Anda di halaman 1dari 8

Hukum sesajen

Jumat, 01 September 06 (23:14) - oleh : junaidi


muqadimah

Kemudian mereka mengambil ilah-ilah selain Dia (untuk disembah), yang tidak
menciptakan sesuatu apa pun, bahkan mereka sendiri pun diciptakan dan tidak kuasa
untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil)
sesuatu kemanfa'atan dan tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) mem-
bangkitkan.” (QS. 25:3)

Kajian kali ini tampil di hadapan saudara dengan sebuah topik yang sangat unik dan
menarik mungkin jarang sekali dari umat islam yang mengkajinya, bagi seorang pelajar
ini bukan sebuah problema masa kini yang ada urgensinya untuk kita kritisi, seharusnya
kita sekarang ini mengkaji permasalahan islam kontemporer.

Saudaraku…! Tidak boleh kita lupa bahwa ini adalah permasalahan aqidah umat abad
sekarang, dimana kesyirikan menjadi sebuah keyakinan yang baik dan benar, pantas di
yakini dan sangat kuat membelanya, sebagaimana kita membela agama kita, umat islam
akan marah kalau islam di hina begitu juga dengan mereka, begitu kokohnya pendirian
mereka, terhadap apa yang mereka yakini, untuk memperbaikinya hal demikian
membutuhkan waktu yang sangat panjang, tidak hanya se-tahun atau dua tahun, sejarah
mencatat selama tiga belas tahun Rosulullah menanamkan aqidah yang benar pada para
sahabatnya di makkah dan sepuluh tahun di madinah. Ini membuktikan betapa
perhatiannya rosulullah terhadap kemurnian aqidah umat waktu itu. Dan bagaimana
Rosullulah sangat menentang keras paganisme.bagaimana dengan keadaan kita sekarang
ini.?

Fakta, realita hari ini di depan kita berbicara: aqidah umat masih miring….!!! entah sudah
sampai kepada mereka satu kebenaran atau belum…!!!Kenapa sampai sekarang ini masih
berlaku…??? Masihkan kita katakan bahwa kajian ini bukan permasalahan yang urgen
atau kontemporer…???.

Tauhid adalah inti dari ajaran islam, semua utusan Allah mengajak umatnya untuk
mengesakanNya. Terdapat banyak ayat dari Al-Quran yang menjelaskan hal itu:

“Sungguh telah kami utus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata:); “sesungguhnya aku
adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu, agar kamu tidak menyembah selain
Allah, Sesungguhnya aku takut kamu akan di timpa azab pada hari yang menyedihkan
(QS. Huud: 25-26)

“Keapada kaum ‘Aad kami utus saudara mereka,Huud. Ia berkata hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu tuhan selain Dia. Kamu hanya mengada-ada saja.(QS.
Huud: 50)

“Dan kepada Tsamud kami utus saudara mereka Sholeh, Sholeh berkata: Hai kaumku,
sembahlah Allah. Sekali-kali tidak ada bagimu tuhan selain Dia. (QS. Huud: 61)

“Dan kami tidak mengutus seorang rosulpun sebelum kamu, melainkan kami wahyukan
kepadanya: bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku. QS.Al-anbiya’: 25)

Karena kita terlalu mengganggap remeh pemasalahan ini akhirnya sedikit demi sedikit
mulai berkembang biak pada aqidah masyarakat kita lainnya. maka tugas kita harus
mebendung arus semua arus yang berbau kesyirikan, dan mengembalikan paham mereka
pada Al-quran dan As-sunnah yang Allah dan rosulNya ajarkan pada umatnya,

Islam adalah agama yang komprehensif mencakup semua lini-lini kehidupan manusia,
silahkan kita kaji apa saja dari permasalah islam dan umat tanpa me-marjinal-kan
permasalahan umat lainnya

Semoga makalah singkat dan sederhana ini dapat memberikan sedikit ilmu sebagai bekal
kita untuk mencegal kesyirikan yang ada pada diri kita, keluarga, masyarakat, paling
tidak kita tidak melakukan kesyirikan itu.

Hukum sesajen tema yang akan kita bahas kali ini. pemakalah yakin di sana banyak
kekurangan dan kesalahan oleh karena itu tidak perlu ragu dan sungkan untuk meng-
share ilmu atau pengalamannya guna menyempurnakan makalah ini.

Upaya Nabi SAW dalam menjaga kemurnian tauhid

Dalam hal ini pemakalah akan bawakan dalil-dalil tentang upaya nabi muhammdad SAW
menjaga kemurnian tauhid dan menutup segala pintu yang menuju ksyirikan.

Allah swt berfirman: “Sungguh telah datang kepadamu seorang rosul dari kaummu
sendiri , berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan
keselamatan untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang mu’min”
(QS. At taubah, 128)

Dalam hadist yang di riwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rosulullah bersabda:
“Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan janganlah kalian
jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, ucapkanlah sholawat untukku, karena
sesungguhnya ucapan sholawat kalian akan sampai kepadaku dimana saja kalian berada
(HR.Abu Daud)

Dalam hadist yang lain dari anas bin malik ada sebagian orang berkata: ya Rosulullah,
Wahai orang yang paling baik di antara kami, dan putra terbaik diantara kami, wahai tuan
kami dan putra tuan kami”, maka Rosulullah Bersabda: Saudara-saudara sekalian
ucapkanlah kata-kata yang wajar saja bagi kamu sekalian, dan janganlah sekali-kali
kalian terbujuk oleh syetan, aku adalah Mumhammad, hamba Allah dan utusanya, aku
tidak senang kalian mengagungkanku melebihi kedudukanku yang telah di berikan
kepadaku oleh Allah SWT. (HR. An Nasai)
Dikisahkan oleh Abi Waqid Al Laitsi : “Suatu saat kami keluar bersama Rosulullah
menuju hunain, sedangkan kami baru saja masuk islam, di saat itu orang-orang musyrik
memiliki sebatang pohon bidara yang di kenal dengan dzatun anwath, mereka selalu
mendatanginya dan menggantungkan senjata-senjata perang mereka pada pohon tersebut,
disaat kami meelwati pohon tersebut, kami berkata : ya Rosulullah, Buatkanlah untuk
kami dzatun anwath sebagaimana mereka memilikinya “ maka Rosulullah menjawab :
Allah Akbar, itulah tradisi (orang sebelum kamu) demi Allah yang aku ada di tanganNya,
kalian telah mengatakan suatu perkataan seperti yang dikatakan Bani Israil kepada Musa :
“Buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan, musa
menjawab : Sungguh kalian adalah kaum yang tidak mengerti” kalian pasti akan
mengikuti yang orang sebelum kalian (HR. tirmidzi dan dinyatakan soheh olehnya)
Masih banyak hadist lain yang berkenaan dengan hal itu, dalil di atas cukup
membuktikan bagaimana upaya rosulullah menghilangkan kesyirikan sejak tumbuhnya
islam pada abad pertama.

Pengertian tumbal dan sesajen

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, tumbal adalah sesuatu yang digunakan untuk
menolak bala, penyakit dan sebagainya. Sedangkan sajen merupakan makanan atau
bunga-bungaan dan sebagainya yang disajikan kepada orang (makhluk) halus, roh dan
semisalnya. Untuk mendatangkan suatu keberuntungan dan menjauhkan suatu
kemudharatan.

Tumbal, dalam prakteknya lebih khusus atau identik dengan sembelihan dan kurban,
sedangkan sesajen biasanya berbentuk makanan yang siap dihidangkan seperti: Jenis-
jenis bubur; Buah; Daging atau Ayam yang telah dimasak, dan dilengkapi dengan
berbagai macam bunga serta terkadang uang logam.

Ada pula jenis lain dari sesajen, yaitu menyediakan berbagai jenis tanaman dan biji-bijian
seperti padi, tebu, jagung dan lain-lain yang masih utuh dengan tangkainya, kemudian di
letakkan pada tiang rumah atau pojokan rumah yang baru dibangun supaya rumah
tersebut aman, tentram dan tidak membawa sial.

Adapun tumbal dilakukan dalam bentuk sembelihan, seperti: Menyembelih ayam dengan
ciri-ciri tertentu untuk kesembuhan penyakit atau untuk menolak kecelakaan;
Menyembelih kerbau atau sapi, lalu kepalanya di tanam ke dalam tanah yang di atasnya
akan dibangun sebuah gedung atau proyek, supaya proyek pembangunan berjalan lancar
dan bangunan-nya membawa berkah.

Jadi pada intinya tumbal dan sesajen adalah mempersembahkan sesuatu kepada makhluk
halus (roh, jin, penjaga tempat-tempat angker, dll) dengan harapan agar yang diberi
persembahan tersebut tidak mendatangkan bala, atau musibah dan berharap dengan-nya
keberuntungan dan kesuksesan.

Asal-usul-nya
Kita lihat masyarakat kita, bagaimana budaya yang aneh dan primitif ini begitu melekat
dalam diri mereka dan menjadi adat ritual dalam keseharian mereka, sebenarnya siapa
yang mengusung budaya seperti ini? siapa pencetusnya? Mereka mengasumsi budaya
seperti ini dari mana?. Akankah mereka katakan ini adalah sebagian dari ajaran islam
yang Allah turunkan kepada nabi Muhammad s.a.w kemudian disamapaikan kepada
sahabatnya kemudian dan kemudian dan kemudian dan akhirnya sampai pada umatnya,
yang sudah puluhan abad ini menghilang dari ajaran islam…! Kita katakan ini ajaran
islam yang mana? Tuhan yang mana? Nabi yang mana? Bukankah nabi Muhammad
SAW selalu menjaga kemurnian aqidah umatnya,bukankah selama tiga belas tahun
lamanya Muhammad SAW menanamkan aqidah yang benar. Bahwa Dialah tuhan yang
satu yang patut di sembah,! Yang maha besar, dan maha perkasa dan kuasa, hanya Dialah
yang berhak memberikan mamfaat dan mudharat…!!!

Sesajen merupakan warisan budaya Hindu dan Budha yang biasa dilakukan untuk
memuja para dewa, roh tertentu atau penunggu tempat (pohon, batu, persimpangan, yang
angker-angker gitu loh ) dan lain-lain yang mereka yakini dapat mendatangkan
keberuntungan dan menolak kesialan. Seperti: ritual menjelang panen yang mereka
persembahkan kepada Dewi Sri (dewi padi dan kesuburan) yang mungkin masih
dipraktekkan di sebagian daerah yang ada di indonesia misalnya di jawa upacara
Nglarung (membuang kesialan) ke laut yang masih banyak dilakukan oleh mereka yang
tinggal di pesisir pantai selatan pulau Jawa tepatnya di tepian Samudra Indonesia yang
terkenal dengan mitos Nyi Roro Kidul

Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa budaya seperti tersebut di atas bukan budaya
islam, melainkan ini adalah ajaran dari agama hindu dan budha penyembah batu dan
berhala itu.

Hukum tumbal dan sesajen

Tumbal dan sesajen merupakan warisan kepercayaan animisme dan dinamisme, yaitu
suatu anggapan bahwa benda-benda atau tempat tertentu di alam raya ini memiliki
kekuatan ghaib (magic) yang dapat mencelakai seseorang atau menolong dan memenuhi
keinginannya, nah…!. Agar penguasa tempat atau benda tersebut tidak mengganggu,
maka harus di sogok dengan sebuah hadiah, baik itu tumbal kepala sapi, ayam dll atau
sesajen berupa makanan baik itu rendang atau sate gulai dll , yang itu jelas merupakan
salah satu bentuk dari ibadah yang haus di lakukannya..

Pada hukum asalnya dalam Islam, memalingkan peribadatan, do’a, pengharapan (raja'),
takut (khauf), sembelihan, nadzar, isti'anah, istigha-tsah dan sebagainya kepada selain
Allah adalah syirik. Secara mutlak orang yang melakukan kesyirikan adalah kafir keluar
dari islam, apabila orang tersebut sudah di berikan hujjah atau argument yang kuat hingga
sampai kepadanya kebenaran yang haq, dan neraka tempat bagi orang-orang musyrik.

Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu memohon / berdoa kepada selain Allah, yang tidak dapat
memberikan mamfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat
hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikan termasuk orang-orang yang dholim
(musyrik)” (QS. Yunus, 106)

Allah Ta'ala memerintahkan kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam untuk


menyelisihi orang-orang musyrik yang beribadah dan menyembelih karena selain Allah,
Dia berfirman,

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalat-ku, ibadatku, hidupku dan matiku hanya-lah untuk


Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya’ Dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)"
(QS. 6:162-163)

Di dalam surat al-Kautsar Allah Subhannahu wa Ta'ala juga berfirman:


“Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu; dan berkorbanlah.” (QS. 108:2)

Ali Bin Abi Tholib berkata: Rosulullah SAW bersabda kepadaku tentang empat perkara:
“Allah melaknat orang-orang yang menyembelih binatang bukan karena Allah, Allah
melaknat orang-orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang-orang
yang melindungi orang yang berbuat kejahatan, dan Allah melaknat orang-orang yang
merubah tanda batas tanah” (HR. Muslim)

Allah berfirman…

“orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan keimanan mereka dengan
kezaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang
yang mendapatkan petunjuk” (Q.S.Al-an’aam: 82)

Berkata Ibnu Jarir “ keimanan itu ikhlas hanya kepada Allah semata”

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menafsirkan: orang-orang yang ikhlas beribadah kepada allah
semata dan tidak menyekutukannya dengan apapun, mereka itulah yang berhak mendapat
kenyaman pada hari kiamat dan pentunjuk di dunia dan akhirat.

Ibnu Mas’ud menceritakan ketika turunnya ayat ini para sahabat kaget dan bertanya: ya
rosulullah siapa di antara kami yang tidak pernah mencampur keimanan kami dengan
kezaliman? Rosul menjawab: bukan itu yang di maksud.! Tidakkah kau denger kata-kata
lukman terhadap anaknya “ bahwa kesyirikan itu adalah kezaliman yang besar.

Dan Rosulullah memberikan peringatan pada kita dalam hadis yang lain:

“Sesungguhnya yang paling aku takuti dari kalian adalah syirik kecil, kemudian sahabat
bertanya apa syirik kecil itu ya rosulullah? Rosul menjawab “ riya’” (H.s.r.Ahmad)

Jika kesyirikan yang kecil itu yang rosul takutkan, bagaimana dengan syirik yang besar
yang lebih dahsyat itu…???

Umumnya dalil di atas menjelaskan bahwa shoalat, sembelihan dan ibadah dan yang
lainnya harus di dasari niat hanya untuk allah SWT Orang yang memalingkan atau
menyimpangkan persembahan kurban atau penyembelihan kepada selain Allah adalah
musyrik.

Masuk Neraka karena Lalat

Mungkin saja sebagian orang yang melakukan tumbal dan sesajen ber-alasan, bahwa
yang dipersembahkan bukanlah nyawa manusia yang konon pernah terjadi di zaman dulu,
namun hanya sekedar binatang yang keberadaannya memang untuk dimanfa’atkan
manusia. Itung-itung sedekah lah, sedekah alam, sedekah bumi, laut atau gunung,
demikian sebagian di antara mereka beralasan.

Perlu diketahui, bahwa permasalahannya tidak sesederhana itu, sebab ini menyangkut
tauhid dan syirik yang berkaitan dengan status keislaman seseorang serta ancaman Allah
terhadap para musyrikin. Jika apa yang mereka lakukan adalah memang bentuk sedekah,
maka tentu Allah SWT dan Rasulullah SAW akan membiarkan orang-orang jahiliyah
mengerjakan hal semacam itu, sebab mereka masih mengakui rububiyah Allah. Letak
permasalahannya bukanlah pada apa yang mereka sembelih atau mereka sede-kahkan
(menurut mereka), namun pada tujuan untuk siapa sembelihan dan persembahan itu
dilakukan.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pernah mengisahkan seseorang yang masuk


neraka karena seekor lalat, dan masuk surga karena seekor lalat.

dalam hadis yang di riwayatkan oleh Imam Ahmad dari Thoriq Bin Syihab. Rosul ber
sabda

"Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk neraka karena
seekor lalat pula." Para shahabat bertanya," Bagaimana hal itu ya Rasulullah?" Beliau
menjawab, "Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tak
seorang pun dapat melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu
kurban. Ketika itu berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang
tersebut,"Persembahkanlah korban kepadanya." Dia menjawab,"Aku tidak mempunyai
sesuatu yang dapat kupersembahkan kepadanya." Mereka pun berkata kepadanya lagi,"
Persembahkan meskipun seekor lalat." Lalu orang tersebut mempersembahkan seekor
lalat dan mereka pun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanan, maka dia
masuk neraka karenanya. Kemudian mereka berkata kepada yang lain," Persembahkanlah
korban kepadanya." Dia menjawab" Tidak patut bagiku mempersembahkan sesuatu
kepada selain Allah Azza wa Jalla." Kemudian mereka memenggal lehernya. Karenanya
orang ini masuk surga."

Perhatikan bagaimana kondisi orang yang melakukan persembahan kepada selain Allah
di dalam hadits di atas. Dia tidak dengan sengaja meniatkan persembahan itu, sekedar
untuk melepaskan diri dari perlakuan buruk para pemuja berhala itu, dan hanya
persembahan seekor lalat, namun ter-nyata telah menjerumuskannya ke dalam neraka.

Jika demikian, maka bagaimana halnya dengan yang mela-kukan penyembelihan untuk
selain Allah, lebih dari seekor lalat atas kemauan dan niat sendiri?

Perbuatan tidak hanya dilihat dari hasilnya tetapi tidak kalah penting hatinya, karena
segala amalan besumber dari hati dan niatnya.

Inilah permasalahan aqidah umat islam saat ini, maka kita sebagai pelajar yang
mempelajari tentang keislaman yang benar kita harus meluruskan kembali paham-paham
umat yang keluar dari Al-Quran dan As-Sunnah

Bahaya Tumbal Dan Sesajen

Tumbal dan sesajen adalah syirik dan berbahaya, sama bahayanya dengan kemusyrikan
yang lain, di antara bahaya itu adalah:

1. Menjerumuskan ke Neraka

Kemusyrikan merupakan penyebab utama untuk masuk neraka, Allah Subhannahu wa


Ta'ala berfirman,
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-
orang zhalim itu seorang penolong pun.” (QS. 5:72)

Firman-Nya yang lain, artinya,


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (an-Nisa: 48)

2. Membenarkan Khurafat

Dari keyakinan syirik inilah muncul berbagai khurafat yang tersebar di masyarakat, mitos
dan legenda yang penuh dengan takhayul, kisah-kisah yang sama sekali tidak bisa
diterima oleh akal sehat dan tidak dapat dibenarkan oleh hati nurani manusia.

3. Syirik adalah Kezhaliman Terbesar.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,


"Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zhalim." (al-Baqarah: 254)
Juga firman-Nya yang lain,
"Sesungguhnya kemusyrikan itu adalah kezhaliman yang besar." (Lukman: 13)

Adakah kazhaliman yang lebih besar daripada sikap seseorang yang diciptakan oleh
Allah tetapi justru menyembah kepada selain Allah? Atau orang yang diberi rizki oleh
Allah namun justru bersyukur dan memuja kepada selain Allah?
4. Syirik Menimbulkan Rasa Takut

Orang musyrik tidak memiliki keteguhan dan rasa percaya kepada Allah, sehingga
hidupnya penuh dengan kegelisahan, jiwanya labil dipermainkan oleh klenik, khurafat
dan takhayul. Dia selalu diliputi ketakutan, takut akan segala-galanya dan terhadap
segala-galanya, dan inilah kehidupan yang sangat buruk.

5. Merupakan Pelecehan Terhadap Martabat Manusia

Apabila seseorang menyembah kepada sesama makhluk, yang tidak dapat memberikan
manfa’at dan menimpakan bahaya, maka berarti telah menjatuhkan martabat
kemanusiaannya ke tempat yang terendah. Allah telah memuliakan manusia dan menga-
runiai akal kepada mereka, maka apakah layak dan pantas seorang yang berakal dan
terhormat menyembah dan merendahkan diri di hadapan patung, pohon, jin, khadam,
keris, batu dan yang semisalnya. Maka tidak ada pelecehan terhadap martabat manusia
yang lebih parah daripada kemusyrik-an.

Ikhtitam

semoga makalah singkat ini dapat membantu memudahkan kita dalam memahami hukum
yang berkenaan dengan sesajen dan tumbal yang sedang marak di masyarakat kita,
mudah-mudahan makalah ini bias kita jadikan bekal ilmu untuk terjun dimasyarakat nanti
amin…

Wallahu a’lamu bish showab…

Refrensi:

• Al Quran dan terjemahannya


• Tafsir ibnu Katsir
• kitab tahid, Muhammad Bin Abdul Wahhab, Alih Bahasa; M.Yusuf Harun MA, Maktab
Da’wah Jaliat Robwah, 2002
• Aqidah Washithiah, Muhammad Sholih al-Utsaimin
• Wiqoyatul Insan Minal Jin Was Syaithon, Wahid Abdus Salam Baly

Anda mungkin juga menyukai