pemalsu hadits.

12
Demikian juga hadits : “Rajab bulan Allah yang Mulia, dimana Allah mengkhususkan bulan
itu buat diri-Nya. Maka barang siapa yang berpuasa satu hari di bulan itu dengan penuh
keimanan dan mengharapkan Ridho Allah, dia akan dimasukan ke dalam Jannah Allah Ta`ala-
dan seterusnya.”

Didalam sanadnya : Para perawi yang ditinggalkan.

13
Demikian juga hadits : “Rajab bulan Allah, Sya`ban bulan Saya (Rasulullahu Shollallahu `alaihi wa
Sallam, Ramadhan bulan ummat Saya.”

14
Demikian juga hadits : “Keutamaan bulan Rajab di atas bulan bulan lainnya ialah : seperti keutamaan
Al Quran atas seluruh perkataan perkataan lainnya- dan seterusnya.”

Berkata Al Imam Ibnu Hajar : Hadits ini Palsu.(13 & 14)

Berkata `Ali bin Ibraahim Al `Atthor dalam satu risalahnya : “Sesungguhnya apa-
apa yang diriwayatkan tentang keutamaan tentang puasa di bulan Rajab, seluruhnya
Palsu dan Lemah yang tidak ada ashol sama sekali”. Berkata dia : “`Abdullah Al Anshoriy
tidak pernah puasa di bulan Rajab, dan dia melarangnya, kemudian berkata : “Tidak ada
yang shohih dari Nabi Muhammad Shollallahu `alaihi wa Sallam satupun hadist mengenai
keutamaan bulan Rajab.” Kemudian dia berkata : Dan demikian juga : “Tentang amalan
amalan yang dikerjakan pada bulan ini : Seperti mengeluarkan Zakat di dalam bulan Rajab
tidak di bulan lainnya.” Ini tidak ada ashol sama sekali.

4/7
http://thullabul−ilmiy.or.id/modules/news/article.php?storyid=3, judul asli ˆHadist−Hadist Palsu Mengenai Keutamaan Bulan Rajab"
diterjemahkan oleh Al Ustadz Abu Al Mundzir As Salafiy
Dan demikian juga, “Dimana penduduk Makkah memperbanyak `Umrah di bulan ini
tidak seperti bulan lainnya.” Ini tidak ada asal sama sekali sepanjang pengetahuan saya. Dia
berkata : “Diantara yang diada-adakan oleh orang yang `awwam ialah : “Berpuasa di awal
kamis di bulan Rajab,” yang keseluruhannya ini adalah : Bid`ah. Dan diantara yang mereka
ada-adakan juga di bulan Rajab dan Sya`ban ialah : “Mereka memperbanyak ketaatan
kepada Allah melebihi dari bulan bulan lainnya.”
15
Adapun yang diriwayatkan tentang : “Bahwa Allah Ta`ala memerintahkan Nabi Nuh `Alaihi wa Sallam
untuk membuat kapalnya di bulan Rajab ini, serta diperintahkan kamu Mu`minin yang bersama dia
untuk berpuasa di bulan ini.”

Ini Hadits Maudhu` (Palsu).

Diantara bid`ah-bid`ah yang menyebar di bulan ini adalah:


Bid’ah: Sholat Ar-Raghaaib

Sholat Ar Raghaaib ini diamalkan di setiap awal Jum`at di bulan Rajab.

Ketahuilah semoga Allah Tabaraka wa Ta`ala merahmatimu- bahwa mengagungkan


hari ini, malam ini sesungguhnya diadakan ke dalam Din Islam ini setelah abad keempat
Hijriyah. Lihat literatur berikut ini tentang bid`ahnya sholat Raghaib:
1. “Iqtida` As Shiratul Mustaqim” : hal.283. Dan “Tulisan Ilmiyah diantara dua orang
Imam ; Al `Izz bin `Abdus Salam dan Ibnu As Sholah sekitar Sholat Raghaaib.”
2. “Al Ba`itsu `Ala Inkari Al Bida` wa Al Hawaadist” : hal. 39 dan seterusnya.
3. “Al Madkhal” oleh Ibnu Al Haaj : 1/293.
4. “As Sunan wal Mubtadi`aat” : hal. 140.
5. “Tabyiinul `Ujab bima warada fi Fadhli Rajab” : hal. 47.
6. “Fataawa An Nawawiy” : hal. 26.
7. “Majmu` Al Fataawa oleh Ibnu Taimiyah” : 2/2.
8. “Al Maudhuu`aat” : 2/124.
9. “Allaalaaiy Al mashnu`ah” : 2/57.
10. “Tanzihus Syari`ah” : 2/92.
11. “Al Mughni `anil Hifdzi wal Kitab” : hall. 297- serta bantahannya : Jannatul Murtaab.
12. “Safarus Sa`adah” : hal. 150.

5/7
http://thullabul−ilmiy.or.id/modules/news/article.php?storyid=3, judul asli ˆHadist−Hadist Palsu Mengenai Keutamaan Bulan Rajab"
diterjemahkan oleh Al Ustadz Abu Al Mundzir As Salafiy
Sepakat `Ulama tentang hadits-hadits yang diriwayatkan mengenai keutamaan bulan
Rajab adalah palsu, sesungguhnya telah diterangkan oleh sekelompok Al Muhaditsin tentang
palsunya hadits sholat Ar Raghaaib diantara mereka ialah : Al Haafidz Ibnu hajar, Adz
Dzahabiy, Al `Iraaqiy, Ibnu Al Jauziy, Ibnu Taimiyah, An Nawawiy dan As Sayuthiy dan selain
dari mereka. Kandungan dari hadits-hadits yang palsu itu ialraah mengenai keutamaan
berpuasa pada hari itu, mendirikan malamnya, dinamakan “shalat Ar Raghaaib,” para ahli
Tahqiiq dikalangan ahli ilmu telah melarang mengkhususkan hari tersebut untuk berpuasa,
atau mendirikan malamnya melaksanakan sholat dengan cara yang bid`ah ini, demikian juga
pengagungan hari tersebut dengan cara membuat makanan makanan yang enak-enak,
mengishtiharkan bentuk bentuk yang indah indah dan selain yang demikian, dengan tujuan
bahwa hari ini lebih utama dari hari hari yang lainnya.

Bid’ah: Sholat Ummu Daawud di pertengahan bulan Rajab


Demikian juga hari terakhir dipertengahan bulan Rajab, dilaksanakan sholat yang dinamakan
sholat “Ummu Daawud” ini juga tidak ada asholnya sama sekali. (“Iqtidaus Shiraatul
Mustaqim”: hal. 293)

Berkata Al Imam Al Hafidz Abu Al Khatthaab : “Adapun sholat Ar Raghaaib, yang


dituduh sebagai pemalsu hadits ini ialah : `Ali bin `Abdullah bin jahdham, dia memalsukan
hadits ini dengan menampilkan rawi rawi yang tidak dikenal, tidak terdapat diseluruh kitab.”
Pembahasan Abu Al Khatthaab ini terdapat dalam: “Al Baa`its `Ala Inkaril Bida` wal Ahadist”
: hal.40. Abul Hasan : `Ali bin `Abdullah bin Al Hasan bin Jahdham, As Shufiy, pengarang
kitab : “Bahjatul Asraar fit Tashauf”. Berkata Abul Fadhal bin Khairuun : Dia pendusta.
Berkata selainnya : Dia dituduh sebagai pemalsu hadits sholat Ar Raghaaib.
Lihat terjemahannya dalam : “Al `Ibir fi Khabar min Ghubar.” : (3/116), “Al Mizan” :
(3/142), “Al Lisaan” : (4/238), “Maraatul Jinaan” (3/28), “Al Muntadzim” : (8/14), “Al
`Aqduts Tsamiin” : (6/179).
Asal daripada sholat ini sebagaimana diceritakan oleh : At Thurthuusyiy dalam
“kitabnya” : “Telah mengkhabarkan kepada saya Abu Muhammad Al Maqdisiy, berkata Abu
Syaamah dalam “Al Baa`its” : hal. 33 : “Saya berkata : Abu Muhammad ini perkiraan saya
adalah `Abdul `Aziz bin Ahmad bin `Abdu `Umar bin Ibraahim Al Maqdisiy, telah
meriwayatkan darinya Makkiy bin `Abdus Salam Ar Rumailiy As Syahiid, disifatkan dia sebagai
As Syaikh yang dipercaya, Allahu A`lam.” Berkata dia: tidak pernah sama sekali dikalangan
kami di Baitul Maqdis ini diamalkan sholat Ar Raghaaib, yaitu sholat yang dilaksanakan di
bulan Rajab dan Sya`ban. Inilah bid`ah yang pertama kali muncul di sisi kami pada tahun 448
H, dimana ketika itu datang ke tempat kami di Baitil Maqdis seorang laki laki dari Naabilis
dikenal dengan nama Ibnu Abil Hamraa`, suaranya sangat bagus sekali dalam membaca Al
Quran, pada malam pertengahan (malam keenam belas) di bulan Sya`ban dia mendirikan
sholat di Al Masjidil Aqsha dan sholat di belakangnya satu orang, lalu bergabung dengan orang
ketiga dan keempat, tidaklah dia menamatkan bacaan Al Quran kecuali telah sholat
bersamanya jama`ah yang banyak sekali, kemudian pada tahun selanjutnya, banyak sekali
manusia sholat bersamanya, setelah itu menyebarlah di sekitar Al Masjidil Aqsha sholat
tersebut, terus menyebar dan masuk ke rumah rumah manusia lainnya, kemudian tetaplah
pada zaman itu diamalkan sholat tersebut yang seolah olah sudah menjadi satu sunnah di
kalangan masyarakat sampai pada hari kita ini.

6/7
http://thullabul−ilmiy.or.id/modules/news/article.php?storyid=3, judul asli ˆHadist−Hadist Palsu Mengenai Keutamaan Bulan Rajab"
diterjemahkan oleh Al Ustadz Abu Al Mundzir As Salafiy
Dikatakan kepada laki laki yang pertama kali mengada-adakan sholat itu setelah dia
meninggalkannya, sesungguhnya kami melihat kamu mendirikan sholat ini dengan jama`ah.
Dia menjawab dengan mudah : “Saya akan minta ampun kepada Allah Ta`ala.”
Kemudian berkata Abu Syaamah : “Adapun sholat Rajab, tidak muncul di sisi kami di
Baitul Maqdis kecuali setelah tahun 480 H, kami tidak pernah melihat dan mendengarnya
sebelum ini.” (Al Baa`itsu : hal. 32-33).
Fatwa Ibnu As Sholaah tentang sholat Ar Raghaaib, Malam Nishfu Sya`ban.

Bid’ah: Sholat Al Alfiah

Sesungguhnya As Syaikh Taqiyuddin Ibnu As Sholaah rahimahullah Ta`ala pernah


dimintai fatwa tentang hal ini, lalu beliau menjawab :
“Adapun tentang sholat yang dikenal dengan sholat Ar Raghaaib adalah bid`ah, hadits yang
diriwayatkan tentangnya adalah palsu, dan tidaklah sholat ini dikenal kecuali setelah tahun
400 H, tidak ada keutamaan malamnya dari malam malam yang lainnya.
Lihat Hadist hadist ini dalam kitab yang disebutkan di atas hal. 100-101, dan hal. 439-
440.

Diterjemahkan dari kitab Al Fawaaid Al Majmu`ah, Al Ahadiits Al Maudhu`ah, karya


Syaikhul Islam Muhammad Bin `Ali As Syaukaniy (Wafat : 1250 H)

7/7

Anda mungkin juga menyukai