Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan Antara Al Qur'an, Hadits Nabawi & Hadits Qudsi

Senin, 28 Mei 07 - by : pdmbontang


Sumber : Fahmi Rusdi/layanan qur'an
Islam adalah ajaran yang diturunkan Allah Swt kepada nabi Muhammad Saw dengan
menurunkan kepadanya Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia. Al-Qur’an
merupakan mukjizat nabi Saw yang terbesar yang dapat mengeluarkan manusia dari jahiliyah
menuju cahaya kebenaran dan membimbing ke jalan yang lurus. Al-Qur’an merupakan sumber
hukum pertama, kemudian sumber hukum lainnya yakni hadits. Hadits merupakan sumber
hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Dengan demikian hadits menjadi penjelas dari apa-
apa yang terkandung dalam Al-Qur’an. Hadits sumber hukum Islam selain Al-Qur’an ini wajib
diikuti baik daam bentuk perintah maupun larangan. Seperti firman Allah SWT dalam QS. An-
Nisa:136. 136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
32. Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang kafir". (Qs.Ali Imron:32) Karena itu, sangat penting dan mendasar
mengetahui perbedaan antara Al-Qur’an, hadits nabawi dan hadits qudsi. Selanjutnya perbedaan
itu semua akan dibahas di bawah ini. Definisi Al-Qur’an Sebagaimana dikutip oleh Manna’ al-
Qattan, Al-Qur’an berasal dari kata ‫ قرأ‬yang memmpunyai arti mengumpulkan dan menghimpun,
dan ‫ قراءة‬berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu
ucapan yang tersusun rapih. Al-Qur’an pada mulanya seperti ‫ قراءة‬yaitu masdar dari kata ‫ قراءة‬, ‫قرأ‬
dan 17 .‫قرآنا‬. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya.18. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka
ikutilah bacaannya itu. (Qs. Al-Qiyamah:17-18). Sedangkan terminologi Al-Qur’an adalah
Kalam (perkataan) Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw secara mutawatir
melalui malaikat jibril as, dianggap berpahala membacanya dan dimulai dari surat al-fatihah
sampai surat an-nas. 193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), (Qs:Asy-Syuara:193).
Perbedaan Antara Al-Qur’an, Hadits Nabawi dan Hadits Qudsi Definisi Al-Qur’an telah
dijelaskan di atas. Adapun perbedaan antara Al-Qur’an, hadits nabawi dan hadits qudsi akan
dijelaskan di bawah ini: Hadits Nabawi Pengertian hadits dalam behasa berarti baru lawan dari
qadim (lama). Sedangkan yang dimaksud hadits adalah setiap kata-kata yang dinukilkan dan
disampaikan manusia baik kata-kata itu diperoleh melalui pendengarannya atau wahyu, baik
dalam keadaan jaga maupun dalam keadaan tidur. Sedangkan menurut istilah adalah apa-apa
yang disandarkan Nabi Muhammad Saw baik berupa perkataan, perbuatan dan ketetapan atau
sifat. Hadits Qudsi Kata Qudsi dinisbahkan kepada quds yang berarti kebersihan dan kesucian.
Maka kata taqdis berarti menyucikan Allah. Yakni hadist yang dinisbahkan kepada zat yang suci
kepada Allah Swt. Kata taqdis sama dengan tathir, taqoddasa sama dengan tatohharo yang berarti
bersih dan suci. Sebagaimana Allah Swt berfirman kepada para malaikat-Nya: 30. Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami
Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Qs.Al-Baqoroh:30). Sedangkan
menurut istilah adalah hadits yang oleh Nabi Muhammad Saw disandarkan kepada Allah Swt.
Maksudnya Nabi meriwayatkannya bahwa itu dari kalam (perkataan) Allah Swt. Rasulullah
menjadi perawi perkataan Allah dengan lafal dari Nabi sendiri. Perbedaan Hadits Qudsi dan Al-
Qur’an Ada beberapa perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadits Qudsi, diantaranya: 1.Lafal dan
makna Al-Qur’an berasal dari Allah Swt. Maka hal itu merupakan wahyu. Sedang Hadits Qudsi
hanya maknanya saja yang berasal dari Allah sedangkan lafalnya dari Nabi Muhammad Saw
sendiri. Hadits qudsi adalah wahyu dalam makna bukan dalam lafal. Karenanya, dibolehkan
meriwayatkan hadits qudsi dengan maknanya saja. 2.Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah,
karena itu Al-Qur’an dibaca dalam shalat sedangkan hadits qudsi tidak dibaca dalam shalat. 3.Al-
Qur’an dinukil secara mutawatir sehingga kepastiannya mutlak. Sedang hadits-hadits qudsi
kebanyakan adalah khabar ahad sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Adakalanya
hadits qudsi shahih, hasan dan dhaif. Perbedaan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi Hadits Nabawi
terbagi dua: 1.Tauqifi yang bersifat tauqifi. 2.Tauqifi yang bersifat taufiqi. Tauqifi yang bersifat
tauqifi, yakni kandungannya diterima oleh Rasulullah Saw berupa wahyu, lalu nabi menjelaskan
kepada manusia dengan kata-katanya sendiri. Karenanya, meskipun kandungannya dinisbatkan
kepada Allah tetapi dari segi pembicaraannya lebih layak dinisbatkan kepada Rasulullah Saw.
Karena kata-kata itu dinisbatkan kepada yang mengatakannya, meskipun di dalamnya terdapat
makna yang diterima dari yang lain. Tauqifi yang bersifat taufiqi, yakni apa yang disimpulkan
oleh Rasulullah Saw menurut pemahamannya terhadap Al-Qur’an. Karena Nabi mempunyai
tugas untuk menjelaskan Al-Qur’an dan menyimpulkannya dengan pertimbangan dan ijtihad.
Bagian yang bersifat ijtihad ini diperkuat oleh wahyu bila ia benar. Tetapi bila terdapat kesalahan
di dalamnya maka turunlah ayat yang membetulkannya. Contoh yang kedua ini dengan apa yang
terjadi mengenai urusan tawanan perang badar. Rasulullah Saw mengambil pendapat Abu Bakar
dengan menerima tebusan mereka. Maka turunlah wahyu yang mencela tindakan nabi. 67. Tidak
patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di
muka bumi. kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala)
akhirat (untukmu). dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs.Al-Anfal:67) Pola
(Shighat) Periwayatannya Dalam hadits qudsi terdapat dua pola periwayatan, yaitu: 1. Rasululloh
Saw mengatakan apa yang diriwayatkan dari Tuhan-Nya, ‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فيما يرويه عن‬
2 ... ‫ربه‬. Rasulullah Saw mengatakan: Allah Ta’ala telah berfirman atau berfirman Allah Ta’ala;
‫ قال هللا تعالى أو يقول هللا تعالى‬: ‫ قال رسول هللا‬Jumlah Hadits Qudsi Hadits qudsi jumlahnya tidak
berbilang banyak sebagaimana jumlah hadits nabawi lainnya, jumlahnya tidak lebih dari 200
hadits. Contoh Hadits Qudsi ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فِي َما‬ َ ‫مارواه مسلم في صحيحه ع َْن أَبِي َذ ٍّر رضي هللا عنه ع َْن النَّبِ ِّي‬
‫الظ ْل َم َعلَى نَ ْف ِسي َو َج َع ْلتُهُ بَ ْينَ ُك ْم ُم َح َّر ًما فَاَل تَظَالَ ُموا‬
ُّ ‫ت‬ُ ‫ك َوتَ َعالَى أَنَّهُ قَا َل يَا ِعبَا ِدي إِنِّي َح َّر ْم‬ َ َ‫“ َر َوى ع َْن هَّللا ِ تَب‬Apa yang
َ ‫ار‬
telah diriwayatkan oleh Muslim dalam shohihnya, Dari Abu Dzar r.a dari Nabi Saw mengenai
apa yang diriwayatkan dari Tuhan-Nya Ta’ala bahwasanya ia bersabda: “Wahai hambaku, Aku
mengharamkan kezhaliman pada diri-Ku dan Aku jadikan (kezaliman) itu menjadi haram maka
janganlah kalian saling menzalimi”. Kodifikasi Hadits Qudsi yang Masyhur Kodifikasi dalam
kitab Al-Ittihaf Assaniyah Bil Ahadits Al-Qudsiyyah, yang disusun oleh Abdul Rauf Al-Munawi.
Ia telah mengumpulkan hadits-hadits qudsi sebanyak 272 hadits qudsi. Penutup Dari paparan
singkat di atas telah menjadi terang perbedaan Al-Qur’an, Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi.
Pemaknanaan semuanya bersumber dari Allah Swt, hanya saja terdapat perbedaan lafal siapa
yang menyampaikannya. Ketika makna dan lafalnya dari Allah maka disebut Al-Qur’an, tetapi
ketika makna dan lafalnya dari Rasulullah maka disebut Hadits Nabawi dan ketika maknanya
dari Allah dan lafalnya dari Rasul Saw dengan meriwayatkannya dari Allah maka disebut Hadits
Qudsi.

DAFTAR BACAAN: Mahmud at-Tahhan, Mabahits fi Ulumil Hadits, Maktabah Wahbah, Cairo,
1992. ________________, Taisiru Mustolahil Hadits, Maktabah Ma’arif.. Manna’ al-Qattan,
Mabahits Fi Ulumil Qur’an, Mansyurot al-asril hadits. Muslim bin al-Hajjaj al-Naysaburi,
Shahih Muslim, Bab Larangan Berbuat Kezaliman, Juz 12.

Anda mungkin juga menyukai