Anda di halaman 1dari 3

Solok Selatan

I'tikaf Ramadhan Meraih Redha Allah Menjangkau Lailatul Qadar


Contributed by Buya H Mas'oed Abidin
Sunday, 21 September 2008

"Diriwayatkan dari
Anas ra ,ia berkata Rasulullah SAW biasa melakukan i'tikaf pada sepuluh hari
terakhir pada bulan Ramadhan. Kemudian beliau pernah tidak beri'tikaf pada
suatu tahun, lalu pada tahun berikutnya beliau beri'tikaf selama dua puluh
hari" (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah. Umat Islam


dianjurkan untuk memperbanyak ibadah didasari dengan iman kepada Allah semata.
Maka Allah SWT akan mengampuninya.

I'tikaf adalah salah satu ibadah yang dapat


dilakukan pada bulan Ramadhan. I'tikaf adalah salah satu sistem peribadatan
dalam Islam, dengan berdiam diri di Masjid untuk sementara waktu dengan niat
ibadah.

http://www.solok-selatan.com Powered by Joomla! Generated: 27 August, 2009, 15:51


Solok Selatan

I'tikaf biasanya diisi dengan ibadah sunah,


misalnya memperbanyak shalat sunah, membaca Al Quran dan berzikir Dapat juga
dimanfaatkan untuk memperdalam tsaqafah (wawasan) keislaman.

Hakikatnya, I'tikaf adalah memisahkan diri untuk


sementara waktu dari hiru biru kemelut kehidupan beragam di tengah masyarakat
dan membenamkan diri dalam kehidupan beragama yang focus, dan dilakukan dengan
berdiam diri di Masjid. Intinya adalah konsentrasi meningkatkan ketaqwaan.

Ketika ketaqwaan umat Islam mulai lemah dan


sirna oleh peristiwa yang menekan atau himpitan jiwa yang tak terpenuhi dalam
kehidupan berbagai tuntutan dalam sosial masyarakat, maka salah satu solusinya
adalah i'tikaf. Lamanya waktu i'tikaf tergantung pada pengembalian taqwa itu.
Minimal masa yang diperlukan dalam berdiam diri di masjid itu selama waktu tuma'ninah
(waktu selama ruku' dalam raka'at).

Bagaimana Rasulullah beri'tikaf? Siti Aisyah


berkata. "Nabi Muhammad SAW. apabila hendak beri'tikaf beliau shalat
subuh lalu masuk ke tempat i'tikaf" (Muttafaqunlaih).

Rasulullah SAW. tidak pulang pergi ketika


beri'tikaf kecuali apabila ada keperluan. Siti Aisyah r.a mengatakan, "Rasulullah
SAW. mengulurkan kepalanya kepada saya, sedang beliau berada di masjid,
kemudian saya menyisir rambutnya, dan beliau tidak masuk rumah apabila sedang
beri'tikaf, kecuali beliau ada keperluan". (HR. Bukhari)

Mengenai bila masa i'tikaf itu dilaksanakan,


sebaik-baik waktunya pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, berdasarkan contoh
tauladan yang telah diberikan oleh Rasulullah SAW. Merujuk penuturan
Aisyah Radhiallahu 'anha, beliau berkata, "adalah Rasulultah SAW.
apabila telah masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dibangunkanlah
keluarganya dan senantiasa mengencangkan ikat pinggang" (Muttafaqunalaih).

Pada bulan Ramadhan yang penuh berkah mari kita


kunjungi Masjid untuk beri'tikaf. Meluangkan sedikit waktu dalam hidup kita
untuk lebih mendekatkan diri kepada Khaliq. Memuji kebesaran-Nya dan merenungi
ke mahakuasaan-Nya. Memohon ampunan atas segala aktivitas kita yang telah
banyak melalaikan sebagian seruan-seruan-Nya. Berdo'a agar umat Islam di
manapun berada diberi kesabaran, ketabahan, serta kekuatan dalam memecahkan
segala permasalahan hidupnya yang sangat kompleks.

I'tikaf pada dasarnya dapat dilakukan kapan


saja dan dalam waktu berapa lama yang disediakan. Imam Syafi'i menyebutkan
bahwa i'tikaf sudah tercapai dengan cara berdiam di Masjid beberapa saat
dengan niat yang suci dan tulus ikhlas karena Allah SWT.

Di dalam peri hidup Rasulullah SAW. diceritakan


bahwa baginda Rasulullah SAW selalu melakukan i'tikaf pada sepuluh hari dan
malam terakhir bulan Ramadhan. Ketika itu baginda Rasulullah SAW memperbanyak
membaca Alquran, serta berdoa kepada Allah SWT.

Anjuran i'tikaf di malam-malam akhir Ramadhan


ini berkaitan erat dengan datangnya Lailatulqadar yaitu malam kemuliaan,
karena beribadah pada malam itu dinilai lebih baik dari seribu bulan.
http://www.solok-selatan.com Powered by Joomla! Generated: 27 August, 2009, 15:51
Solok Selatan

Rasulullah SAW bersabda: "Carilah (malam qadar) itu pada sepuluh akhir
dari bulan Ramadhan" (HR. Ahmad dan Bukhari)

Malam qadar itu wajar saja di tunggu-tunggu


oleh setiap muslim yang mendambakan kebaikan dan kebahagiaan dalam hidup di
dunia dan akhirat. Namun perlu diingat bahwa Lailatulqadar hanya akan
datang mengunjungi seseorang pada tingkat kesucian akhlak dan spritualitas yang
terjaga baik.

Di lihat dari waktu datangnya lailatul qadar


itu bukan di awal, melainkan di akhir Ramadhan. Didapat pelajaran besar
bagi umat Islam bahwa menjelang berakhirnya puasa Ramadhan, tentu umat akan
mencapai tingkat kematangan dan kesempurnaan jiwa, melalui ibadah puasa yang
telah dilakukan. Umat muslim memiliki kesiapan mental untuk menerima kehadiran
malam kemuliaan yang agung itu.

Dari sisi tempat penyambutannya adalah di


Masjid dengan melakukan i'tikaf sebagai kegiatan ibadah menyambut datangnya lailatul
qadar itu. Masjid adalah tempat suci yang diungkap dengan sebutan Bait
Allah (rumah Allah) sebagai tempat dilakukan berbagai kebajikan. Masjid adalah
tempat melepaskan diri dari berbagai hiruk-pikuk kehidupan dunia yang
menyesakkan, dan meraih pencerahan iman dan rohani umat muslimin.

Sesungguhnya ibadah puasa dengan i'tikaf yang


intensif pada sepuluh hari terakhir Ramadhan akan dapat mengantar umat Islam
meraih lailatul qadar itu. Makna terkandung dalam lailatul qadar
adalah perubahan hidup dari kegelapan menuju kehidupan yang terang-benderang di
bawah petunjuk hidayah Allah SWT.

Melaksanakan i'tikaf adalah suatu ibadah


sangat terpuji. Rasulullah SAW. bersabda: "Siapa yang beri'tikaf sehari
demi mengharapkan keridhaan Allah Ta'ala semata, maka Allah benkenan membuat
antara dia dan api (neraka) tiga buah parit, tiap parit lebih jauh dari masyriq
dan maghrib" (HR. Thabrani).

Semoga kita diberi peluang untuk melaksanakan


i'tikaf di bulan suci Ramadhan penuh berkah ini, dengan harapan semoga Allah
SWT memasukkan kita ke dalam golongan para muttaqien.

Amin ya mujiib as-sa iliina.

--

Allahumma inna nas-aluka ridhaa-ka wa al-jannah, wa na'uudzu bika min


sakhati-ka wa an-naar

Allahumma ghfir-lana dzunubana, wa li ikhwanina, wa sabaquuna bil-imaan,wa laa


taj'al fii qulubinaa ghillan lil-ladzina aamanuu Rabbana innaka ghafuurun rahiim.

http://www.solok-selatan.com Powered by Joomla! Generated: 27 August, 2009, 15:51

Anda mungkin juga menyukai